💐
💐
Tepat pada pukul delapan pagi, Mahila sudah sampai di tempat nya saat ini bekerja.Pandangan mata nya langsung tertuju pada Fortuner hitam yang sudah terparkir di antara kendaraan para karyawan yang berjejer.
Tumben pagi-pagi udah di sini! pikir Hila.
Setelah melepas kan helm dan memasukan nya ke dalam jok motor.Hila segera beranjak menuju kantor tempat nya berkerja, mengurus semua data dan pekerjaan lain nya.
—Klek..
Hila masuk perlahan, berjalan ke arah sudut di mana meja kerja nya berada.
Sesaat setelah Hila duduk dan segera menyala kan komputer di hadapan nya, suara dering ponsel milik nya berbunyi nyaring.
...Pak Aksa....
–Iya pak?
[Ke ruangan ku sekarang, bawa setoran dan pembukuan bulan ini.]
–I-iya pak, saya ke sana sekarang, akan saya siap kan terlebih dulu.
[Secepat nya!]
–Baik pak.
Setelah sambungan telepon nya terputus, Hila segera membawa tas berisi uang dan buku catatan bulanan, segera ke ruangan bos besar nya.
TOK..TOK..TOK...
"Masuk!"Suara Aksa terdengar berteriak.
Hila menarik nafas nya dalam, lalu menghembuskan nya perlahan.
"Hufff.."
Perlahan Hila menekan knop pintu ruangan Aksa, lalu mendorong nya perlahan sampai pintu itu benar-benar terbuka lebar, lalu terlihat seorang pria yang sedang duduk di kursi kerja nya.
"Selamat pagi, pak?"Sapa Hila dengan senyum gugup nya.
"Duduklah Hila."Titah nya tersenyum, dengan padangan mata yang terus tertuju pada gadis yang sedang berjalan ke arah nya.
"Terimakasih, pak."Ucap nya menganggukan kepala, lalu tersenyum.
Hila duduk tepat di hadapan Aksa.
"Ini buku dan setoran nya, pak. Sudah saya rapikan dan tulis nominal penghasilan di dalam nya."Tukas Hila sambil meletakan kedua nya di atas meja.
Aksa mengangguk, menggeser buku dan tas berisi uang di hadapan nya, lalu bangkit.
Hila terus menundukan wajah nya, kala melihat Aksa bangkit dan segera berjalan menghampiri.
"Mahila?"Panggil nya dengan suara rendah, Aksa berangsur mendekat, lalu menumpukan kedua tangan nya di kursi dan meja di dekat nya.
Hila terdiam ketika tangan kekar itu bertumpu pada meja dan kursi yang sedang di duduki nya, mengurung gadis itu hingga kedua nya hanya berjarak beberapa senti saja.
"Mahila Arindra?"Panggil Aksa kembali dengan senyum manis di bibir nya.
"I-iya pak?"Sahut nya gugup dengan suara pelan.
"Apa kamu sudah mempunyai jawaban, untuk perasaan ku?"Aksa berbisik tepat di telinga Hila, sampai membuat gadis itu terpejam, menahan sesuatu yang sudah menyeruak ketika hembusan nafas hangat Aksa menyapu daun telinga nya.
Hila terus terdiam dengan mata yang terus terbejam, menghindari pandangan tajam pria di samping nya.
Tangan Aksa meraih dagu milik Hila, membawa nya agar melihat ke arah dimana dirinya berdiri.
"Hila?"Panggil Aksa kembali dengan suara sedikit berbisik.
Hila menggeleng kan kepala.
"Ti-tidak ada yang harus di jawab pak, sa-saya hanya seorang bawahan dan tidak pantas untuk anda."Jawab Hila terbata-bata.
"Apa masalah nya jika kau hanya karyawan ku, hmmp?"Aksa semakin mendekat kan wajah nya kepada Hila, sampai membuat gadis itu terlihat pucat dengan debaran dan nafas yang memburu.
"Ada mbak Yun....?!"
Suara Hila lansung terhenti, ketika bibir Aksa langsung membungkam nya.Memangut dengan lembut bibir yang masih terturup rapat milik Hila.
Sesaat Aksa menghentikan cumbuan nya, pria itu melihat mata Hila yang terpejam, lalu menyeringai.
Dasar lemah!
