Terlihat wanita cantik sudah siap memakai kebaya mahal sengaja Arga pesankan dari Desainer terkenal di kota Medan.
Tepat hari ini Dinda akan mengubah status hidupnya menjadi istri seorang Arga Firmansyah.
Dinda tersenyum getir memandangi pantulan dirinya di depan cermin.
Akankah ia akan bahagia?
Apakah keputusan nya menikah dengan orang yang sama sekali tak di cinta nya adalah keputusan tepat ?
Entahlah.. yang pasti ini untuk hidup anaknya yang masih di dalam kandungan nya!.
"Sehat-sehat ya nak." Di Elus perut Dinda menatap perut nya yang masih rata itu.
"Aku harus kuat.. kita kuat ya Nak, apapun yang terjadi, kita harus tetap bersama." Di Elus lagi perut rata nya.
Terdengar di luar kamar orang-orang mengucapkan syukur karena para saksi sudah mengatakan SAH.
Itu artinya Dinda sudah resmi menjadi istri Sah Arga Firmansyah.
Tak lama setelah itu , pintu di buka dari luar kamar.
kkrriiett..
Dinda tersenyum melihat siapa yang masuk.
"Dinda.. sekarang kamu sudah menjadi istri orang nak.Jadilah istri yang patuh terhadap suami, mengalah lah setiap ada masalah nak.. karena sejatinya rumah tangga adalah seni mengalah.Jika suatu saat nanti, kamu sudah tak mampu menghadapi semua keadaan.. Pulang lah nak.Maafkan ibu yang selama ini tidak memperhatikan mu".Nnasihat ibu Ayu.Ibu Dinda.
Dinda mengangguk dan tersenyum tanpa menjawab pertanyaan ibu Ayu.
"Terimakasih bu".Dinda memeluk Ibu Ayu dengan erat seakan menandakan ia tak ingin ada pernikahan ini.
Apa ibu merasakan nya? apa ibu tau apa yang akan terjadi dengan hidupku kedepan nya Ibu.. andai aku mampu mengungkapkan semua isi hatiku Bu.. aku tak ingin hamil, aku tak ingin menikah sekarang apalagi dengan dia yang tak ku cintai. Hanya demi anak ini Bu..
Dinda melepaskan pelukan.Dilihat Ibu Ayu sudah menangis.Dinda mencoba tersenyum untuk mengalihkan air mata agar tidak keluar.
"Ibu jangan menangis,Dinda nggak apa Bu." Dinda mengelus lengan ibu Ayu mencoba menenangkan.
"Yasudah ayo."Dinda mengangguk dan keluar kamar.
Tiba di Ruang tamu,semua mata tertuju pada Dinda.Ia memang tampak lebih cantik.Namun ada yang aneh disini.Semua mata menatap kagum selain suami Dinda.Dia hanya menatap Dinda datar.
Dinda duduk di sebelah Arga .
Arga langsung meraih tangan Dinda dan langsung memakai kan cincin di jari manis nya.
Dinda pun langsung meraih tangan Arga dan menyalim nya.
Semua mata berbinar menatap sepasang suami istri yang baru halal ini.
Dinda hanya tersenyum .
******
Di sisi lain..
Seseorang yang patah hati..
Seseorang yang sedang terpuruk..
Seseorang yang kehilangan semangat hidup nya..
Hancur..
Tak berdaya..
Sudah dua hari ini Dimas tidak masuk sekolah setelah mendengar kabar Dinda akan menikah.
Harapan nya sirna untuk hidup bersama dengan wanita pujaan hati..
Hidup nya bagai tak terarah lagi .Wanita sederhana yang ia kagumi tak akan pernah ia dapatkan.
Cinta dalam diam..
Tanaman nya layu sebelum berkembang..
Ini kisah cinta yang lebih pedih dari kisah kasih yang di tinggal pergi.
Suasana kamar yang berantakan, lampu kamar yang masih menyala padahal matahari sudah berada di atas kepala.
Rio masuk ke kamar sahabat sekaligus bos nya itu hanya bisa menghela nafas panjang.
"Hehh.. sampai segitunya Dim?
Come on bro, there are still many women out there. Don't let your feelings be your weakness (ayolah bang, masih banyak wanita di luar sana. Jangan jadikan perasaan mu sebagai kelemahan mu)." Rio mematikan lampu kamar dan ikut berbaring di ranjang Dimas.
"Lo tau semua nya gimana perasaan gue ke dia. Gue emang bege.Nggak pernah berani ungkapin perasaan gue ke dia."
"Udah, sekarang lo bangun.Bangun dari tidur panjang lo,bangun dari keterpurukan lo,saat nya menata masa depan.Kalau memang jodoh pasti suatu saat pasti kalian hidup bersama."
"Ya lo benar Yo.Masih banyak yang harus gue selesaikan." Dimas bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kasihan gue lihat lo Dim.Kisah cinta tanpa di ketahui oleh orang yang lo cinta itu sangat menyakitkan.Andai Dinda tahu perasaan Dimas pasti Dimas akan bahagia.Dia pasti takkan kesepian terus seperti ini. gumam Rio dalam hati nya.
*******
Malam hari di kediaman keluarga Bima Wijaya. Resepsi pernikahan sudah selesai 1 jam yang lalu.
Dinda sudah berada di dalam kamar milik nya yang di jadikan kamar pengantin malam ini.
Arga sendiri masih di ruang keluarga sedang berbincang dengan keluarga yang hadir.
Lima belas menit kemudian.
Arga masuk kamar langsung menuju toilet untuk membersihkan tubuh yang terasa lengket.
Dinda yang mengetahui Arga sedang mandi,berdiri membuka lemari menyiapkan pakaian tidur Arga.
Selang lima belas menit kemudian,Arga keluar dari toilet .Arga keluar menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang bertelanjang dada.
"Mau di buatin kopi bang?" tanya Dinda.
"Enggak usah.. sini dek."
Dinda mendekati Arga.Seakan ia tau akan apa yang terjadi.Dia telah siap, dia telah merelakan masa muda yang ia harapkan lenyap seketika karena kehadiran janin dalam kandungan nya.
Arga tidak melakukan pemanasan lebih lama sehingga tubuh Dinda belum siap untuk di tempur.
"akh.." pekik Dinda merasa kurang nyaman atas perlakuan Arga terhadap nya.
gilaaa..bukan nya ***** malah sakit ini.
Arga langsung bermain ke inti sehingga membuat Dinda merasakan perih di bawah sana.
Arga juga meminta Dinda yang memimpin permainan dan pastinya Dinda tidak menolak.
Setengah jam berlalu permainan mereka baru saja selesai,Dinda beranjak menuju kamar mandi membersihkan diri.Kemudian ia naik lagi ke tempat tidur.
"Aku capek bang, aku tidur duluan ya." Dinda membaringkan badan nya membelakangi suaminya.
Uda sakit perih, aku belum tuntas.Kenapa ini jauh berbeda dengan lelaki itu.Aaiihh aku nggak boleh membandingkan dengan suami ku.Aku harus menerima nya.
Pagi hari nya,Sepasang pengantin baru itu sudah rapi dan keluar kamar menuju ruang makan.
"Nah ini yang di tunggu-tunggu dari tadi. Ayo sarapan." Kata Mbak Kinan anak tertua keluarga Bapak Bima Wijaya.
Selama ini Mbak Kinan tinggal di Bandung mengikuti suami nya yang di tugaskan disana.
(Bapak Dinda dan suami mbak Kinan adalah TNI AD.)
"Iyaa mbak terimakasih." ucap Arga mendudukkan pantatnya ke tempat duduk di sisi kanan Bapak Dinda sebelah ibu mertua nya .Sisi sebelah kiri ada Mbak Kinan dan Abang ipar.Dinda sendiri duduk sebelah Arga suaminya.
Mereka makan dalam diam hanya dentingan sendok yang terdengar di ruang makan itu. Setelah selesai sarapan para lelaki menuju ruang tv dan para wanita membereskan piring kotor.
Selesai membereskan ruang makan dan dapur mereka menghampiri lelakinya diruang tv.
"Nanti Abang pulang malam ya dek, ada kerjaan." kata Arga menatap istrinya dengan lembut.
"iya bang,nanti aku juga mau kerumah Sari ada perlu ya."
"iya,Abang berangkat ya." Dinda mengangguk sebagai jawaban.Arga pun langsung pamit keluar rumah.
*tak ada Salim tangan dan cium kening? aahh sangat jauh dari angan angan ku jika aku berumah tangga kelak. ahh sudahlah..
mohon dukungan nya ya🙏🙏
jangan lupa like komen nyaa*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments