Mengingkari Janji?

"Kak Zack," panggil Vana lalu berlari menghampiri Zack yang sedang duduk bersama seorang teman prianya di kantin.

"Hay, Van" sapa Zack setelah Vana sudah duduk rapi di sampingnya.

Gina sendiri pergi ke perpustakaan untuk membaca buku ilmu kedokteran.

Biasanya setiap istirahat dia akan pergi ke perpustakaan untuk belajar ilmu kedokteran, tanpa siapapun mengetahuinya.

"Kak Gina," sapa Manisa, anak kedua William.

Mendengar suara yang cukup familiar baginya, dengan cepat Gina langsung menutup buku yang dia baca dan berusaha menyembunyikannya namun ia mengusahakan agar terlihat senatural mungkin. Agar Manisa tidak curiga.

"Eh Ma-Manisa... kamu ada kelas sekarang?" Tanya Gina kepada Manisa, mahasiswi kedokteran.

"Iya Kak, tapi kelasnya 1 jam lagi. Aku mau baca buku untuk persiapan belajar nanti," jawab Manisa.

"Kakak baca buku apa?" Tanya Manisa melirik buku yang sedang berada digenggaman Gina.

Buku itu kecil dan tertutupi oleh kedua tangan Gina.

"I-ini? Biasalah Kakak membaca buku bisnis," jawab Gina berbohong.

"Oh," hanya itu balasan Manisa.

"Nis, Kakak keluar ya. Sebentar lagi ada kelas," pamit Gina kembali berbohong.

"Ok Kak," balas Manisa.

Dengan cepat Gina keluar setelah sebelumnya mengembalikan buku yang dia ambil.

***

"Kak Zack, nanti boleh ya Vana sama Gina nitip motor di rumah Kakak," ucap Vana meminta izin kepada Zack setelah mengusir secara halus teman pria Zack tadi.

"Apa Aunty dan Uncle akan datang?" Tanya Zack yang sudah dapat menebak alasan Vana ingin menitip motornya.

"Ya, besok My Mom dan My Dad akan datang," jawab Vana.

"Ya udah, nanti kalian bawa saja motornya ke rumah Kakak. Setelah itu Kakak yang akan mengantar kalian pulang ke rumah, ok?"

Vana mengangguk girang.

Tidak jauh dari sana Gina sedang menatap kearah mereka berdua dengan senyuman di wajahnya.

"Hey," untuk kedua kalinya hari ini bahu Gina ditepuk seseorang.

Gina berbalik dan melihat seorang pria dengan kaca mata bertengger di hidungnya.

"Kak Frad,"

"Hay," untuk kedua kalinya Frad menyapa Gina.

"Hay," balas Gina.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Frad.

Gina melirik kantin sekilas lalu menatap Frad dan menggeleng. Menyatakan dia tidak melakukan apa apa.

Frad sempat melihat lirikan Gina ke kantin. Karena penasaran Frad juga menatap ke arah kantin. Matanya langsung menangkap dua sosok anak manusia yang terlihat akrab.

Gina menyadari bahwa Frad mengetahui kebohongannya dan dia mengalah lalu mengakui apa yang sebenarnya terjadi.

"Mereka butuh waktu berdua. Itu akan membuat mereka semakin dekat," ucap Gina.

"Are you ok?" Tanya Frad tanpa melirik kearah Gina yang tampak sangat bahagia melihat adiknya.

"I'm ok," jawab Gina menatap Frad.

Di wajahnya memang tidak ada tanda tanda kesedihan. Dan dia terlihat baik baik saja. Jadi Gina agak bingung dengan pertanyaan Frad.

Frad hanya tersenyum melihat kebingungan di wajah Gina.

"Gina, kamu baik baik ya. Kakak masuk kelas dulu," ucap Frad saat tak sengaja matanya melirik jam yang ternyata sudah lewat waktu dari jadwal kelasnya.

Gina mengangguk.

Frad berlari menuju kelasnya takut takut nanti dia malah kenak hukum.

Gina menghembuskan nafas berat melihat punggung Frad yang semakin menjauh. Lalu ia menatap lagi ke arah Vana dan Zack yang ternyata sudah akan pergi meninggalkan kantin.

Setelah mereka tidak terlihat lagi Gina berjalan ke arah kelasnya.

"Gina," suara merdu Vana langsung menyapa Gina.

