Selamat membaca
Hem,,,, panas-panas begini enaknya minum-minuman yang segar ya 🍧🍧
''Ayah,'' Apa kita tidak menunggu kakak itu bangun terlebih duhulu ayah?'' Tanya gadis kecil itu, yang ternyata itu adalah Biru waktu masih kecil.
''Bukankah Ruru ingin melihat merak?, Kalau kita menunggu kakak itu sadar, Nanti kebun binatangnya sudah tutup bagaimana?'' Ucap Ayah Biru.
''Kau ini memang merepotkan, Jika kita tidak menolongnya, pasti kita sudah sampai di sana!'' Ucap Varo pada adiknya.
''Varo,'' Jangan bicara seperti itu pada adikmu nak!'' Ucap Ibu, menasehati Varo. Varo pun hanya bisa cemberut. Sedangkan Biru mengejek dengan menjulurkan lidahnya.
Di perjalanan menuju kebun binatang, tiba-tiba hujan turun dengan deras bahkan jalanan mulai di selimuti kabut. Biru masih kekeh ingin mengajak orang tuanya untuk menjenguk bocah laki-laki yang di tolongnya tadi.
''Biru!'' Jangan kekanak-kanakan deh! Ayah sedang menyetir'' Bentak Varo.
''Varo,'' Ucap serentak Ayah dan Ibu.
''Yah,'' Nanti kalau kita sudah pulang, kita jenguk kakak itu ya Yah!'' Rengak Biru.
''Iya sayang, Lebih baik sekarang Ruru bobo dulu ya! karena perjalanan masih lama.'' Perintah ibu.
''Ok bu,'' Biru pun terlelap hingga sebuah teriakan dan benturan keras memaksa Biru untuk bangun. Namun na'as mobil sudah jatuh kejurang. Sedangkan biru dan kakaknya terlempar keluar karena di dorong oleh ibunya agar selamat.
Dan Buum!!,,,
Mobil meledak Biru berteriak keras'' Ibu, Ayah !!!'' Namun ternyata semua itu hanyalah mimpi yang selalu berulang setiap Biru memejamkan matanya. Meski sudah 15 tahun berlalu, Namun mimpi itu selalu menghantui Biru. Bahkan matanya pun langsung berair. Biru selalu merasa itu semua adalah salahnya. Andai ia tidak meminta ayah ibunya pergi ke kebun binatang, mungkin saat ini mereka masih berkumpul bersama.
Belum lagi Aldevaro kakaknya yang selalu menyalahkan Biru. Tertekan dan depresi, Biru pun harus minum obat penenang untuk menenangkan pikirannya. Tak ada yang tau apa yang Biru rasakan. Karena Biru tak pernah berbicara tentang traumanya itu kepada siapapun.
Pagi menjelang, Sinar mentari mengusik wajah cantik yang sedang terlelap. Serta bunyi bantingan gelas yang selalu mewarnai di pagi harinya kehidupan Biru.
Mata yang terpejam pun harus di paksa untuk terbuka.
''Kakak!'' Kenapa kakak marah-marah sama Bibi?'' Teriak Biru saat melihat kakaknya hendak membanting piring di meja.
''Kau itu tau apa! Lebih baik masuk lah kembali ke kamarmu! Nanti biar Rara yang akan mengantarkan makanan ke kamarmu!'' Ucap Varo kemudian menyuruh pengawalnya untuk mengantarkan Biru kembali ke kamarnya.
Biru ingin menolak, namun ia tak ingin ada keributan lagi. Dengan terpaksa ia pun kembali ke kamarnya lagi, dan di susul Rara yang membawa nampan berisi makanan kesukaan Biru.
''Nona,'' Tolong Nona jangan marah sama Tuan muda. Karena sebenarnya, Bibi Luo hendak meracuni makanan nona.'' Ucap Rara dengan terbata-bata. Rara sangat tau sifat Tuan mudanya. Meskipun di mulut terlihat membenci adiknya, namun di hatinya Biru tetaplah adik kesayangannya.
''Entahlah Ra,'' Aku malah berharap Bibi Luo benar-benar meracuniku. '' Ucap Biru, kemudian ia pun memejamkan matanya. Angin dari luar jendela menerpa uraian rambut panjang Biru.
................
''Akhirnya,,'' Kau mau datang juga. Aku sudah lama menantimu Rezel.'' Ucap gadis cantik berpakaian seksi khas wanita Eropa. Siapa lagi kalau bukan Sania, wanita cantik seorang model dan dan disainer terkenal. Wajahnya juga selalu terpampang di majalah-majalah.
''Kalau bukan karena Riyan, aku juga tidak akan datang!'' Ucap Rezel sesekali ia meneguk minumannya kemudian berdiri meninggalkan Sania.
''Eeh,,, Zel!'' Tunggu dulu, Kau mau kemana?'' Tanya Sania sambil memegang tangan Rezel.
''Aku masih ada urusan,'' Ucap Rezel sambil melepaskan genggaman tangan Sania. Sania menggerutu sebal, Dari dulu ia selalu mendekati Rezel bahkan berbagai cara sudah ia lakukan tapi pria kaku itu sama sekali tak pernah tergerak hatinya sekali pun.
Tanpa mereka sadari ternyata Biru juga sedang berada di sana, ia sedang memakan kue pavorit nya bersama sahabatnya Rani.
''Hei,'' Menurutmu, itu pacarnya apa suaminya?'' Tanya Rani tiba-tiba.
''Entahlah,'' Aku juga tak tahu dan tak mau tahu.'' Jawab Biru sambil melahap 1 sendok penuh cake es krim strawberry kesukaannya.
''Haiiis, Kau ini nggak asik tau!'' Ucap Rani. Kemudian ia pun lebih memilih ikut makan juga. Lagi pula itu juga bukan urusannya, Walau hati rasanya penasaran juga.
Setelah selesai makan, Biru dan Rani berjalan-jalan di pinggir pantai. Selesai kuliah Biru dan Rani memang sering berjalan-jalan ke pantai. Terkadang bahkan sampai larut malam. Itu semua Biru lakukan karena kalau sampai di rumah pasti kakaknya belum pulang dan Biru merasa kesepian, padahal banyak juga para pelayan di rumahnya.
Sedangkan Rani, Orang tuanya juga seorang pembisnis yang sukses yang sering pergi-pergi. Maka dari itu Rani juga sering merasa kesepian. Untung saja sahabatnya Biru sering menemaninya. Terkadang menginap di rumah Biru terkadang juga di rumah Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Jazz ♋
Biar mantap nih, 4 x 5 ⭐⭐⭐⭐⭐
2021-12-03
0
Qirana
Sad Thor
♥️♥️♥️🌷🌷🌷🌷
2021-10-13
0
🏁Nyno_Ever🏁
💙💙💙💙💙
Favorit
2021-10-12
0