“Wanita cantik!” suara berat milik Dean, membuat telinga Ana berdengung dan detak jantungnya sseakan berhenti berdetak.
-----\-----
“Gimana pilihan nenek? Kamu suka?” bisik nenek Putri kepada Dean yang sedang memperhatikan setiap gerakan Ana yang sedang membuat minuman untuk Dean. Mereka berdua berada di ruang tamu, dan Ana sama sekali tidak melihat apa yang di lakukan antara nenek dan cucu itu. Dia sibuk dengan dunia sendiri.
“Apa nenek yakin sama Ana-ana itu?” tanya Dean yang kini perhatiannya kembali fokus ke arah neneknya yang tersenyum sendu melihat sosok Ana.
“Nenek sangat yakin, selain cantik, Ana juga baik. Sama-sama cantik, antara wajah dan hatinya. Tadi, kalau saja dia tidak menyelamatkan nenek. Mungkin saja, nenek sudah berada di alam lain,” ujar nenek Putri membuat Dean tersentak kaget.
“Ah, nenek tadi hampir di tabrak truk saat menyebrang jalan. Terus Ana datang dengan sayapnya dan menggendong nenek ke pinggir jalan, dia seperti malaikat penyelamat nenek. Nenek sudah menyukainya saat pertama pertemuan kita. Kamu pasti akan mencintainya, nenek yakin kalian akan menjadi pasangan yang sangat serasi,” jelas nenek putri dengan tenang, entah kenapa Dean merasakan sesak di dalam dadanya.
“Kalau memang begitu ceritanya, Dean mau menikah dengan wanita pilihan nenek,” putus Dean yang membuat nenek putri menatap cucunya senang.
“Apa Ana sedang mengganggu kalian?” tanya Ana yang datang membawa nampan berisi kopi dan kue brownis buatannya. Rambut panjangnya terlihat berkilauan saat sinar mentari sore menyeruak dari jendel yang berada di dekat ruang tamu. Sangat cantik dan elengan, itu yang terlihat dalam diri Ana.
“Justru saya yang mengganggu waktu nona Ana, maaf sudah merepotkan dengan bertamu tiba-tiba dan terima kasih sudah menyelamatkan nenek saya,” Dean bersuara dengan tegas, membuat Ana tersenyum kecil. Wanita cantik itu duduk di sofa single, tepat di hadapan Dean.
“Saya merasa tidak di repotkan sama sekali. Saya senang di pertemukan dengan nenek anda. Karena, saya juga merindukan almarhumah nenek saya. Saya senang bisa menghabiskan waktu bersama nenek anda,” jelas Ana dengan tulus, membuat Dean terpaku untuk sejenak. Suara lembut dan indah itu, terasa menari-nari di telinga Dean.
Ana yang awalnya menatap ke arah nenek putri yang memakan kue brownis buatannya kini merasakan ada sepasang mata yang menatapnya. Lalu, wanita itu mengalihkan pandangannya, sampai mata cerahnya bertubrukan dengan mata kelam milik Dean. Pandangan mereka terkunci dan hawa di dalam ruangan tersebut berubah menjadi sunyi, seakan-akan hanya suara detak jam yang ada.
Seakan tersadar, Ana pun memutuskannya terlebih dahulu dan memilih memandang nenek Putri dengan tatapan hangatnya. Sungguh, dia sangat merindukan neneknya yang sudah meninggalkannya limat tahun yang lalu.
“Ana, kamu mau kan jadi cucu nenek?” tanya nenek putri yang membuat senyuman Ana kini melebar.
“Mau banget, Ana mau jadi cucu nenek. Soalnya nenek imut banget,” jawab Ana dengan cepat, Dean terkejut mendengarnya. Ternyata bukan dirinya saja yang menganggap sang nenek terlihat imut di umurnya yang tidak bisa di bilang muda lagi itu.
“Syukurlah, berarti besok kita lamaran ya!” Ana tidak mengerti apa yang di maksud oleh kalimat yang di lontarkan nenek Putri. Dia menganguk, mungkin dia di suruh ikut ke acara lamarannya Dean, itulah yang ada di pikiran Ana.
“Ini lamarannya siapa ya nek?” tanya Ana setelah melihat senyuman Dean. Dia merasakan hal aneh dari senyuman yang terlihat menyebalkan itu. Entah mengapa, dia merasa ada hal yang tidak beres dengan kepalanya, yang tiba-tiba terasa lambat.
“Lamaran Dean sama kamu, sayang. Besok, keluarga besar Bagaskara akan ke sini untuk melamarmu menjadi keluarga kami, istrinya Dean,” seperti di timpa duren runtuh. Ana merasa dirinya sudah salah besar mengartikan setiap kalimat tadi, kenapa otak pintarnya tiba-tiba saja menghilang di saat seperti itu.
Dengan wajah Ana yang terlihat syok, Dean tersenyum miring melihatnya. Dia tahu, kalau wanita itu tidak bisa mengartikan kalimat yang di lontarkan sang nenek dengan benar. Sehingga, kalimat tanpa di cerna langsung keluar dari bibir Dean.
“Kita akan menikah Ana, kamu akan menjadi istriku dan besok acara lamarannya. Atau, kamu mau langsung kawin!” Ana melotot mendengar kalimat dari Dean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ria Armawati
lucuuu
2023-03-06
0
Arieee
😂😂😂😂😂
2021-10-12
0