Setelah memesan kamar untuk dua hari kedepan Andini merebahkan tubuhnya diatas kasur tersebut. Dia mencoba menelpon nomor telpon Rara ternyata masih tidak aktif.
"Kemana kamu Ra..? Tega kamu sama aku padahal kemarin kamu janji akan menjemputku di bandara." Gumam Andini dalam hatinya.
Sebelum berangkat ke ibu kota sebenarnya, orang tuanya tidak menyetujui keberangkatannya karena takut dia akan hidup terlantar di ibukota. Karena ajakan Rara dia memaksa orang tuanya untuk datang ke Ibukota dan mengatakan bahwa Rara sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus untuknya diperusahaan ternama dikota besar itu. Andini lulusan dari sarjana akuntansi dan baru berapa bulan dia selesai kuliah.
Andini kembali bangun dan mengambil tasnya, dia menghitung uang yang ada didalam dompetnya ternyata masih cukup untuk hidupnya selama seminggu. Mata Andini tertuju kepada kartu nama yang disimpan dengan sembarang didalam tasnya.
"Bima Anggara..? Perusahaan otomotif..?" Ucap Andini.
"Tidak mungkin aku akan berkeliling mencari Rara dan uangku juga tidak cukup untuk pulang kekampung halamanku. Aku juga tidak punya keahlian dibagian otomotif jadi bagaimana aku bisa bekerja ditempat itu?" Andini masih terlihat berpikir dengan keras.
"Apa salahnya mencoba hal baru Andini." Ia berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Keesokan harinya dia kembali memesan taksi untuk mengantarkannya ke alamat yang di tujuh.
"Pak ini alamatnya." Andini memberikan kartu nama tersebut kepada sopir taksi.
"Siap mba." Ucap sopir tersebut lalu melajukan mobilnya.
Setelah sampai di alamat yang dituju Andini turun dan berdiri melihat gedung besar yang ada didepannya.
"Aku tidak yakin ini berhasil." Gumam Andini dalam hati lalu masuk kedalam gedung tersebut.
Setelah masuk, Andini bertanya kepada satpam yang berdiri didepan pintu. Kemudian satpam tersebut mengantarkan dia masuk keruang menejer perusahaan tersebut.
"Silahkan duduk mba." Seru satpam tersebut lalu menutup pintu dan meninggalkan Andini didalam ruang tersebut. Selang beberapa menit kemudian, seorang wanita cantik masuk dan penampilannya sangat modis membuat Andini sangat kagum bahkan dia terlihat melotot menatap wanita yang ada didepannya saat ini.
"Belum pernah lihat wanita cantik seperti aku..?" Tanya wanita tersebut sambil menggulung-gulung rambutnya dihadapan Andini dengan wajahnya yang angkuh menatap Andini dari ujung rambut sampai di ujung kaki.
"Iya mba.. belum pernah lihat secara langsung, biasanya hanya nonton di televisi hehehe." Jawab Andini tersipu malu karena ketahuan kagum melihat orang di depannya.
"Ohh.. pantas penampilanmu seperti itu. kampungan." Wanita tersebut berbicara pelan dan Andini bisa mendengarnya dengan jelas.
Andini menundukkan kepalanya dan tidak berani lagi menatap wanita didepannya itu.
"Ada keperluan apa datang kesini..?" Tanya wanita tersebut masih tidak suka menatap Andini.
"Anu mba, aku mau melamar kerja." Jawab andini sedikit ketakutan.
"Apa? Melamar kerja..? Hahaha kamu bercandakan? Dengan penampilan seperti ini? Aduh mendingan kamu keluar dari ruanganku secepatnya sebelum aku memanggil satpam untuk mengusirmu...!"
"Maaf mba, jadi Cleaning Service juga nggak apa-apa. Aku lagi butuh dengan pekerjaan ini mba. Aku mohon mba. Pak Bima yang memberikan kartu namanya ini kepadaku. Katanya kalau aku butuh pekerjaan silahkan datang kekantornya." kata Andini sambil meneteskan air mata memohon kepada wanita tersebut.
"Aku bilang pergi ya pergi..! Nggak mungkin pak Bima memberikan kartu namanya dengan orang seperti kamu." Wanita tersebut berdiri dan menarik tangan Andini keluar dari ruangannya.
Setelah didepan pintu dia menolak tubuh Andini keluar dari ruangannya dan ternyata didepan pintu ada pria yang sedang berdiri dan hendak masuk kedalam ruangan wanita tersebut. Andini terjatuh bersama pria tersebut dengan posisi Andini sedang berada diatas badan pria tersebut. Semua karyawan dan wanita tersebut menatap Andini dengan terkejut. Pria tersebut melingkarkan tangannya dipinggang Andini sambil tersenyum.
"Aku tahu kamu akan datang." Ucap pria tersebut sambil tersenyum. Andini sangat kaget karena sedang berada dipelukan pria tampan dan matanya tidak berkedip sejak tadi melihat pria yang sedang berada diatas lantai menahan tubuhnya itu.
"Aku, aku.." Ucap Andini terbata-bata karena bibirnya hampir bersentuhan langsung dengan bibir pria tersebut.
"Mau aku bantu berdiri Bim..?" Tanya wanita tersebut kepada laki-laki yang ada dibawa tubuh Andini.
"Maaf pak." Andini langsung berdiri. Merapikan bajunya dan sangat malu karena semua mata tertuju kepadanya entah apa yang ada dalam pikirannya mereka saat melihat Andini. Pria tersebut juga berdiri dan merapikan bajunya.
"Mau aku bantu merapikan baju Bim?" Ucap wanita tersebut dan sudah memegang jas Bima.
"Tidak perlu." Jawab Bima singkat dan melepaskan tangan wanita tersebut dari jas yang dia kenakan.
"Maaf Bima, gadis ini membuat kekacauan di kantor ini. Aku akan mengusirnya dari sini." Ujar wanita tersebut.
Andini hanya pasrah dan menundukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Shellia Vya
Siapakah Bima?
2023-03-01
0
Yurike
ditunggu kelanjutannya Kaka.dapat salam dari "cinta istri ketiga"
2021-02-22
0
Alanna Th
hehe, ddorong trus jth dlm plkn ? cie
2020-11-05
0