"Ayolah Frad, maafkan mereka kali ini saja," ucap Zack.
Frad menghembuskan nafasnya kasar. Salah satu yang paling sulit dia tolak didunia ini adalah ucapan Zack.
Jika Zack selalu menuruti perkataan Vana, maka Frad selalu menuruti perkataan Zack walaupun awalnya dia selalu menolak tapi tetap saja pada akhirnya dia akan menuruti perkataan Zack.
Sedangkan Gina selalu menurut apa kata Frad dan Vana selalu menuruti perkataan Kakaknya- Gina.
Vana sudah pernah melihat Gina benar benar marah besar kepadanya. Dan hal itu membuat Vana menjadi penurut kepada Gina.
"Baiklah baiklah, ini yang terakhir" ucap Frad mengalah.
"Uh... terima kasih Kak Zack," Vana berlari dan memeluk Zack.
"Hey, aku yang memaafkan kalian. Kenapa berterima kasih kepada Zack?" Tanya Frad agak kesal.
"Karena Kak Zack yang membela kami. Kalau Kak Zack tidak membela kami mungkin sekarang Kakak sudah menghukum kami," ucap Vana masih tetap memeluk Zack namun matanya menatap kearah Frad.
"Ck ck" Frad menggeleng gelengkan kepalanya.
"Thanks Kak," ucap Gina.
Sedetik kemudian suasana yang tadinya agak tegang berubah menjadi ceria.
Kini mereka berempat sudah ada di bioskop mini yang ada dirumah Zack.
Mereka duduk berjajar dengan berbagai macam makanan dan minuman terhidang dihadapan mereka.
Terakhir mereka menonton film action, dan sekarang mereka memilih film horor.
Dua orang gadis itu meletakkan kedua telapak tangan mereka didepan wajah dan menonton lewat sela sela jari mereka.
"Ah..." Gina dan Vana berteriak saat setan dalam filmnya muncul.
Bahkan sangking terkejut dan takutnya Vana langsung memeluk Zack. Sedangkan Gina malah menutup matanya sangat rapat.
Setelah beberapa detik mereka mulai menonton lagi.
***
Kaki Vana terlihat bergetar membuat Gina menahan tawa.
"Makanya Van, kalau takut gak usah nonton. Kan aku dah peringatkan, kamunya sih ngeyel," ucap Gina.
"Ih," Vana tidak senang mendengar ejekan Gina.
"Bentar," Gian merogoh ponsel ditasnya yang sedari tadi berdering.
"Iya Aunty,"
...
"Di rumah Kak Zack, Aunty"
...
"Hehe iya maaf. Kami lupa minta izin sama Aunty. Aunty jangan marah ya, bentar lagi aku dan Vana pulang kok. Paling dua jam lagi,"
...
"Dua jam ya Aunty. Kak Frad juga ada disini. Kan dah lama kami gk bareng Kak Frad. Mumpung Kak Frad punya waktu masa disia siain,"
...
"Ok, thanks Aunty aku"
Setelah itu Gina memasukkan kembali ponselnya.
"Aunty Sepia, Gin?" Tanya Vana.
Gina mengangguk.
"Gimana?"
"Aunty cuman nasehati kalau mau keluar izin dulu. Dan kita dibolehkan untuk main dua jam lagi," jawab Gina girang.
"Yes," Vana berteriak tak kalah girang.
Sore itu mereka habiskan dengan bermain bersama.
Mereka tertawa seakan akan mereka tidak memiliki masalah. Seakan akan mereka tidak memiliki kesedihan
***
"Kak Frad besok datang kerumah ya. My Dad and My Mom akan datang," ucap Gina memberitahu Frad.
"Ok, Kakak pasti datang," ucap Frad lalu menaiki motornya dan pergi setelah berpamitan.
Gina dan Vana diantar oleh Zack dengan mobilnya.
Perjalanan mereka penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Sesekali Gina melihat ponselnya memastikan tidak ada pesan yang masuk.
"Terimakasih ya Kak Zack. Besok Kakak juga harus datang kesini, ok" ucap Gina setelah mereka sampai di depan rumah Aunty Sepia.
"Baik, Kakak langsung pulang ya. Masih ada tugas yang harus Kakak kerjakan, bye" Zack melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan halaman rumah Aunty Sepia.
"Kak," seorang gadis cantik keluar dari rumah dan memanggil Gina juga Vana. Dialah Ziwel anak pertama Aunty Sepia.
Gina dan Vana menoleh kebelakang melihat Ziwel yang sudah berdiri diambang pintu.
"Kata Mommy kalau Kakak udah datang disuruh mandi baru itu kita akan makan sama sama," ucap gadis berusia 14 tahun itu.
"Ok," balas Gina dan Vana bersamaan.
Gina dan Vana masuk ke dalam rumah dan berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka.
Setelah mengambil baju ganti mereka mandi bersama. Tidak masalahkan? Lagi pula mereka sama sama perempuan dan saudara kandung.
"Zi, Uncle belum pulang ngantor?" Tanya Gina saat mereka berempat sudah ada dimeja makan. Gina, Vana, Ziwel, dan Leonardi, anak kedua Aunty Sepia yang berusia 6 tahun.
"Udah Kak. Daddy ada dikamar sama Mommy dan Greo (Anak ketiga Aunty Sepia. Usianya masih 5 bulan)," jawab Ziwel.
"Jadi kita langsung makan atau tunggu Uncle dan Aunty?" Tanya Vana.
"Tunggu aja bentar Van. Mana tahukan mereka mau makan sama kita" jawab Gina.
"Ok,"
Mereka menunggu hanya sampai 5 menit karena setelah itu Uncle Byan, suami Aunty Sepia, Aunty Sepia, dan Greo turun bersama.
"Ah Greo," Gina dan Vana berlari kearah Greo.
"Aunty kasih Greo sama aku dong," ucap Gina.
"Sama aku aja," ucap Vana.
"Ih kan aku diluan," ucap Gina tak mau kalah.
Inilah mereka. Jika menyangkut Greo mereka akan saling memperebutkan bayi kecil itu.
Sedangkan yang mereka perlukan malah tertawa, membuat Aunty Sepia ikut tertawa karena putranya itu.
"Sudah nanti saja kalian perebutkan Greo. Kita makan dulu untuk isi tenaga," ucap Aunty Sepia meninggalkan Vana dan Gina dan berjalan kearah meja makan bersama sang suami.
Gina dan Vana mengikuti Auntynya menuju meja makan.
Setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga.
Ziwel dan Leo sudah masuk kedalam kamar untuk mengerjakan tugas tugas mereka.
Gina dan Vana duduk disatu sofa dengan Greo dipangkuan Vana. Sedangkan sepasang suami istri itu duduk disatu sofa yang ada dihadapan Gina dan Vana.
"Van, Aunty lihat belakangan ini kamu tidak menerima surat, bunga, dan cokelat lagi," ucap Aunty Sepia.
Vana mengangguk membenarkan pernyataan Auntynya.
"Kenapa? Dia udah nyerah?" Tanya Aunty Sepia.
"Udah nyerahlah Aunty. Lagian siapa juga yang akan berani jika sudah mendapatkan tendangan maut Gina," jawab Vana melirik Gina yang hanya terkekeh pelan.
"Kamu nendang anak orang Gina? Kalau Daddy kamu tahu, bisa bisa dia marah" ucap Aunty Sepia.
"Tenang Aunty. Dia kok yang diluan. Gina bisa jelasin sama My Dad nanti," jawab Gina santai.
Aunty Sepia hanya geleng geleng kepala melihat Gina yang terlihat tak bersalah walaupun sudah memukul anak orang.
Gina kembali sibuk bermain dengan Greo saat Aunty Sepia tidaklah berkata kepadanya.
"Gina, Daddy kamu nyuruh Uncle kasih berkas ini untuk kamu pelajari. Besok Daddy kamu akan menanyakan pendapatmu," ucap Uncle Byan seraya menyodorkan sebuah berkas kepada Gina.
"Baik," Gina mengangguk dan mengambil berkas itu.
Hembusan nafas berat terdengar ketika berkas itu sudah berada di tangannya dengan sempurna.
"Uncle, Aunty, Vana, aku keatas dulu. Aku akan mempelajari berkas ini," ucap Gina memaksakan senyumnya.
Mereka mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
@Nci_Ngl🥀
gina orangnya kek introvert gitu yah kak? dia selalu nutupin perasaannya 😌, semangat lanjut nya kak 🤗
2021-08-07
0