Kepahitan Di Balik Senyum

Nando langsung masuk ke dalam kamar hotel yang mewah dan luas itu, sengaja dia memesan kamar yang paling besar, supaya ruang geraknya bisa bebas.

Kemudian dia langsung menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada di sudut kamar itu.

"Kau tidur di tempat tidur, aku tidur di sofa! Jangan bertanya atau bicara apapun! Aku mengantuk!" cetus Nando yang langsung mulai memejamkan matanya.

"Tapi, kau sudah bayar aku mahal, apa kau tidak ingin sedikit mencicipi tubuhku?" tanya Sandra sambil mengerutkan keningnya.

Belum pernah dia dapat pelanggan aneh seperti malam ini, sudah membayar harga, tapi tidak mau menyentuh.

"Aku tidak berminat!" sahut Nando.

"Apa kau jijik karena aku wanita malam? Tenang saja, aku selalu main dengan steril, selalu pakai pengaman, di jamin aman pokoknya!" ujar Sandra sambil tersenyum.

"Apa kau sudah lama menjalani pekerjaan seperti ini? Apa kau tidak punya pilihan jenis pekerjaan yang lain? Yang lebih baik dan halal!" tanya Nando.

Sandra tertawa mendengar ucapan Nando yang di rasa naif itu.

"Kau ini lucu Tuan, kalau aku punya pilihan, untuk apa aku melakukan hal kotor seperti ini, tapi kini aku sudah hancur, untuk apa lagi punya harapan!" gumam Sandra.

"Tadi kenapa kau bisa di pukuli oleh mucikari itu, bahkan di seret keluar?" tanya Nando lagi.

"Karena aku menolak pelanggan yang tidak mau pakai pengaman, dia sangat kasar, membuat aku tersiksa lahir batin, kemudian pelanggan itu kecewa dan meminta ganti rugi pada Mami Vero, tentu saja Mami sangat murka terhadapku!" tutur Sandra.

Wanita itu menarik nafas panjang, seperti ada beban yang begitu menghimpitnya.

"Kenapa kau bisa berada di tempat maksiat itu?" tanya Nando yang kini bangkit dari tidurnya lalu duduk di sofa itu.

"Aku di jual oleh Ayah tiri ku, karena dia kalah main judi, hutangnya banyak, Mami Vero sudah membayar mahal aku, beberapa kali aku mencoba kabur, tapi selalu di temukan oleh algojonya yang tidak pernah berhenti menyiksaku, akhirnya aku pasrah!" jawab Sandra.

"Kasihan, miris sekali hidupmu!" ujar Nando.

"Rasa kasihanmu tidak bisa mengubah apapun! Aku sudah terjerumus ke lembah hitam!" sahut Sandra.

"Belum terlambat untuk bertobat!" cetus Nando.

"Bertobat? Aku sudah berkali-kali bertobat, seolah Tuhan tidak pernah ada dalam hidupku!" ujar Sandra.

"Jangan salahkan Tuhan! Manusia di ciptakan memiliki akal untuk memilih!" sahut Nando.

"Tuan, kelihatannya kau orang baik-baik, tidak seperti kebanyakan laki-laki yang datang padaku, mereka hanya menginginkan tubuhku, lalu mencampakkan aku begitu saja!" ucap Sandra.

Matanya menatap dalam pada Nando, seorang laki-laki muda tampan yang dengan mudahnya menolak tubuhnya.

"Aku akan membantumu keluar dari tempat itu!" kata Nando.

"Jangan buang waktumu Tuan!" sergah Sandra.

"Itu juga kalau kau mau, aku sibuk, tidak ada waktu untuk mengurusi masalahmu!" lanjut Nando.

"Mami Vero tidak akan membiarkan aku pergi begitu saja!" ujar Sandra.

"Sudah malam, sebaiknya kau tidur, aku juga ingin tidur, ngantuk!" cetus Nando yang langsung kembali berbaring di sofa.

"Tuan, boleh aku numpang menangis di depanmu, walaupun tidak ada solusi, paling tidak beban ku sedikit ringan!" pinta Sandra.

"Silahkan, menangislah sepuasmu!" sahut Nando.

