Cahaya matahari kini mulai melembut, suana semakin sejuk ketika hamparan langit berwarna orange terbentang dengan indah nya.
Jarum jam sudah menunjukan pukul lima, Hila segera bersiap untuk segera pulang ke rumah nya sebelum hari semakin gelap.
Perlahan gadis itu keluar, menutup pintu kantor nya lalu beranjak pergi ke arah motor nya terparkir.
"Sudah mau pulang?"Tiba-tiba saja suara bariton itu terdengar, sampai membuat nya tersentak lalau menoleh.
"Heumm,... Iya pak! sebelum kemaleman."Sahut Hila, lalu menghampiri motor nya.
"Eummp,...Hila tunggu!"Aksa memanggil gadis itu kembali ketika Hila akan segera melajukan motor nya.
"Iya pak?"Hila menoleh.
—Cup...
Tiba-tiba saja Aksa mencium pipi Hila.Seketika gadis itu tersentak, raut wajah nya menjadi merah padam ketika bibir Aksa mendarat di pipi nya.
"Pak!"Suara Hila lirih.
Sesaat Aksa menatap Hila dalam diam, lalu tersenyum sambil mengusap pipi gadis di hadapan nya.
"Rasa saya ke kamu masih sama, Hila."Suara Aksa semakin pelan, namun Hila masih bisa mendengar nya."Apa sekarang kamu mau nerima cinta aku.Mahila?"Tanya nya kembali sambil terus memandang wajah cantik milik Hila.
Mahila tertegung, mata nya membulat sempurna dengan darah yang sudah terasa membeku dalam tubuh nya.
"Hila?"Aksa mencoba menarik ke sadaran gadis di hadapan nya.
"Hah,.. ta-tapi kan bapak sama mbak Yuna..?"Hila terbata-bata.
"Kita sudah berakhir, dan aku sadar, selama ini hati aku cuma buat kamu."Jelas Aksa dengan senyum tipis.
Raut wajah Hila semakin terlihat gugup, dengan pipi yang sudah memerah karena menahan rasa malu.
"Sa-saya pulang duluan pak, selamat sore."Hila pun memilih pergi ketika perasaan nya semakin tidak katuan.
Aksa terdiam, pandangan mata nya terus menatap punggung Hila yang sudah mulai menjauh lalu menghilang bersama motor matic nya dengan kecepatan tinggi.
"Kelinci kecil sudah mulai mendekati perangkap!"Cicit Aksa pelan, lalu tersenyum menyeringai.
^
^
Di dalam perjalanan pulang Hila terus memacu laju kendaraan roda dua nya.Wajah nya terlihat panik dengan kejadian hari ini yang benar-benar tidak normal menurut nya.
Rasa saya ke kamu masih sama Hila!
"Ya ampun Hila, fokus dong fokus."Cicit Hila sambil terus memacu motor matic nya dengan kecepatan sedang.
"Lagian pak Aksa hari ini kenapa sih? nggak biasanya dia baik kaya gitu, mana pake cium pipi segala lagi."Hila terus bermonolog.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Hila sampai di halaman rumah nya hampir petang, dengan angin dingin yang berhembus mengusap kulit putih nya dan langit yang sudah mulai menghitam.
—Ceklek...
Hila membuka pintu rumah nya perlahan, lalu di sambut Arina yang sudah berjalan menghampiri putri nya ketika suara motor terdengar.
"Hila, tumben pulang nya ke gelapan."Kata Arina lalu tersenyum, mengusap lengan putrinya lembut, seolah Hila adalah anak kecil yang baru pulang bermain.
"Iya mah, Hila banyak kerjaan.Maklum awal bulan."Sahut nya berbohong, padahal ia beberapa kali berhenti di tengah jalan karena pikiran nya sedang tidak pokus.
"Yasudah, mau makan atau mandi dulu?"Tanya Arina kembali kepada putri bungsu nya.
"Hila langsung istirahat aja ya mah.Hila cape jadi mau tidur aja, soal nya besok kerja lagi.Mamah nggak apa-apa kan aku tinggal tidur duluan?"Ucap nya lalu di angguki Arina.
"Bapak mu sebentar lagi pulang, jadi nggak apa-apa, istirahat saja."Arina tersenyum, lalu menyelip kan rambut Hila di belakang telinga.
Hila tersenyum, lalu mulai pergi meninggal kan ibunda nya.
Langkah kaki Hila kembali bergerak, berjalan pelan menuju kamar kecil milik nya.
