Flasback On
Sore itu, terlihat seorang gadis yang sedang duduk di taman belakang rumahnya dengan ditemani kanvas, kuas lukis, dan peralatan lukis lainnya untuk menyelesaikan pesanan lukisan yang lusa harus diantar ke pemesan.
Gadis itu tak lain ialah Nada, ia sangat gemar melukis sejak kecil. Tak heran jika saat ini melukis sebagai profesi yang ditekuninya. Ayahnya yang seorang pengusaha memintanya untuk mengurus perusahaan, namun dia menolak dengan alasan tidak berminat. Hmmm simple sekali....
Saat sedang fokus, tiba-tiba dering suara ponsel diatas meja sampingnya berbunyi, menandakan ada telepon masuk. Setelah melihat siapa yang menelpon dan ternyata sopirnya, dia langsung mengangkatnya.
"Iya mang, ada apa?" tanya Nada di sebrang telepon.
"Apaaaa!!! Yaudah tunggu mang, aku sama mami langsung kesana." ucap Nada dengan kaget sekaligus panik dan segera mematikan sambungan teleponnya.
°
°
"Mamiiiiii, miii!!!!" Nada memanggil maminya yang terlihat sedang bersantai di ruang keluarga sambil menonton TV.
"Astagfirullah... apa sih Nad kok triak-triak, kamu pikir mami budeg pake triak-triak udah kayak toa aja. Di bilangin jang-"
"Miii, udah sekarang bukan waktunya ngomelin Nada. Papi mii papii" potong Nada dengan tergesa-gesa.
"Kenapa papi kamu?" tanya mami dengan perasaan tidak enak
"Udah, sekarang mami siap-siap, kita ke rumah sakit." ujar Nada
Deg
"Ru-rumah sa-sakit?" ucap mami dengan terbata-bata.
"Iya mi, aku gak bisa jelasin, yang tau mang Didik. Jadi sekarang kita langsung kesana aja." Ajak Nada dengan terburu-buru.
Flashback Off
Rumah Sakit Bina Sejahtera
"Mang Didik gimana papi saya, kenapa bisa kayak gini, apa yang terjadi?" tanya sang anak majikan dengan sangat panik.
"Gimana keadaan suami saya, mang? hiks hiks hiks." tanya istri majikannya yang sudah menangis karna sangat khawatir akan keadaan suaminya.
"Mami tenang mi.." Nada mengusap lengan maminya berusaha menenangkan, meskipun sendirinya juga sangat khawatir.
"Ba-bapak masih ditangani nyonya, non Nada. Tadi sepulang dari kantor, bapak minta berhenti di minimarket sebrang jalan untuk membeli minuman karna katanya bapak haus. Saya sudah menawari bapak agar saya saja yang turun, tapi bapak yang memaksa ingin membeli sendiri. Setelah keluar dari minimarket, saya lihat bapak hendak menyebrang, lalu tiba-tiba ada mobil yang tidak sengaja menabrak bapak." jawab mang Didik dengan gugup karna takut.
"Siapa yang menabrak papi, mang?" tanya Nada dengan emosi.
"Tu--"
"Maaf, ini ulah saya. Saya yang tidak sengaja menyebabkan semua ini. Dan saya yang akan bertanggung jawab atas apa yang telah saya lakukan. Sekali lagi saya minta maaf karna kelalaian saya dalam mengemudi" ujar tegas Nantha.
"Kamu...kalau sampe papi saya kenapa-napa, saya tidak akan memaafkan kamu." ujar Nada tegas dengan mata yang menatap Nantha tajam.
"Saya siap dengan segala konsekuensinya. Yang terpenting sekarang kita berdoa agar papi kamu segera membaik." ujar Nantha lembut dan Nada hanya diam saja tanpa berminat menanggapi. Sedangkan sang mami hanya diam dengan sedikit terisak.
°
°
2 Jam berlalu. Pintu ruangan terbuka, terlihat dokter yang menangani papi Nada keluar.
"Gimana dok, keadaan papi saya?"
"Gimana dok, suami saya?" Tanya ibu dan anak itu bersamaan.
Dokter menghela napas pelan "Sebenarnya lukanya tidak begitu parah, hanya saja pasien sangat shock, sehingga mengakibatkan keadaan jantungnya sedikit lemah. Untuk saat ini kondisinya sudah stabil, hanya saja belum sadar karna masih dalam pengaruh obat. Mungkin beberapa jam kemudian akan sadar, namun pasien diharuskan istirahat total dan jangan banyak gerak dulu, mungkin membutuhkan waktu beberapa hari untuk rawat inap di rumah sakit, agar kami dapat terus memantaunya sampai benar-benar pulih dan setelah ini akan dipindahkan ke ruang rawat." jelas Dokter panjang lebar.
"Apa kami boleh masuk, dok?" tanya mami Nimas
"Boleh, tapi tolong jangan berisik agar pasien dapat beristirahat dengan nyaman." jawab dokter
"Baik dok, terimakasih."
Dokter kemudian berlalu meninggalkan ruangan tersebut. Setelah itu, Nada meminta maminya untuk masuk terlebih dulu karna dia mau berbicara dengan Nantha.
"Anda dengar kan, bagaimana tadi kata dokter. Memang luka papi saya tidak begitu parah, tapi kamu jangan merasa lega dulu, karna pada kenyataannya papi saya shock sehingga jantungnya lemah itu gara-gara kamu!!!" ujar Nada berapi-api.
"Saya tahu dan saya minta maaf." jawab Nantha
"Cihhh.. maaf. Emang kamu pikir dengan ucapan maafmu semua akan baik-baik saja, haa!" bentak Nada
"Inget. Saya nggak akan ngelepasin kamu." Nada memberi peringatan
"Saya janji, saya tidak akan lari. Ini kartu nama saya. Kamu bisa hubungi saya kapanpun kamu mau selama itu menyangkut papi kamu dan maaf saya nggak bisa nemenin kamu dulu, karna saya masih ada urusan lain." ucap Nantha sambil mengambil kartu namanya di dalam dompet.
"Dih, lagian siapa juga yang mau ditemenin." ucap Nada sambil memutar bola matanya
"Nanti malam saya akan kesini lagi. Saya permisi." pamit Nantha
"Serah" kemudian Nada berlalu meninggalkan Nantha dan masuk kedalam ruangan dimana papinya berada.
Malam Hari
Nada masih setia menemani papinya. Beberapa saat lalu setelah papinya dipindahkan ke ruang rawat, Nada meminta maminya untuk pulang agar istirahat karna Nada takut maminya kecapekan. Akhirnya Nada hanya sendiri tanpa teman ngobrol. Hingga suara pintu terbuka.
Ceklek~
Nada menoleh melihat siapa yang membuka pintu "Huhhh, ngapain kesini?"
"Saya kan sudah bilang kalo malam ini saya kesini lagi." ujar Nantha tersenyum. Yaa, orang itu ialah Nantha dan suatu hal langka melihat Nantha bisa tersenyum di depan wanita yang bahkan belum ia ketahui namanya.
"Saya nggak butuh kamu disini, dari pada ganggu mending pergi deh." ketus Nada
"Terserah kamu ngomong apa, yang jelas saya mau nemenin kamu disini karna ini semua salah saya dan saya lihat juga kamu sendirian aja. Dimana mami kamu?" tanya Nantha memastikan
"Mami pulang. Kesian kalo capek." jawab Nada masih dengan nada ketusnya.
"Yaudah, aku yang akan gantiin mami kamu buat nemenin kamu." ucap Nantha
"Serah. Awas aja kalo sampe ganggu." ketus Nada sambil mengepalkan tangannya ke udara.
"Iyaa.. Emmmm aku Nantha." Nantha memperkenalkan diri
"Bodo amat, sapa juga yang nanya." sahut Nada
"****" gumam Nantha dalam hati
"Aku hanya memperkenalkan diri. Dari tadi kita ngomong tapi nggak kenal kan nggk enak."
"Nggak penting..." sambil memutar bola matanya.
Nantha menghela napas pelan mencoba sabar "Yaudah.."
"Ck aku Nada." decak Nada dengan malas.
"Lucu.." gumam Nantha pelan sambil tersenyum
"Apa kamu bilang?" tanya Nada melotot.
"Nggak ada"
Nada hanya melengos jengah.
Kembali menatap papinya sambil mengusap tangan sang papi. Tiba-tiba Nada merasakan ada pergerakan di jari tangan papinya.
Alhamdulillah...
Chapter 3 udah up, guyss..
Silahkan dibaca, semoga suka ya🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian biar aku tambah semangat😊
See u next chap, guys👐
Thank u🥰❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
~ Neysha
Aku mampir kak😊😊
2022-02-13
0
Nuriyah
💪💪semangat
2021-09-08
0
faridah ida
sikap jutek justru bikin kaum adam penasaran ...😁😁😁
2021-09-08
0