Kemudian Sandra bersimpuh dan menangis pilu di tempatnya, seolah menumpahkan semua beban dan kesedihan yang di alaminya.

Nando yang mulanya cuek, melirik sedikit pada Sandra yang kini terisak sambil menyeka air matanya.

Siapa sangka, di balik senyuman manis seorang wanita, menyimpan suatu kepahitan dalam hidup, hidup yang selalu membuat orang lain gembira, namun hati menyimpan segudang duka.

****

Pagi-pagi Nando sudah keluar dari kamar hotel itu, di ikuti oleh Sandra.

Mereka langsung menuju ke parkiran, Roy yang tertidur di mobil nampak mengerjapkan matanya.

"Roy, kita pulang sekarang! Sebelum itu kita antar Sandra dulu ke tempatnya!" titah Nando.

"I-Iya Tuan!" sahut Roy.

"Kenapa sejak semalam ponselmu tidak aktif?" tanya Nando.

"Anu Tuan, semalam itu Tuan besar telepon, dari pada ketahuan Tuan besar kalau Tuan menginap di hotel dengan wanita, aku matikan saja ponselnya, biar di kira lowbath!" sahut Roy.

Kemudian mobil yang mereka tumpangi itu langsung melaju meninggalkan hotel itu.

Setelah mereka sampai di rumah besar tempat Sandra, Nando langsung turun di susul oleh Sandra.

Di depan rumah besar itu nampak seorang laki-laki setengah baya yang tersenyum ke arah Sandra. Dia adalah Pak Wiryo, Ayah tiri Sandra.

"San! Ayah minta uang lagi, kemarin Ayah kalah, di tambah rokok Ayah juga habis! Berikan Ayah uang sekarang!" pinta laki-laki itu sambil menyodorkan tangannya.

"Aku tidak bawa uang Ayah! Lagian uang yang waktu itu memangnya sudah habis?" sahut Sandra.

"Bohong! Itu pria yang bersamamu, orang kaya kan? Mobilnya saja mewah, masa kau servis dia, dia tidak memberikan tips?" tanya Laki-laki itu sambil menoleh ke arah Nando.

"Aku sudah bilang aku tidak ada uang! Mami Vero belum memberikan aku uang Ayah!" sahut Sandra.

Plaakkk!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Sandra.

Sandra meringis sambil memegangi pipinya.

Nando yang terkenal cuek tidak tahan juga melihat kejadian itu.

"Pak, ini uang buat Bapak, asal jangan pukul lagi dia, kasihan Pak, itu anak bapak lho!" ujar Nando.

"Hmm, lumayan ... Sandra, kau banyak-banyak servis dia ya, royal uangnya!" ujar Pak Wiryo sambil mengipas-ngipas uang yang di berikan Nando, lalu segera berlalu dari tempat itu.

"Dasar orang tua tak ada akhlak!!" sungut Nando.

"Tuan, dari pada Tuan terus terseret dalam masalahku, lebih baik Tuan pergi saja, aku tidak mau berhutang Budi lagi padamu!" ucap Sandra sambil menangis.

Kemudian Sandra berlari masuk ke dalam rumah besar itu.

Nando hanya termangu menatap kepergian Sandra. Setelah itu dia kembali naik ke dalam mobilnya.

"Ayo kita pulang Roy!" titah Nando.

Roy segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

"Tuan, Tuan masih perjaka atau sudah ..." Roy tak melanjutkan perkataannya.

"Hei! Jaga mulutmu! Kau pikir aku melakukan apa semalam hah??! Aku hanya mengobrol dan tidur di sofa! Paham??" sengit Nando.

"Baru kali ini saya melihat Tuan satu kamar dengan perempuan, saya pikir Tuan sudah melepas keperjakaan Tuan!" ujar Roy.

"Sembarangan! Aku hanya akan memberikan keperjakaanku ini pada wanita spesial, kau camkan itu!" cetus Nando.

"Ciyus Tuan? Mana wanita spesialnya? Sampai sekarang Tuan masih jomblo, sama dengan saya heheheh!" sahut Roy terkekeh.

"Tutup mulutmu Roy! Atau kau sudah bosan jadi asistenku??" sentak Nando melotot.

"Ampun Tuan! Jangan pecat saya dong, atau Tuan akan kehilangan asisten spesial seperti saya??" ujar Roy.

