Perusahaan Ardmaja melambung tinggi saat sang pewaris memegang kendalinya. Bahkan Ardmaja mengalahkan perusahaan sang Oppa yang di kelola oleh Pamannya, Tama.
1 Minggu setelah kepergian Delisa , Kafka memulai memimpin ArdmajaGroup dengan benar-benar. Bahkan Kafka menyibukan dirinya di perusahaan , dengan begitu Kafka sedikit demi sedikit melupakan Delisa.
1 Bulan kemudian , Adelia bergabung dengan ArdmajaGroup. Adel bekerja menjadi sekertaris Kafka, hampir pekerjaan Adel sangat teliti dan rapih, Kafka sangat kagum dengan hasil kerja Adelia.
Hingga mereka menjadi partner kerja yang sangat handal , di tambah lagi dengan adanya Rendi sang Asisten yang selalu gerak cepat dan teliti.
Hari ini Kafka memutuskan untuk pulang lebih awal karena badannya kurang enak. Memang sudah 1 minggu ini Kafka , Rendi dan Adelia memporsis otak dan tenaga nya untuk kelancaran proyek yang lumayan besar.
"Del, aku pulang duluan ya. Badanku terasa tak enak" ucap Kafka lesu.
Adel menatap Kafka dengan khawatir , lalu ia mengendalikan kembali perasaannya.
"Apa perlu aku antarkan, Pak?" tanya Adel
"Tidak usah , aku akan di antarkan oleh supir kantor. Nanti kamu pulang bersama Rendi" jawab Kafka.
Adel hanya mengangguk saja dan berjalan langsung ke lift. Kafka memijit kepalanya yang pusing.
Di bawah , Rendi dan sang supir sudah menunggu di lobby. Lalu Kafka berjalan dengan pelan dan memberikan kunci mobilnya pada sang supir.
Rendi membantu Kafka masuk ke dalam mobil nya.
Sedangkan di lantai paling atas , Adelia merasa sangat gelisah dan khawatir dengan keadaan Kafka. Sudah 1 tahun lebih dia dan Kafka bersama-sama tetapi tanpa ikatan cinta.
Tetapi Adel mempunyai perasaan yang sangat tulus pada Kafka. Adel hanya bisa memendamnya sendiri, ia tahu bahwa Kafka masih mengingat Delisa yang sudah tiada.
Adel merasa sangat takjub pada Kafka , meskipun ia merasa sangat terpukul dengan meninggalnya Delisa tetapi Kafka masih bisa biasa saja bahkan seolah seperti tidak apa-apa.
"Huhh aku harus segera menyelesaikan pekerjaan, aku yakin Kafka tidak akan ada yang mengurus" gumam Adel dengan mendesah pelan.
Adel dengan cepat tetapi sangat teliti mulai menyelesaikan pekerjaannya. Ia sudah sangat khawatir pada Kafka.
Meskipun sudah bekerja menjadi sekertaris Kafka tetapi Adel ia masih tinggal di mansion Ardmaja dan mengerjakan pekerjaan Art.
Ayu sudah melarangnya tetapi Adel memohon dan bahkan sampai berlutut di hadapan Ayu dan Elga agar di izinkan masih membantu pekerjaan Art. Sedangkan Milsi sang Adik , ia juga sama sepulang dari sekolah ia membantu para Art.
Setelah pekerjaan nya selesai, Adel segera membereskannya dan segera mengambil tas kerja nya.
Ia pulang dengan memesan taxi karena Rendi masih harus stay di perusahaan.
"Hati-hati" ucap Rendi.
"Oke" balas Adel.
Adel duduk dengan gelisah , ia terus kepikiran kondisi Kafka.
Hingga 1 jam kemudian Adel sampai di mansion Ardmaja dan langsung masuk setelah membayar taxi.
"Adel" panggil Ayu.
Adel menengok dan menghampiri Ayu , ia menyalami Ayu seperti pada Ibu nya sendiri.
