Chapter 4 Tamu Tak diundang

Chapter 4

Tamu Tak diundang

 

Malam pun tiba, suara riuh petasan di istana Kerajaan Zen sudah di mulai. Para tamu mulai dari pejabat negara hadir dalam acara ulang tahun Tuan Muda Zen Kagendra.

“Mari semuanya kalian bisa makan sepuasnya, mari kita berpesta.” Suara sorak dari Raja Zen Kuntara terus mengisi suasana perayaan ulang tahun Zen Kagendra.

“Saudara Kuranta sepertinya kau sangat gembira sekali. Mana keponakanku dia belum keluar? Suruh dia kemari untuk menyapaku. Merayakan ulang tahun keponakan jenius merupakan kesenangan tersendiri untukku.”

Seorang pria paruh baya yang wajahnya mirip dengan Raja Zen Kuntara berbicara dari meja undangan. Pria paruh baya itu bernama Zen Astaka, adik kandung Zen Kuntara, sekaligus paman Zen Kagendra. Dia juga adalah penasihat militer Kerajaan Zen. Di samping kiri-kanannya adalah dua anaknya.

Di sebelah kanan ada anak pertamanya, Zen Anjani. Dia berumur 12 tahun. Dia merupakan wanita yang elegan dan merupakan primadona anak laki-laki di Kerajaan Zen. Wajahnya yang menawan dan kulitnya yang putih halus bisa memikat setiap pria dalam satu pandangan. Kecantikanya tak kalah dengan Arya Mayang dan tingkat kultivasinya juga berada pada “Alam Dasar” tingkat 10 puncak merupakan sesuatu yang bagus untuk dibanggakan. Di sebelah kirinya adalah anak laki-lakinya dan merupakan adik Zen Anjani. Nama dia adalah Zen Ananta. Dia merupakan anak jenius kedua dalam Kerajaan Zen. Dia memasuki “Alam Dasar” pada umur 7 tahun dan sekarang dia berusia 9 tahun sudah mencapai “Alam Dasar” tingkat 7. Meskipun demikian, Zen Kagendra tidak pernah merasakan persaingan tahta dalam keluarga Kerajaan Zen karena masing-masing berpikir untuk mengejar jalan bela diri. Mereka mempunyai cita-cita menjadi pendekar tangguh untuk melindungi keluarga yang sudah baik pada mereka.

“Ayo-ayo, Raja cepat ajak Tuan Muda Zen Kagendra keluar. Saya pribadi akan mengajaknya minum.”

“Hei, apa katamu? Tuan Muda Zen Kagendra baru berusia 7 tahun. Jangan mengajarkan hal yang aneh-aneh!”

“Hahahaha, aku hanya terlalu bersemangat. Jadi, kapan dia keluar?” Para tamu semakin riuh dengan obrolan dan canda mereka masing-masing hingga menghidupkan suasana pesta ulang tahun yang meriah. Saat ini Raja Zen Kuntara memandang Arya Mayang dan berbicara dengan suara pelan.

“Nak Arya Mayang, maukah kamu memanggil Zen Kagendra untuk kami? Aku rasa aku sudah memberitahumu saat kau melewatinya tadi siang.” Zen Kuntara tersenyum pada Arya Mayang penuh makna, meski Zen Kuntara tidak ingin mengatakanya secara langsung, tapi dia masih berharap agar Zen Kagendra bisa berpasangan dengan Arya Mayang. Selain bakat dan wajahnya cocok untuk Zen Kagendra, dia juga anak salah satu dari teman baiknya. Arya Mayang sedikit tertegun dan wajahnya spontan memandang ke arah ayahnya. Dia melihat ayahnya mengangguk, seakan tau maksud raja Zen Kuntara.

“Emm, baik Paman, aku akan memanggil Adik Zen Kagendra.” Dia menjawab sambil mengangguk ke arah Raja Zen Kuntara.

“Bagus, bagus, kami akan menunggu kalian karena pestanya tak akan meriah tanpa kehadiranya.” Zen Kuntara berbicara lagi dengan tersenyum.

Setelah Raja Zen Kuntara menyelesaikan kalimatnya, Arya Mayang segera melangkah dan berjalan ke arah halaman Zen Kagendra untuk memanggilnya. Dia berjalan dengan sedikit berlari melewati beberapa taman dan lorong istana. Namun, saat ini Zen Kagendra juga sedang berjalan ke arah aula istana tempat ulang tahunnya. Tampilanya tampan dan menawan itu bisa membuat setiap wanita terpesona dengan tatapan mata sengitnya. Dia juga melihat Arya Mayang berjalan menghampirinya.

“Saudara Arya Mayang, ada apa? Apa kau ingin menjemputku?” Kagendra memanggilnya dan tersenyum.

Mayang mengangguk, “Emm, Paman Zen menyuruhku menjemputmu agar acara segera dimulai.”

“Baik, mari kita ke sana!” Zen Kagendra melangkah lagi berjalan ke arah aula istana tempat perayaan.

“Tunggu!” Tiba-tiba hanya beberapa langkah, langkah kaki Kagendra terhenti oleh panggilan Arya Mayang dan spontan menatapnya.

“Ada apa?”

Arya Mayang tampak ragu-ragu, “Ehh, apa kau menerobos tingkat 6?”

Zen Kagendra menjawab dengan tersenyum, “Emm, barusan aku hanya beruntung, maka dari itu aku terlambat. Baiklah mari kita pergi.” Setelah dia berbicara, dia mulai berjalan lagi ke arah aula istana tempat perayaan ulang tahunnya. Arya Mayang hanya patuh dan mengikutinya tanpa bertanya lagi. Setelah berjalan beberapa saat mereka berdua sampai di aula istana.

“Maaf semuanya, saya terlambat.” Begitu memasuki aula istana, Zen Kagendra segera menyampaikan permintaan maafnya.

“Tidak apa-apa. Semuanya, mari makan hidangan yang ada. Mari kita mulai perta malam ini.” Zen Kuntara nampak lebih senang setelah melihat Zen Kagendra.

Zen Kuntara memandang Zen Kagendra dengan senyum lebar, “Kagendra, kau menerobos ke ‘Alam Dasar’ tingkat 6?”

“Emm, barusan aku mendapat beberapa pencerahan. Aku memanfaatkannya untuk menerobos.” Zen Kagendra menjawab tanpa menyembunyikan sesuatu apa pun.

Zen Kuntara tetap mempertahankan senyum lebarnya, “Bagus-bagus, ayah senang dan bangga sama kamu. Usiamu baru menginjak 7 tahun dan sudah mencapai ‘Alam Dasar’ tingkat 6. Prestasi masa depanmu sangat jauh dari jangkauanku.”

“Keponakanku terlalu mengejek langit.”

“Sepupu Kagendra, kau jenius!”

“Sepupu adik kecil memang jenius!”

Pamanya Zen Astaka dan kedua anaknya, Zen Anjani dan Zen Ananta mengucapkan selamat dan ikut tersenyum. Jika dia semakin kuat lalu apa? Itu berarti stabilitas kearajaan Zen akan semakin terjaga.

Mereka mengobrol hal-hal sepele untuk meningkatkan hubungan kekeluargaan antarkeluarga kerajaan. Beberapa anggota keluaga Kerajaan Zen pandai melempar pujian dan gurauan kepada sesama sehingga membuat suasana pesta sangat ramai. Meskipun begitu, pada hati mereka masing-masing suasana itu sangat hangat dan kekeluargaan.

Sementara itu, dari luar pintu dua orang pelayan terengah-engah dengan wajah cemas berlari ke arah pesta. Mereka segera berlutut di depan Zen Kuntara.

“Raja, sekarang di depan gerbang istana, petinggi Perguruan Menggebrak Bumi datang untuk berkunjung dan dia juga membawa seorang murid. Dia bilang bahwa dia tidak mau dibuat menunggu.”

Zen Kuntara tertegun sejenak dan berkata, “Tuntun aku ke sana!”

Zen Kuntara berdiri dan siap berjalan keluar pintu aula, tapi sebelum itu dia sudah melihat satu pria tua dan satu anak laki-laki berusia sekitar 9 tahun memasuki aula tempat perayaan pesta ulang tahun. Dengan angkuh dia menyapu pandangan ke arah semua undangan, termasuk ke tuan rumah Raja Zen Kuntara.

Pria tua itu tersenyum, “Aku Wi Harja, petinggi bagian dalam Perguruan Menggebrak Bumi mengusulkan sparring ke Zen Kagendra dan muridku Wi Gupi, apa dia berani?”

Terpopuler

Comments

Putra_Andalas

Putra_Andalas

nah..bhsa Inggris kesasar nih.. salah jaman 😬

2024-01-29

0

Muhammad Amin

Muhammad Amin

siapa takut

2021-08-01

0

Zuzaku Gama

Zuzaku Gama

bunuh...bunuh...bunuhhh...

2021-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog 00
2 Chapter 1
3 Chapter 2 Berlatih
4 Chapter 3 Gunung Penanggungan
5 Chapter 4 Tamu Tak diundang
6 Chapter 5 Maaf, Kau Tidak Layak
7 Chapter 6 Memukau Penonton
8 Chapter 7 Memasuki Gunung Penanggungan
9 Chapter 8 Perang Kecil
10 Chapter 9 Terobosan ke “Alam Prajurit” Tingkat 1
11 Chapter 10 Bukankah aku tinggal membunuh kalian?
12 Chapter 11 Memenggal Musuh
13 Chapter 12 Selain Kekuatan
14 Chapter 13 Bersiap Berpetualangan
15 Chapter 14 Terungkap
16 Chapter 15 Membantu Kuat
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78 Datang Ke Kekaisaran Mulk
80 Chapter 79 Lihat, dia Zen Kagendra !
81 Chapter 80 Zen Kagendra VS Mulk Jendi
82 Chapter 81 Kolam Cair Energi Qi
83 Chapter 82 (Alam Guru Besar) tingkat 5
84 Chapter 83 Latihan Kultivasimu benar – benar (Alam Guru Besar) tingkat 5?
85 Chapter 84 Mengundang Zen Kagendra
86 Chapter 85 Tidak Lagi Ingin Negosiasi?
87 Chapter 86 Zen Kagendra, 3 VS 1 (Part 1)
88 Chapter 87 Zen Kagendra, 3 VS 1 (Part 2)
89 Chapter 88 Zen Kagendra, 3 VS 1 (Part 3)
90 Chapter 89 Ananta Roba, Berjudi!
91 Chapter 90 Dunia Tanpa Energi Qi
92 Chapter 91 Jamur Abu - Abu
93 Chapter 92 Jamur Tubuh Manusia
94 Chapter 93 Meningkatkan Kultivasi Fisik
95 Chapter 94 Mulai Berburu Kristal
96 Chapter 95 Itu Urusanku, Tidak Ada Kaitannya Denganmu
97 Chapter 96 Krital Unsur Elemen
98 Chapter 97 “Senior Jangan Serang, Aku Tidak Jahat”
99 Chapter 98 Dimensi ke 6? Dimensi ke 7?
100 Chapter 99 Esensi Menggunakan Dua Pedang, Menuza Zidney
101 Chapter 100 Tanah Kesialan
102 Chapter 101 Tanah Kesialan Lanjutan 1, VS 12 Laba - Laba
103 Chapter 102 Tanah Kesialan Lanjutan 2, VS Perampok
104 Chapter 103 Tanah Kesialan Lanjutan 3, Teknik Kilat
105 Chapter 104 Tanah Kesialan Lanjutan 3, Tubuh ‘Berserker’ Ke 3
106 Chapter 105 Tanah Kesialan Lanjutan 4, 50 Hari Kemudian
107 Chapter 106 Tanah Kesialan 5, Dikejar Ratusan Laba - Laba
108 Chapter 107 Tanah Kesialan Lanjutan 7, Altar
109 Chapter 108 Tanah Kesialan Lanjutan 8, Darah Keturunan Naga
110 Chapter 109 VS Kadal Api, Mundur..
111 Chapter 110 VS Kadal Api, Kau Siapa?
112 Chapter 111 VS Kadal Api, Apa Kita Pernah Bertemu?
113 Chapter 112 VS Kadal Api, Sebuah Kebenaran Dimensi Ketiga.
114 Chapter 113 VS Kadal Api, Lagi
115 Chapter 114 VS Kadal Api, 2 VS 1
116 Chapter 115 VS Kadal Api, Kengerian Pertarungan ‘Dharma Surga’
117 Chapter 116 VS Kadal Api, Memilih Hidup? Atau Mati?
118 Chapter 117 VS Kadal Api, Bertemu Nona Ananta ‘Lagi’
119 Chapter 118 Namaku Adalah….
120 Chapter 119 Membangunkan Kembali ‘Raja Naga, Antaboga’
121 Chapter 120 Bertemu Lagi Dengan Alsyeif Adolf
122 Chapter 121 Tidak Ada Yang Salah, Hanya Lemah Yang Salah
123 Chapter 122 Aku Punya Niatku Sendiri
124 Chapter 123 Pertarungan Gerbang Ilusi Part 1
125 Chapter 124 Peratungan Gerbang Ilusi Part 2
126 Chapter 125 Kembali
127 Chapter 126 Kekuatan Menuza Zidney
128 Chapter 127 Kembali ke Kerajaan Zen
129 Chapter 128 Perencanaan Untuk Keluarga Zen
130 Chapter 129 Perencanaan Untuk Keluarga Zen Part 2
