Dalam seri sebelumnya, Came As A Villain menceritakan tentang seorang tokoh utama bernama Luo Xuan Ying. Dia adalah jenius berbakat dari keluarga Luo dan seluruh sekte sangat mengakuinya kecuali Sekte Puncak Donqiong. Ia juga bersahabat dekat dengan Liu Zhang Chen yang saat itu berumur 20 tahun dan beberapa anggota keluarga Liu lainnya. Akan tetapi, Sekte puncak Donqiong, menghancurkan seluruh pelatihan Luo Xuan Ying dan menghancurkan jantungnya lalu, membuang mayatnya ke dalam lembah pemakaman hantu.
Saat itulah, Liu Zhang Chen menjadi tidak biasanya. Ia berubah menjadi sangat dingin dan jarang sekali berbicara. Ia bahkan tidak mempedulikan muridnya dan menyerahkan semuanya pada para tetua dan pamannya sendiri yang ada di sana. Terkadang, ia selalu berjalan-jalan keluar dan mengalahkan para hantu arwah yang akan menyerang manusia.
Setelah diusir kedua kalinya oleh dua orang yang berbeda, Xiao Qing Xuan berjalan menuju hutan dan bersandar di atas dahan pohon yang keras. Ia tidak tahu harus melakukan apa setelah ia diusir dari kelasnya sendiri apalagi Liu Zhang Chen yang sangat menolak keberadaannya.
”Haah,... Ini tidak akan mudah. Kira-kira sekarang aku ada di bab berapa ya? Semoga saja aku bisa cepat keluar dari sini.” gumam Xiao Qing Xuan sambil memejamkan matanya perlahan.
Saat ia hampir saja tertidur, sebuah suara angin yang berhembus kencang mulai terdengar di telinganya dan tidak lama setelah itu, sebuah anak panah menyambar dan menancap tepat di sebelah wajah Xiao Qing Xuan yang tidak menyadari serangan tersebut.
Wajahnya tampak tenang meskipun anak panah itu hampir saja membunuhnya. Ia sepertinya sudah mengetahui jalan ceritanya dan jelas sekali ia tahu siapa yang telah melemparinya dengan anak panah.
Dia pasti adalah Cucu dari Liu Chang Mo dan keponakan dari Liu Zhang Chen. Ibunya berasal dari keluarga Liu dan Ayahhya berasal dari keluarga Wu. Namanya adalah Wu Jiang Yu.
”Hmm,... Dalam seri pertama, disana dijelaskan kalau kakak dari Liu Zhang Chen menikahi seorang pemuda berasal dari keluarga Wu, dua tahun setelah Luo Xuan Ying mati. Jiang Yu yang masih berumur 14 tahun dan sudah bertindak sembarangan di sini. Apa yang harus aku lakukan padanya?” pikir Xiao Qing Xuan sebelum akhirnya Wu Jiang Yu mendatanginya karena ia harus mengambil kembali anak panah miliknya.
Namun, saat Wu Jiang Yu berdiri di atas dahan pohon yang ada di depan Xiao Qing Xuan, wajahnya tampak terkejut dan kesal saat sedang menatapnya.
”Cih!”
Xiao Qing Xuan terdiam tidak berekspresi saat Wu Jiang Yu menatapnya dengan jengkel dan mengalihkan pandangannya dari wajah Xiao Qing Xuan yang membuatnya muak.
”Apakah kau tidak akan meminta maaf karena berusaha untuk mencelakai ku? Lihatlah! Anak panahmu hampir saja membunuhku!” ketus Xiao Qing Xuan sambil melepaskan anak panah yang menancap.
”Hei! Jangan menyentuhnya!” celetuk Wu Jiang Yu saat ia melihat Xiao Qing Xuan sedang mencabut anak panah miliknya.
Xiao Qing Xuan tertegun dan pandangannya seketika teralihkan ke arah Wu Jiang Yu di depannya. ”Ada apa? Apakah kau merasa jijik melihat anak seperti ku?” tanya Xiao Qing Xuan.
Wu Jiang Yu menggertakan giginya dan berkata, ”Sudah kubilang lepaskan tangan kotormu!” ucapnya yang langsung bergerak maju ke arah Xiao Qing Xuan.
