Kembali bekerja, Andini sudah berkutat dengan komputernya dan terlihat beberapa berkas bertumpuk dimejanya dan semua berkas itu adalah tugas yang Sarah berikan kepadanya. Sarah mengatakan kepada orang yang ada diruangan tersebut bahwa mereka tidak boleh membantu pekerjaan Andini. Alex hanya bisa menggoyangkan kepalanya melihat sifat Sarah yang suka semena-mena kepada semua karyawan dikantor ini.
"Jangan pulang sebelum ini selesai." Ucap Sarah dan meletakkan berkas dengan kasar diatas meja Andini.
"Baik." Jawab Andini dan tidak menatap mata Sarah.
Hari telah sore dan waktunya jam pulang tapi berkas dimeja Andini belum setengahnya selesai karena Andini masih terlihat bingung dengan pekerjaannya.
"Dini, besok aja dilanjutin..!" Ucap Alex berdiri didepannya.
"Nggak apa-apa Lex. Aku lembur aja hari ini."
"Ya udah aku tinggal ya, bye Din."
"Bye Lex."
Andini kembali fokus dengan berkas-berkas diatas mejanya. Meluruskan belakangnya yang terasa lelah karena sejak tadi hanya duduk bekerja kemudian dia kembali lagi menatap layar komputernya.
"Sudah waktunya pulang Din." Ucap laki-laki dibelakangnya.
"Lex kan aku sudah bilang mau lembur..!" Ucap Andini dan melihat orang yang dibelakangnya.
"Pak Bima? Maaf pak aku kira Alex." Andini tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya dan hampir saja terjatuh karena belum memasang sepatu high heelnya dengan sempurna. Bima langsung memegang tubuhnya.
Bima terdiam sejenak dan kembali menatap mata coklat Andini.
"Pak Bima..?"
Bima langsung melepaskan tangannya dari tubuh Andini.
"Maaf." Ucap Bima.
"Aku berterima kasih karena bapak memegangku tadi, kalau tidak mungkin tubuhku sudah roboh dilantai, hehehe."
"Mas Bima." Ucap Bima kembali.
"Maksudnya.?" Tanya Andini bingung.
"Panggil mas Bima saja."
"Mana mungkin aku memanggil Anda dengan sebutan itu pak."
"Matamu Cantik." Bima terlihat sangat tertarik dengan mata Andini.
"Haa.? Terima kasih pak. Maksudku mas." Pipi Andini kembali memerah dihadapan Bima.
Oh... sungguh laki-laki ini bisa membuatku mati karena klepek-klepek.
"Berhenti bekerja jika sudah waktunya pulang dan jangan lembur tanpa ada perintah dariku..."
"Tapi mba Sarah bilang ini harus selesai hari ini mas."
"Aku bosnya Andini."
"Baiklah pak, mas."
"Aku akan mengantarmu pulang." Bima mengambil tas Andini diatas meja dan menenteng ditangannya.
Andini masih terpaku menatap Bima dengan gagahnya memegang tasnya ditangannya.
"Tunggu apa lagi..?" Ucap Bima.
"Kamu lucu." Ucap Andini.
"Kamu cantik." Ucap Bima.
Andini kembali terbuai dengan ucapan Bima dan dia kembali terlihat malu dihadapan Bima.
Diluar kantor Bima berjalan kaki ditrotoar bersama Andini menuju kontrakannya. Jarak kontrakan Andini dan kantor memang tidak terlalu jauh.
"Kamu sudah punya pacar..?" Tanya Bima kepada Andini.
"Belum kepikiran buat cari pacar mas." Jawab Andini.
"Kenapa..?" Tanya Bima kembali.
"Masih ingin sukses dan membahagiakan orang tua mas. Dan aku juga belum nemu yang pas untuk dijadikan pacar."
"Jadi istri aku mau..?" Tanya Bima.
Tiba-tiba Andini berhenti melangkah.
"Aku sudah sampai. Terima kasih sudah mengantarku." Ucap Andini lalu cepat berlari masuk kedalam kontrakannya.
Andini membuka pintu dan masuk kedalam kontrakannya dia meloncat-loncat kasmaran sambil memegang dadanya dan berteriak tanpa sadar karena senangnya.
"Andai aku tidak malu untuk mengatakan iya didepanmu mas. Pasti aku langsung mengatakan iya Bima yang ganteng aku mau jadi pacarmu apalagi menjadi istrimu." Teriak Andini tanpa sadar.
Dibalik pintu Bima sedang menahan tawanya mendengar Andini berteriak.
"Andini..?" Teriak Bima Sambil mengetuk pintu.
"Mas Bima?" Dengan cepat Andini membuka pintu. Sejak kapan dia berada disana sungguh mau ditaruh dimana wajahku jika dia mendengar ucapanku tadi.
"Kamu lupa?" Ucap Bima.
"Maaf mas aku belum bisa menjawabnya sekarang."
"Tasmu." Ucap Bima lalu memberikan tasnya ditangan Andini. Andini kembali salah tingkah dan tentunya tidak bisa menahan rasa malunya kepada Bima.
"Oh iya terima kasih mas."
"Dan satu lagi Din."
"Ada apa mas.?" Tanya Andini penasaran.
"Aku mendengar ucapanmu tadi."
"Apa? Maaf mas aku mau tidur." Jawab Andini langsung menutup pintu kontrakannya.
"Astaga mengapa aku begitu ceroboh. Mau ditaruh dimana wajahku rasanya aku ingin lari dari dunia ini." Ucap Andini sangat malu.
Bima kembali lagi kekantornya untuk mengambil mobilnya di area kantor dengan berjalan senyum-senyum kasmaran mengingat tingkah lucu Andini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Vivi Bidadari
Yaa ampun Dini ya ga cepat juga kamu harus terima Bima
2022-10-19
0
Ule Lee Tea
suka alur crt'a g bikin jenuh g buat bosen sdkt bab tp nymp crt'a.👍👍👍
2021-08-16
0
🍁𝐟𝐢𝐚❣️❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tadi baca awal cerita dia nikah sama bisma,,, gk jadi sama bima dong
2021-02-28
1