131 Chapter 130 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 1
132 Chapter 131 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 2
133 Chapter 132 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 3
134 Chapter 133 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 4
135 Chapter 134 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 5
136 Chapter 135 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 6
137 Chapter 136 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 7
138 Pengumuman, maaf
139 pengumuman lagi
140 Chapter 137 Disergap
141 Chapter 138 Bandit Merah Hati
142 Chapter 139 Perubahan Situasi
143 Chapter 140 Memohon Maaf
144 Chapter 141 Tujuan Po Candra
145 Chapter 142 Informasi Lelang
146 Chapter 143 Pertempuran?
147 Chapter 144 Zen Kagendra?
148 Chapter 145 Negosiasi Grup Casugraha
149 Chapter 146 Ananta Taraka
150 pengumuman again
151 Chapter 147 Informasi Generasi Muda
152 Chapter 148 Provokasi Aktif
153 Chapter 149 Kau Akan Membayar Berkali Lipat
154 Chapter 150 Energi Hukum
155 Chapter 151 Sultan Mah Bebas..!
156 Tanya Jawab 1 - 150 Chapter Terakhir
157 Chapter 152 Serangan Mendadak
158 Chapter 153 Bunuh Diri
159 Chapter 154 Berkah Tersembunyi
160 Chapter 155 Gerbang Darah, Ananta Ganendra
161 Chapter 156 Kompetisi Mencari Bakat, Peraturan
162 Chapter 157 Kompetisi Mencari Bakat, Ditemukan?
163 Chapter 158 Kompetisi Mencari Bakat, Melawan Tujuh Puluh Orang?
164 Chapter 158 Kompetisi Mencari Bakat, Menarik Perhatian
165 Chapter 159 Kompetisi Mencari Bakat, Menyerap Energi Hukum
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Prolog 00
2
Chapter 1
3
Chapter 2 Berlatih
4
Chapter 3 Gunung Penanggungan
5
Chapter 4 Tamu Tak diundang
6
Chapter 5 Maaf, Kau Tidak Layak
7
Chapter 6 Memukau Penonton
8
Chapter 7 Memasuki Gunung Penanggungan
9
Chapter 8 Perang Kecil
10
Chapter 9 Terobosan ke “Alam Prajurit” Tingkat 1
11
Chapter 10 Bukankah aku tinggal membunuh kalian?
12
Chapter 11 Memenggal Musuh
13
Chapter 12 Selain Kekuatan
14
Chapter 13 Bersiap Berpetualangan
15
Chapter 14 Terungkap
16
Chapter 15 Membantu Kuat
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78 Datang Ke Kekaisaran Mulk
80
Chapter 79 Lihat, dia Zen Kagendra !
81
Chapter 80 Zen Kagendra VS Mulk Jendi
82
Chapter 81 Kolam Cair Energi Qi
83
Chapter 82 (Alam Guru Besar) tingkat 5
84
Chapter 83 Latihan Kultivasimu benar – benar (Alam Guru Besar) tingkat 5?
85
Chapter 84 Mengundang Zen Kagendra
86
Chapter 85 Tidak Lagi Ingin Negosiasi?
87
Chapter 86 Zen Kagendra, 3 VS 1 (Part 1)
88
Chapter 87 Zen Kagendra, 3 VS 1 (Part 2)
89
Chapter 88 Zen Kagendra, 3 VS 1 (Part 3)
90
Chapter 89 Ananta Roba, Berjudi!
91
Chapter 90 Dunia Tanpa Energi Qi
92
Chapter 91 Jamur Abu - Abu
93
Chapter 92 Jamur Tubuh Manusia
94
Chapter 93 Meningkatkan Kultivasi Fisik
95
Chapter 94 Mulai Berburu Kristal
96
Chapter 95 Itu Urusanku, Tidak Ada Kaitannya Denganmu
97
Chapter 96 Krital Unsur Elemen
98
Chapter 97 “Senior Jangan Serang, Aku Tidak Jahat”
99
Chapter 98 Dimensi ke 6? Dimensi ke 7?
100
Chapter 99 Esensi Menggunakan Dua Pedang, Menuza Zidney
101
Chapter 100 Tanah Kesialan
