Akhirnya Tama memutuskan untuk menelpon mommynya dan memberitahu tentang keadaan Kia secara langsung. Namun, saat dia baru saja menekan tombol call seseorang merebut ponselnya dan membatalkan panggilannya.
"Jangan memberitahu tentang keadaanku pada keluarga kita, terutama bundaku. Aku tidak mau membuat semua orang sedih karena keadaanku. Biarkanlah semua orang mengira kalau kita sudah berada di Korea untuk berbulan madu," ujar Kiara.
"Baiklah, jika itu maumu." Kiara ikut duduk disebelah Tama.
"Apa kamu baik-baik saja, Kia?" tanya Tama dengan hati-hati. Dia tidak mau membuat Kiara kembali bersedih.
"Walaupun aku bersedih, tidak akan bisa mengubah apapun. Bukankah aku tetap akan sakit," jawab Kiara sambil tersenyum.
"Kia, aku janji, selamanya aku akan selalu bersamamu. Aku akan menemanimu melewati ujian ini. Aku akan selalu berada disisimu sampai kamu sembuh."
Kiara mengangguk. Dia menyerahkan kembali ponsel milik Tama yang tadi dia rebut.
"Tapi, kamu juga harus berjanji kepadaku untuk merahasiakan penyakitku ini pada siapa pun, terutama pada keluarga kita." Pinta Kiara sambil menatap wajah suaminya.
"Tapi ...."
"Aku akan pergi dari sisimu, jika sampai keluarga kita tahu tentang keadaanku!" ancam Kiara.
Dengan berat hati akhirnya Tama mengiyakan permintaan Kiara. "Baiklah, aku janji Kia," jawab Tama pasrah.
"Tutup semua akses yang bisa menunjukkan keberadaan kita. Kamu adalah keturunan Wijaya, aku yakin kamu mampu menutup semua akses tersebut."
"Tapi, bagaimana jika daddy dan ayahmu ...."
"Aku tahu kamu juga pasti bisa mengelabuhi mereka," sela Kiara. Dia menatap tajam mata suaminya. Seolah memberinya peringatan kalau dirinya tidak akan main-main dengan ancaman yang dia ucapkan.
"Baiklah. Kita akan bersembunyi dari seluruh keluarga kita, sesuai keinginanmu," jawab Tama yang akhirnya mengiyakan permintaan istrinya. "Sekarang tidurlah. Aku akan menunggumu disini, jika memang kamu masih membutuhkan waktu untuk sendiri."
Kiara mengangguk, kemudian ia kembali ke ruang rawatnya. Tama menghirup napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Dia merasa kalau hari ini adalah hari tersulit dalam hidupnya. Tama segera melakukan hal yang diinginkan sang istri yaitu menghilangkan jejak mereka dari keluarga besarnya.
"Mom, Daddy, maafkan aku. Untuk sementara aku pergi dari kalian. Bunda Dewi, Ayah Nando, aku pasti akan menjaga Kia sampai sembuh. Maafkan aku juga karena aku juga harus bersembunyi dari kalian. Kami janji, kami akan secepatnya kembali setelah Kiara sembuh. Mikha, Kee, jagalah mommy dan daddy untukku," batin Tama. Dia begitu berat karena harus bersembunyi dari keluarganya sendiri. Tapi, demi menyenangkan hati Kiara, dia harus rela.
Untuk menghilangkan jejak mereka, Tama memulainya dengan mengganti nomor ponsel pribadi miliknya dan Kiara. Tama menatap Kiara dari jendela, dia sedikit lega setalah melihat istrinya itu tidur.
"Akhirnya kamu bisa tidur juga, sayang." Tama bermonolog sambil menatap istrinya itu.
Keesokan paginya, sesuai rencana Kiara mulai melakukan serangkaian pemeriksaan yang disarankan oleh dokter Louis. Dan selama itu juga Tama tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepada sang istri tercinta.
"Lou, bagaimana hasilnya?" tanya Tama setelah Kiara menyelesaikan serangkaian pemeriksaan.
"Kanker yang bersarang di rahim istrimu masih stadium awal dan hanya melibatkan satu ovarium. Jadi, kita bisa menggunakan metode pengobatan lain selain operasi."
Kiara tersenyum saat mendengar dirinya tidak perlu dioperasi, karena itu berarti rahimnya masih bisa diselamatkan. Jadi, impiannya untuk bisa hamil bisa ia wujudkan. Namun, senyum itu kembali sirna saat mendengar keterangan dokter Louis selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ragil Saputri
kenapa harus menghindari kluarga KIA..... bukankah lebih baik orang tua kalian tau....kasian mereka pasti kepikiran kalian terus..
2023-06-22
0
Ririe Handay
ujian
2022-04-01
0
𝐀⃝🥀 𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺᴛʀɪ'𝗚🤎
cerita ini benar2 buat baper...👍👍👍
2022-03-19
0