Irfan kini telah sampai di alamat yang di berikan oleh bosnya, Rianti.
Setelah membeli satu porsi ayam geprek Bu Mansyur sesuai pesenan sang atasan kini Irfan pun meluncur kembali ke kantor.
Waktu menunjukan pukul 1 siang, dan Irfan terlambat alhasil dia pun kena marah oleh sang atasan..
"Kamu beli makan kemana kenapa lama banget? Selera makanku jadi hilang, bawa makanan itu keluar." ucap Rianti dengan muka judesnya..
Irfan pun hanya bisa menelan silvanya, ada perasaan marah dan juga sedih sudah jauh dia membeli makanan itu namun sama sekali tak di sentuh oleh sang atasan..
"Kamu aja yang makan makanan itu sayang juga kan kalau di buang. Oh iya terima kasih." ucap Rianti sembari berbalik badan menahan tawanya.
Irfanpun hanya menarik nafas panjang kemudian membuangnya secara berlahan..
"Terima kasih banyak Non, saya permisi." ucap Irfan sembari berlalu pergi meninggalkan ruangan sang atasan...
Setelah Irfan keluar Riantipun tertawa dirinya merasa puas telah berhasil memberi pelajaran kepada seseorang yang berani menertawakannya di belakangnya.
"Syukurin emang enak.." ucap Rianti sembari melanjutkan pekerjaannya.
Ketika sedang asik bermain handphone di tangannya tiba tiba benda itu berdering terlihat jelas nama sang Mama..
"Assalamualaikum, Iya Ma ada apa?" jawab Rianti pada sambungan telfon nya..
"Sayang kamu bisa pulang sekarang? Kakek kamu sakit keras dia terkena serangan jantung dan Beliau ingin bertemu denganmu." ucap Sang Mama pada sambungan telfon nya..
Rianti panik setelah mendengar kabar bahwa sang Kakak mengalami serangan jantung.
"Baik Ma, Rianti akan pulang sekarang." ucap Rianti sembari mematikan sambungan telfon nya..
Dengan langkah yang terburu buru Rianti berlari menuju area parkir dan Rianti langsung pergi menuju Rumah sakit tempat sang Kakek di rawat..
Sesampainya di Rumah sakit Rianti langsung panik dan kemudian memasuki ruangan sang Kakek..
"Mama bagaimana keadaan Kakek?" tanya Rianti yabg melihat sang Kakek terbaring lemah tak berdaya.
Sang Mama pun menatap kearah Rianti..
"Dia sedang tidur, kata Kakek ada yang ingin dia sampaikan sama kamu sayang." ucap Mama Farida dengan lembut..
"Iya Ma, tapi Kakek baik baik saja kan?" tanya Rianti dengan panik..
Rianti adalah sosok yang sangat menyayangi keluarganya, terlebih sang Kakek, sang Kakek adalah contoh buat dirinya dimana dia selalu belajar untuk bekerja keras demi mencapai sebuah hasil yang memuaskan..
"Kakek cepat sembuh ya." ucap Rianti sembari memegang tangan sang Kakek..
Dengan samar samar sang Kakek pun membuka kedua matanya..
"Rianti cucuku.." ucap Kakek Irawan dengan lirih..
"Iya Kakek, Rianti ada disini. Kakek perlu apa biar Rianti bantu." ucap Rianti pelan..
Kakek Irawan tersenyum..
"Cucuku bolehkah Kakek meminta satu permintaan sama kamu?" tanya Kakek Irawan pelan..
"Boleh Kakek, Kakek mau apa?" tanya Rianti dengan lembut..
"Kakek mau kamu segera menikah sebelum ajal menjemput Kakek. Apa kamu mau mengabulkan permintaan terahir Kakek?" tanya Kakek Irawan dengan suara yang kurang jelas..
Rianti sendiri sangat kaget mendengar permintaan sang Kakek, menikah dengan siapa pacar aja dia gak punya..
"Iya Kakek, Kakek harus sembuh dulu setelah itu kita bicarakan ini lagi." ucap Rianti dengan gelisahnya...
Ruanti langsung lemas mendengar permintaan sang Kakek darimana dia bisa menikah jika kekasih saja dia tak punya..
"Sebentar ya Kek Rianti mau kembali kekantor dulu ada metting yang sangat penting." ucap Rianti memberi alasan..
"Baiklah Cucuku, Kakek harap kamu bisa mempertimbangkan permintaan Kakek." ucap Kakek Irawan sembari tersenyum..
Rianti hanya melontarkan senyuman dan kemudian berlalu pergi meninggalkan Rumah sakit dengan seribu kegalauan yang dia rasakan..
"Kakek boleh minta apa saja, tapi jika tentang pernikahan Rianti bingung Kek harus mencari calon suami dimana?"ucap Rianti dalam hatinya..
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Satu minggu sudah kini sang Kakek terbaring lemah di rumah sakit, belum ada tanda tanda kesembuhan melainkan kondisinya semakin lemah..
Kedua orang tua Rianti terus saja mendesak sang putri untuk segera mencari pendamping hidup..
"Ayolah putriku kasihan Kakek mu, dia sangat ingin melihatmu menikah?" ucap Mama Farida dengan lembut..
Rianti menatap kearah orang tuanya kemudian membuang pandangannya ke sembarang arah..
"Menikah itu tak semudah mencuci baju Mama, tinggal kasih ditergen dibilas selesai. Tapi jika tentang pasangan hidup itu kan kita harus mencari yang benar benar tulus." gerutu Rianti dalam batinnya.
Serasa putus asa dialami oleh Rianti, hatinya bingung di satu sisi dia belum siap untuk menikah tapi di sisi lain Rianti tidak mungkin mengecewakan permintaan terahir sang Kakek..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Nur Hidayat
bagus
2021-10-27
6
Ratna Mulyati
Lanjut....♥♥♥
2021-08-22
0
Martina Alfarizqi
3 like semangat
2021-08-04
5