“Ohhh..., iya perkenalkan dia putri pertamaku Li Li Rahardian atau namanya sekarang Qia Kirana” Evan Rahardian mengenalkan Qia Kirana pada semuanya.
“Pantas saja, sangat mirip dengan Valda” kata Ibu Haris Permana,
“Halo Paman Permana, halo Bibi Permana” sapa Qia Kirana,
“Halo namaku Haris Permana” Haris Permana berinisiatif memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya,
“Halo namaku Qia Kirana” jawab Qia Kirana sambil menundukkan kepalanya.
Disaat yang sama Lisa Rahardian turun dengan pakaian yang cantik, dan melihat tatapan berbeda Haris Permana pada Qia Kirana. Dengan seketika Lisa Rahardian menghampiri Haris Permana sambil bersikap manja.
“Kakak Haris.., kenapa kamu sangat sibuk akhir-akhir ini?, jarang sekali kita bertemu” kata Lisa Rahardian,
“Banyak pekerjaan yang harus diurus Lisa” Haris Permana menjawab sambil terus menatap Qia Kirana.
Karena Qia Kirana sangat tidak nyaman dengan Situasi tersebut ia meminta ijin untuk istirahat di kamarnya. Evan Rahardian tidak mencurigai apapun dan mengiayakannya.
Setibanya di kamar ia langsung menelpon dan berbincang dengan Danisha Azkia, menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini. Danisha Azkia kaget dan tidak menyangka jika sahabat kecilnya adalah nona muda dari keluarga Rahardian. Mereka berbincang sampai menjelang tidur.
~1 Minggu kemudian~
Banyak yang berubah didalam keluarga Rahardian, Tuan Rahardian jadi jarang pergi dinas dan para pembantu sangat akrab pada Qia Kirana. Tapi kebencian Lisa Rahardian mulai tumbuh dan memuncak, dia merasa tidak ada tempat lagi baginya di rumah setelah kedatangan Qia Kirana. Apalagi Haris Permana yang selalu menanyakan banyak hal tentang Qia Kirana padanya.
Malam harinya, Lisa Rahardian berbincang dengan ibunya. Riska Sintia sudah menyangka akan seperti ini, dia merasa Qia Kirana tidak jauh berbeda dengan mendiang ibunya, yang akan mengambil kebahagiaan anaknya.
Riska Sintia tahu jika sekarang dia tidak bisa menyingkirkannya begitu saja seperti 19 tahun yang lalu, jadi dia berencana menjebak Qia Kirana agar menikah dengan seorang pengusaha tua dan gila perempuan. Riska Sintia membicarakan rencana besarnya pada Lisa Rahardian, sekaligus bertujuan supaya Haris Permana membenci Qia Kirana dan kembali pada Lisa Rahardian.
Keesokan harinya, Riska Sintia menelpon direktur pemasaran Didi, laki-laki tua yang sangat suka membuka kamar hotel untuk wanita cantik. Siang hari itu, Lisa Rahardian mengajak Qia Kirana berbelanja, ia membelikan gaun mewah untuk Qia Kirana.
Karena sangat lelah seharian berbelanja Lisa Rahardian mengajak Qia Kirana makan malam di Hotel Horison. Setibanya di restoran, Riska Sintia mendapat kabar bahwa Qia Kirana sudah berada ditempat. Ketika makanan tiba, Qia Kirana berkata bahwa dia ingin ke toilet sebentar.
“Lisa.., aku ingin ke toilet sebentar” kata Qia Kirana berdiri,
“Iya kak, apakah butuh aku temani?” tanya Lisa Rahardian,
Sambil berkata dalam hati “Bagus ternyata tuhan juga membantuku…, sepertinya ini akan jadi malam yang indah untukmu, kakaku tersayang!!!”
“Tidak perlu Lisa..!!” kata Qia Kirana,
Saat Qia Kirana pergi ke toilet, dia tidak sengaja menubruk seorang laki-laki.
“Maafkan aku Tuan!!, apa anda tidak apa-apa?” kata Qia Kirana sambil membukkan badannya,
“Tidak apa-apa!” kata Ali Keenan sambil terburu-buru pergi.
Di Restoran telah disiapkan anggur dan air putih yang sudah Lisa Rahardian campurkan dengan potenzol, dia berencana jika Qia Kirana menolak meminum anggur, rencananya masih akan berjalan jika Qia Kirana meninum air putih yang Lisa Rahardian siapkan.
Setelah Qia Kirana kembali lalu dia makan, Lisa Rahardian bersulang untuknya dengan alasan penyambutan. Qia Kirana mengiyakannya dan meminum anggur yang disiapkan. Hari mulai malam, Lisa Rahardian berkata akan menginap malam itu di kamar hotel 219 dan dia akan mengecek kamarnya.
Disaat yang sama, Ali Keenan pergi ke bar hotel untuk bernegosiasi dengan kliennya. Setelah diskusi selesai, Ali Keenan merasa sedikit mabuk dan berencana kembali ke kamar hotel 216, setiba di kamarnya dia merebahkan badan.
Qia Kirana merasa sudah menunggu Lisa Rahardian sangat lama, ia juga merasa tidak enak diseluruh badannya. Jadi dia berinisiatif datang ke kamar hotel 219. Sepanjang jalan badannya terhuyung seperti mabuk berat, dan dia tiba didepan kamar hotel bernomor 216.
Tok..tok..tok..
“Siapa? Ben?!” kata Ali Keenan sambil hendak membuka kamar,
Ketika Ali Keenan membuka kamar, Tiba-tiba…., Qia Kirana langsung menciumnya dengan agresif. Kemudian Ali Keenan berusaha melepaskannya, dan menariknya masuk ke kamar.
“Kamu siapa? Tidak sopan!!!” kata Ali Keenan sambil mengusap bibirnya,
“Hah…hah…, Panas! Panas…, tidak enak sekali” kata Qia Kirana sambil menanggalkan sedikit pakaiannya,
“Sepertinya ada yang memberi obat padamu” kata Ali Keenan, sambil memberikan jasnya,
Tapi Qia Kirana melempar jasnya dan mencium Ali Keenan lagi.
“Apakah ini yang kamu inginkan?” tanya Ali Keenan melepaskan ciuman Qia Kirana,
“Jika begitu aku akan mengambulkannya!” Ali Keenan menegaskan dan membalas ciuman Qia Kirana.
Malam itu, Qia Kirana menghabiskan malam di ranjang bersama Ali Keenan. Setelah itu, Ali Keenan memberikan plat giok berwarna biru bertuliskan “σημάδι αγάπης” berarti “Takdir Cinta”.
Pagi harinya, dia melihat dirinya yang tidak mengenakan pakaian dan ada laki-laki tak dikenal disampingnya. Sebelum Qia Kirana pergi, ia menuliskan `(maaf jika malam tadi aku bersikap kurang ajar, aku tidak akan meminta pertanggung jawaban dan selamat tinggal)’.
Ali Keenan bangun dan tidak melihat perempuan tadi malam di sampingnya, hanya menemukan sebuah catatan.
“Aku pasti akan menemukanmu cepat atau lambat!” kata Ali Keenan sambil memegang catatan itu dengan erat.
Qia Kirana tidak berani pulang ke kediaman Rahardian karena dia tahu banyak hal buruk menunggunya disana dia hanya bisa memberi kabar pada Danisha Azkia sahabatnya, jika dia ingin kabur ke luar negeri. Lalu Danisha Azkia memberikan semua tabungannya dan merekomendasikan negara Thailand untuknya tinggal.
~ 6 tahun kemudian ~
Kring….kring….kring…
“Halo!, Qia Kirana! Kamu sudah sampai?”kata Danisha Azkia,
“Iya, aku sudah sampai” kata Qia Kirana,
“Tunggu ya! Aku dan Rafka akan menjemputmu!” kata Danisha Azkia,
“Iya, terimakasih Yi Yi selama ini kamu sudah banyak menolongku” kata Qia Kirana,
“Tidak perlu ada ucapan seperti itu antara kita berdua, sudah aku tutup dulu telponnya!” kata Danisha Azkia.
Setelah menelepon Qia Kirana seperti mencari-cari seseorang, dan tiba-tiba dia berlari. Lalu memeluk 2 orang anak kecil berusia 5 tahun.
~perkenalan khusus~
Hai namaku Aileen dan adik kembarku yang jutek bernama Ailaa. Aku sekarang berumur 5 tahun, keahlianku adalah dalam bidang ilmu teknologi dan komunikasi, banyak yang bilang aku sangat tampan ^_^
Hai namaku Ailaa, tolong jangan dengarkan perkataan kakaku yang konyol. Dia pernah membuat polisi negara Thailand kebingungan karena ulah keahlian komunikasinya. Keahlianku adalah dalam bidang bela diri, aku ingin bisa melindungi ibu dan juga orang lain dimasa depan nanti.
...~Bersambung….~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Ibuk'e Denia
aq mampir, ceritamu cukup menarik
2023-01-12
0