Nando meninju perut Roy hingga Roy meringis kesakitan.

****

Terpopuler

Comments

Nurak Manies

Nurak Manies

si Roy banyak ngomong banget 😄sama kyk Roy sebelah 🤭🤭
💪💪💞💞💞

2021-08-06

1

Sharon

Sharon

mantap, next

2021-08-04

1

Dewanto

Dewanto

lanjut thor

2021-08-04

2

lihat semua
Episodes
1 Kejadian Malam Itu
2 Kepahitan Di Balik Senyum
3 Bertanya Pada Ibu
4 Kembali Ke Tempat Itu
5 Bersembunyi
6 Tertangkap
7 Marah Besar
8 Terpaksa Berbohong
9 Mulai Curiga
10 Teman Kampus
11 Ancaman Pak Wiryo
12 Hampir Ketahuan
13 Melindungi
14 Negosiasi
15 Curahan Hati
16 Pertemuan Dua Keluarga
17 Harga Seorang Wanita
18 Dilema
19 Setulus Hati, Sedalam Cinta
20 Bertemu Ayah Tiri Lagi
21 Bertemu Windi
22 Permintaan Ibu
23 Kegalauan Hati
24 Malam Penuh Cinta dan Air Mata
25 Kedatangan Mami Vero
26 Acara Pertunangan
27 Pengakuan Sandra
28 Kebakaran
29 Berita Viral
30 Persiapan Pernikahan
31 Sebuah Kenyataan
32 Melihatmu Dari Jauh
33 Saling Melupakan
34 Bubur Ayam
35 Pulang Ke Rumah Baru
36 Merindukan Cucu
37 Berita Tak Terduga
38 Serba Salah
39 Pertanyaan Nando
40 Sakit Vania
41 Permohonan Vania
42 Ucapan Tante Rina
43 Belajar Mandiri
44 Operasi Vania
45 Periksa Kandungan
46 Ikatan Batin
47 Ikatan Batin
48 Susu Hamil
49 Meninggalkan Dirimu
50 Kehilangan Yang Terkasih
51 Belajar Melupakan
52 Pengakuan Nando
53 Ucapan Seorang Papa
54 Selamat Datang Ke Dunia
55 Mulai Mencari
56 Jangan Pergi
57 Sebuah Kerinduan
58 Pulanglah Bersamaku
59 Tidak Ingin Berpisah
60 Kebimbangan Hati
61 Pulang Ke Jakarta
62 Belajar Menerima
63 Di Rumah Ini
64 Sebuah Kejujuran
65 Rapat Keluarga
66 Sikap Tante Rina
67 Keputusan Nando
68 Peringatan Kezia
69 Kia Demam
70 Periksa Ke Dokter
71 Harus Menikah
72 Restu Vania
73 Pernikahan Yang Ke Dua
74 Malam Pertama
75 Rencana Tante Rina
76 Vania Hilang
77 Kembali Ke Rumah
78 Sikap Vania
79 Kecemasan Nando
80 Terus Mencari
81 Vania Bertemu Sandra
82 Menginap
83 Tidur Bersama
84 Mulai Ada Titik Terang
85 Kia Kembali
86 Kemarahan Keluarga
87 Menjenguk Kia
88 Hampir Terciduk
89 Luapan Hati Vania
90 Semakin Tertekan
91 Sesuatu Yang Mengejutkan
92 Kabar Tante Rina
93 Vania Shock
94 Kecelakaan
95 Kondisi Sandra
96 Dukungan Keluarga
97 Sandra Mulai Sadar
98 Mencari Vania
99 Pertemuan Nando dan Adi
100 Surat Cerai
101 Vania Mengunjungi ibunya
102 Rencana Selanjutnya
103 Resmi Bercerai
104 Pengakuan Adi
105 Pindah Rumah
106 Ayam Bakar
107 Vania Sakit
108 Menghubungi Adi
109 Sakit Keras
110 Sebuah Permintaan
111 Kegelisahan Sandra
112 Takut Kehilangan
113 Keinginan Adi
114 Selamat Tinggal Tante Rina
115 Rencana Pernikahan Darurat
116 Pernikahan Adi dan Vania
117 Malam Pertama Di Rumah Sakit
118 Permintaan Maaf
119 Hadiah Untuk Sandra
120 Rencana Perjalanan
121 Perjaka Tampan Dan Wanita Malam (END)
122 Pulang Sekolah
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Kejadian Malam Itu
2
Kepahitan Di Balik Senyum
3
Bertanya Pada Ibu
4
Kembali Ke Tempat Itu
5
Bersembunyi
6
Tertangkap
7
Marah Besar
8
Terpaksa Berbohong
9
Mulai Curiga
10
Teman Kampus
11
Ancaman Pak Wiryo
12
Hampir Ketahuan
13
Melindungi
14
Negosiasi
15
Curahan Hati
16
Pertemuan Dua Keluarga
17
Harga Seorang Wanita
18
Dilema
19
Setulus Hati, Sedalam Cinta
20
Bertemu Ayah Tiri Lagi
21
Bertemu Windi
22
Permintaan Ibu
23
Kegalauan Hati
24
Malam Penuh Cinta dan Air Mata
25
Kedatangan Mami Vero
26
Acara Pertunangan
27
Pengakuan Sandra
28
Kebakaran
29
Berita Viral
30
Persiapan Pernikahan
31
Sebuah Kenyataan
32
Melihatmu Dari Jauh
33
Saling Melupakan
34
Bubur Ayam
35
Pulang Ke Rumah Baru
36
Merindukan Cucu
37
Berita Tak Terduga
38
Serba Salah
39
Pertanyaan Nando
40
Sakit Vania
41
Permohonan Vania
42
Ucapan Tante Rina
43
Belajar Mandiri
44
Operasi Vania
45
Periksa Kandungan
46
Ikatan Batin
47
Ikatan Batin
48
Susu Hamil
49
Meninggalkan Dirimu
50
Kehilangan Yang Terkasih
51
Belajar Melupakan
52
Pengakuan Nando
53
Ucapan Seorang Papa
54
Selamat Datang Ke Dunia
55
Mulai Mencari
56
Jangan Pergi
57
Sebuah Kerinduan
58
Pulanglah Bersamaku
59
Tidak Ingin Berpisah
60
Kebimbangan Hati
61
Pulang Ke Jakarta
62
Belajar Menerima
63
Di Rumah Ini
64
Sebuah Kejujuran
65
Rapat Keluarga
66
Sikap Tante Rina
67
Keputusan Nando
68
Peringatan Kezia
69
Kia Demam
70
Periksa Ke Dokter
71
Harus Menikah
72
Restu Vania
73
Pernikahan Yang Ke Dua
74
Malam Pertama
75
Rencana Tante Rina
76
Vania Hilang
77
Kembali Ke Rumah
78
Sikap Vania
79
Kecemasan Nando
80
Terus Mencari
81
Vania Bertemu Sandra
82
Menginap
83
Tidur Bersama
84
Mulai Ada Titik Terang
85
Kia Kembali
86
Kemarahan Keluarga
87
Menjenguk Kia
88
Hampir Terciduk
89
Luapan Hati Vania
90
Semakin Tertekan
91
Sesuatu Yang Mengejutkan
92
Kabar Tante Rina
93
Vania Shock
94
Kecelakaan
95
Kondisi Sandra
96
Dukungan Keluarga
97
Sandra Mulai Sadar
98
Mencari Vania
99
Pertemuan Nando dan Adi
100
Surat Cerai
101
Vania Mengunjungi ibunya
102
Rencana Selanjutnya
103
Resmi Bercerai
104
Pengakuan Adi
105
Pindah Rumah
106
Ayam Bakar
107
Vania Sakit
108
Menghubungi Adi
109
Sakit Keras
110
Sebuah Permintaan
111
Kegelisahan Sandra
112
Takut Kehilangan
113
Keinginan Adi
114
Selamat Tinggal Tante Rina
115
Rencana Pernikahan Darurat
116
Pernikahan Adi dan Vania
117
Malam Pertama Di Rumah Sakit
118
Permintaan Maaf
119
Hadiah Untuk Sandra
120
Rencana Perjalanan
121
Perjaka Tampan Dan Wanita Malam (END)
122
Pulang Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!