102
Chapter 101 Tanah Kesialan Lanjutan 1, VS 12 Laba - Laba
103
Chapter 102 Tanah Kesialan Lanjutan 2, VS Perampok
104
Chapter 103 Tanah Kesialan Lanjutan 3, Teknik Kilat
105
Chapter 104 Tanah Kesialan Lanjutan 3, Tubuh ‘Berserker’ Ke 3
106
Chapter 105 Tanah Kesialan Lanjutan 4, 50 Hari Kemudian
107
Chapter 106 Tanah Kesialan 5, Dikejar Ratusan Laba - Laba
108
Chapter 107 Tanah Kesialan Lanjutan 7, Altar
109
Chapter 108 Tanah Kesialan Lanjutan 8, Darah Keturunan Naga
110
Chapter 109 VS Kadal Api, Mundur..
111
Chapter 110 VS Kadal Api, Kau Siapa?
112
Chapter 111 VS Kadal Api, Apa Kita Pernah Bertemu?
113
Chapter 112 VS Kadal Api, Sebuah Kebenaran Dimensi Ketiga.
114
Chapter 113 VS Kadal Api, Lagi
115
Chapter 114 VS Kadal Api, 2 VS 1
116
Chapter 115 VS Kadal Api, Kengerian Pertarungan ‘Dharma Surga’
117
Chapter 116 VS Kadal Api, Memilih Hidup? Atau Mati?
118
Chapter 117 VS Kadal Api, Bertemu Nona Ananta ‘Lagi’
119
Chapter 118 Namaku Adalah….
120
Chapter 119 Membangunkan Kembali ‘Raja Naga, Antaboga’
121
Chapter 120 Bertemu Lagi Dengan Alsyeif Adolf
122
Chapter 121 Tidak Ada Yang Salah, Hanya Lemah Yang Salah
123
Chapter 122 Aku Punya Niatku Sendiri
124
Chapter 123 Pertarungan Gerbang Ilusi Part 1
125
Chapter 124 Peratungan Gerbang Ilusi Part 2
126
Chapter 125 Kembali
127
Chapter 126 Kekuatan Menuza Zidney
128
Chapter 127 Kembali ke Kerajaan Zen
129
Chapter 128 Perencanaan Untuk Keluarga Zen
130
Chapter 129 Perencanaan Untuk Keluarga Zen Part 2
131
Chapter 130 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 1
132
Chapter 131 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 2
133
Chapter 132 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 3
134
Chapter 133 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 4
135
Chapter 134 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 5
136
Chapter 135 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 6
137
Chapter 136 Kompetisi Mencari Bakat Penyisihan, Part 7
138
Pengumuman, maaf
139
pengumuman lagi
140
Chapter 137 Disergap
141
Chapter 138 Bandit Merah Hati
142
Chapter 139 Perubahan Situasi
143
Chapter 140 Memohon Maaf
144
Chapter 141 Tujuan Po Candra
145
Chapter 142 Informasi Lelang
146
Chapter 143 Pertempuran?
147
Chapter 144 Zen Kagendra?
148
Chapter 145 Negosiasi Grup Casugraha
149
Chapter 146 Ananta Taraka
150
pengumuman again
151
Chapter 147 Informasi Generasi Muda
152
Chapter 148 Provokasi Aktif
153
Chapter 149 Kau Akan Membayar Berkali Lipat
154
Chapter 150 Energi Hukum
155
Chapter 151 Sultan Mah Bebas..!
156
Tanya Jawab 1 - 150 Chapter Terakhir
157
Chapter 152 Serangan Mendadak
158
Chapter 153 Bunuh Diri
159
Chapter 154 Berkah Tersembunyi
160
Chapter 155 Gerbang Darah, Ananta Ganendra
161
Chapter 156 Kompetisi Mencari Bakat, Peraturan
162
Chapter 157 Kompetisi Mencari Bakat, Ditemukan?
163
Chapter 158 Kompetisi Mencari Bakat, Melawan Tujuh Puluh Orang?
164
Chapter 158 Kompetisi Mencari Bakat, Menarik Perhatian
165
Chapter 159 Kompetisi Mencari Bakat, Menyerap Energi Hukum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!