Ra... kilas balik 2

Arthur membawa Rara kembali ke mansion, tak lupa ia juga mengabari Joy dan keluarga bahwa Rara sudah di temukan.

Joy yang mendapat kabar dari Arthur pun bisa bernafas lega dan segera putar balik untuk kembali ke mansion.

Karin, Ken dan Nabila sudah menunggu kedatangan Rara dan Arthur. Karin tak hentinya mondar -mandir di depan pintu menunggu anak-anaknya segera kembali.

Pintu gerbang pun terbuka, mobil milik Arthur memasuki halaman dan berhenti tepat di depan pintu. Karin langsung berlari menghampiri dan memeluk Rara yang baru keluar dari dalam mobil

"Apa yang terjadi padamu nak? kenapa kamu bisa begini? ibu sangat cemas mendengar kamu hilang."

"Aku baik-baik saja Bu. ini cuma kecelakaan karena kecerobohan ku sendiri, gak usah kuatir gak butuh waktu lama untuk sembuh." Rara menenangkan Karin yang sangat kuatir.

"Bagaimana ibu gak kuatir, kamu dari siang pamit sama kakakmu pulang tapi kamu malah menghilang dan sekarang dapatnya kamu terluka" Karin pun menangis. Sebagai seorang ibu wajar bila karin menangis mendapati putrinya yang terluka.

Karin pun memapah putrinya untuk masuk ke dalam. Belum sempat kaki menginjakkan anak tangga, Joy pun datang dan memarkirkan mobilnya tepat di belakang mobil Arthur. Semua orang menoleh ke arah Joy yang berantakan. Dengan segera Joy keluar dan berlari menghampiri Rara, melewati semua orang yang ada.

Joy langsung memeluk erat Rara. "Maafkan kakak Ra, ini semua salah kakak. seharusnya kakak tak membiarkan kamu pulang sendiri. Kakak benar-benar kuatir saat kamu menghilang. Tapi syukurlah kakak bisa bernafas lega melihat kamu pulang." ucap Joy melampiaskan kecemasannya sedangkan Rara hanya diam mematung. Walaupun hatinya sangat bahagia bisa mendapatkan pelukan dari orang yang ia sukai.

Joy tak menyadari, bahwa ada Nabila di sana yang menyaksikan kekasihnya sedang memeluk Rara dan nampak begitu mencemaskan adik tak sedarahnya. Ia pun berlahan memilih mundur.dari pada sakit hati, menjauh dan pergi ke kamar adalah pilihan terbaik

segera saja ia menumpahkan air mata yang tak terbendung.

"Lepaskan aku kak Joy, aku gak papa, aku baik-baik saja. yang terpenting sekarang Rara sudah pulang dan baik-baik saja." ucap Rara, mencoba menepis rasa yang sulit untuk pergi dari hatinya.

"Bagaimana bisa baik-baik saja, lihatlah kepala, lengan dan kakimu terluka. itu kamu bilang baik-baik saja." saut Joy

"Sudahlah nak, kita bahas nanti biarkan Rara istirahat dulu. dan kita bicarakan ini nanti lagi." ucap Karin lalu memapah Karin. Saat itu Karin sempat melirik dan mencari-cari Nabila yang tiba-tiba tak terlihat.

"Kemana Nabila? perasaan tadi berdiri di sana? Atau jangan-jangan...?" muncul tanda tanya di benak Rara tentang Nabila.

Karin beristirahat di kamar orang tuanya, sebab kamar Rara di renovasi lagi, atas permintaan Arthur.

🌟🌟🌟🌟

Varo melihat jam yang ada di tangannya sudah menunjukkan pukul 19.00.

"Ssssttttt. Membuang waktu saja. Van,kita pulang saja..." perintah Varo dengan wajah kesal.

"Lo tuan, bukannya kita harus menghadiri undangan dari rekan bisnis tuan." jawab Ivan terkejut.

"Kamu kabari saja mereka, kita gak bisa datang dan beri alasan agar mereka tak kecewa. Mood ku, hilang gara-gara dia. sampai sekali lagi aku bertemu dengannya, akan ku buat di membayar waktuku yang terbuang sia-sia karena dia." Varo marah-marah sendiri dalam mobil.

"Maksud tuan, dia itu gadis yang kita tabrak tadi?" tanya Ivan.

"Tentu saja dia, siapa lagi kalau bukan dia. itu lah kenapa sebabnya aku benci wanita yang banyak drama dan penuh kepura-puraan. Aku yakin dia tadi sengaja melakukan itu, untuk menghentikan kita. Dia sengaja kan mau menabrakkan diri di depan mobil kita. Kalau dia tahu ada mobil pasti dia akan segera minggir bukan malah berdiri di sana." Varo terus-menerus menyalahkan Rara.

"Ya namanya musibah, gak tahu kapan akan terjadi. kalaupun tahu saya gak mungkin menuruti permintaan tuan untuk mempercepat laju mobil." saut Ivan.

"Kamu. . .!!! kenapa malah membelanya, tapi nyata-nyata dia kan yang salah." Varo tetap ngotot menyalahkan Rara.