"Apa kau benar-benar masih tidak ingin menerima ku.Tapi apa alasan nya?"Sergah Aksa sambil menyusut bibir basah Hila dengan ibu jari nya.
Mata Hila perlahan terbuka, lalu memandang lekat iris tajam pria yang sedang menatap nya dengan ke adaan yang sangat dekat.
"Saya...!"
"Hila, apa aku tetap tidak akan mendapat kan cinta mu.Walau sudah memantas kan diri."Tanya Aksa dengan suara lirih.
"Emmm,... bisakah bapak beri aku waktu beberapa hari, untuk memper timbang kan semua nya?"Tanya Hila.
Aksa tersenyum.
"Berapa hari yang kau butuh kan?"Aksa bertanya.
"Satu sampai dua minggu."Kata Hila.
Aksa menjengit.
"Kenapa lama sekali?"Tanya Aksa.
"Saya hanya ingin meyakin kan hati saya saja."Hila berujar.
Aksa terdiam, menatap bola mata gadis di hadapan nya lekat.
Cantik,...kamu masih cantik seperti dulu!
Astaga.Situasi macam apa ini? pikir nya ketika Aksa merasakan debaran di hatinya.
"Apa kau tidak percaya pada ku?"Tanya Aksa.
Tentu saja, kemarin kau sangat jahat! tapi sekarang jadi sangat baik! gumam Hila.
"Kalau begitu,... saya pamit dulu pak, ada banyak pekerjaan yang menunggu saya."Sergah Hila gugup.
—Cup...
"Baiklah, kau boleh kembali! dan segeralah berikan jawaban mu itu.Aku tidak mau membuang waktu ku terlalu lama."Cicit Aksa setelah kembali mencium bibir Hila, lalu berdiri tegap kemudian melepas kan kurungan tangan dan membiar kan Hila pergi begitu saja.
Kenapa kelinci seperti mu susah sekali di taklukan?Mahila Arindra Gumam Aksa.
^
^
—Klek...
Hila menutup pintu ruangan nya, lalu bergegas duduk sambil terus memegangi dada nya yang terus berpacu lebih cepat dari pada biasa nya.
"Ya tuhan! kenapa pak Aksa jadi seperti ini!"Hila menyandarkan punggung di kursi kerjanya, menatap langit-langit ruangan yang berwarna putih, dengan debaran yang tidak kunjung mereda.
TOK..TOK..TOK..
–Ceklek..
Mahila langsung tersentak, sampai kembali menegakan duduk nya, dengan mata yang membulat terus menatap ke arah pintu.
"Bu,... ini ada orderan!"Seorang karyawan memberikan nota kepada Hila.
Hila mengangguk, lalu meraih kertas tersebut.
"Apa stok di gudang masih ada? atau saya harus segera memesan ke pusat?"Tanya Hila.
"Yang galon kaya nya udah harus stok persediaan bu, kalo yang kemasan dus stok nya masih lumayan banyak."Jelas nya.
Hila kembali mengangguk, lalu terseyum.
"Baiklah, segera kirim ke alamat yang tertera."Kata Hila.
Pria itu mengangguk, lalu beranjak pergi dari ruangan Hila, kemudian menutup pintu nya kembali.
Haduh, jadi nggak bisa fokus!
Dengan perasaan yang tidak karuan, Hila berusaha fokus dengan semua kerjaan nya hari ini.Mencoba melupakan apa yang baru saja terjadi anatara dirinya dan Aksa.
Tampa Hila sadari ia tersenyum, jemari tangan nya menyentuh bibir yang di cumbui Aksa tadi di ruangan nya dengan sangat lembut.
"Apa pak Aksa beneran nembak aku lagi? tapi kenapa? bukan nya dia dulu sempat marah karena aku menolak nya! lalu jawaban apa yang harus aku berikan?"Gumam Hila, raut wajah nya kini terlihat frustasi.
"Aduh Mahila,... kamu ini kenapa? ini jam kerja oke, bukan waktu nya memikir kan hal pribadi."Cicit Hila yang sudah tidak bisa mengendali kan dirinya.
...TBC🌻🌻🌻...
...Jangan lupa! like, vote, dan komen.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
mungkin lbh baik susah didapat drpd cewek gampangan
2022-12-20
1
Emak Femes
tolak aja lagi Hilaa
biar mampus si aksaaa
2021-08-10
1