Vana sedang berdiri di depan kelasnya.

"Eh... Van, Lo ngapain disini?" Tanya Gina.

"Gina," Vana berteriak girang dan mengajak Gina berputar putar layaknya anak kecil.

"Vana, Lo kenapa?" Tanya Gina kepada Vana yang tampak menunjukkan senyum lebar miliknya.

"Gina, Kak Zack bolehin kita nitip motor," sekali lagi Vana berteriak girang.

Untunglah mereka menggunakan bahasa asing di negara yang mereka tempati ini sehingga mahasiswa yang berlewatan tidak mengerti akan apa yang Vana ucapkan.

Gina hanya tersenyum bahagia.

Ia sudah menduga hal itu. Karena selama ini apapun keinginan Vana tidak akan bisa ditolak oleh Zack. Karena Zack menganggap Vana adik bungsu kesayangannya.

"Baiklah, gue hanya ingin mengatakan itu. gue pergi dulu ya," tanpa mendengar balasan Gina, Vana langsung berlari dan pergi.

***

Gina dan Vana juga Zack sudah berada di parkiran. Mereka bersiap untuk pergi meninggalkan kampus dengan motor masing masing.

"Hey, tunggu" Frad berlari menghampiri mereka bertiga.

"Eh, Kak Frad?" Vana terlihat bingung dengan kehadiran Frad.

Pasalnya saat Frad datang ke kampus dia tidak mengetahuinya. Jadi dia merasa agak bingung melihat kehadiran Frad yang tiba tiba saja sudah ada keluar dari kampus dan pergi ke parkiran.

"Kak Frad? Bukankah Kakak masih ada kelas lagi nanti?" Jika Vana terkejut melihat kehadiran Frad di kampus, Gina malah terkejut melihat Frad yang sudah ada diparkiran sedangkan dia masih memiliki satu kelas lagi.

"Dibatalkan, dosennya tidak masuk," jawab Frad dan berjalan kearah motornya.

"Kalian mau pulangkan? Ayo pulang bersama," ajak Frad.

"Frad, kami akan pergi ke rumahku. Apa kamu mau ikut dengan kami?" Tanya Zack.

Walaupun Frad lebih tua dan berbeda beberapa bulan dari Zack, tapi Zack tidak pernah memanggil Kakak kepada Frad. Ia hanya memanggil Frad dengan nama.

"Boleh, sudah lama aku tidak kerumahmu karena kesibukanku," jawab Frad.

Karena kesibukannya membuat skripsi Frad menjadi jarang bergaul dengan ketiga sahabatnya itu.

"Ayo kita berangkat," Gina berkata sambil naiki kemotornya dan memakai helmnya.

Vana, Zack, dan Frad mengikuti Gina. Dengan mengendarai motor masing masing mereka pergi kerumah Zack.

"Akhirnya," Gina dan Vana langsung melemparkan tubuh mereka keatas sofa.

"Apakah kalian sangat lelah?" Tanya Frad.

"Ya, sangat Kak. Apalagi tadi kami berdua di hukum ups," Gina segera menutup mulutnya saat mulutnya tanpa sengaja mengatakan bahwa mereka telah dihukum.

Vana melotot menatap Gina. Dia tahu setelah ini pasti mereka akan dimarahi oleh Frad.

"Maaf," dengan wajah tak bersalahnya Gina memegang kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"Kenapa kalian dihukum? Apa kalian ketiduran dikelas lagi? Apa kemarin malam kalian ikut balapan liar lagi?" Tanya Frad dengan tegas.

"Hehe," mereka berdua hanya cengingiran.

"Kan kalian sudah janji gak bakalan ikut balapan lagi. Kenapa kalian ingkar janji?" Tanya Frad.

Vana mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kak Zack," Vana merengek kepada Zack.

Zack yang mengerti akan maksud rengekan Vana segera membela mereka.

"Sudahlah Frad, biarkan mereka sekali ini," ucap Zack.

Mendengar belasan Zack, Vana tersenyum gembira.

"Aku sudah membiarkan mereka waktu itu dan jika aku membiarkan mereka kali ini mungkin kedepannya mereka akan mengulanginya lagi dan lagi," Frad tidak mau mendengar belaan Zack.

Terpopuler

Comments

alvalest

alvalest

masih bingung tp ikuti ja deh kykny seru cinta byk segi kykny...hehehe...

2021-08-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!