"Naiklah, Kafka tidak mau makan bahkan badannya sangat panas" ucap Ayu lirih.
"Baik Nyonya , kalau begitu saya pergi dulu" balas Adel lembut.
Adel dengan cepat naik ke lantai atas dan segera masuk ke kamar Kafka.
"Ka" panggil Adel pelan.
Kafka membuka mata nya dan tersenyum melihat Adel, lalu Kafka melambaikan tangannya pada Adel.
Adel menyimpan tas nya di sofa dan berjalan menghampiri Kafka. Adel duduk di sisi Kafka dan dengan cepat Kafka memindahkan kepalanya pada pangkuan Adel.
"Makan dulu ya" ucap Adel dengan lembut.
"Hmmm , tapi buatkan bubur ya, Del" balas Kafka manja.
Adel tersenyum dengan kepala mengangguk.
"Baiklah , kamu tunggu dulu disini aku janji tidak akan lama" ucap Adel tersenyum.
Lalu Adel langsung keluar dari kamar Kafka dan turun langsung ke dapur. Adel dengan terampil membuat bubur dan jus untuk Kafka.
"Kakak" panggil Qilla
"Kenapa sayang?" tanya Adel.
"Abang sakit ya?" tanya balik Qilla.
"Tidak , dia hanya kelelahan saja kok, kamu jangan khawatir ya" jawab Adel lembut.
"Boleh tidak aku meminta buburnya sedikit?" tanya Qilla dengan terkekeh.
Adel menggeleng dan memberikan satu mangkuk untuk Qilla. Setelah mendapatkan semangkuk bubur , Qilla pergi mencari Milsi.
Setelah selesai Adelia langsung membawa nampan ke kamar Kafka. Ayu yang melihatnya pun menatap sendu ke arah Adel, hampir semua tau bahwa Adel sebenarnya mencintai Kafka tetapi mereka pura-pura tidak tau.
Adel masuk dan menyimpan nampan di nakas dekat ranjang. Kafka bersandar di ranjang dan menatap sayu ke arah Adel.
"Makannya jangan bandel ya , makan teratur dan jaga kesehatan, Ka. Kamu jangan memporsir tubuh kamu. Mulai besok aku akan membuatkanmu bekal untuk makan di kantor" omel Adel dengan menyuapi Kafka.
Kafka terkekeh dan mengusap lembut pipi Adel. Ia merasa bersyukur Adel selalu ada untuknya.
"Iya iya sayang" ucap Kafka dengan nada menggoda.
Adel langsung tertunduk karena wajahnya sudah bersemu merah. Setelah menetralkan kembali wajah dan perasaannya Adel menyuapi Kafka kembali.
Adel mengurus Kafka dengan telaten , bahkan ia memberi Kafka obat agar badannya kembali fit.
Setelah Kafka tertidur , Adel langsung membetulkan selimut dan memilih untuk ke kamarnya.
Saat Adel keluar kamar , Ayu , Elga dan Qilla baru saja tiba di depan kamar Kafka.
"Tuan , Nyonya" sapa Adel ramah.
"Istirahatlah, Nak. Kamu pasti capek" ucap Ayu lembut.
"Iya , Nyonya" balas Adel tersenyum , lalu ia turun dan langsung ke kamar belakang dimana kamar para Art terletak.
Disana ia melihat Adiknya yang sedang membantu menyiram tanaman dengan Art lainnya.
Milsi hanya tersenyum dan melambaikan tangan saja. Adel membalas senyum Adiknya dan berlalu ke kamarnya.
Adel akan membersihkan terlebih dulu badannya dan ia akan membantu Mbak Lala masak untuk makan malam.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nita Anjani
apakah kafka juga tau perasaan adel
2022-01-25
0
Titik pujiningdyah
like kak
2021-10-18
0
Fitriana Nanaz
jgan kebanyakn bawang dicerita season dua ini thor!!!
2021-09-05
0