Tidak Sengaja

Di Kediaman Rumah Keluarga Pradana

Mentari menyambut pagi yang cerah itu dengan menampakan sinarnya. Pagi itu, suasana kota Jakarta amat sangat cerah, sehingga masih pukul 06:45 saja sudah terasa panas. Didalam sebuah kamar terlihat sepasang mata yang masih memejamkan matanya, sehingga dia enggan membukanya karna memang masih ngantuk berat.

Pekerjaan semalam membuatnya lembur sehingga dia baru bisa tidur pukul 02:00 dini hari.

Namun, panasnya terik matahari mencoba menelisik masuk lewat celah gorden, sehingga membuat pemilik mata itu merasa terganggu dan terpaksa bangun. Dilihatnya jam diatas nakas yang hampir menunjukan pukul 7 membuatnya berjingkat dan lari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Yaa.. pagi itu dia ada pertemuan dengan klien di kantornya, sehingga membuatnya terburu-buru.

Selesai dengan aktivitasnya, Nantha segera turun ke lantai 1 untuk sarapan bersama keluarganya.

"Pagi pah, mah" sapa Nantha kepada kedua orang tuanya

"Pagi sayang. Bukannya kamu pagi ini ada pertemuan?" tanya mamah Iren (Ibu dari Nantha)

"Pasti kamu lupa." sahut papa Bian (Ayah dari Nantha)

"Iya pah, mah. Aku juga gak lupa, ini aja juga keburu gara-gara bangun kesiangan, mamah juga tumben gak bangunin." gerutu Nantha

"Tuh kan kamu kalo bangun kesiangan pasti nyalahin mamah, yang nggak bangunin kamu lah yang ini lah. Mamah itu nggak cuma ngurusin kamu, mamah juga repot didapur bantuin bibi nyiapin sarapan, nyiapin keperluan papah kamu. Kamu itu juga udah gede, udah dewasa. Ya kalo kamu ngerasa kerepotan sendiri ya nikah aja lah. Udah sering kali mamah bilang udah waktunya kamu nikah biar ada yang ngurusin." omel mama Iren

"Ck mamah selalu itu aja ujung-ujungnya. Udah berapa kali juga Nantha bilang kalo Nantha itu masih muda, masih santai lah. Udah ah Nantha dah selesai sarapan, mau berangkat." ujar Nantha

Nantha membersihkan mulutnya dari sisa makanan yang menempel, lalu beranjak dari duduknya untuk berpamitan kepada orang tuanya.

"Berangkat dulu ya pah, mah. Assalamualaikum." pamit Nantha

"Waalaikumsalam hati-hati." ujar papa, mama bersamaan

Nantha hanya menganggukan kepalanya.

"Huhhh anak itu pah, kalo disuruh nikah biar ada yang ngurusin, ada aja alasanya. Susah banget, padahal buat kebaikannya sendiri." gerutu mama Iren

"Ya sudah gakpapa mah, kita ngomonginnya pelan-pelan. Kalo mamah ngomelin dia terus, kesannya mamah itu memaksa." ujar papa Bian

"Ya emang mamah itu maksa dia buat cepet-cepet nikah, ih papah gimana sih" kesal mama Iren

"Ya bukan gi--"

"Ah udahlah papah ini sama aja kayak Nantha. Nyebelin. " potong mama Iren yang kesal akan suaminya dan segera beranjak pergi meninggalkan papa Bian sendiri di meja makan.

"Yahhh salah lagi....." keluh papa Bian

Di Kantor Cabang Pradana Group

10 menit yang lalu, Nantha baru saja tiba di kantor, dan langsung masuk kedalam ruangannya untuk menunggu kliennya.

Tok tok tok (anggap suara pintu hihihi~~~)

"Masuk" ujar Nantha

"Maaf pak, ini ada Bapak Doni Bramasta dari Bramasta Company dan ini putrinya, Nona Jihan Bramasta." ujar Devan, asisten pribadi sekaligus sahabat Nantha sejak duduk di bangku SMA.

"Selamat pagi, dengan saya Denantha Anjas Pradana" Nantha beranjak berdiri dari duduknya dan memperkenalkan diri dengan menjabat tangan kliennya.

"Selamat pagi pak Nantha, saya Doni Bramasta. Senang bertemu dengan anda. Oh iya, ini kenalkan putri sekaligus sekretaris pribadi saya, Jihan Bramasta." ujar pak Doni memperkenalkan diri dan anaknya.

"Jihan Bramasta" ujar Jihan memperkenalkan diri dengan berjabat tangan sambil memandangi wajah Nantha dengan kagum karna ketampanannya.

"Denanta Anjas Pradana" balas Nantha dingin dan tidak begitu memperhatikan Jihan.

Karna terlalu memperhatikan Nantha, membuat Jihan tidak sadar jika tanganya belum lepas dari tangan Nantha dan membuat Nantha risih. Sehingga suara deheman membuayarkan lamunannya.

"Ehemm....." Nantha berdehem

"Jihan..." pak Doni menyenggol lengan putrinya

"Eh maaf... se-senang bertemu dengan anda pak Nantha." ujar Jihan kikuk.

"Baik bisa kita mulai pembahasan ini." ujar Nantha ingin segera mengakhiri pertemuannya, karna ia merasa risih dengan putri dari rekannya yang terus memperhatikannya.

"Mari pak Nantha" ujar pak Doni

Mereka pun membahas perihal kontrak proyek kerja sama yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Selesai dengan pertemuannya tadi pagi. Nantha lanjut dengan pekerjaannya yang belum selesai. Waktu makan siang tiba, rasanya Nantha enggan beranjak dari duduknya, karna dia belum merasa lapar dan masih ingin melanjutkan pekerjaannya agar cepat selesai. Sehingga suara ketukan pintu memecah konsentrasinya.

Tok tok tok~

"Masuk" ujar Nantha

Pintu ruangan terbuka dan masuklah Devan.

"Maaf bos ganggu. Bos nggak makan siang?" tanya Devan

"Saya belum lapar, nanti saya pulang sore sekalian makan di rumah. Kamu duluan saja." jawab Nantha

"Baiklah bos, kalau mau titip sesuatu telpun saya saja ya." ujar Devan

"Okey" jawab Nantha singkat sambil menganggukan kepalanya

Devan pun berlalu dari ruangan itu dan Nantha melanjutkan pekerjaannya yang sempat terjeda.

Hingga menjelang sore, mata Nantha sudah sangat letih karna berjam-jam terus fokus menatap layar monitor didepannya. Lalu Nantha memutuskan untuk pulang, dia merapikan berkas-berkasnya, memasukannya ke dalam tas dan bersiap untuk keluar dari ruangan.

Di luar ruangan, Nantha menghampiri ruangan Devan dan berpamitan pulang.

Nantha berjalan ke luar kantor dan menuju parkiran khusus, tempat dimana mobilnya terparkir dan segera melajukan mobilnya untuk pulang.

Sekilas tentang Devan~

Di kantor Nantha dan Devan berusaha bersikap profesional selayaknya atasan dan bawahan. Namun, diluar kantor mereka berlaku sebagai sepasang sahabat yang sudah seperti saudara, bahkan orang tua Nantha sudah menganggap Devan seperti anaknya sendiri. Karna, orang tua Devan sendiri menetap di Kanada untuk mengurus perusahaan disana.

Perjalanan Pulang

Dijalan Nantha mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang sambil memikirkan sesuatu yang mengganjal hati dan pikirannya. Yaahh, kata-kata mamahnya sangat memenuhi pikirannya, namun hatinya masih tertutup dan dipenuhi nama gadis masa kecilnya.

Sehingga dia tidak menyadari didepan ada seorang laki-laki paruh baya yang hendak menyebrang, karna tidak fokus dia terlambat menginjak pedal rem dan akhirnya pria tersebut tergeletak sudah tidak sadarkan diri.

Nantha begitu kaget melihat kejadian karna ulahnya yang tidak sengaja mengakibatkan seseorang celaka. Banyak orang sudah berkerumun didepan mobilnya dan membantu pria itu untuk segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Nantha segera keluar dan membantu pria itu ke mobilnya, Nantha akan bertanggung jawab atas apa yang menimpa pria tersebut.

Dari sebrang jalan terlihat seseorang yang berpakaian sopir berlari ke arahnya dan terkejut saat melihat ternyata majikannya sudah tidak sadarkan diri.

"Maaf tuan, beliau ini majikan saya, tolong bawa ke mobilnya saja, akan saya antarkan ke rumah sakit." ujar sang sopir yang akrab dipanggil Mang Didik.

"Tidak usah pak, biar dimobil saya saja yang lebih dekat. Saya yang akan bertanggung jawab, karna saya yang tidak sengaja menyebabkan kecelakaan ini. Bapak ikuti saya saja dari belakang." ujar Nantha dengan terburu-buru.

"Baik, tuan." jawab mang Didik.

Nantha memasukan pria itu kedalam mobil dibantu oleh Mang Didik dan beberapa orang disekitar tempat tersebut. Setelah itu Nantha langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

Tiba dirumah sakit, Nantha memanggil para petugas untuk membawakan brankar, setelah pria itu dibaringkan di brankar, petugas segera membawanya ke UGD agar segera mendapatkan penanganan. Nantha membantu menggiring brankar tersebut sampai masuk kedalam ruangan.

"Maaf pak, mohon tunggu diluar." ujar salah satu perawat

"Baik, tolong lakukan yang terbaik." jawab Nantha panik dan perawat itu hanya menganggukan kepalanya.

Tak lama kemudian Mang Didik datang dan sebelumnya sudah memberitahu keluarga majikannya, jika telah terjadi kecelakaan yang menimpa majikannya dan telah dilarikan ke rumah sakit.

30 menit kemudian keluarga pria tersebut datang dan langsung menghampiri sopirnya dengan tergesa-gesa.

"Mang Didik gimana papi saya, kenapa bisa kayak gini, apa yang terjadi?" tanya sang anak majikan dengan sangat panik.

^^^Well, guys chapter 2 udah up yaaaa...^^^

^^^Selamat membaca. Semoga suka😊^^^

^^^Jangan lupa tinggalkan jejak yaa🥰🥰🥰^^^

^^^See u next chapt, guys👐👐^^^

^^^Thank u🥰^^^

Terpopuler

Comments

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

❤️

2021-09-10

0

я𝓮𝒾𝓷A↠ͣ ⷦ ͣ𝓭𝓲𝓪𝓷✿

я𝓮𝒾𝓷A↠ͣ ⷦ ͣ𝓭𝓲𝓪𝓷✿

nnt lnjut like aku

2021-09-04

0

hiatus

hiatus

salam dari 'What Happens When You Die' thor, mampir juga yaa Thor 😍🥰

2021-09-01

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Tidak Sengaja
3 Saya Mau Nemenin Kamu
4 Diluar Dugaan
5 Pindah Meja
6 Panik
7 Anfal
8 Yang Menjenguk Papi.....
9 Menerima Keputusan Orang Tua
10 Di Rumah Calon Mertua
11 Drama Di Kantor Pradana Group
12 Akibat Dari Kegaduhan Di Resto
13 Nasihat Para Sahabat
14 Pertunangan Part 1
15 Pertunangan Part 2
16 Nasihat Menjelang Hari Pernikahan
17 Heran (Tidak Seperti Biasanya)
18 Kembali Mengingatnya....
19 Lampau...
20 Lampau Part 2
21 Hari Pernikahan
22 Rencana Yang Gagal
23 3G = Gara Gara Guling
24 Sepulang Dari Hotel
25 Obrolan Sebelum Tidur...
26 Nada Bingung, Nantha Berubah...
27 Bergelut Dengan Pikiran Masing-Masing
28 Rival Nantha
29 Terbongkar
30 Kesempatan Alfa
31 Kemarahan Pak Doni
32 Kebohongan Alfa
33 Terungkap
34 Kasmaran
35 Saling Menunjukan Kunci Jawaban
36 Dinner Romantis
37 Kali Pertama
38 Kepergok
39 Double Date Dadakan
40 Sesuatu Yang Di Sengaja
41 Kecurigaan Nantha
42 Kembali Berulah
43 Karna Es Krim
44 Keisengan Nantha
45 Isi Amplop
46 Awal Honeymoon
47 Romantic Surprise
48 Awass!!! Panasss...
49 Kekesalan Nada
50 Perihal Cemburu
51 Kado Pernikahan
52 Perubahan Sikap
53 Salah Paham
54 Positif
55 Mengetahuinya
56 Hormon Bumil
57 Congrats!!! You're Going To Be Grandparents
58 Melepas Rindu
59 Kecemasan Devan
60 Pertemuan Kedua 'Mereka'
61 Permintaan Nada
62 Is Devan In Love?
63 Kekesalan Shena
64 Pengakuan Devan
65 Devan dan Shena
66 Sakit Perut
67 Kegelisahan Nada
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Prolog
2
Tidak Sengaja
3
Saya Mau Nemenin Kamu
4
Diluar Dugaan
5
Pindah Meja
6
Panik
7
Anfal
8
Yang Menjenguk Papi.....
9
Menerima Keputusan Orang Tua
10
Di Rumah Calon Mertua
11
Drama Di Kantor Pradana Group
12
Akibat Dari Kegaduhan Di Resto
13
Nasihat Para Sahabat
14
Pertunangan Part 1
15
Pertunangan Part 2
16
Nasihat Menjelang Hari Pernikahan
17
Heran (Tidak Seperti Biasanya)
18
Kembali Mengingatnya....
19
Lampau...
20
Lampau Part 2
21
Hari Pernikahan
22
Rencana Yang Gagal
23
3G = Gara Gara Guling
24
Sepulang Dari Hotel
25
Obrolan Sebelum Tidur...
26
Nada Bingung, Nantha Berubah...
27
Bergelut Dengan Pikiran Masing-Masing
28
Rival Nantha
29
Terbongkar
30
Kesempatan Alfa
31
Kemarahan Pak Doni
32
Kebohongan Alfa
33
Terungkap
34
Kasmaran
35
Saling Menunjukan Kunci Jawaban
36
Dinner Romantis
37
Kali Pertama
38
Kepergok
39
Double Date Dadakan
40
Sesuatu Yang Di Sengaja
41
Kecurigaan Nantha
42
Kembali Berulah
43
Karna Es Krim
44
Keisengan Nantha
45
Isi Amplop
46
Awal Honeymoon
47
Romantic Surprise
48
Awass!!! Panasss...
49
Kekesalan Nada
50
Perihal Cemburu
51
Kado Pernikahan
52
Perubahan Sikap
53
Salah Paham
54
Positif
55
Mengetahuinya
56
Hormon Bumil
57
Congrats!!! You're Going To Be Grandparents
58
Melepas Rindu
59
Kecemasan Devan
60
Pertemuan Kedua 'Mereka'
61
Permintaan Nada
62
Is Devan In Love?
63
Kekesalan Shena
64
Pengakuan Devan
65
Devan dan Shena
66
Sakit Perut
67
Kegelisahan Nada

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!