Mahila Arindra.

KKKRRRRIIINNIIGGG...

Suara jam weker begitu nyaring terdengar, hingga mampu membangunkan gadis yang masih terlelap di bawah gulungan selimut hangat yang menggulung di tubuh nya itu.

Tangan kecil nya terulur, mencari keberadaan benda bulat berwarna biru yang berbunyi nyaring di atas nakas, di samping tempat tidur nya.

—DAP..

Suara bising itu terhenti, mata gadis itu mulai mengerjap sambil terus menggeliat, merenggangkan otot-otot tubuh nya yang terasa sangat pegal.

TOK..TOK..

"Hila? bangun nak, udah jam enam! nanti kesiangan."Suara ketukan pintu bersahutan dengan wanita di balik pintu kamar nya.

"Iya mah, Hila udah bangun ko."Sahut nya dengan suara sedikit berteriak, agar ibu nya bisa mendengar.

"Ya sudah, cepat mandi.Udah itu sarapan yah?"Kata nya kembali.

"Iya mah, sebentar lagi Hila keluar."Jawab Hila kembali.

Mahila Arindra, gadis duapuluh lima tahun, anak dari pasangan Arina dan Indra.Bertubuh tinggi, berkulit putih dan rambut pirang yang bergelomgelombang.

Dengan latar belakang ekonomi menengah kebawah, membuat Hila terpaksa bekerja di salah satu perusahaan sang mantan kaka kelas yang kini suka bersikap sesuka hati pada dirinya.

Andai Hila mempunyai pilihan lain, gadis itu sudah pasti tidak akan masuk bekerja di perusahaan yang di pimpin kaka kelas nya dulu, yang saat ini sudah berubah seratus delapan puluh derajat.

Pria baik hati, berkaca mata besar kini berubah menjadi seorang yang arogan, dingin dan tentu nya tampan.

^

^

—Klek...

Mahila keluar dari kamarnya, berjalan ke arah dapur dengan pakaian yang sudah terlihat sangat rapih.

"Sarapan nya sudah mamah siapin, ayok makan dulu sebelum berangkat."Ujar Arina kepada putri bungsu nya.

Mahila tersenyum, lalu duduk di kursi meja makan di hadapan ayah nya yang juga sedang melakukan sarapan dengan seragam security nya yang sudah rapih.

"Bapak masuk pagi?"Hila bertanya.

"Harus nya malam, tapi ada security temen bapak yang sakit, jadi bapak harus gantiin."Jelas nya, lalu di angguki Hila.

Suasana sarapan pagi pun terasa hangat, tawa dan canda selalu mereka lontar kan satu sama lain.

"Kenyang.Terimakasih sarapan nya mah, enak banget."Hila tersenyum, lalu mengusap-usap perut nya yang sudah penuh dengan nasi, sayur sop dan tempe.

"Terimakasih kembali."Ucap nya kepada Hila.

"Kalo gitu Hila berangkat ya mah, pak.Doa ini biar selamat sampai tujuan."Pamit Hila setelah meneguk habis segelas air putih yang ibu nya sediakan.

"Hati-hati, semoga kerja keras mu berkah ya."Kata Indra kepada putri bungsu nya yang sedang mencium punggung tangan nya.

Hila mengangguk, bibir nya mengukir senyum, lalu beranjak pergi setelah mencium punggung tangan ibu nya.

Gadis itu terus berjalan ke arah teras rumah, lalu memakai helm dan segera menghidup kan mesin motor yang berada di samping motor tua milik ayah nya.

Motor matic yang di kendarai Hila pun sudah melaju perlahan, berjalan di bawah langit pagi dengan sinar matahari yang sudah terasa menyengat menusuk kulit nya.

^

^

Sekitar tiga puluh menit Hila melaju di jalanan kota yang sedikit padat, akhirnya gadis itu sampai di perusahaan tempat nya bekerja.

"Eh,.. bu admin baru dateng!"Sapa seorang pria kepada Hila yang baru saja sampai di parkiran motor.

"Iya nih pak, jalanan rada macet."Ujar nya lalu tersenyum.

"Udah di tungguin bapak noh di kantor."Kata nya kembali sedikit berbisik.

Tumben pagi-pagi.

"Ya sudah, saya duluan ya mang."Hila tersenyum, lalu beranjak pergi meninggal kan pria tersebut.

Dengan langkah kaki sedikit cepat, Hila terus berjalan ke arah pintu kantor yang sudah terbuka.

Mampus gue, ada apa pagi-pagi di ruangan gue!

TOK..TOK..

"Selamat pagi pak!"Sapa nya dengan senyum ramah.

Pak! lucu sekali aku memanggil mantan kaka kelas ku dengan sebutan itu.

"Pagi."Jawab nya seraya tersenyum."Apa kamu sudah sarapan? kalau belum kita cari sarapan sama-sama."Tanya nya kembali sampai membuat Hila menyerengit.

Hila terlihat mematung ketika mendapat perubahan sikap atasan nya pagi hari ini.

Apa nih? ada bakso di balik bakwan kek nya!

"Mahila?"Aksa menatap lekat wajah gadis yang sedang berdiri di ambang pintu.

"I-iya pak, kenapa?"Seketika Hila terlihat ling-lung.

"Kamu sudah sarapan, apa belum?"Aksa mengulangi pertanyaan nya.

"Ahh! sudah pak, saya tidak di izin kan untuk melewatkan sarapan oleh ibu saya."Jelas Hila tersenyum canggung.

"Oh, sudah ya! yasudah kalau begitu saya kembali ke ruangan saya saja, kamu boleh mulai kerja sekarang."Aksa berujar, lalu bangkit dan segera berjalan ke arah luar.

Hila tertegung ketika mendapat sikap atasan nya yang sangat berbeda, sampai Hila menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Ape nih? pagi-pagi kaya nya udah ke sambet tu orang!"Gumam nya lalu berjalan ke arah meja kerja nya.

TOK..TOK..

Seketika pandangan Hila kembali tertuju ke arah pintu.

"Ya?"Sahut nya.

"Ada yang mau order bu, satu trek, galon sama kemasan botol sepuluh dus."Tutur nya sambil memberikan nota.

Hila mengangguk, lalu meraih kertas yang di berikan seorang pria yang umur nya hampir sama dengan ayah nya.

"Terimakasih mang Udin!"Ucap nya sambil tersenyum.

Pria itu mengangguk, lalu kembali memtutar tubuh nya dan segera pergi.

^

^

Matahari sudah semakin terik, jarum jam pun sudah menunjukan pukul 12:00.Waktu jam makan siang pun tiba, Hila segera menyelesai kan pekerjaan nya, agar ia bisa secepat nya keluar untuk membeli makan siang nya.

Setelah melewati beberapa menit, akhirnya Hila menyelesai kan pekerjaan nya, lalu segera mematikan komputer dan bernjak pergi.

Namun ketika langkah kaki nya berjalan menuju pintu, seorang pria datang terlebih dulu dengan membawa beberapa kotak isi makanan.

"Hila ayo kita makan siang bersama."Sergah nya dengan raut wajah yang terlihat sumringah.

Lagi-lagi Hila gerdiam, gadis itu terkejut dengan perubahan sikap Aksa yang signifikan.

Ni orang ke sambet apaan sih?

"Terimakasih pak, tapi saya beli saja di luar."Hila tersenyum canggung.

"Tidak baik menolak rejeki."Ujar Aksa kembali.

Sesaat Hila berpikir, perkataan Aksa ada benar nya juga.

"Tapi apa saya merepotkan bapak?"Tanya Hila yang masih terlihat canggung.

Aksa tersenyum, lalu berangsur duduk di kursi yang tersedia.

"Ayo, saya beli dua kwetiaw goreng."Aksa melambai kan tangan nya ke arah Hila.

"I-iya pak."Gadis itu lansung berjalan ke arah Aksa berada.

"Maafkan saya kalau terlalu keras kepada mu!"Ucap nya pada gadis yang duduk di samping nya.

"Bos memang harus tegas pak."Hila tersenyum.

"Kalau lagi berdua, bisa tidak kamu panggil saya seperti dulu?"Pinta nya pada Hila.

Hila tertegung kembali, ke adaan semakin canggung saat ini.

"Hila?"Panggil Aksa.

"Iya pak."Sahut nya sambil menoleh.

"Panggil saya seperti waktu kita satu sekolah."Aksa tersenyum.

"Itu tidak profesional pak."Sahut Hila.

"Ini perintah."Tegas nya."Bisa tidak kamu manggil saya kaka, seperti kamu dulu manggil saya."Tutur Aksa yang tidak henti nya tersenyum.

"Baiklah, sepulang kerja baru saya akan memanggil itu."Timpal Hila.

Aksa tersenyum menyeringai, lalu kembali menyantap kwetiaw goreng bersama gadis yang pernah memporak porandakan hati nya.

...TBC...

...🦩🦩🦩...

...Jangan lupa! like, vote, dan komen....

Terpopuler

Comments

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

benci & cinta beda tipis, niat dendam sm hila tp nnt jth cinta beneran aksa, cinta lama bersemi kembali😂

2022-12-20

1

3oy|yoE

3oy|yoE

buntinggg

2022-11-12

1

diahdaffa01

diahdaffa01

semoga bucin beneran biar tau rasa

2022-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!