Pada waktu istirahat aku telah terlambat lima menit yang mana menjadikanku berada di barisan belakang, selagi membawa piring makanan, aku mulai mencari bangku kosong, hampir seluruhnya telah terisi penuh kecuali meja dimana kedua orang itu duduk.
Mereka adalah Isabel dan Nakamura.
"Boleh aku duduk di sini?"
"Terserah kau," kata Isabel selagi menyibak rambut peraknya, kepribadiannya masihlah buruk seperti biasa.
Aku duduk di sebelahnya tanpa mengatakan. apapun lagi.
~Tatap
Isabel menatapku seakan ada sesuatu yang ingin diucapkannya begitu pula Nakamura yang mendorong kacamatanya.
"Apa yang kalian inginkan dariku?" aku memilih menyerah hingga memutuskan untuk bertanya.
"Begini Rio, seperti apa yang dikatakan Ibu Liliana kita harus membuat grup beranggota tiga orang, jika kau tidak keberatan maukah kau bergabung dengan kami?"
"Meski kau bilang begitu?"
"Tolong lah, aku tidak yakin ada orang lain yang mau bergabung dengan kita, terutama dengannya."
Nakamura menunjuk ke arah Isabel dengan tatapan bersinar.
"Aku? Aku ini siswa terbaik kau tahu? Semua orang pasti ingin bergabung denganku."
"Lihat sendiri kan Rio, gadis ini sangat aneh."
"Kau ingin kuhajar Hah?"
Aku bisa mengerti soal itu, baru pertama masuk kelas dia telah menjadi musuh semua orang. Aku tidak tahu ini akan menjadi pilihan terbaik atau salah, yang jelas saat seseorang meminta bantuanku kurasa aku tidak bisa mengabaikannya, terlebih sampai sekarang aku juga tidak menerima permintaan dari siapapun.
"Baiklah, aku akan bergabung dengan kalian."
"Terima kasih, mulai sekarang aku akan memanggilmu Brother."
"Tidak, tidak, itu terlalu berlebihan."
Di sisi lain Isabel menyodorkan tangannya ke arahku.
"Selamat bergabung, tapi tetap saja aku yang akan menjadi leadernya."
"Aku tidak keberatan soal itu."
"Isabel?" Nakamura memangilnya hingga pada akhirnya Isabel mendesah pelan.
"Aku tahu, kaulah yang akan menjadi pemimpinnya."
"Aku?"
"Kami sudah memutuskan bahwa jika ada satu orang lagi yang bergabung dialah yang akan menjadi leader."
Mereka seenaknya saja, Nakamura melanjutkan.
"Mari perkenalkan diri kita kembali, namaku Nakamura, aku ahli dalam teknologi.. aku bisa meretas sistem apapun di dunia ini."
Itu bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan kebanyakan orang, dibanding itu yang membuatku lebih terkejut adalah kepribadian Nakamura. Sebelumnya dia terlihat suram akan tetapi dia malah terlihat berbeda sekarang, aku memutuskan untuk bertanya padanya.
"Nah Nakamura, bukannya kau sebelumnya di kelas tidak banyak bicara?"
"Soal itu... sebenarnya aku sedikit gugup jika di lihat banyak orang," balasnya berusaha untuk tidak terdengar siapapun.
"Aku mengerti."
"Aku juga akan menunjukkan temanku yang lain padamu Brother."
Nakamura mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan sosok gadis imut di dalam layarnya, gadis itu berpenampilan seperti raja iblis dari dunia fantasi.
"Ai," tanpa sadar aku mengatakan demikian.
"Benar sekali... namanya Mi-chan, dia adalah asistenku."
"Jadi begitu, ternyata kau lolicon," potong Isabel.
"Siapa yang kau panggil lolicon, aku hanya menyesuaikan tubuh Mi-chan agar pas dengan layar ponselku."
"Banyak alasan."
Aku yang memperhatikan pertengkaran keduanya hanya bisa tersenyum masam.
"Apa kalian berdua sudah saling kenal?"
"Tidak, kami baru kenal beberapa menit di sini," balas Isabel.
Itu baru luar biasa, sekarang giliran Isabel yang memperkenalkan diri.
"Namaku Isabel, aku ahli dalam merakit senjata api, menggunakannya serta bertarung."
Hal seperti itu sudah tidak aneh lagi, hanya tinggal aku saja yang belum memperkenalkan diri.
"Namaku Rio, tidak ada yang menarik tentangku.. aku hanya bisa membuat senjata, tapi belakangan ini aku juga belajar bagaimana membuat Guardian," ketika aku mengatakannya keduanya malah bengong.
Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments