Selesai membayar biaya administrasi, Sagara dan Ibunya meninggalkan rumah sakit.
"Lain kali, jangan kau lakukan hal itu lagi mom." Kata Sagara di sela langkahnya.
Miranda mengulum senyum, melirik Sagara sekilas. Bukan maksud hati membuat putranya menjadi khawatir, tapi Miranda tidak tahu lagi bagaimana caranya supaya putranya mau membuka hatinya untuk wanita lain.
"Aku janji tidak akan melakukan hal itu lagi, tapi jika terpaksa apa boleh buat."
Sagara menghela napas pendek, menggelengkan kepalanya mendengar pernyataan Ibunya.
"Jangan buat aku khawatir Mom," ucap Sagara merangkul bahu Miranda, lalu mencium puncak kepalanya sekilas.
"Iya sayang." Kata Miranda.
"Tunggu.." ucap Sagara pelan namun jelas terdengar oleh Miranda.
"Ada apa?" tanya Miranda menatap wajah putranya yang tengah memperhatikan sesuatu.
"Bukankah itu Siena? kenapa dia ada di rumah sakit? bukankah sekarang masih jam kerja?" Batin Sagara.
"Hei, ada apa sayang?" tanya Miranda mengguncang lengan putranya.
Sagara mengalihkan pandangan pada Ibunya. "Tidak apa apa Mom."
Kemudian Sagara membukakan pintu mobil untuk Miranda, lalu menutupnya kembali setelah ibunya duduk dengan tenang di dalam mobil.
"Malam lalu di kelab, sekarang di rumah sakit. Siapa sebenarnya Siena? kenapa aku menjadi penasaran?" ucapnya dalam hati.
"Nak, ayo cepat!" seru Miranda di dalam mobil.
"Ah iya Mom!"
Sagara menghela napas panjang, menoleh lagi ke arah pintu utama rumah sakit. Namun wanita itu sudah tidak ada, Sagara bergegas masuk ke dalam mobil, melajukannya dengan pelan meninggalkan halaman rumah sakit.
"Nanti malam aku harus datang ke kelab malam itu lagi. Siapa tahu, Siena datang ke kelab itu lagi." Gumam Sagara dalam hati.
Miranda yang merasa ada perubahan dengan dengan sikap putranya, menautkan kedua alisnya dan bertanya.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
Sagara melirik sekilas, tersenyum manis. "Tidak ada Mom."
"Yakin?" tanyanya lagi.
Sagara mengangguk pelan, "yakin Mom."
Miranda mengangkat kedua bahunya, lalu bersandar di kursi, matanya terpejam. Sesampainya di halaman rumah, Sagara hanya mengantarkan Miranda sampai depan pintu. Lalu ia kembali masuk ke dalam mobil dan memutuskan untuk kembali ke kantor.
Sesampainya di kantor, ia tidak mendapati Siena di ruangannya.
"Berarti benar, wanita tadi Siena," ucap Sagara pelan, berdiri tegap menatap kursi yang biasa Siena duduki selagi bekerja.
"Bapak mencariku?" sapa Siena dari belakang.
Sagara membalikkan badannya menghadap Siena. "Dari mana kamu?"
"Dari Toilet Pak," jawab Siena tenang.
Sagara memperhatikan Siena dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Ada yang salah dengan penampilanku, Pak?" tanyanya, seraya menundukkan kepala memperhatikan pakaian yang ia kenakan.
"Tidak ada." Kata Sagara datar.
Siena mengangkat wajahnya, menatap Sagara. "Lalu?"
"Sudahlah, selesaikan pekerjaanmu." Sagara berlalu begitu saja dari hadapan Siena.
Siena mengangkat kedua bahunya menatap punggung Sagara hingga hilang di balik pintu.
"Aneh, ada apa dengan dia?" ucap Siena pelan lalu melangkahkan kakinya lalu duduk di kursi.
***
Tepat pukul sepuluh malam. Sagara sudah berada di halaman kelab pertama kali bertemu dengan Siena. Ia berdiri, bersandar di pintu mobil memperhatikan wanita dan pria yang memasuki pintu utama kelab.
Ia berharap dugaannya meleset tentang sosok Siena yang selalu datang tiap malam ke kelab tersebut, sesuai informasi yang di dapatkannya.
Satu menit berlalu, satu jam, dua jam berlalu. Namun tidak ada tanda tanda kehadiran Siena di kelab tersebut.
Tepat pukul dua belas malam, Sagara memutuskan untuk pulang. Namun baru saja ia hendak membuka pintu mobil. Matanya menangkap sosok Siena tengah berjalan dengan seorang pria tambun lalu mereka masuk ke dalam mobil milik pria tersebut.
"Sial! rupanya Siena sudah ada di dalam kelab. Tapi mau kemana mereka? aku harus mengikutinya." Gumamnya pelan.
Kemudian Sagara masuk ke dalam mobil, melajukannya dengan kecepatan maksimal mengikuti mobil di depannya.
"Jika benar Siena terbukti sebagai wanita panggilan, aku harus segera memecatnya dari perusahaan. Aku tidak mau citra perusahaanku rusak hanya karena wanita panggilan itu."
Tak lama kemudian mobil yang di depan memasuki halaman sebuah hotel bintang lima. Saat Sagara hendak membelokkan mobilnya ke kanan sebuah mobil lainnya tiba tiba menyalip dan menghalangi mobil miliknya.
"Tit tit tit!!"
Sagara membunyikan klakson berkali kali, barulah mobil yang di depan maju perlahan.
"Sial!" gerutunya. "Kemana mobil itu?" Sagara mengedarkan pandangannya mencari mobil yang dia ikuti.
Namun sayang, Sagara harus kehilangan jejak. Rupanya mobil yang dia ikuti hanya mampir sebentar lalu pergi lagi lewat pintu keluar halaman hotel yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sri Arini
seina kayak a ada di mna "y thor
2021-11-30
0
El Mira
kembar binal itu pasti thor... 😀😀
2021-11-26
0
novita setya
siena kembar brp thor
2021-09-02
2