Setelah puas berjalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama, Aldwin berharap wanita yang dicintainya bisa melupakan kesedihanya. Mereka duduk di sebuah bangku taman dan menghabiskan waktu menikmati udara segar ditemani bunga-bunga yang cantik dan hembusan angin yang sejuk membuat pikirannya menjadi tenang dan melupakan sejenak semua masalah yang terjadi.
Menjelang sore hari mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Aldwin mengantarkan Ariana pulang. Sepanjang perjalanan Ariana hanya diam dan memandang keluar jendela mobil.
Setelah sampai Ariana masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya kerena begitu lelah, ia memutuskan akan menceritakan masalahnya kepada kedua orangtuanya besok pagi. Ariana masuk ke dalam kamar, ia ingin segera mandi agar pikirannya menjadi tenang.
Ana tidak ingin ke dua orang tuanya terbebani dengan masalah yang menimpanya. Sungguh Ana tidak pernah membayangkan hal buruk akan menimpanya sejak bertemu dengan Nico Alexander. Kebahagiannya seolah menjauh sedikit demi sedikit dari hidupnya.
Pagi hari yang cerah Ariana menggeliat dan menyibak selimutnya segera bangun, kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai Ariana menuju meja makan yang sudah ada ayah dan ibunya.
“Sayangg.. apa hari ini kau tidak ke rumah sakit.” Pak Bagaskara bertanya kepada Ariana yang terlihat hanya memakai pakaian biasa.
Ariana terdiam beberapa saat dan membuat kedua orang tuanya bingung. Akhirnya bu Ella mencoba bertanya kepada Ariana.
“Ada apa Nak? ceritakan apa yang terjadi.” Ucap Bu Ella.
Ariana menceritakan apa yang terjadi kepada ayah dan ibunya mengenai pertemuannya dengan Nico dan masalah pemecatannya dari rumah sakit tempatnya bekerja.
“Maafkan Ariana bu, Ariana sudah mengecewakan ayah dan ibu, Ariana tidak bisa membanggakan ayah dan ibu, hikss.. hikss.” Tanpa terasa air bening berhasil lolos dari pelupuk matanya.
Ibu Ella memeluk putri kesayanganya itu mencoba menenangkanya. Membelai lembut rambut putrinya. Memberikan kehangatan agar putrinya tidak merasakan kesedihan.
“Ayah dan Ibumu tetap bangga kepada mu Nak, jangan sedih mungkin ini sudah jadi takdir Tuhan, kamu harus semangat yah Nak, Ayah dan Ibumu yakin kamu pasti akan mewujudkan impianmu menjadi seorang dokter terkenal, ayah yakin kamu pasti bisa bekerja di rumah sakit lain jangan menyerah dan putus asa Nak.” Kedua orang tua Ariana memberikan semangat agar putrinya tidak bersedih.
“Terimah kasih ayah, ibu.” Ariana kembali tersenyum setelah mendengar perkataan ayahnya.
Ariana mencoba menutupi kesedihannya di depan orang ke dua orang tuanya dengan tersenyum.
“Bagaimana dengan rencana pernikahanmu dengan Aldwin? apa kalian akan tetap melanjutkanya?” Bu Ella akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada Ariana yang saat ini terlihat sedih dan tidak bersemangat.
“Aku akan tetap melanjutkan pernikahanku dengan Aldwin bu.” Jawab Ariana.
Hari ini keluarga Aldwin akan bertemu dengan keluarga Ariana untuk membahas masalah pernikahan anak-anak mereka. Pasalnya mereka sudah melamar Ariana beberapa hari yang lalu dan hari ini kedua keluarga itu akan membicarakan mengenai persiapan pernikahan anak-anaknya. Ayah Aldwin yang sudah sembuh akan ikut untuk bertemu keluarga calon besannya itu. Pak Andrew yang tidak sempat hadir ketika acara lamaran anaknya kerena sakit setelah sembuh ia ingin bertemu dengan calon menantunya.
********
Sementara itu, di sebuah ruangan yang gelap seorang pria paruh baya terlihat menahan perih di sekujur tubuhnya. Tangannya terikat dengan mulut yang dilakban. Wajahnya terlihat babak belur, ia meringis kesakitan.
“Maafff kan saya tuan, lepaskan saya, kenapa tuan memukuli saya?” Tanya pria itu dengan sangat ketakutan.
Pria itu adalah laki-laki yang sudah melecehkan Ariana, ia adalah laki-laki berusia 45 tahun, seorang pria tua yang hobi berjudi, mabuk-mabukan dan selalu menghabiskan waktunya dengan pe*cur. Ia tidak menyangka peristiwa pelecehan yang dilakukan olehnya akan membuatnya menderita seperti ini.
“Siapa yang sudah menyuruhmu utuk menjebakku, apa kau sengaja merencanakan untuk merusak reputasiku.” Sambil berteriak Nico terus memukuli pria itu dan Ia merasakan sensasi nikmat setelah melihat darah keluar dari hidung dan mulut pria itu.
“Tidak ada yang menyuruh saya tuan, ini kesalahan saya, malam itu saya mabuk dan tidak sengaja melakukannya, maaafffkan saya tuan, saya yang sudah melecehkan wanita itu.” Jawab pria itu dengan ketakutan.
“Kau pikir aku akan percaya dengan perkataanmu, katakana siapa yang sudah menyuruhmu? hah.” Bentak Nico. Ia terus memaksa laki-laki itu untuk mengakui siapa yang sudah menyuruhnya.
“Kau akan bertanggungjawab dengan perbuatanmu, atau aku akan melenyapkanmu dan memberikan tubuhmu kepada Tiger Wong.” Nico memberikan pilihan kepada pria itu.
Tiger Wong adalah binatang peliharaan Nico. Seekor harimau jantan yang siap memangsa siapapun ketika sudah berada dalam kandang si tiger wong.
“Saya akan bertanggungjawab tuan”. Jawab pria itu.
“Baiklah, aku akan mengirimmu ke kantor polisi dan membuat berada di penjara, laki-laki sepertimu memang pantas berada di penjara.”
“Jangan tuan, saya akan mengakui kalau wanita itu memang sengaja menjebak tuan untuk mencemarkan reputasi tuan.” Pria itu dengan liciknya menjebak Ariana. Ia tidak tahu harus berbuat apa agar laki-laki yang terus memukulinya sedari tadi mempercayai dan melepaskanya.
“Tahan pria ini dalam penjara bawah tanah dan pastikan pria ini tetap hidup, ia akan berguna untukku nanti.” Perintah Nico kepada anak buahnya.
Anak buah Nico menyeret pria itu dan memasukkannya ke dalam penjara bawah tanah yang sangat gelap.
“Siapa yang sudah menyuruh wanita itu untuk menghancurkan aku? apa wanita itu salah satu mata-mata dari musuhku atau lawan bisnisku?" Batin Nico.
Nico terus berpikir dan mencoba menghubungi anak buahnya yang ditugaskan untuk mengawasi Ariana, ia tidak akan membiarkan wanita itu lepas dari pengawasannya. Nico menghubungi anak buahnya untuk mengetahui apa yang terjadi kepada wanita itu.
“Apa kau sudah melakukan tugasmu.” Tanya Nico kepada anak buahnya.
“Saya sedang mengawasinya tuan, apa saya perlu menculiknya dan membawanya ke markas.” Jawab anak buah Nico.
“Tidak perlu, biarkan wanita itu bebas untuk saat ini dan tetap awasi dia, jangan biarkan dia lolos.” Perintah Nico kepada anak buahnya.
“Baik tuan, sepertinya wanita itu akan menikah tuan, apa yang harus saya lakukan tuan?" Tanya Anak buah Nico. Ia menyampaikan laporan hasil pengamatannya kepada tuannya.
“Biarkan wanita itu melakukan apa yang diinginkanya.” Jawab Nico dan menutup telefonya begitu saja.
“Aku tidak akan membiarkanmu bahagia, kau akan bertanggung jawab terhadap perbuatanmu.” Tangan Nico mengepal sambil memandang foto Ariana, Ia tersenyum menyeringai.
***********
Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Ariana terlihat beberapa orang turun dari mobil. Siapa lagi jika bukan Aldwin dan keluarganya. Hari ini Aldwin datang bersama kedua orang tuanya untuk bertemu dengan kedua orang tua Ariana. Membicarakan persiapan pernikahan anak-anak mereka.
Orang tua Ariana sudah menyiapkan berbagai makanan dan memberikan hiasan agar rumahnya terlihat indah, walau rumahnya sederhana, ia tidak ingin agar keluarga calon suami anaknya merasa kurang nyaman.
Ibu Ella dan Ariana sudah menyambut ke datangan keluarga Aldwin. Ia tersenyum ramah dan mempersilahkan Aldwin dan kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam rumah. Keluarga Aldwin masuk dan bu Ella mempersilahkan tamu itu untuk duduk dan menyiapkan beberapa hidangan untuk mereka.
“Silahkan dicicipi hidanganya.” Ibu Ella mempersilahkan keluarga itu untuk mencicipi makanan yang ada di meja.
“Terimah kasih bu.” Jawab Aldwin.
“Sebaiknya kita mulai membicarakan masalah pernikahan anak-anak kita.” Ibu Anna mulai membicarakan maksud kedatanganya. Ini adalah kedua kalinya ibu Anna dan putranya berkunjung ke rumah Ariana yang pertama ketika melamar Ariana dan sekarang membicarakan masalah pernikahanya.
“Kemana ayah Ariana sepertinya sejak tadi tidak terlihat, apa calon besanku tidak ingin bertemu.” Pak Andrew akhirnya ikut berbicara.
“Ayah Ariana sedang ada urusan di luar, sebentar lagi ia akan pulang, sambil menunggu sebaiknya kita bicarakan masalah pernikahan mereka.” Jawab bu Ella.
“Baiklah.., jadi kapan kalian akan menikah? apa sudah menentukan untuk hari pernikahan.” Bu Annah bertanya kepada kedua pasangan yang akan menikah.
“Dua hari lagi kami akan menikah bu, sebelum aku keluar kota untuk memulai proyek baru, aku ingin sebelum berangkat sudah menikahi Ariana.” Jawab Aldwin.
“Kami akan menikah sederhana saja bu, aku hanya akan mengundang beberapa keluarga terdekat dan juga sahabat kami” Ariana ikut menimpali.
Sebelumnya Ariana sudah mengutarakan keinginanya kepada Aldwin calon suaminya itu, dan Aldwin menyetujui keinginan Ariana, ia tahu kenapa Ariana ingin menikah dengan konsep sederhana.
Tak berapa lama ayah Ariana datang dan segera masuk ke dalam rumah. Ia memang sedang ada urusan di luar rumah. Hari ini tepat jatuh tempo pembayaran hutangnya. Pak Bagaskara harus mencicil pembayaran hutangnya yang jumlahnya tidak sedikit. Ia tidak ingin para rentenir itu datang ke rumah dan mengganggu pernikahan putrinya. Sejak ia sakit-sakitan dan tidak bisa bekerja di tambah biaya pendidikan Ariana yang tidak sedikit, walau mendapatkan beasiswa tetap saja pendidikan membutuhkan biaya. Akhirnya pak Bagaskara memutuskan untuk meminjam uang kepada seorang rentenir yang bunganya terus bertambah setiap bulannya sehingga hutangya terus membengkak. Ia tidak ingin membebani masalah hutang piutang itu kepada Ana yang saat ini sedang melalui banyak masalah.
Pak Bagaskara berdiri di depan pintu dan berusaha tersenyum untuk menutupi masalah dari keluarganya. Ia membuka pintu dan melihat orang-orang berkumpul di ruang keluarga, segera ia ke ruang tamu untuk menyapa orang yang ada di sana.
“Maafff, saya terlambat, sepertinya pembicaraannya sudah selesai.” Ucap pak Bagaskara.
Deggg.. Degg
Detak jantung pak Andrew berpacu dengan cepat. Ia begitu terkejut bertemu dengan calon besanya itu. Begitu juga dengan pak Bagaskara yang sama terkejut dengan pak Andrew. Ia tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu setelah 20 tahun tidak pernah berkomuniksi. Mereka saling menatap dengan tatapan tajam. Ruangan itu seketika berubah menjadi sepi dan sedikit mencekam. Entah apa yang ada dipikiran kedua orang tua itu.
Apa yang membuat kedua orang tua itu begitu terkejut setelah saling bertemu. Bagaimana pula nasib pernikahan Ariana dan Aldwin. Apakah mereka akan bersatu.?
Jawabanya ada di episode selanjutnya yah.
Jangan lupa like, vote dan komentarnya.
Author penulis baru, mohon dukungannya.
Terimah Kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aris Pujiono
tunggu hari h
2022-03-16
0
~🌹eveliniq🌹~
salam hangat dari find the Perfect Love support selalu 🌹🌹🌹❤️
2022-02-06
0
zahra
hai kak aku mampir. semangat buat karyanya ya kak
mohon dukungannya juga untuk karya saya kak
2022-01-13
0