Bab 1 - Kapan Kawin?

“Dean! Kapan kamu kasih nenek cicit? Kamu mau nunggu nenek mati dulu baru menikah?” tanya seorang wanita yang rambutnya sudah memutih semua pada lelaki tampan di hadapannya yang hendak meminum kopinya.

“Astaga, nenek kok ngomong gitu? Gak baik buat kesehatan nenek. Nanti Dean kawin kok, nenek tenang aja,” jawabnya dengan santai sambil menyeruput kopi hitam yang berada di cangkir mewah berwarna putih.

“Kamu ini! Kalau kawin duluan, nenek bakalan sunat lagi kamu! Awas aja kamu sampai buat belendung anak orang!” marahnya sambil menggetok kepala Dean dengan tongkat kayu yang selalu di bawanya untuk berjalan.

“Aduh! Sakit nenek, nanti wajah Dean rusak dan gak ada yang mau nikahin Dean gara-gara udah gak ganteng lagi!” serunya mengaduh kesakitan dan sang nenek hanya menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan cucu satu-satunya itu.

“Nenek sudah malas sama jawaban kamu yang bilang nanti-nanti terus, wanita itu butuh kepastian! Kalau kamu tidak memberinya kepastian, mereka tidak akan pernah percaya lagi!” Dean melongo mendengar curhatan sang nenek yang tidak seperti biasanya, apakah dunia sedang tidak baik-baik saja saat ini? Tolong jelaskan pada Dean! Ada apa dengan nenek terimutnya itu.

“Nenek sehat?” kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Dean.

“Kamu lagi nyumpahin nenek?” tanya sang nenek dengan mengangkat tongkatnya.

“Bu-bukan, Dean kaget, nenek bisa puitis begitu,” cengirnya tanpa dosa.

“Sudahlah, nenek sudah lelah. Nenek mau… kamu harus menikah bulan ini! Nenek yang akan carikan calon istri kamu,” putus sang nenek yang terlihat sudah putus asa.

Dean menghela nafas, sebelum tersenyum sangat menawan yang mampu memikat kaum hawa. Dean memang

sangat tampan dan selalu menjadi pusat perhatian setiap kali dia berada. Aura yang misterius, membuatnya menjadi incaran wanita-wanita diluaran sana. Namun, Dean akan berbeda saat bersama keluarga. Dia menjadi sosok hangat.

“Kalau begitu, aku akan menyetujui. Asalkan…,” ucapan Dean menggantung, membuat neneknya menunggu kelanjutan kalimat yang akan di ucapkan.

“Asalkan wanita itu cantik!”

Nenek pun tersenyum senang mendengarnya dan langsung memeluk Dean dengan hangat. Dean hanya tersenyum kecut dalam pelukan sang nenek. Ada gejolak yang membuat dirinya ingin berterus terang. Namun, dia tidak ingin membuat sang nenek jatuh sakit saat mendengar bahwa dirinya memiliki kekasih yang selamanya tidak akan bisa di terima di keluarnya sendiri.

“Ini baru cucu nenek.”

---***---

Ana sedang duduk di bangku depan toko kue Mentari, miliknya dan sahabat karibnya. Dia baru saja membersihkan halaman toko kue yang terbilang cukup besar, berkat usahanya selama dua tahun ini. Akhirnya dia dapat mewujudkan mimpinya untuk membuka kue bersama Sica, sahabatnya saat SMA dulu.

“Akhirnya bersih juga!” Ana menghela nafas senang. Dia baru membereskan toko kue yang tutup lebih cepat, karena Sica lupa untuk berbelanja bahan-bahan untuk kue.

“Sori, gue lupa gara-gara lupa sisa hitung stok sebelumnya,” ujar Sica yang baru saja duduk di samping Ana dengan peluh yang membasahi wajah mereka berdua.

“Santai aja, gue juga lupa ingetin lo. Kemarin emang sibuk banget, banyak pesanan,” balas Ana dengan tersenyum kecil. Mereka pun tertawa kecil mengingat kejadian kemarin, dimana banyak sekali pelanggan dan membuat mereka hampir ambruk.

“Kayaknya kita perlu nambah orang buat bantu deh, soalnya toko kita makin hari makin rame. Lo juga gak selalu bisa jaga toko kue,” saran Sica.

“Lo emang dabest! Gue juga masih ngurusi keuangan toko kopi, kita pasang pengumuman besok gimana? Sekalian gue buat nanti malam, setelah selesai hitung keuangan toko kopi Segarin.”

Setelah sukses dengan toko kuenya, Ana membuka bisnis lainnya. Yaitu, toko kopi yang bernama Segarin. Dia sendirian, karena Sica tidak begitu suka kopi seperti dirinya.

“Sip, nanti lo hubungi gue. Sekarang gue mau belanja dulu dan jangan lupa di kunci tokonya ya, cantik!” ucap Sica dengan nada mengejek, pasalnya Ana pernah lupa mengunci toko dan untungnya tidak ada barang yang hilang.

“Gue kunci sekarang deh, biar gak terlalu sore,” gumam Ana yang langsung bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam toko untuk menyimpan sapu yang di pakainya. Setelah itu, dia mengunci toko dan meninggalkan toko.

Ana bersenandung kecil, menyusuri trotoar untuk menuju ke apartemennya yang tidak jauh dari toko kue. Sehingga, dia hanya perlu berjalan kaki kurang lebih lima belas menit dan akan sampai di lobi apartemen sederhana tempatnya tinggal.

Langkah kaki Ana terhenti saat melihat seorang nenek menyebrang jalan raya, dia tersenyum kecil. Teringat akan neneknya yang sudah meninggalkannya lima tahun yang lalu. Ana menghela nafas dan berjalan pelan menghampiri nenek yang memegang tongkat kayu untuk membantunya berjalan.

“ASTAGA!” pekik Ana.

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 - Kapan Kawin?
3 Bab 2 - Wanita Cantik!
4 Bab 3 - Langsung Kawin!
5 Bab 4 - Rahasia Dean
6 Bab 5 - Keluarga Ana
7 Bab 6 - Pesiapan Pernikahan
8 Bab 7 - Pernikahan Dean dan Ana
9 Bab 8 - Bulan Madu?
10 Bab 9 - Bulan Madu I
11 Bab 10 - Bulan Madu II
12 Bab 11 - Bulan Madu III
13 Bab 12 - Bulan Madu IV
14 Bab 13 - Sudah ada Cicit?
15 Bab 14 - Satu Kamar
16 Bab 15 - Malam Pertama? (18+)
17 Bab 16 - Keesokan Hari
18 Bab 17 - Rian Mahendra
19 Bab 18 - Mansion Deana
20 Bab 19 - Dean Selingkuh
21 Bab 20 - Istri Dean
22 Bab 21 - Dean sakit
23 Bab 22 - Ana Cantik
24 Bab 23 - Tuan Muda Wijaya
25 Bab 24 - Teman lama?
26 Bab 25 - Cerita Ana
27 Bab 26 - Kecelakaan
28 Bab 27 - Rumah Sakit
29 Bab 28 - Amarah Dean
30 Bab 29 - Merelakan
31 Bab 30 - Pesta Ulang Tahun Nenek
32 Bab 31 - Musuh Ana
33 Bab 32 - Dean Cuek
34 Bab 33 - Dean Nyebelin
35 Bab 34 - Senggol dikit, bacok!
36 Bab 35 - Pengen Rujak
37 Bab 36 - Satria Wijaya
38 Bab 37 - Tamu tak di undang
39 Bab 38 - Belanja
40 Bab 39 - Bocil Nyasar
41 Bab 40 - Dean Aneh
42 Bab 41 - Di Labrak Clara
43 Bab 42 - Putus?
44 Bab 43 - Kemarahan Keluarga Bagaskara
45 Bab 44 - Nikah Kontrak!
46 Bab 45 - Berpisah
47 Bab 46 - Rasain!
48 Bab 47 - Sayang, Kangen
49 Bab 48 - Kawin Lari, Yuk!
50 Bab 49 - Ketahuan
51 Bab 50 - Suami Ana
52 Bab 51 - Jalan-jalan
53 Bab 52 - Sela Berulah
54 Bab 53 - Kejahatan Sela
55 Bab 54 - Keluarga Wijaya
56 Bab 55 - Penyesalan
57 Bab 56 - Kecelakaan
58 Bab 57 - Pemakaman dan Orang tua kandung
59 Bab 58 - Dean Sayang
60 Bab 59 - Sica Yang Manis
61 Bab 60 - Kehancuran Clara
62 Bab 61 - Pengen Anak
63 Bab 62 - Membuat Dean Junior
64 Bab 63 - Wanitanya Dean
65 Bab 64 - Satria Jatuh Cinta
66 Bab 65 - Kapan Hamil?
67 Bab 66 - Mangga Tetangga, Lebih Menggoda
68 Bab 67 - Hamil Beneran
69 Bab 68 - Sica Pacar Satria
70 Bab 69 - Duda Meresahkan
71 Bab 70 - Bumil Gak Boleh Kelelahan
72 Bab 71 - Yang Sabar Dean
73 Bab 72 - Keluarga Besar
74 Bab 73 - Suamiku Ganteng Deh
75 Bab 74 - Digoda Berondong
76 Bab 75 - Berondong semakin meresahkan
77 Bab 76 - Hamil Besar
78 Bab 77 - Persiapan Kelahiran
79 Bab 78 - Melahirkan
80 Bab 79 - Dayyan Putra Bagaskara
81 Bab 80 - Papa dan Mama
82 Bab 81 - Dayyan Menyebalkan
83 Bab 82 - Kantor Dean
84 Bab 83 - Jalan-jalan ke Pantai
85 Bab 84 - Digoda Berondong 2
86 Bab 85 - Dayyan merangkak
87 Bab 86 - Pesawat untuk Dayyan
88 Bab 87 - Dayyan Satu Tahun
89 Epilog
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 - Kapan Kawin?
3
Bab 2 - Wanita Cantik!
4
Bab 3 - Langsung Kawin!
5
Bab 4 - Rahasia Dean
6
Bab 5 - Keluarga Ana
7
Bab 6 - Pesiapan Pernikahan
8
Bab 7 - Pernikahan Dean dan Ana
9
Bab 8 - Bulan Madu?
10
Bab 9 - Bulan Madu I
11
Bab 10 - Bulan Madu II
12
Bab 11 - Bulan Madu III
13
Bab 12 - Bulan Madu IV
14
Bab 13 - Sudah ada Cicit?
15
Bab 14 - Satu Kamar
16
Bab 15 - Malam Pertama? (18+)
17
Bab 16 - Keesokan Hari
18
Bab 17 - Rian Mahendra
19
Bab 18 - Mansion Deana
20
Bab 19 - Dean Selingkuh
21
Bab 20 - Istri Dean
22
Bab 21 - Dean sakit
23
Bab 22 - Ana Cantik
24
Bab 23 - Tuan Muda Wijaya
25
Bab 24 - Teman lama?
26
Bab 25 - Cerita Ana
27
Bab 26 - Kecelakaan
28
Bab 27 - Rumah Sakit
29
Bab 28 - Amarah Dean
30
Bab 29 - Merelakan
31
Bab 30 - Pesta Ulang Tahun Nenek
32
Bab 31 - Musuh Ana
33
Bab 32 - Dean Cuek
34
Bab 33 - Dean Nyebelin
35
Bab 34 - Senggol dikit, bacok!
36
Bab 35 - Pengen Rujak
37
Bab 36 - Satria Wijaya
38
Bab 37 - Tamu tak di undang
39
Bab 38 - Belanja
40
Bab 39 - Bocil Nyasar
41
Bab 40 - Dean Aneh
42
Bab 41 - Di Labrak Clara
43
Bab 42 - Putus?
44
Bab 43 - Kemarahan Keluarga Bagaskara
45
Bab 44 - Nikah Kontrak!
46
Bab 45 - Berpisah
47
Bab 46 - Rasain!
48
Bab 47 - Sayang, Kangen
49
Bab 48 - Kawin Lari, Yuk!
50
Bab 49 - Ketahuan
51
Bab 50 - Suami Ana
52
Bab 51 - Jalan-jalan
53
Bab 52 - Sela Berulah
54
Bab 53 - Kejahatan Sela
55
Bab 54 - Keluarga Wijaya
56
Bab 55 - Penyesalan
57
Bab 56 - Kecelakaan
58
Bab 57 - Pemakaman dan Orang tua kandung
59
Bab 58 - Dean Sayang
60
Bab 59 - Sica Yang Manis
61
Bab 60 - Kehancuran Clara
62
Bab 61 - Pengen Anak
63
Bab 62 - Membuat Dean Junior
64
Bab 63 - Wanitanya Dean
65
Bab 64 - Satria Jatuh Cinta
66
Bab 65 - Kapan Hamil?
67
Bab 66 - Mangga Tetangga, Lebih Menggoda
68
Bab 67 - Hamil Beneran
69
Bab 68 - Sica Pacar Satria
70
Bab 69 - Duda Meresahkan
71
Bab 70 - Bumil Gak Boleh Kelelahan
72
Bab 71 - Yang Sabar Dean
73
Bab 72 - Keluarga Besar
74
Bab 73 - Suamiku Ganteng Deh
75
Bab 74 - Digoda Berondong
76
Bab 75 - Berondong semakin meresahkan
77
Bab 76 - Hamil Besar
78
Bab 77 - Persiapan Kelahiran
79
Bab 78 - Melahirkan
80
Bab 79 - Dayyan Putra Bagaskara
81
Bab 80 - Papa dan Mama
82
Bab 81 - Dayyan Menyebalkan
83
Bab 82 - Kantor Dean
84
Bab 83 - Jalan-jalan ke Pantai
85
Bab 84 - Digoda Berondong 2
86
Bab 85 - Dayyan merangkak
87
Bab 86 - Pesawat untuk Dayyan
88
Bab 87 - Dayyan Satu Tahun
89
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!