"Kalian gak usah ganggu Kak Vana ya. Main aja sama Kak Gina," ucap Aunty Sepia pada anak anaknya.
Mereka mengangguk.
Lalu Ziwel menarik tangan Leo ketempat dimana Gina, Greo, dan Frad berada.
***
Gina menghembuskan nafas kasar berulang kali. Disinilah dia sekarang, didepan ruang kerja Uncle Byan. Gina mengumpul kekuatannya lalu masuk kedalam dengan sebuah berkas di tangannya.
"Gina kemarilah nak, duduk disini," Daddy Gilang menyuruh Gina untuk duduk disampingnya.
"Yes, My Dad" balas Gina seraya duduk di samping Daddynya tercinta.
"Berikan berkasnya,"
Gina menyerahkan berkas ditangannya kepada pria yang duduk disampingnya.
Daddy Gilang membaca dengan seksama berkas ditangannya itu. Tidak lupa dia juga melihat hasil kerja putrinya dari flashdisk yang ada didalam berkas tadi.
"Jelaskan!" Seperti biasa Daddynya ini selalu meminta penjelasan akan apa yang telah dikerjakan Gina.
"Begini My Dad......." Gina memulai penjelasannya. Ia memberikan idenya yang sebenarnya adalah gabungan ide dari Gina dan Zack.
Walau Gina tidak tertarik dengan bisnis tapi tetap saja kedua orang tuanya pebisnis. Darah pebisnis mengalir didalam tubuhnya. Jadi jangan meremehkan kemampuan Gina ya.
"Perfect," ucap Daddy Gilang puas.
Gina mengembangkan senyuman bahagianya. Tidak sia sia ternyata dia bertanya kepada Zack.
"Daddy bangga kepadamu Gina. Tingkatkan terus pengetahuanmu. Daddy ingin kamu menjadi seorang pebisnis yang lebih hebat dari Daddy dan Mommymu," ucap Daddy Gilang.
Gina tersenyum dan mengangguk.
"Gina usahakan My Dad," jawab Gina.
Setelah itu mereka mengobrol seputar bisnis bersama Uncle Byan. Setelah agak lama barulah Gina pamit untuk berkumpul kembali dengan Mommy dan yang lainnya.
***
"Ish... kalian sudah membagi bagikan hadiah tanpaku. Sungguh kejam," ucap Gina kepada mereka yang ada diruang tamu.
Sudah menjadi kebiasaan rutin saat Mommy Valeri dan Daddy Gilang mengunjungi putrinya mereka akan selalu membawa hadiah untuk dibagi bagikan.
"Salah kamu sendiri sayang. Kamu ngobrol sama Daddy mu lama sekali," ucap Mommy Valeri.
"Tapi tetap saja kalian bersenang senang tanpaku," ucap Gina tidak menerima penuturan Mommy Valeri.
"Gina," Frad memberi peringatan agar gadis itu untuk diam dan tidak melawan Mommynya.
"Ya Kak," balas Gina patuh.
"Ini hadiah untukmu sayang," Mommy Valeri memberikan sebuah kotak kecil berbentuk persegi panjang.
Gina mengangguk sambil tersenyum.
"Kalian berbicaralah dulu, Aunty akan mengobrol sebentar dengan Gina," ucap Mommy Valeri berpamitan.
"Baik Aunty," jawab Zack, Frad, Ziwel dan Leo.
"Mau kemana My Mom?" Tanya Vana.
Mommy Valeri hanya membalas dengan senyuman.
"Ayo Gin, ikut Mommy" Mommy Valeri membawa Gina ke belakang rumah yang disana terdapat taman dengan pancuran indah yang besar.
Gina diam dengan duduk diatas pancuran menunggu Mommy Valeri bicara.
"Gina apa kamu tahu sesuatu tentang Vana?" Tanya Mommy Valeri.
"Sesuatu apa My Mom?" Tanya Gina tak mengerti.
"Mommy perhatikan mereka sangat dekat tadi. Apa kamu tahu, bagaimana perasaan Vana kepada Zack?" Tanya Mommy Valeri.
Gina tersenyum mendengar pertanyaan itu. Vana pernah mengatakan perasaannya kepada Gina karena keceplosan.
"Vana menyukai Zack," jawab Gina.
Bahagia! Itulah yang dirasakan Mommy Valeri. Mommy Valeri sudah menduga akan perasaan anak gadisnya itu.
"Sejak kapan?" Tanya Mommy Valeri.
"Sejak dulu. Saat kami masih kanak-kanak," jawab Gina.
Senyum Mommy Valeri semakin lebar mendengarnya.
