Jakarta, It's Newly Home

Aura, Alisha dan Arfan menjejakkan langkah kaki mereka di kota Jakarta, Kota Metropolitan untuk kali pertama. Aura menghela nafas, mencoba menyemangati diri menyambut kehidupan baru, di rumah baru, lingkungan baru, dan tantangan baru. Sementara Alisha merasa masa depannya semakin jelas terlihat. Universitas tempatnya akan bersekolah sangat ternama dan terbaik di Indonesia. Dia takkan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk meraih impiannya menjadi seorang dokter nantinya. Bagi Arfan petualangan baru akan segera dimulai. Sekolah baru, teman baru, guru baru dan lingkungan baru yang telah lama ia nantikan.

Disebuah gang kecil dipinggiran kota Jakarta mereka akan tinggal. Rumah kontrakan mereka tidak sebesar rumah dikampung halaman yang telah mereka kontrakkan. Namun cukup untuk menampung mereka bertiga. Lagipula harga sewa nya lumayan murah untuk sebagian besar orang.

"Kita mulai hidup baru disini. Semangat baru, lingkungan baru dan semua serba baru." kata Aura memberikan semangat bagi adik-adiknya.

"Tapi sepatu Arfan ga baru nih." Canda Arfan.

"Eh bocah." seru Alisha. "Tunggu Mba mu ini lulus dan jadi dokter nanti, jangankan sepatu, muka mu aja nanti kubuat baru."

"Wah... keren... mau dong... tapi yakin bisa jadi dokter?" goda Arfan.

"Enak aja." sahut Alisha sambil menjitak kepala adiknya.

Aura tersenyum sambil terus merapikan barangnya ke lemari.

"Sha, besok pas mau ke kampus buat registrasi ulang, tolong ajak Arfan cari sekolah dulu ya. Yang dekat-dekat sini aja, asal sekolahnya bagus." kata Aura masih sibuk membenahi peralatannya."Mba besok coba cari kerja deh."

"Langsung cari kerja Mba, ga istirahat dulu." tanya Alisha.

"Kita itu enggak boleh sia-siakan waktu, karena mulai sekarang kita harus bekerja lebih keras." Jawab Aura sambil menatap dalam kepada Alisha.

"Iya Mba. Semoga besok Mba langsung dapat kerja ya." kata Arfan.

"Kita harus yakin." angguk Aura.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Keesokannya Aura sudah berada di bus yang membawanya ke pusat kota Jakarta. Tujuannya tak lain ingin mencari pekerjaan di pusat kota. Karena kelelahan, sialnya Aura tertidur dan tak menyadari perhentian semestinya telah terlewat.

Tepat satu jam lebih setelah halte yang dia tuju terlewat barulah Aura terbangun dari tidurnya. Awalnya Aura biasa saja karena dia memang belum mengenal Jakarta. Tapi semakin jauh suasana ramai yang menjadi identik pusat kota tak kunjung dia lihat. Akhirnya Aura menanyakan kepada orang disebelahnya.

"Bu.. Halte Kemayoran masih lama?" tanya Aura pada Ibu disampingnya.

Ibu itu menyerngitkan dahinya lalu berkata "Neng mau ke Halte Kemayoran?" disambut anggukan Aura.

"Aduh Neng itu udah lewat 1,5 jam lalu. Ini mah kita arah tanggerang." kata si Ibu dengan logat khas Sunda.

Aura langsung panik. Ia celingak celinguk merasa ingin segera keluar dari bus yang membawanya melaju kearah Tanggerang.

"Pak supir." teriak Aura. "Saya stop di halte selanjutnya."

Pak Supir menatap Aura lewat kaca spion depan lalu menjawab "Beres Neng."

Tepat di Halte selanjutnya Aura turun dari bus. Wajahnya masih panik. Bingung harus kemana. Handphone nya pun habis batrai. Aura tambah bingung. Tiba-tiba hujan turun menyadarkan Aura dari kebingungannya. Ia segera berlari menuju sebuah perkomplekkan. Dilihatnya satpam komplek tengah asyik menonton televisi. Iapun segera masuk kedalam komplek sambil mencari tempat berteduh.

Sebuah rumah mewah tak jauh dari portal komplek dengan pohon rindang di depan pagarnya membuat Aura memutuskan untuk berteduh di bawah pohon tersebut sambil bersandar di pagar rumah. Tiba-tiba pagar rumah terbuka dan Aura sedikit kaget.

Pemandangan dari balik pagar yang begitu indah membuat Aura tanpa sadar melangkah memasuki pekarangan. Rumah itu memang tidak terlalu besar namun terkesan mewah dan arsitekturnya modern. Aura nampak terkagum-kagum meliatnya. Jendela besar di depan rumah membuat ruang tamu tampak jelas terlihat dari luar. Peralatan di dalamnya pun terlihat mewah dan mahal.

courtessy : pinterest

Aura pun begitu tertegun meliat rumah indah itu. Dia menempelkan wajahnya ke jendela besar itu sambil membayangkan andai dia bisa memiliki rumah secantik ini. Tiba-tiba Aura melihat jendela samping terbuka sedikit. Nampaknya sang pemilik rumah lupa merapatkan dan menguncinya kembali. Entah mengapa Aura nampak semakin penasaran untuk masuk kerumah itu. Ia menarik jendela, dan... terbuka. Sambil menatap sekitar Aura masuk kerumah melalui jendela yang terbuka itu.

'Wow... Ini rumah bagus banget.' batin Aura. Ia mencoba duduk di sofa nya dan merasakan betapa empuknya sofa mahal itu.

"Apa enggak ada orang dirumah ini?" Batin Aura bertanya. Tiba-tiba dering telepon berbunyi mengagetkan Aura. Ia coba melayangkan pandangannya keseisi ruangan kemudian bersembunyi dibalik sofa ruang tamu, takut kalau si empunya rumah datang mendengar dering telepon. Tapi hingga dering berhenti tak ada yang datang.

"Kayaknya memang enggak ada orang nih. Tapi rumah sebagus ini ditinggalin dengan pagar terbuka dan jendela tak terkunci. Ceroboh banget yang punya rumah. Untung aku bukan maling."

Mendadak Aura berinisiatif mengelilingi rumah tersebut. Dia menaiki tangga menuju lantai atas. Tambah takjub dia meliat lantai dua rumah itu. Benar-benar indah dan tertata rapi. Di lantai atas hanya ada dua buah kamar. Aura membuka kamar pertama. Dan kosong. Aura mencoba membuka kamar kedua dan... terkunci.

Tak berapa lama Aura tersadar apa yang dilakukannya sungguh tidak baik. Ia masuk kerumah orang tanpa izin walaupun dia tidak berniat jahat sedikitpun. Ia bergegas turun kebawah dan berniat meninggalkan rumah karena hujan sudah mulai reda.

Saat dia menuruni anak tangga tiba-tiba telepon kembali berdering. Aura dengan perlahan mendekati pesawat telepon dan menganggat gagangnya kemudian meletakkan ditelinganya.

"Hallo.." sapa Aura.

"Hallo, bisa bicara dengan Tuan Raga Adinata?" tanya suara di seberang sana.

"Tuan.. Tuan Ra.. Raga nya lagi enggak ada. Ada pesan." sahur Aura terbata-bata.

"Saya bicara dengan siapa?"

"Saya.. saya.. Aura, saya.. saya... emmm.. anak Tuan Raga." jawab Aura sekenanya.

"Oh baik. Tolong sampaikan ke Tuan Raga, kami belum bisa mengirim Asisten Rumah Tangga dalam waktu cepat, karena kebetulan agency kami tengah mengalami kekosongan ART. Jika Tuan Raga mau coba agency lain kami persilakan. Tapi jika tidak ada konfirmasi kami akan mengirimkan ART nya dalam waktu 2-3 minggu mendatang."

"Iya.. nanti saya sampaikan." jawab Aura dengan wajah cemas.

"Baik, terimakasih."

Aura buru-buru menutup telepon, dan segera keluar melewati jendela rumah yang terbuka tadi. Naas, saat di pekarangan menuju kearah pagar untuk keluar. Pagar sudah terbuka lebar, dan tak lama sebuah mobil sedan hitam meluncur masuk. Mata Aura terbelalak. Pemilik rumah telah tiba. Bagaimana nasib Aura selanjutnya?

Terpopuler

Comments

Ezra Pph

Ezra Pph

mantap Thor dgn visual nya

2020-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Ibu... Pergi Untuk Selamanya
2 Kabar Gembira Untuk Alisha
3 Jakarta, It's Newly Home
4 Aura dan Bos Baru
5 Saatnya Ucapkan Perpisahan
6 Boss Raga Adinata
7 My Boss dan Sifatnya
8 Jangan Bersedih Boss
9 Bawa Perasaan
10 Dari Perut Naik ke Hati
11 Alisha Menghilang
12 Pertolongan Datang
13 Alisha Ketemu
14 Kemarahan Raga
15 Makan Siang di Warteg
16 New Job
17 Nenek Arya
18 Persaingan Dimulai
19 Kedatangan Raga
20 Perjalanan ke Solo
21 Istana Keluarga Rama Suseno
22 Ketulusan Aura
23 Ide Gila Salwa
24 Terimakasih Bos
25 Pertengkaran di Rumah Itu
26 Waktunya Bersenang-senang
27 Hari Terakhir di Solo
28 Sunset di Puncak Solo
29 Antara Raga dan Rena
30 Kembali ke Jakarta
31 Raga dan Gang Kecil
32 Renata dan Pesonanya
33 Antara Aura dan Rena
34 Kedatangan Arya
35 Acara Launching Brand Baru
36 Pertikaian di Pesta
37 Tuduhan Rena
38 Konferensi Pers
39 Pengakuan Arya
40 Masalah Mulai Muncul
41 Pertemuan Kembali
42 Kesepakatan Dimulai
43 Raga Melamar Aura
44 Perpisahan Aura dan Arya
45 Move Out Lagi
46 New Home
47 Awal Kehidupan yang Baru
48 PENGUMUMAN
49 Kedatangan Calon Mertua
50 Hadiah untuk Aura
51 Menjelang Pernikahan
52 Aku Mencintaimu Aura
53 Tak Ada Kepastian
54 The Day
55 Malam Pertama
56 Pengantin Baru
57 Hay Tokyo..
58 Tidurlah Bersamaku Bos
59 Day 1 in Japan
60 Sunset di Fujiyama
61 Hati Yang Bersedih
62 Sakura di Musim Salju
63 Last Night
64 Kembali ke Rumah
65 Bekerja Kembali
66 Amarah Alisha
67 Siasat Rena
68 First Date Berakhir Dilema
69 Perang dimulai
70 Atur Siasat
71 Kedatangan Para Wartawan
72 Saatnya Beraksi
73 Apresiasi Untuk Viewers
74 Jelang Persidangan
75 Arya dan Sidang Pertama
76 Aura Cemburu
77 Aura Merajuk
78 Sidang Kedua
79 Pengakuan Aura
80 Kedatangan Alexa
81 Alisha Bahagia
82 Reuni dimulai
83 Selamat Datang
84 Doni atau Arya?
85 Pohon Jodoh
86 Untuk Selamanya
87 Malam Prome Night
88 Hari Terakhir
89 Kabar Mengejutkan
90 Kedekatan Arya dan Alexa
91 Kedatangan Doni
92 Danish dan Kenangannya
93 PANDUAN PEMBACA SETIA YMB
94 Pertemuan Alisha dan Salwa
95 Ulang Tahun Aura
96 Lancarkan Siasat B
97 Malam Pertama
98 Kejutan Kecil Untuk Aura
99 Aura Sakit
100 Rencana Lamaran Doni
101 Kemunculan Rena
102 Aura Hamil
103 Sepucuk Undangan Menyakitkan
104 Kembalinya Rena
105 Persiapan Pertunangan
106 Kebersamaan Arya dan Alisha
107 Lamaran Doni
108 Teror untuk Aura
109 USG Perdana
110 Pembantu Baru
111 Aura Cemburu
112 Teror Untuk Aura
113 Penyelidikan di Mulai
114 Apartemen Rena
115 Kembali ke Rumah Nenek
116 Semangat Pagi
117 Kontrak Baru (Part 1)
118 Kontrak Baru (Part 2)
119 Panggilan Tak Dikenal
120 Pesta Pertunangan Arya
121 Ada Apa Dengan Aura
122 ICU Rumah Sakit
123 Aura Siuman
124 Psikologi Aura Terancam
125 Mengidam Kepiting Asam Manis
126 Siapakah Wanita Itu?
127 Mulai Terkuak
128 Ada yang Kangen
129 Dia adalah Reshi
130 Alisha adalah Alisha
131 Mulai Terungkap
132 Rahasia Reshi
133 Akan Berakhir
134 Teror Telah Usai
135 Penyesalan Seorang Ibu
136 Penyesalan Reshi
137 Wahana Halilintar
138 KAMI TENGAH BERDUKA CATATAN PENULIS
139 Masih Bermain
140 Ini Kencan?
141 Kejutan Part II
142 Aura... Gawat...!!!
143 Kembar Tiga
144 Wanita Berhati Emas itu Aura