—Klek...
—Brugh..
Setelah menutup pintu kamar nya Hila langsung melemparkan tubuh nya di atas tempat tidur kecil yang selalu membuat nya merasa nyaman.
"Ahhhh.."Hila merenggang kan otot tubuh nya yang terasa pegal.
Rasa saya ke kamu masih sama Hila!
Lagi-lagi Hila terbayang kata-kata yang di lontarkan Aksa kepada nya.
"Aduh!!"Hila mengacak-acak rambut nya sendiri dengan raut wajah yang terlihat frustasi.
"Ini lagi! hati kenapa nggak bisa di ajak kompromi banget."Cicit nya kembali, ia terlihat kesal ketika degup jantung nya terus berpacu.
"Akhhh,..."Hila langsung bangkit."Harus mandi ini mah! pikiran sama hati udah nggak bisa di kendaliin."Gumam Hila, lalu segera beranjak menuju kamar mandi.
^
^
"Bagai mana?"Yuna bertanya setelah meminum jus sirsak milik nya.
"Apa nya?"Aksa mengangkak ke dua bahu nya bersamaan.
"Ya itu.Kamu sama Hila?"Yuna memperjelas pertanyaan nya.
Aksa mengangguk, sambil terus mengaduk ice coffe nya, lalu tersenyum menyeringai.
"Kelinci sudah mulai mendekati jebakan."Ujar nya sambil terus tersenyum.
Yuna terdiam, lalu menatap lekat wajah yang kini sedang terlihat sangat bahagia.Entah itu karena Aksa mulai berhasil memulai pendekatan, atau hal lain dalam hati nya.
"Ish,.. kamu kelihatan sangat bahagia! apa jangan-jangan kamu emang masih ada rasa sama Hila?"Yuna memincingkan mata nya ke arah Aksa.
Aksa tersentak, lalu mengalih kan pandangan nya ke arah wanita yang terlihat cemberut saat ini.
"Hey."Aksa meraih dagu Yuna.
"Cinta ku hanya untuk mu, ingat?"Suara nya pelan, lalu tersenyum ke arah kekasih nya itu.
"Tapi aku takut Aksa!"Sergah nya.
"Apa yang kamu takut kan? sudah aku jelas kan.Aku hanya ingin dia merasa kan apa yang aku rasa kan dulu sayang."Aksa meraih tangan Yuna, lalu mencium nya.
—Cup...
"Bersabarlah, aku janji hanya beberapa bulan saja."Ucap nya kembali.
"Janji?"Yuna mengacungkan satu jari kelingking nya.
"Tentu saja sayang."Aksa menautkan jari kelingking nya.
"Jadi apa rencana mu?"Tanya Yuna.
Aksa terdiam.
"Aksa?"Panggil Yuna kembali.
"Mungkin hanya membuat nya jatuh cinta, setelah itu aku tinggalkan."Jelas nya.
"Mungkin?!"Yuna menatap mata Aksa tajam.
"Iya.Maksud ku hanya sampai dia terlihat mencintaiku, lalu aku akan meninggal kan nya."Timpal Aksa.
"Sudah malam, ayo kita pulang."Ujar Aksa setelah melihat jam yang melilit di tangan kekar nya.
Yuna mengangguk, lalu meminum jus sirsak nya hingga tandas, kemudian berdiri dan meraih uluran tangan kekasih tampan nya.
Kedua nya terus berjalan ke arah luar, dengan jemari yang terus bertautan, setelah melakukan pembayaran terlebih dulu.
Tuit..Tuit...
—Klek...
Aksa membukakan pintu mobil untuk kekasih nya.
—Cup..
"Terimakasih lelaki ku."Ucap Yuna setelah mencium singkat bibir sensual milik Aksa.
Aksa hanya tersenyum, lalu menutup pintu mobil nya dan segera berjalan memutari mobil untuk segera masuk dan duduk di kursi kemudi.
—Vrummm...
Suara derum Fortuner hitam milik Aksa pun mulai terdengar, lalu terlihat melaju perlahan keluar dari parkiran cafe yang di singgahinya bersama Yuna.
...TBC🌻🌻🌻...
...Jangan lupa! like, vote, dan komen nya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
choowie
bulshiit☹️
2023-08-16
1
Benazier Jasmine
yumna bodoh u biarin aksa bls dendam sm hila, bisa2 jth cinta beneran sm hila
2022-12-20
1
Mumun Munafaroh
paling2 bucin aksa
2022-01-30
1