"Apa Zack juga menyukai Vana?" Tanya Mommy Valeri.
"Aku rasa iya," jawab Gina. Ia sungguh tidak tahu apa sebenarnya yang ada di hati pria itu. Tapi instingnya berkata bahwa Zack juga menyukai Vana.
"Syukurlah," jawab Mommy Valeri.
"Apa itu saja Mom?" Tanya Gina.
Mommy Valeri mengangguk.
"Mommy masuk ya. Kamu mau tetap disini atau ikut masuk juga?" Tanya Mommy Valeri.
"Aku mau disini sebentar My Mom," jawab Gina.
Lagi lagi Mommy Valeri mengangguk dan masuk ke dalam.
Gina tersenyum menatap kearah Mommy Valeri. Ia mengalihkan pandangannya dari Mommy Valeri kearah air pancur. Tangannya sibuk masuk kedalam air dan memainkan air itu.
"Gina kamu kenapa melamun?" Tanya Zack yang tiba tiba sudah duduk didepan Gina dengan tangannya bermain di air seperti Gina.
"Eh... Kakak kapan datang?" Tanya Gina terkejut
"Baru saja," jawab Zack.
Gina mengangguk lalu kembali menatap air yang mengalir dari atas kebawah. Bahkan cipratan dari air sudah membasahi sebagian baju Gina.
"Gina, kamu bisa masuk angin kalau disini terus," ucap Zack.
"Tidak akan. Jikapun aku masuk angin itu baik. Hanya perlu istirahat sebentar lalu sembuh," balas Gina acuh tak acuh.
"Oh ya... Kakak mau ngapain disini?" Tanya Gina.
"Hanya mau nanya tanggapan Uncle Gilang untuk kerja kamu kemarin," jawab Zack.
"Oh. My Dad memujiku dan merasa bangga. Beliau menyuruhku menambah wawasan. Tapi aku tahu itu bukan murni pujianku saja. Tapi pujian untuk Kakak. Kalau bukan karena Kakak aku mungkin tidak akan bisa mengerjakannya sebagus ini," jawab Gina dengan tersenyum tulus
"Jangan merendah. Pekerjaan itu murni kamu yang mengerjakan. Dan pujian itu hanya pantas untukmu. Apalah aku? Aku hanya memberikanmu inspirasi," jawab Zack.
"Tapi inspirasi itu berharga Kak," jawab Gina.
"Ya kamu menang. Inspirasi itu memang berharga," jawab Zack tak ingin berdebat.
Lagi lagi Gina hanya tersenyum.
Setelahnya Zack kembali karena dia ada janji dengan Vana.
Vana! Jika boleh jujur terkadang Gina merasa iri dengan Vana. Terlahir sebagai putri bungsu tidak jarang Mommy Valeri lebih banyak mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepada Vana.
Semua orang disekitarnya selalu mencurahkan lebih banyak kasih sayang kepada adiknya itu. Hanya ada Daddy Gilang dan Frad yang selalu mengutamakannya. Bahkan Grandpa, Grandma, Orang tua Zack, orang tua Frad, bahkan Aunty Sepia dan Uncle Byan lebih banyak mencurahkan kasih sayang dan perhatian kepada Vana.
Tapi walaupun begitu Gina tahu dia tidak boleh merasa iri berlebihan dengan adiknya. Sebagai seorang Kakak dia harus melindungi adiknya itu. Dia harus bisa menjadi Kakak dan sahabat yang baik. Bahkan dia juga harus siap menjadi tameng untuk adiknya.
Seperti sebelumnya dia pernah menjadi tameng untuk adik adiknya.
Keahlian bela diri. Gina memiliki itu bahkan dia sudah meraih sabuk hitam. Namun berbeda dengan Vana, Vana sama sekali tidak menguasai akan hal itu. Gina ingat Vana pernah berkata,
"Akan ada Kak Gina yang menolongku jika aku ada masalah suatu saat nanti,"
Itulah yang dikatakan Vana. Usia mereka masih beberapa tahun saat itu. Mungkin 6 atau 7 tahun.
Daddy Gilang sengaja mengajarkan itu untuk Gina karena Ginalah harapannya untuk perusahaan. Ia juga menawarkan Vana untuk ikut belajar namun Vana menolak. Dan lagipula dalam berbisnis, semakin kita sukses maka semakin bertambah daftar musuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
alvalest
semangat up...
2021-08-11
0
@Nci_Ngl🥀
apa vana punya penyakit serius yah?? makanya keluarga nya lebih perhatian ke dia🤔🤔 semangat lanjut kak 🤗
2021-08-11
0