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Ibu... Pergi Untuk Selamanya
2
Kabar Gembira Untuk Alisha
3
Jakarta, It's Newly Home
4
Aura dan Bos Baru
5
Saatnya Ucapkan Perpisahan
6
Boss Raga Adinata
7
My Boss dan Sifatnya
8
Jangan Bersedih Boss
9
Bawa Perasaan
10
Dari Perut Naik ke Hati
11
Alisha Menghilang
12
Pertolongan Datang
13
Alisha Ketemu
14
Kemarahan Raga
15
Makan Siang di Warteg
16
New Job
17
Nenek Arya
18
Persaingan Dimulai
19
Kedatangan Raga
20
Perjalanan ke Solo
21
Istana Keluarga Rama Suseno
22
Ketulusan Aura
23
Ide Gila Salwa
24
Terimakasih Bos
25
Pertengkaran di Rumah Itu
26
Waktunya Bersenang-senang
27
Hari Terakhir di Solo
28
Sunset di Puncak Solo
29
Antara Raga dan Rena
30
Kembali ke Jakarta
31
Raga dan Gang Kecil
32
Renata dan Pesonanya
33
Antara Aura dan Rena
34
Kedatangan Arya
35
Acara Launching Brand Baru
36
Pertikaian di Pesta
37
Tuduhan Rena
38
Konferensi Pers
39
Pengakuan Arya
40
Masalah Mulai Muncul
41
Pertemuan Kembali
42
Kesepakatan Dimulai
43
Raga Melamar Aura
44
Perpisahan Aura dan Arya
45
Move Out Lagi
46
New Home
47
Awal Kehidupan yang Baru
48
PENGUMUMAN
49
Kedatangan Calon Mertua
50
Hadiah untuk Aura
51
Menjelang Pernikahan
52
Aku Mencintaimu Aura
53
Tak Ada Kepastian
54
The Day
55
Malam Pertama
56
Pengantin Baru
57
Hay Tokyo..
58
Tidurlah Bersamaku Bos
59
Day 1 in Japan
60
Sunset di Fujiyama
61
Hati Yang Bersedih
62
Sakura di Musim Salju
63
Last Night
64
Kembali ke Rumah
65
Bekerja Kembali
66
Amarah Alisha
67
Siasat Rena
68
First Date Berakhir Dilema
69
Perang dimulai
70
Atur Siasat
71
Kedatangan Para Wartawan
72
Saatnya Beraksi
73
Apresiasi Untuk Viewers
74
Jelang Persidangan
75
Arya dan Sidang Pertama
76
Aura Cemburu
77
Aura Merajuk
78
Sidang Kedua
79
Pengakuan Aura
80
Kedatangan Alexa
81
Alisha Bahagia
82
Reuni dimulai
83
Selamat Datang
84
Doni atau Arya?
85
Pohon Jodoh
86
Untuk Selamanya
87
Malam Prome Night
88
Hari Terakhir
89
Kabar Mengejutkan
90
Kedekatan Arya dan Alexa
91
Kedatangan Doni
92
Danish dan Kenangannya
93
PANDUAN PEMBACA SETIA YMB
94
Pertemuan Alisha dan Salwa
95
Ulang Tahun Aura
96
Lancarkan Siasat B
97
Malam Pertama
98
Kejutan Kecil Untuk Aura
99
Aura Sakit
100
Rencana Lamaran Doni
101
Kemunculan Rena
102
Aura Hamil
103
Sepucuk Undangan Menyakitkan
104
Kembalinya Rena
105
Persiapan Pertunangan
106
Kebersamaan Arya dan Alisha
107
Lamaran Doni
108
Teror untuk Aura
109
USG Perdana
110
Pembantu Baru
111
Aura Cemburu
112
Teror Untuk Aura
113
Penyelidikan di Mulai
114
Apartemen Rena
115
Kembali ke Rumah Nenek
116
Semangat Pagi
117
Kontrak Baru (Part 1)
118
Kontrak Baru (Part 2)
119
Panggilan Tak Dikenal
120
Pesta Pertunangan Arya
121
Ada Apa Dengan Aura
122
ICU Rumah Sakit
123
Aura Siuman
124
Psikologi Aura Terancam
125
Mengidam Kepiting Asam Manis
126
Siapakah Wanita Itu?
127
Mulai Terkuak
128
Ada yang Kangen
129
Dia adalah Reshi
130
Alisha adalah Alisha
131
Mulai Terungkap
132
Rahasia Reshi
133
Akan Berakhir
134
Teror Telah Usai
135
Penyesalan Seorang Ibu
136
Penyesalan Reshi
137
Wahana Halilintar
138
KAMI TENGAH BERDUKA CATATAN PENULIS
139
Masih Bermain
140
Ini Kencan?
141
Kejutan Part II
142
Aura... Gawat...!!!
143
Kembar Tiga
144
Wanita Berhati Emas itu Aura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!