Varo sedang sibuk di kantor, menyelesaikan pekerjaan yang masih menunggu untuk di tandatangani.
Suara pintu terbuka dan suara imut memanggil manggil.
"Papa... papa..." bocah laki-laki itu memanggil Varo dengan panggilan papa. Ia pun menghampiri papanya.
Key, bocah berusia 8 tahun adalah anak Alvaro. Varo membesarkan key dari lahir, Key adalah anak angkat yang di adopsinya.
"Key, dengan siapa kamu kesini? kan sudah papa bilang setelah pulang sekolah harus langsung pulang ke rumah dan tidak boleh kemana-mana." Varo mendudukkan key di kursi kebesarannya dan mengecup keningnya."
"Key tadi menghubungi saya, dan minta di jemput untuk di antar kemari menemui bapak." Jelas Ivan.
"Benarkah itu key?" tanya Varo pada key, dan key pun mengangguk.
"Key bosan di rumah sama babysitter, key mau main sama papa." jawab key.
"Oya!!!... tapi papa masih sibuk, kita mainnya setelah selesai pekerjaan papa ya, nanti kita jalan-jalan setelah pulang kerja. Sekarang key main sama om Ivan dulu... tunggu pekerjaan papa selesai." jelas Varo dan key pun memahaminya.
"Pa... bisakah papa mencarikan mama untuk key, biar key tidak bosan di rumah." ucap key membuat Varo terdiam dan melirik Ivan yang mencoba menahan tawa.
"Ini pasti Ivan yang mengajari." gerutu Varo.
"Kenapa papa diam, apa papa gak mau menyanggupi permintaan key." tanya key lagi.
Varo pun kembali menghampiri key dan berlutut satu kaki dan memegang kedua tangan key." Dengarkan papa key, mencari seorang mama buat key itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Papa harus bisa mencari yang bisa menerima key dan juga menyayangi key." Varo mencoba memberi penjelasan pada key.
"Kalau papa bilang yang sayang dengan key. Key akan bantu mencarikannya buat papa."
Ivan pun mengajak key bermain menghentikan perdebatan yang tak akan berujung dan membiarkan Varo menyelesaikan pekerjaannya.
🍂🍂🍂🍂🍂
Joy... tak berangkat ke kantor, akibat kejadian pagi tadi, membuat Joy kehilangan semangat untuk bekerja. Ia menghabiskan waktunya, hanya untuk memandangi ikan yang sedang berenang - renang di kolam.
Rara di minta Arthur untuk datang menemuinya di kantor. Sebelum pergi ia pun menghampiri Joy yang sedang sendirian.
"Kak Joy, sedang apa kakak di situ?" tanya Rara yang membuyar lamunan Joy.
"Rara... kakak hanya sedang memperhatikan ikan-ikan yang berenang. Kamu mau kemana? apa kamu sudah baikkan?" tanya Joy balik.
"Kak Arthur memintaku ke kantornya. Kak Joy apa sedang memikirkan Nabila? maafkan Rara kak, ini pasti semua gara-gara Rara." Rara menunduk di hadapan Joy.
"Untuk apa Rara minta maaf? Rara gak salah, semua gak ada hubungannya dengan Rara. Nabila pulang karena keinginannya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Rara."
"Tapi tetap saja Rara merasa bersalah. Rara lihat Nabila seakan cemburu dengan Rara, setelah kak Joy memeluk Rara, Nabila pergi meninggalkan Rara dan yang lainnya waktu itu."
"Sudahlah, gak usah dipikirkan, hubungan kak Joy baik-baik saja dengan Nabila, yang penting bagi kakak sekarang kamu sudah baikkan dan bisa beraktivitas lagi itu sudah membuat kakak senang."
"Baiklah kalau kak Joy gak papa, Rara harap kakak gak seperti ini lagi, Rara ikut sedih kalau kakak juga sedih. Karena Rara sangat sayang sama kak Joy dan gak mau Kakak sampai terluka hatinya, cukup Rara saja yang merasakannya." Rara pun memeluk Joy, dan Joy pun membalasnya dan mengusap-usap pucuk rambut Rara.
"Maafkan kakak Ra, kakak tahu maksud hatimu. tapi kakak gak bisa melakukan apa-apa. kakak gak mau menyakiti dua hati wanita yang kakak sayangi. kakak sayang padamu lebih dari sayang Kakak pada Nabila. Tapi kakak gak bisa menyakiti hati Nabila. Biarkan kakak yang lebih menderita batin daripada harus kamu ikut merasakan sakit yang terlalu dalam. Gumam Joy saat memeluk Rara.
Rara pun meninggalkan Joy dan pergi untuk menemui Arthur. Saat Rara pergi, Joy menghembuskan nafas kasar, melepaskan beban yang membelenggu dan biarkan angin yang membawanya pergi menjauh.
Arthur sudah menyiapkan mobil beserta sopirnya, untuk mengantar kemanapun Rara pergi. Kedua bodyguard Rara sudah berdiri membukakan pintu mobil untuk Rara.
sebelum berangkat Rara pun memberikan aturan pada ke dua bodyguardnya.
