Jengah menanggapi Nantha, akhirnya Nada kembali menatap papinya sambil mengusap tangan sang papi. Tiba-tiba Nada merasakan ada pergerakan di jari tangan papinya. Lalu disaat ia menatap papinya, dengan perlahan papinya membuka mata dan tersenyum kala melihat putri kesayangannya berada disampingnya. Kemudian Nada beranjak dari duduknya begitu juga Nantha yang menghampiri brankar papi Nada.
"Pa-papii. Papi udah sadar. be--bentar aku panggilin dokter dulu ya pii." ujar Nada gugup.
"Biar aku yang panggilin dokter, kamu disini aja." sergah Nantha dan Nada hanya mengangguk.
Beberapa saat kemudian dokter datang dan memeriksa keadaan papi Nada.
"Alhamdulillah kondisinya sudah lebih baik, tapi jangan terlalu banyak gerak, perbanyak istirahat. Mungkin lusa sudah bisa pulang." terang Dokter.
"Baik, terimakasih banyak, dok." ucap Nada dengan tersenyum
"Baik saya permisi dulu. Kalo ada apa-apa pencet tombol transmitter calling saja ya." ujar Dokter
"Ehee iya maaf dok tadi saya agak panik jadi nggak sempet mencet tombol itu" jelas Nada malu
Dokter hanya tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Setelah itu Nada memandangi papinya dengan tersenyum dan bertanya.
"Papi, mau apa? Minum? Makan? Atau papi ada yang sakit? Bilang sama Nada, pi." tanya Nada beruntun.
Sambil tersenyum papi menjawab "Papi nggak kenapa-napa sayang, cuma agak pusing dikit. Mungkin kelamaan tidur, hehehe." kekeh papi.
"Oh iya papi mau minum sayang, haus." imbuh papi.
"Oh iya pii. Ayo Nada bantu duduk. Hati-hati, pi." ucap Nada, lalu menerima air yang disodorkan oleh Nantha. Yaa, Nantha yang sedari tadi diam hanya memandangi anak dan ayah itu mengobrol, langsung tanpa aba-aba mengambilkan minum yang diminta oleh papi Nada, melihat Nada yang berusaha membantu papinya duduk.
"Makasih" ucapa Nada singkat dan dibalas senyuman oleh Nantha.
Selesai papinya minum, Nada mengembalikan gelas di tempat semula. Lalu meminta papinya untuk istirahat lagi, namun papinya menolak dengan alasan badannya pegal karna merasa kelamaan tidur.
"Papi baru tidur beberapa jam aja udah bilang capek." omel Nada dan papinya hanya tersenyum gemas melihat anaknya yang cerewet itu.
"Sayang, dari tadi temen kamu nggak di ajak ngobrol. Kamu juga belum ngenalin ke papi kalo punya teman cowok tampan gini. Anak papi ini sekarang main rahasia-rahasiaan ya." ujar papi sambil memicingkan matanya.
"Piii, apaan sih. Ini tuh bukan temen Nada. Nada juga baru aja kenal. Namanya Nantha." ucap Nada jutek dan sedikit malu karna godaan papinya.
"Terus kamu kenal darimana. Dan siapa tadi, Na--"
"Nantha, pii"
"Oh iya, nak Nantha kok tiba-tiba tau kalo om ada di rumah sakit?" tanya papi.
Nada menghela napas pelan, "Emm papi. Papi istirahat lagi ya, kata dokter kan papi belum boleh banyak gerak dan harus perbanyak istirahat supaya papi cepet sembuh. Nanti kalo udah sembuh kita jalan-jalan lagi. Nada kangen jalan-jalan sama papiii." ucap Nada dengan manja sambil bergelayut di lengan papinya dan berharap papinya luluh menurutinya. Tapi memang kenyataannya Nada sudah lama tidak jalan-jalan dengan papinya.
"Iya sayang, tapi jawab dulu dong pertanyaan papi tadi. Nak Nantha ini tau darimana kalo papi ada disini, katanya kamu baru kenal?" ujar papi
"O--om. Ma-maaf sebelumnya, saya mau bicara sebentar sama om. Sebelumnya kenalin om, saya Nantha." ucap Nantha sedikit gugup dan mendapat pelototan tajam dari Nada, namun Nantha mengabaikannya.
"Hardi. Silahkan, nak. Nggak usah tegang gitu. Santai aja sama om." ucap papi mencairkan suasana.
Helaan napas Nantha terdengar membuat papi Nada sedikit heran, seperti ada hal yang serius.
"Sebelumnya saya mau minta maaf sama om..." ucap Nantha terjeda "Karna kelalaian saya dalam mengemudi karna tidak fokus, membuat om jadi seperti ini karna ulah saya. Saya janji, saya akan bertanggung jawab sampai om sembuh dan saya akan menerima segala konsekuensinya. Sekali lagi saya minta maaf om." ucap Nantha tegas namun sedikit takut akan respon papi Nada.
Namun ternyata diluar dugaan. Papi Nada justru hanya tersenyum sambil menepuk bahu Nantha, karna memang posisi Nantha sangat dekat dengan brankar.
"Terimakasih sudah membawa saya ke rumah sakit. Senang bertemu dengan anak muda seperti nak Nantha meskipun harus seperti ini." kekeh papi sebentar menjeda kalimatnya, "tapi saya dapat melihat bahwa nak Nantha sangat tulus dan bertanggung jawab. Om tidak menyalahkan kamu, karna ada saatnya semua orang pasti mengalami musibah dan om anggap ini musibah buat om lewat perantara kamu. Kamu tenang aja om bisa ngertiin kamu, dengan kamu sudah mau kesini, om dapat melihat kalo kamu memang laki-laki yang baik. Sekali lagi om terimakasih." ucap papi panjang lebar dan membuat Nantha diam membisu memandangi papi Nada, karna tidak menyangka akan respon papi Nada.
"O---om, kalo om mau marah saya sangat terima om. Rasanya saya nggm pantas mendapatkan maaf dari om begitu saja." ucap Nantha tak enak hati.
"Sudahlah nak, om gakpapa, kamu jangan berlebihan. Udah yaa, jangan dipikirin. Yaudah om mau istirahat. Kamu ngobrol-ngobrol aja sama anak om yang manja ini." ucap papi mencairkan suasana sambil melirik Nada.
"Papiii ihh" rengek Nada
"Oh iya nak Nantha, apa kamu mau cepet-cepet pulang?" tanya papi
"Emmm nggak kok om, ada apa ya om? Apa ada yang bisa Nantha bantu?" tawar Nantha
"Om mau minta tolong kalo kamu nggak keburu pulang, tolong kamu temenin Nada. Om kasian kalo dia nggak ada temennya." jawab papi
"ihh papi, Nada gakpapa kok. Nada kan udah gede, masak nemenin papi minta ditemenin sama orang lain sih." gerutu Nada
Belum sempat papi menanggapi, Nantha sudah menyela terlebih dulu. "Om, tenang aja. Nantha akan temenin Nada disini, karna emang niat Nantha kesini mau nemenin Nada nungguin om, dan kalo om izinin Nantha ingin bermalam disini mengingat Nada perempuan, nanti kalo butuh apa-apa biar Nantha yang keluar." terang Nantha
Papi tersenyum akan sikap pemuda didepannya ini, "Boleh nak. Om izinin kamu nginep disini. Tapi apa gakpapa kalo tidur di sofa?" ujar papi merasa tak enak hati.
"Om tenang aja." jawab Nantha dengan senyuman.
Sedangkan Nada yang sedari tadi menyimak rasanya ingin sekali memaki Nantha. Namun dia hanya bisa pasrah, karna papinya sendiri yang meminta.
"Emmm, yaudah papi istirahat lagi ya udah malem" ucap Nada
"Iya sayang. Oh iya, apa kamu udah makan? jangan lupa makan yaa. Inget magh kamu." ucap papi mengingatkan
"Iya pii, habis ini kalo papi udah tidur Nada bakal keluar cari makan di kantin" balas Nada
"Minta temenin nak Nantha ya. Nak Nantha kamu nggak keberatan kan nganter Nada ke kantin?" tanya papi
"Sama sekali nggak kok om, nanti saya anterin Nada. Atau kalo perlu biar saya aja yang ke kantin, Nada biar disini aja nemenin om" ujar Nantha
"Nggak usah nak. Kalian keluar aja, kan lebih enak kalo makannya di kantin. Lagian om juga mau tidur. Yaudah gih keluar cari makan." perintah papi
"Nanti aja pii, Nada nunggu papi tidur." ujar Nada
"Nggak usah sayang kamu buruan keluar gih." ujar papi
"Ta--"
"Nada..." sergah papi memotong ucapan Nada.
Nada menghela napas pelan "Iya-iya. Yaudah papi tidur yaa. Night papi. Cup Cup." ujar Nada sambil mencium kening dan pipi papinya.
"Night too sayang. Hati-hati. Nak Nantha titip Nada yaa" ujar papi
"Iya om. Selamat istirahat om." ujar Nantha dan dibalas senyuman oleh papi.
Alhamdulillah...
Chapter 4 udah up yaa temen-temen...
Semoga kalian suka yaa😊
Aku minta dukungan kalian donggg. Plisss kasih like, komen, dan votenya. Karna itu berharga banget 🥺🥺🥺....biar aku juga tambah semangat nulis ceritanya guyss.
Well, see u next chapt👐
Thank u, guyssss😚❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂
humble ya.. adem liatnya.. 🤭🤭🤭
2021-09-27
0
hariyani
dari Roma 2nya Nathan tau kalo nada gadis kecilnya 😊
2021-08-30
4
Adellieach
suka...
2021-08-25
4