Xiao Qing Xuan yang tidak siap dengan kedatangannya, merasa terkejut setelah ia melihat Wu Jiang Yu berdiri di hadapannya. Lalu, tiba-tiba saja ia tergelincir dari atas dahan pohon dan jatuh dari atas sana.
Melihat hal itu terjadi, Wu Jiang Yu hanya terdiam sambil memperhatikannya sedang jatuh dari atas pohon yang cukup tinggi.
Ketika ia masih terjatuh, Xiao Qing Xuan merasakan ada seseorang yang telah menahan tubuhnya yang terjatuh seolah tangan tersebut telah siap untuk menangkapnya. Ia pun merasa heran karena tidak mungkin orang yang sedang membawanya adalah Xiao Ruo yang ukuran tubuhnya sedikit lebih besar darinya. Jika memang dia, mungkin sekarang ini keduanya sudah terjatuh secara bersamaan dan terluka cukup parah.
Karena rasa penasarannya, ia pun akhirnya mengangkat kepalanya dan sangat terkejut saat ia melihat bahwa orang ini adalah Liu Zhang Chen!
SYOKK!
Xiao Qing Xuan yang terkejut, tidak bisa melakukan apapun selain diam di tempat dia berada. Ia menatap Liu Zhang Chen dengan ekspresi canggung dan sedikit menjauhkan kepalanya dari wajah Liu Zhang Chen yang belum menunjukkan ekspresinya saat ini.
”Mampuslah aku! Jika aku tidak segera turun, dia akan membuatku mati muda!” batin Xiao Qing Xuan saat ia sedang memperhatikan wajah Liu Zhang Chen.
”Paman Liu! Jatuhkan benda menjijikan itu sekarang juga!” ketus Wu Jiang Yu saat sedang menatap ke arah mereka berdua dari atas dahan pohon.
”Apa yang dia maksud benda adalah aku?” batin Xiao Qing Xuan yang menatap heran ke arahnya.
Meskipun begitu, Liu Zhang Chen tetap diam dan tidak juga menunjukkan ekspresinya saat ini. Ia tidak melakukan apa yang diminta Wu Jiang Yu dan tetap berada di posisi yang sama.
Beberapa saat ia tidak berbicara, Liu Zhang Chen akhirnya berbalik dengan tetap membawa Xiao Qing Xuan menuju suatu tempat.
Wu Jiang Yu heran begitupun dengan Xiao Qing Xuan yang tidak kalah herannya dengan sikap abnormal yang dimiliki oleh Liu Zhang Chen.
Tidak biasanya ia membawa salah satu muridnya seperti ini menuju tempat apalagi ia tidak menyiksanya setelah dia membuatnya repot.
Lalu, tidak lama setelah dia berjalan dan akhirnya sampai di dalam sebuah perpustakaan bernama Yonglan, Liu Zhang Chen langsung menjatuhkan Xiao Qing Xuan di depan sebuah meja duduk. Ia langsung saja melepaskan tangannya sehingga Xiao Qing Xuan terbanting ke bawah membuatnya menikmati mati rasa pada bagian punggungnya.
”Tidak bisakah dia membunuhku dengan aman?” batin Xiao Qing Xuan sambil mengelus-elus punggungnya yang terasa panas.
Lalu setelahnya, Liu Zhang Chen membanting tumpukan buku yang terdiri dari lima puluh jenis buku yang berbeda-beda. Ia membantingnya langsung di depan wajah Xiao Qing Xuan sehingga ia bisa merasakan hawa membunuh yang sangat tajam dan membuatnya terheran.
”Guru besar Chen! Untuk apa kau memberikanku buku sebanyak ini?” ucap Xiao Qing Xuan yang berpura-pura tidak mengetahuinya dimana kesalahannya.
”Bacalah semua buku itu. Aku akan menunggu di sini.” jawab Liu Zhang Chen dengan dingin dan tatapan yang seolah-olah sangat membencinya padahal ia tidak melakukan sesuatu yang bisa merugikannya.
Ia pun akhirnya duduk di depan meja Xiao Qing Xuan dan terlihat sangat mengawasinya. Hal itu membuat Xiao Qing Xuan menjadi sangat terganggu apalagi terus ditatap seperti ini. Pastinya ia merasa canggung dan tidak berani berkata-kata lagi.
”Dia ini pandai sekali mengganggu orang lain, ya?! Penulis bodoh! Mengapa dia membuat karakter Liu Zhang Chen menjadi seperti ini?!” batin Xiao Qing Xuan yang tidak bisa melakukan apapun selain menuruti semua yang diinginkan oleh Liu Zhang Chen.
Ia pun akhirnya membuka satu persatu buku yang ada di atas mejanya dan mengabaikan Liu Zhang Chen yang terus mengawasinya dan membuatnya canggung.
”Haah,... Apakah Guru besar akan menatapku seperti itu? Aku tidak bisa konsentrasi jika Guru terus menatapku seperti itu!” celetuk Xiao Qing Xuan karena ia sudah tidak tahan kalau terus ditatap oleh Liu Zhang Chen yang berada beberapa sentimeter dari wajahnya.
”Kau mencoba mengusir gurumu sendiri?” tanya Liu Zhang Chen yang membuat Xiao Qing Xuan terdiam seribu bahasa. ”... Aku di sini untuk mengawasimu dari dekat agar kau tidak melakukan kesalahan sedikitpun. Tadi pagi kau sudah mengacau saat pembelajaran etika dimulai dan membuat patriark Sekte marah. Sekarang aku sudah ada di sini dan kau malah berniat mengusirku?”
Xiao Qing Xuan menolak untuk menjawab dan ia lebih memilih berfokus pada bukunya saja tanpa melihat ke arah Liu Zhang Chen.
Beberapa saat setelah pembicaraan keduanya selesai, Xiao Qing Xuan terlihat lelah setelah ia selesai membaca tiga buku tebal dalam beberapa jam. Ia tampak mengantuk dan tidak berfokus pada bukunya saat ini. Tubuhnya terlihat goyah karena semalaman, ia tidak bisa tidur tenang setelah Liu Zhang Chen menancapkan pedang di atas bahunya.
”Tetap fokus!” ketus Liu Zhang Chen sambil memukul mejanya dengan balok kayu sehingga membuat Xiao Qing Xuan langsung terbangun.
”Haah! Yang benar saja! Orang ini terlihat lebih menyebalkan dibandingkan yang dijelaskan dalam novel!” batin Xiao Qing Xuan yang berpura-pura tidak melihatnya.
”Guru besar! Apakah tidak ada istirahat? Mataku sudah mulai lelah.” ucap Xiao Qing Xuan dengan pelan dan kedua mata yang tampaknya memaksa untuk tidur.
”Tidak ada istirahat untukmu karena telah mengacau! Cepat selesaikan semua itu!” jawab Liu Zhang Chen dengan tegas.
”Kenapa Guru besar terlihat seperti ini?” tanya Xiao Qing Xuan dengan pelan karena rasa mengantuk yang tidak tertahankan. ”... Bukankah dulu, Guru besar memiliki sifat yang baik dan ramah? Aku ingat dulu, kau pernah berteman baik dengan Luo——NGROOKKK!”
Xiao Qing Xuan langsung tertidur di atas meja sebelum ia mengakhiri kalimatnya. Hal itu membuat Liu Zhang Chen merasa sangat penasaran dan ia pun menarik-narik rambut Xiao Qing Xuan namun, hal ini tidak membuatnya bangun.
”Dia tahu kalau aku berteman baik dengan keluarga Luo? Anak ini bahkan jelas bertindak tidak sopan pada Gurunya sendiri. Aku sepertinya pernah melihat orang yang seperti ini.” pikir Liu Zhang Chen sambil memperhatikannya. ”... Orang yang sudah mati tetaplah mati. Jiwanya tidak mungkin kembali.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Hentai Yarou
gak
2022-11-26
1
Oi Min
Apa Xiao Qing Xuan sikap dan sifatnya mirip Luo Xing Yuan?? (Eh.....bner g sech namanya?)
2021-12-26
2
senja
wah, apakah akan jadi ponakan angkat?
2021-10-28
0