"Dengarkan aku baik-baik, sebenarnya aku gak ingin di kawal oleh kalian berdua, karena aku gak mau di awasi terus. Tapi karena ini sudah keputusan dan aku gak bisa menolak, jadi kalian harus ikuti semua perintahku. mulai besok kalian berpakaian santai saja gak usah pakai pakaian formal karena aku bukan orang penting. kedua, jaga jarak kalian denganku kalau bisa jauh-jauh dariku, yang ketiga jika ada yang tanya jangan bilang kalian bodyguard ku."
"Terus kami harus bilang apa nona?" sela Kiki bodyguardnya.
"Terserah kalian, mau ngaku apa yang penting jangan ngaku pacar. kalian mengerti kan."
"Kami mengerti nona." saut kedua bodyguard dengan serempak.
Rara pun memerintahkan supirnya untuk segera berangkat ke kantor Arthur dan di ikuti kedua bodyguardnya dibelakang memakai mobil terpisah.
Selama di perjalanan, Rara menyandarkan kepalanya di kaca jendela mobil. Kakak sekaligus orang yang ia sukai sedang bersedih.
"Sampai kapan aku harus berpura-pura, memendam perasaan yang selama ini aku rasa. Andai dia tahu bahwa aku menyukainya sejak pertama kali aku melihatnya. Kak... apa kamu tak bisa merasakan perasaan yang sama padaku, ataukah aku yang terlambat mencintaimu." gumam Rara.
Sesampainya di kantor, Rara pun langsung masuk menemui kakaknya dan ternyata Arthur sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"Apa kakak sibuk?" tanya Rara yang menghampiri.
"Kamu sudah datang Ra? sebentar lagi kakak selesai, tunggu saja di sana. beberapa menit lagi kakak selesai." jawab Arthur dan Rara pun duduk di sofa menunggu Arthur selesai.
Beberapa menit kemudian Arthur pun selesai dan menghampiri Rara dengan membawa dua kaleng minuman yang ia ambil dari dalam mini kulkas.
"Sebenarnya ada apa sih kakak nyuruh Rara ke sini? kalau butuh sesuatu kan bisa bicara lewat telepon." ucap Rara sambil meneguk minuman yang sudah di bukakan Arthur.
"Adik kecil, kakak menyuruhmu kesini karena kakak butuh bantuan kamu. kakak dapat undangan menghadiri pesta ulang tahun teman kakak dan di sana pasti ada mantan kakak. kakak mau kamu pura-pura jadi pasangan kakak biar dia tahu kalau kakak sudah bisa move on darinya." jelas Arthur.
"Apa? Rara harus pura-pura jadi teman kencan kakak? gak Rara gak mau, Rara gak pernah datang ketempat seperti itu, Rara takut malah mempermalukan kakak, lagian Rara juga minder, rara kan gak cantik dan penampilan Rara pasti tak sebanding dengan mantan kakak." jawab Rara.
"Kata siapa adik kakak ini gak cantik. Adik kakak ini jauh lebih cantik dibandingkan dengan mantan kakak."
"Gak mungkin. Rara sudah tiap hari bercermin melihat wajah Rara jauh dari kata cantik. Rara sendiri saja gak pede kalau berjalan di samping kakak"
"Baiklah kalau begitu sekarang ikut kakak, kakak akan buktikan kalau adik kakak ini sangat cantik." Arthur pun menarik lengan Rara dan segera membawanya meninggalkan kantor.
Ternyata Arthur sudah menyiapkan semuanya. Arthur sudah memesan tempat perawatan hanya untuk melayani kedua kakak beradik, Sebelum perawatan, Arthur membawa adik kesayangannya itu berbelanja semua kebutuhan Rara, dan merubah gaya berpakaian Rara.
Awalnya Rara menolak semua baju yang Arthur pilihkan, karena tidak sesuai dengan penampilannya, yang lebih suka berpakaian santai kemanapun dia pergi.namun Arthur tetap memaksa dan meminta Rara mencoba pakai yang di pilih Arthur.
Rara pun mencoba pakaiannya dan Arthur menyukainya.
"kak Rara gak suka pakai baju-baju seperti ini."
"Mulai sekarang kakak akan mengajari kamu cara berpakaian sesuai statusmu sekarang. Kamu harus bisa membedakan cara berpakaian sesuai tempat dan keadaan.kamu adalah adik kakak satu-satunya dan anak perempuan papa yang sangat di pandang bahkan dari segi apapun, jadi kakak harap kamu bisa menjaga nama baik keluarga kita karena sebentar lagi papa akan mengumumkan dirimu ke publik untuk memberitahu mereka kamu merupakan putri papa." jelas Arthur.
"Untuk apa harus di umumkan ke publik segala, dan apa pentingnya? Rara gak mau jadi bahan pembicaraan orang-orang nanti, Rara lebih suka begini tak ada orang yang begitu memperhatikan Rara."
"Itu sudah aturannya sayang. Sudahlah jangan banyak protes, itulah resikonya lahir dari keturunan keluarga Ken."
Setelah berbelanja, Arthur pun membawa Rara untuk perawatan dan merubah penampilannya. di tempat yang sudah di boking sebelumnya oleh Arthur agar adiknya bisa lebih leluasa untuk melakukan berbagai perawatan.

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments