“Cepat selidiki dengan baik!, jika perlu lakukan tes DNA, tapi jangan sampai orang lain mengetahuinya” kata Evan Rahardian,
Riska Sintia yang mendengar hal ini langsung bergegas pergi ke kamarnya. Dia mengambil selembar foto pernikahan Valda yang ia hadiri saat itu, dia menatapnya sambil terbakar api kemarahan.
“Dengan hak apa kamu yang sudah mati masih membayangi Rahardian!!!, anakmu tidak pantas mendapatkan apapun!!! dia harusnya mati 19 tahun yang lalu......! aaaaaaaaaaaaaaaa......” kata Riska Sintia sambil meremas foto ditangannya.
Keesokan harinya, Qia Kirana pergi ke rumah Danisha Azkia dan mereka seperti biasa mengobrolkan banyak hal. Tiba-tiba datang Rafka Gavin yang membawa banyak makanan dan buah. Dengan cepat Danisha Azkia mengambilnya lalu berkata kepada Qia Kirana.
“Ahhh..., sepertinya ada yang kurang” kata Danisha Azkia sambil mengelus lehernya,
“Ohhh..., aku akan buatkan kalian minum, sebentar!!” kata Qia Kirana sambil pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman,
Kemudian saat Qia Kirana pergi ke dapur, disaat yang sama Danisha Azkia dan Rafka Gavin di ruang tengah.
“Rafka!!, jujur padaku kamu selalu ke rumahku ketika Kirana kesini saja, jika tidak mana mungkin kesini bahkan bayanganpun tidak ada, apa kamu menyukai Kirana?” tanya Danisha Azkia dengan wajah penasaran,
“Memangnya terlihat sangat jelas, ya?” kata Rafka Gavin bertanya dengan spontan,
“Hmmm..., benar-benar jelas.., bahkan orang yang belum pacaran sepertikupun tau itu....” kata Danisha Azkia sambil menunjuk dirinya sendiri,
“Iya, aku menyukainya” tegas Rafka Gavin,
Qia Kirana yang kembali dapur dan membawa minuman heran dengan mereka yang memperlihatkan ekspresi tegang.
“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Qia Kirana sambil mendekati kedua sahabatnya,
“Bukan hal yang penting Kirana” tegas Danisha Azkia sambil menarik Qia Kirana untuk duduk,
“Benarkah?” tanya Qia Kirana ragu,
“Benar, bukan hal penting” kata Rafka Gavin meyakinkan.
Mereka berbincang sampai sore tiba, sepulangnya dari rumah Danisha Azkia ada seorang anak kecil yang jatuh. Disaat Qia Kirana menolong anak kecil itu ada begitu banyak orang berkerumun, kemudian ada seorang pria paruh baya yang memotong sedikit rambutnya.
Qia Kirana menyadari hal itu, karena dia memiliki sedikit ilmu beladiri yang diajarkan Rafka Gavin. Tetapi karena begitu banyak orang dan juga ia sedang menolong anak kecil itu, dia tidak sempat untuk tau maksud dari laki-laki itu.
Sesampainya di rumah dia beristirahat dan membantu pekerjaan rumah ibunya. Disaat yang sama,
“Tuan Rahardian! Bisa kita bertemu?, saya sudah mendapatkan sampel DNA dari gadis yang anda minta” kata orang suruhan Evan Rahardian,
“Baik kita akan bertemu di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin!” kata Evan Rahardian,
Sesampainya di Rumah Sakit, Evan Rahardian menerima informasi singkat Qia Kirana. Dia membaca informasi itu dan memandang foto Qia Kirana, dan merasa bahwa Qia Kirana mirip dengan Valda. Karena hal ini lah Evan Rahardian langsung melakukan tes DNA, tes itu paling cepat membutuhkan waktu 3 hari untuk tau hasilnya.
~ 3 Hari kemudian ~
Dokumen hasil tes dikirimkan ke kediaman Rahardian, kemudian Evan Rahardian membacanya dengan baik. Dugaan itu benar!, dengan tes menuliskan bahwa Qia Kirana adalah Li Li Rahardian yang hilang 19 tahun lalu.
Tanpa pikir panjang Evan Rahardian bergegas pergi ke kota Cimahi dan langsung menuju rumah keluarga Umbara.
Setibanya di rumah keluarga Umbara, Evan Rahardian mengetuk pintu rumah dan ternyata yang membukakan pintu adalah Qia Kirana. Evan Rahardian juga melihat Soni Umbara dan istrinya yang langsung mempersilahkan untuk masuk dan duduk.
“Maksud dari kedatanganku adalah untuk memberikan ini kepada kalian” Evan Rahardian memberikan dokumen tes DNA,
Soni Umbara membaca dengan seksama dokumen yang diberikan Evan Rahardian.
“Jadi Qia Kirana adalah anak dari tuan Rahardian, kami tidak bermaksud apapun, karena saat itu Qia Kirana masih sangat kecil dan juga kami tidak memiliki putra jadi kami mengangkatnya sebagai anak” jelas Soni Umbara dengan wajah kaget,
“Aku kesini bukan untuk menyalahkan kalian, aku ingin berterimakasih karena sudah menjaga Li Li Rahardian anakku selama ini” kata Evan Rahardian sambil membukukan badannya.
“Ayah, ibu, ini sebenarnya ada apa?” tanya Qia Kirana bingung,
Soni Umbara dan istrinya menceritakan kisah Qia Kirana yang ditemukan menangis tidak jauh dari rumah mereka dan mengangkatnya sebagai anak mereka.
“Jadi tuan adalah ayah kandungku?” tanya Qia Kirana dengan ragu,
“Iya Kirana!, ayah berencana membawa kamu pulang ke rumah keluarga Rahardian” jelas Evan Rahardian meyakinkan,
“Tapi, aku tidak bisa meninggalkan ayah dan ibu” kata Qia Kirana dengan wajah yang sedih,
“Kirana kamu bisa kapanpun kesini jika kamu mau, alangkah baiknya jika kamu bersama mereka, kami disini akan baik-baik saja” kata Soni Umbara meski berat hati,
“Ini adalah sedikit uang dan juga beberapa hadiah yang saya siapkan untuk tuan Umbara” Evan Rahardian memberikan uang dan hadiah,
“Tidak perlu!, karena kami membesarkan Kirana bukan untuk imbalan” jelas Soni Umbara,
“Ambillah ayah!, setidaknya selama aku tidak ada, ayah dan ibu bisa cukup makan, jadi aku tidak khawatir ...” kata Qia Kirana yang hatinya masih enggan pergi,
Setelah itu, Qia Kirana pergi dan kembali ke kediaman Rahardian, dia tidak pernah berpikir bahwa ayah kandungnya adalah seorang pengusaha. Setibanya di kediaman Rahardian, Riska Sintia mengetahui bahwa Li Li Rahardian/Qia Kirana akan kembali. Dengan semua kepura-puraannya dia berdiri bersama Lisa Rahardian bermaksud menyambut Qia Kirana.
“Selamat datang Tuan besar! Selamat datang Nona muda!” para pelayan menyambut kedatangan Qia Kirana,
“Nah Kirana mulai sekarang kamu akan tinggal disini” kata Evan Rahardian,
“Tuan...., maksudku ayah...., panggil saja aku Qia Kirana, aku tidak terbiasa dengan nama Li Li Rahardian” kata Qia Kirana,
“Baiklah..,baiklah..., semuanya juga hanya sebutan saja, ohhh... iya perkenalkan ini ibu tirimu Riska Sintia dan ini adikmu Lisa Rahardian” kata Evan Rahardian sambil memperkenalkan istri dan anak keduanya,
“Selamat datang di rumah Kirana, astaga selama ini kamu kemana saja ibu sangat khawatir” kata Riska Sintia sambil memegang kedua tangan Qia Kirana,
tapi dalam hati berkata (“Aku selamanya tidak akan mengakuimu sebagai anakku!!!, Baik-baiklah hidup karena sebentar lagi aku akan menyingkirkanmu lagi!”)
“Hai kak aku Lisa Rahardian, kak ayo kita masuk!” kata Lisa Rahardian langsung menggandeng tangan Kirana.
Semua orang masuk kedalam rumah, Keluarga Rahardian berkumpul makan siang di ruang makan, tapi bagi Qia Kirana tempat itu sangat asing dan tidak ada kehangatan sama sekali.
Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti didepan rumah Keluarga Rahardian.
“Tuan! Didepan ada keluarga Permana” kata kepala pelayan,
“Baik, waktunya sangat pas sekali, persilahkan mereka masuk!” kata Evan Rahardian,
“Ayah apa kakak Haris datang?” tanya Lisa Rahardian dengan gembira,
“Iya, kakak Harismu datang” kata Riska Sintia tersenyum tipis,
“Ayah.., ibu..., aku ganti baju dulu ya” kata Lisa Rahardian,
“Pergilah berpakaian yang cantik” kata Evan Rahardian.
Lisa Rahardian dengan tergesa-gesa pergi ke kamarnya, sedangkan Qia Kirana bingung siapakah yang datang sampai Lisa Rahardian seperti itu?, setelah itu dia keluar dari ruang makan dan melihat ada seorang pria dan keluarganya yang duduk bersama.
Ayah dan Ibu tirinya berbincang-bincang dengan Keluarga Permana. Haris Permana dan keluarganya kaget karena tersadar dengan kehadiran Qia Kirana.
“Siapa dia Evan? sangat mirip dengan mendiang istrimu” kata ayah Haris Permana,
...~Bersambung.....~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments