DRETT!!
Ponsel Hila yang terletak di atas nakas bergetar cukup lama, Hila yang sudah mulai berbaring pun langsung meraih benda pipih berwana hitam milik nya.
Mahila menjengit.
"Ngapai malem-malem telpon?"Gumam Hila.
Cukup lama Hila memandangi layar ponsel nya, sampai akhirnya sambungan telepon itu terhenti.
Hila terlihat lega, namun ketika gadis itu akan kembali meletakan di atas nakas, panggilan dari Aksa pun kembali masuk.
"Dih. Ngapain coba malem-malem!"Cicit nya lalu menggeser tombol hijau di layar ponsel nya.
—Iya pak?
[Sudah tidur?]
—Belum, baru mau ini.
[Lagi apa?]
—Lagi tiduran, sebener nya saya mau tidur, tapi bapak nelpon, saya kira ada hal yang penting!
[Tentu saja ada.]
—Apa? bukan nya setoran dan pembukuan sudah saya serahkan?
[Bukan soal itu!]
—Lalu?
[Besok aku jemput yah!]
Deg!
[Hila.Kamu masih di sanah?]
—Tidak usah pak.
[Pak!]
—Emp, maksud saya ka Aksa.
[Tidak ada penolakan, besok saya jemput jam tujuh pagi yah?]
—Tapi pak,... eh ka!
[Sampai ketemu besok pagi!]
Tut..tut..tut..
Mahila langsung menatap layar ponsel nya, lalu menggaruk kepala nya yang tidak terasa gatal.
"Aduh, kenapa deh!"Hila mencebik."Perasaan jadi makin canggung kalo gini, mending kaya dulu aja deh, nggak apa-apa galak juga!"Cicit Hila.
Hati nya meletup-letup, raut wajah nya terlihat tidak suka dengan mata yang mendelik.Namun tidak bisa di pungkiri kalau Hila juga merasa bahagia ketika Aksa mulai mendekati nya kembali.
—Trek..
Hila meraih tombol lampu tidur nya, cahaya lampu langsung padam, hingga membuat ruangan menjadi gelap gulita.
"Siapkan diri untuk hari esok Mahila."Ucap nya pada diri sendiri, lalu berbaring dan menarik selimut sampai menutupi lehernya.
^
^
TOK..
TOK..
"Permisi!"Ucap Aksa yang sudah berdiri di depan pintu rumah Hila.
Lama tidak ada sahuta, hingga membuat Aksa berdiri beberapa saat sambil meneliti rumah sederhana yang tidak banyak berubah.
Masih sama kaya dulu! gumam nya.
—Ceklek..
Seorang wanita paruh baya membuka pintu, lalu menatap Aksa seksama.
"Cari siapa dek?"Tanya Arina dengan senyum ramah nya.
"Cari Hila nya masih ada bu? saya Aksa teman Hila dulu! apa ibu lupa sama saya?"Tanya Aksa sambil mengulum senyum.
"Aksa yang temen SMA Hila?"Tutur Arina.
"Iya bu, dulu saya sering kesini."Jelas nya.
"Oalah,... udah berubah makin ganteng yah.Ayo masuk! Hila masih siap-siap kaya nya."Cicit nya dengan raut wajah sumringah, lalu meraih lengan Aksa dan membawa nya masuk ke dalam.
Kedua nya berjalan beriringan, hingga Indra sedikit tersentak kaget ketika melihat Aksa datang.
"Loh den Aksa!"Sergah Indra.
"Pagi pak."Sapa nya sambil tersenyum.
"Mau ketemu Hila pak, Aksa temen nya Hila waktu SMA."Arina langsung menjelas kan ke datangan Aksa ketika Indra memandang nya penuh tanya.
"Loh, temen nya Hila toh?"Tukas nya masih terlihat bingung.
"Loh, kirain mama, bapak udah tahu makanya nyapa."Kata Arina.
"Den Aksa salah satu pemilik unit di perumahan yang bapak jaga mah.Baru tahu kalau den Aksa temen nya Hila."Tukas Indra.
—Ceklek...
Pandangan mata ketiga nya pun langsung tertuju ke arah suara.Terlihat saorang wanita dengan rambut yang di kucir tinggi keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah sangat rapih.
Gadis itu terus berjalan sambil terus menatap ke arah layar ponsel hingga tidak menyadari ada seseorang yang sedang fokus menatap nya.
"Nak, ada temen SMA kamu!"Kata Arina.
Seketika Hila memandang lurus, mengalihkan pandangan nya dari ponsel yang terus ia genggam.
"Loh! pak Aksa."Cicit nya, raut wajah Hila seketika berubah canggung.
"Berangkat kerja nya sebentar lagi saja, temani Aksa dulu."Ujar Arina sambil tersenyum.
"Pak Aksa bos Hila mah."Jelas nya, lalu duduk di samping Indra.
Arina dan Indra langsung menoleh, menagap Hila bersamaan.
"Apa? emang kenyataan nya begitu."Ujar Hila.
"Mama jadi bingung.Bapak bilang Aksa salah satu pemilik rumah di tempat yang bapak jaga, terus kamu bilang Aksa bos kamu.Tapi Aksa bilang ke mamah temen kamu."Raur wajah Arina berubah.
Aksa tersenyum.
"Pak Indra memang security di rumah saya bu.Hila juga kerja di tempat saya, tapi kita tetap temenan."Jelas Aksa.
"Kalau begitu kita sarapan bersama terlebih dulu."Kata Arina.
"Nggak usah bu, saya sama Hila langsung berangkat saja."Sahut Aksa.
"Tapi Hila nggak bisa lewatin sarapan, mag nya suka kambuh kalo perut nya kosong."Jelas Arina.
"Hila bisa beli bubur di jalan bu, lagian ini sudah siang! pasti banyak panggilan masuk ke telpon kantor."Jelas nya lalu di angguki oleh Arina dan Indra.
Setelah Mahila dan Aksa pamit untuk segera berangkat kerja.Kini kedua nya sudah berada di dalam mobil yang sudah melaju cukup kencang.
"Mau sarapan apa?"Aksa menoleh.
"Nggak usah deh kaya nya."Sahut Hila.
"Loh, kenapa?"Aksa menjengit dengan tatapan penuh tanya.
"Udah kesiangan pak, orderan pasti udah banyak."Jelas Hila setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.
"Ini belum di kantor, kenapa masih manggil pak?"Aksa mendengus.
"Iya deh, ka Aksa.Udah mau ke siangan, jadi langsung ke kantor aja yah!"Ucap nya.
Aksa tersenyum, lalu menatap wajah cantik yang sedang tersenyum di samping nya.
Deg..
Sadar Aksa! ingat tujuan mu mendekati Hila untuk apa?
"Hila kamu ada pacar?"Tanya Aksa.
"Tidak, kenapa memang nya."Jawab Hila.
"Emmp,... aku hanya bertanya saja."Sergah nya lalu tersenyum.
Dasar aneh! gumam Hila.
Empat puluh menit Hila dan Aksa menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di mana tempat mereka bekerja.Tepat nya Mahila yang akan bekerja,Aksa hanya duduk mengawasi.
—Brugh...
Sudah ku duga! pikir Hila.
Semua mata tertuju pada Aksa dan Hila, termasuk para karyawan yang sedang bongkar muatan yang memandang aneh ke arah Hila.Bagai mana tidak, hanpir seluruh pekerja tahu bagai mana Aksa memperlakukan Hila.Teriakan dan cacian selalu mereka dengar ketika Aksa marah kepada Hila, walau masalah nya tidak pernah di ketahui tentang apa.
"Singa jantan udah punya pawang kaya nya."Bisik para karyawan dengan nada candaan.
"Pak Aksa masih sama mbak Yuna."Ujar seseorang.
"Masa sih, tapi kelihatan sayang nya ke bu Hila loh."
"Kemaren malem gw nggak sengaja ketemu mereka di lampu merah."Ujar nya kembali.
"Bahas hot news nanti aja, galon masih banyak ini hoy.."
Para pria yang sedang membongkar muatan truk pun hanya tertawa, lalu kembali fokus bekerja.
...TBC🌻🌻🌻...
...Jangan lupa! like, vote, dan komen.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
alvalest
sakno yuna gwe pelarian ja...
2021-08-18
1
Emak Femes
hmmm bucin laah buciiiinn
2021-08-10
1
Sopi🧕
awas nanti jatuh cinta bener loh
2021-08-05
1