Berjumpa Kembali

Selamat membaca

Mohon dukungannya ya teman-teman like, vote, komen

..............

Setelah sampai di rumah, Biru pun langsung pergi ke kamarnya. Sedangkan Varo masih sibuk memeriksa beberapa file-file pekerjaannya. Namun tak berselang lama, Kaifi datang memberitahukan kalau Biru masuk berita Online.

''Tuan,'' Nona Biru terlibat keributan dengan seorang model dan disainer di pesta yang tadi. Dan beritanya sudah mulai menyebar kemana-mana.'' Ucap Kaifi memberi laporan.

''Selain dengan model itu, dengan siapa lagi Biru bermasalah?'' Tanya Varo.

''Sebenarnya bukan Nona yang mencari masalah Tuan, tapi ada kesalahan fahaman. Nona Sania akan mengungkapkan cintanya terhadap Tuan Alfarezel. Namun cintanya di tolak. Akan tetapi Tuan Alfarezel malah melibatkan Nona Biru sebagai tamengnya.'' Ucap Kaifi.

''Alfarezel,'' Kenapa namanya seperti tidak asing?'' Ucap Varo.

''Tuan Alfarezel seorang pembisnis muda yang sukses di Negaranya. Tak banyak info yang bisa saya dapatkan. Karena sepertinya dia sangat melindungi privasinya." Ucap Kaifi.

''Lalu kenapa dia melibatkan Biru? Apa Biru pernah menyinggungnya?'' Tanya Varo.

''Sepertinya tidak Tuan. Sebab dari info yang saya dapatkan, mereka baru pertama kali bertemu. Jadi sangat tidak mungkin, Nona Biru menyinggungnya. Terlebih lagi kita semua tahu bagaimana sifat Nona Biru.'' Ucap Kaifi.

''Kau benar,'' Tapi tetap saja ini tidak bisa di biarkan begitu saja. Jangan sampai musuh kita mengetahui keberadaan Biru. Jika sampai tau mungkin kita harus pindah Negara lagi.'' Ucap Varo. Kehidupan Biru sangatlah di tutupi oleh Kakaknya, Bahkan Biru harus menggunakan Nama lain saat ia kuliah atau di luar Rumah. Kematian kedua orang tuanya, bukanlah kecelakaan biasa. Namun karena memang ada yang merencanakan.

''Anak itu selalu saja membuat masalah! Sudah ku bilang berulang kali, agar berdiam diri di rumah! Lihatlah! sekarang malah membuat masalah di mana-mana!. Kaifi cepat kau urus berita itu dan besok aku tak ingin mendengar ada berita apa pun tentang Biru!'' Perintah Varo.

''Baik Tuan.'' Ucap Kaifi, kemudian pamit undur diri untuk melaksanakan perintah Varo.

Di kamar, Biru terlihat sangat sedih setelah di marahi oleh kakaknya. Ia juga masih kesal terhadap laki-laki yang ada di pesta tadi. Sambil memeluk foto Ayah ibunya, Biru menumpahkan segala keluh kesahnya. Hingga tangisannya meredam di kesunyian malam, dan terlelap karena kelelahan.

.................

''Zel,'' Aku dengar kau melibatkan orang lain saat menolak cintanya Sania?'' Tanya Riyan penasaran. Karena saat itu Riyan memang tidak bisa hadir, karena tiba-tiba salah satu proyek nya ada yang bermasalah. Dan ia terpaksa harus menyelesaikan urusannya terlebih dahulu.

''Salah siapa kau tidak hadir?'' Jawab Rezel, dengan santainya.

''Come on guys,'' Aku sungguh sangat penasaran. Sebab saat aku akan melihat beritanya, tiba-tiba semua berita tentang keributan di pesta itu menghilang dalam sekejap. Apa kau yang melakukannya?'' Tanya Riyan penasaran.

''Hilang?'' Ulang Rezel.

''Iya.'' Jawab Riyan.

''Bagaimana mungkin? Apa Sania yang melakukannya?'' Tanya Rezel.

''Itu tidak mungkin,'' Meskipun Sania orang yang pintar dan tak ingin malu karena cintanya kamu tolak. Tapi berita yang hilang secepat ini, pasti bukan perbuatannya.'' Ucap Riyan.

''Apa jangan-jangan, keluarga Davidson? Sebab gadis itu bersama dengan putri Tuan Davidson.'' Ucap Rezel.

''Oooo,,,,'' Mungkin saja Tuan Davidson tak ingin putrinya ada masalah. Tapi ngomong-ngomong siapa nama gadis yang kau jadikan tameng cintamu?'' Ucap Riyan memukul bahu sahabatnya itu. Ia bermaksud meledek sahabatnya itu, apakah ia masih berhati dingin atau sudah tergugah hatinya? Sebab sangatlah tidak mungkin jika Rezel asal mencomot perempuan.

''Tapi aku selalu merasa ada yang aneh saat aku melihat mata gadis itu.'' Ucap Rezel tiba-tiba. Riyan yang melihat ekspresi Rezel pun merasa penasaran dengan sosok gadis itu.

''Baiklah!'' Aku akan mencari tahu info tentang gadis itu. Karena aku sendiri juga sangat penasaran. Sepertinya misterius sekali.'' Ucap Riyan.

''Kurasa tidak perlu,'' Lagi pula, kita juga tidak akan berjumpa dengannya lagi.'' Ucap Rezel. Namun wajahnya seakan menggambarkan ketidak relaan. Padahal mereka baru pertama kali bertemu. Rezel merasa tidak asing saat melihat mata gadis itu. Namun rasa penasarannya itu segera ia tepiskan.

Bukankah lebih baik jika ia bisa segera menemukan malaikatnya. Karena Rezel datang ke California, bukan semata-mata hanya untuk datang ke pesta Ulang tahun Sania. Namun karena ia juga mendapatkan kabar bahwa Malaikat penolongnya tinggal di Negara itu.

''Oh iya,'' Kau memberi kabar, bahwa Biru ada di Negara ini. Lalu bagaimana kabar terbaru penyelidikan mu itu?'' Tanya Rezel.

''Aku belum mendapatkan info apa-apa lagi. Rasanya kabar tentang malaikat mu itu juga sangat sulit di dapatkan. Aku akan segera mengabarimu, Jika sudah mendapatkan info lagi tentangnya.'' Ucap Riyan.

''Baiklah kalau begitu,'' Kau pulanglah! Aku masih ada urusan lain.'' Ucap Rezel.

''Kau ini, Lihatlah! Lihat sikapmu itu, Aku serasa mantan pacar yang kau campakkan setelah kau meniduriku. Habis manis sepah di buang.'' Ucap Riyan mendrama.

''Jika kau perempuan, aku juga tidak akan memacarimu.'' Ucap Rezel, kemudian berlalu pergi meninggalkan Riyan.

Di tempat lain, Biru sedang mengerjakan mata pelajaran yang sedang di berikan oleh Miss Devi dosennya Biru. Namun tiba-tiba dosennya memberi tahu jika mulai besok akan ada dosen pengganti dirinya. Dosen Biru seorang perempuan, ia juga sedang hamil besar, Karena itu Dosennya mungkin saja bisa sewaktu-waktu melahirkan, jadi ia tidak bisa terus mengajar.

''Baiklah,'' Murid- murid semua! Perkenalkan Tuan Alfarezel, Dosen pengganti yang akan mengajar kalian mulai besok.'' Ucap miss Devi. Banyak teman-teman Biru mulai berbisik memuji ketampanan Rezel. Biru yang masih serius mengerjakan tugas-tugasnya pun merasa penasaran.

Namun saat ia mengangkat wajahnya, dan mata mereka bertemu,,,,,

''Dia,,,,,,

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***