Ivan memilih diam, tak ada gunanya mendebatkan orang yang sudah pergi bahkan tau namanya saja tidak. batin Ivan dan terus fokus mengemudi dan kembali ke mansion.

Tak sengaja Varo melihat tas Rara tertinggal dan tergeletak di sudut lantai mobil. Ia pun segera mengambil dan memperhatikan tas tersebut.

"Ini tas siapa Van? kamu sudah mulai berani membawa wanita menggunakan mobilku." tuduh Varo lagi.

"Apa lagi sih tuan? tas siapa? aku sama sekali gak pernah memakai mobil tuan buat bawa perempuan." jelas Ivan yang mulai sedikit kesal. ia pun melirik kaca spion dan memperhatikan tas yang Varo pegang.

Ivan mengingat-ingat pemilik tas tersebut. Ivan melacak memori otaknya untuk mencari tahu pemiliknya.

"Itu... sepertinya tas itu milik gadis yang kita tabrak tadi. Masalahnya tadi pagi mobil ini habis di cuci dan hanya gadis itu yang kita bawa masuk mobil ini." jelas Ivan yang mulai ingat.

"Jadi ini miliknya." Varo pun tersenyum penuh rencana di otaknya dan terus memandangi tas selempang mini berwarna hitam.

🍂🍂🍂

Rara mulai gelisah, rasa sakit dan perih mulai terasa. Joy menemani Rara sebentar, karena Ken dan Karin harus pergi sebentar.

"Kamu kenapa Ra?... tanya Joy yang memperhatikan Rara yang gelisah.

"Sakit kak..." Rara yang tak tahan pun menangis.

Joy segera mengambil obat dan juga air minum dan memberikannya pada Rara.

"Minum obatnya dulu Ra, untuk mengurangi rasa sakitnya. Kakak tahu kamu hanya pura-pura kuat." ucap Joy sambil mengatakan bantal untuk bersandar.

"Bukan lukaku kak yang sakit. tapi di sini yang sakit." Rara meraih tangan Joy dan meletakkannya di dadanya. " ini yang terlalu sakit, karena tak bisa mengungkapkannya.

"Apa maksudmu Ra?"

"Tidak... aku hanya mencoba mengurangi rasa sakit ini. setidaknya walaupun hanya sekecil debu tapi itu bisa membuat rasa sakit itu sedikit berkurang." Mereka pun Salang menatap dalam diam. sebelum Karin dan Ken masuk.

"Ma, pa, kalian sudah pulang?"

"Iya Joy. gimana keadaan Rara?" tanya Karin.

"Aku baik-baik saja Bu." jawab Rara sendiri.

Joy menghampiri Karin. "Ma... bisakah Joy bicara sebentar dengan mama? ada yang ingin Joy ceritakan dengan mama." ucap Joy dan Karin pun mengangguk lalu keluar bersama Joy.

Di kamar Ken duduk di sisi ranjang, menjaga putrinya yang sedang tak berdaya.

"Pa..." panggil Rara.

"Iya sayang papa di sini, kamu istirahat saja papa dan mamamu akan menjagamu, kalau ada yang sakit atau kamu perlu sesuatu bilang sama papa. Jangan sungkan dengan papa." Rara hanya mengangguk.

"Apa kamu tahu, betapa bahagianya papa saat kamu hadir di rahim mamamu, papa sudah merencanakan banyak hal menyambut kehadiran mu saat lahir ke dunia ini. bahkan kakakmu Arthur selalu bertanya kapan kamu lahir dan selalu tanya apakah adiknya perempuan. Tapi semua tinggal rencana, dan maafkan papa yang tak ada di sampingmu dari kamu lahir. Tapi percayalah sampai kapanpun papa tak akan membedakan antara kamu dan kakakmu, papa akan memberikan semuanya yang belum bisa kamu miliki dan nikmati dari kecil hingga sekarang." Ken terus saja menggenggam tangan putrinya.

"Pa... apa Rara boleh bertanya sesuatu?"

"Tentu saja sayang, apa yang ingin kamu tanyakan pada papa?" tanya balik Ken.

"Apakah cinta itu bisa datang secara tiba-tiba? apakah seseorang yang kita sukai bisa merasakan perasaan kita tanpa kita ungkapkan?" tanya Rara dan membuat Ken tersenyum mendengar pertanyaan putrinya.

"Apakah putriku ini sedang jatuh cinta? apa kamu tahu sayang, papa dulu sangat benci dengan mamamu, tapi mamamu bisa meluluhkan hati papa dengan sikapnya. jadi walaupun hanya dengan sikap kadang lelaki bisa memahaminya. Sekarang tidurlah hari sudah malam, papa dan mama akan temani kamu disini." Ken pun mengecup kening Rara dan menyelimuti tubuhnya.

"Terimakasih pa, sudah ada di sisi Rara. Walaupun baru sekarang kita bisa bertemu tapi aku sangat bahagia. tak pernah terpikirkan di benak Rara bisa memiliki papa yang sangat sayang dan peduli pada Rara. Rara janji pa akan jadi anak yang bisa membuat papa bangga dan gak akan mengecewakan papa. aku sayang papa." gumam Rara sebelum terlelap dalam tidur malamnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!