Chapter 2
Berlatih
Setelah membolak-balik halaman buku metode kultivasi, Zen Kagendra memutuskan untuk tidak memilih satupun alasanya karena metode kultivasi “Kanuragan Naga Api Emas Perkasa” yang ada di ingatanya jauh lebih baik daripada metode yang ada di perpustakaan.
“Selanjutnya, biar aku lihat rak-rak keterampilan bela diri di sini.”
Zen Kagendra segera menuju rak keterampilan bela diri, rak itu berada di sisi lain rak metode kultivasi. Di sana ada tiga rak berdiri dan masing-masing rak terdiri dari empat tingkat. Rak pertama adalah keterampilan bela diri teknik gerakan. Rak kedua adalah keterampilan teknik memperkuat tubuh, sedangkan rak ketiga adalah keterampilan beladiri jurus serangan.
“Em, tidak ada keterampilan bela diri sihir? Sepertinya memang langka, di ingatan masa laluku pun pendekar pengguna sihir juga langka.”
Zen Kagendra tidak memikirkanya lebih lanjut dan memulai dari rak pertama untuk memilih teknik gerakan. Segera dia menyapu pandanganya pada buku-buku di rak paling atas yaitu buku kelas perak menengah dan rendah. Dia membacanya satu persatu yang menarik perhatianya dan mulai membolak-balik halaman buku. Keterampilan “Teknik Gerakan Kaki Petir” merupakan keterampilan bela diri kelas perak rendah. Keterampilan teknik itu dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap pertama bergerak sepuluh langkah hanya dalam sekejap, tahap kedua bergerak dengan akselerasi bagai sambaran petir, ketiga berakselersi kapan pun bukan lagi hambatan, dan tahap empat merupakan puncak ketika berakselerasi akan menimbulkan suara-suara sambaran petir untuk menakuti lawan.
Keterampilan teknik gerakan “Teknik Bayangan Hantu” merupakan kelas perak menengah yang dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama bergerak ke sekitar akan semudah bagai hanya membutuhkan keinginan, tahap kedua akselerasi gerakan akan sulit dilihat oleh mata, dan tahap ketiga setiap gerakan akan berakselerasi bagai ledakan, tapi aura kultivator akan disenyapkan hingga sulit untuk dideteksi. Zen Kagendra merenungkan sejenak memikirkan antara dua keterampilan gerakan.
“Bukankah akan lebih baik teknik gerakan ‘Teknik Bayangan Hantu?’ Bila dikombinasikan dengan pengalaman bertarungku, aku kira cukup bagus.” Setelah memilih keterampilan teknik gerakan “Teknik Bayangan Hantu” dia menuju ke rak keterampilan perkuatan tubuh.
Di rak keterampilan teknik perkuatan tubuh hanya ada satu keterampilan kelas perunggu menengah dan satu keterampilan teknik kelas perak menengah. Tanpa membuka dan memeriksa keterampilan perunggu lebih lanjut, dia langsung membuka keterampilan perkuatan kelas perak menengah “Teknik 9 Dinding Tubuh Permata.” keterampilan ini dibagi menjadi 9 tahap, tahap pertama memperkuat kulit, tahap kedua memperkuat daging, tahap ketiga memperkuat tulang, tahap keempat kekuatan fisik akan bertambah dua setengah kali, tahap kelima tubuh akan tahan terhadap dingin yang ekstrim, tahap keenam tubuh akan tahan terhadap panas magma, tahap ketujuh tubuh akan tahan terhadap serangan senjata kelas perak atau sejenis, tahap kedelapan pemulihan tubuh akan tiga kali lebih cepat, tahap kesembilan tubuh akan sekuat permata untuk menahan setiap ledakan.
Zen Kagendra untuk sementara tertegun dan bergumam, “Bukankah ini berlebihan? Ini hanya keterampilan kelas perak menengah kan?” Saat memikirkanya dia hanya membolak-balik halaman buku. Tiba di halaman terakhir, dia menemukan potongan kertas yang di situ tertulis, “Buku adalah keterampilan kelas emas menengah, tapi selama ini tidak ada yang pernah menguasainya lebih dari tahap keempat, maka pada dasarnya buku akan dianggap sampah bila dikategorikan kelas emas menengah.”
Setelah membaca mata Zen Kagendra bersinar terang, dengan penuh kegembiraan dia segera mengambil buku itu dan menuju rak keterampilan tempur yang berada di sebelah rak keterampilan perkuatan tubuh. Pada rak keterampilan tempur jumlah buku-buku lebih banyak dari keterampilan gerakan dan keterampilan perkuatan tubuh. Segera Zen Kagendra tidak repot-repot melihat buku yang peringkat rendah dan dia langsung melihat keterampilan tempur kelas perak menengah dan rendah.
Keterampilan “Jurus Tinju Bara Api”, “Jurus Tinju Ledakan”, “Jurus Tendangan Bermata Tujuh”, “Jurus Tombak Penggebrak”, “Jurus Bayangan Panah”, dan “Jurus Mata Jiwa”. Zen Kagendra terus mengacak-acak tumpukan buku. Pada tumpukan terakhir akhirnya dia melihat buku berjudul “Jurus Pedang Ankara”. Dia membuka dan membacanya. Pada buku itu tertulis bahwa keterampilan “Jurus Pedang Ankara” tidak memiliki batas akan berkembang berdasarkan keahlian pengguna. Setiap gerakan yang ditulis pada buku adalah gerakan awal yang setiap segmen bisa dikembangkan.
Mata Zen Kagendra cerah, “Bukankah ini cocok untukku? Tapi bukankah ini lebih cocok di sebut ‘Teknik’ daripada ‘Jurus’? Atau mungkin karena keterampilan ini lebih bebas digunakan untuk menyerang? Yah, mungkin itu.” Zen Kagendra terus membolak-balik halaman buku keterampilan “Jurus Pedang Ankara”.
“Beradasarkan ingatanku aku sangat kuat, tapi aku tidak punya ingatan keterampilan bela diri apapun selain metode kultivasi ‘Kanuragan Naga Api Emas Perkasa’. Jika keterampilan ini berdasarkan keahlianku aku bisa mengembangkanya ke tingkat yang sangat tinggi. Aku pilih ini.” Dia mengambil buku keterampilan tempur “Jurus Pedang Ankara”, “Teknik Bayangan Hantu”, dan memegangnya bersama “Teknik 9 Dinding Tubuh Permata”. Setelah memilih semua keterampilan, dia menuju kamar pelatihan di lantai dua dan segera mulai pelatihan tertutup.
Di dalam kamar pelatihan Zen Kagendra mulai pelatihan. Dia bersila dengan posisi meditasi dan mulai mengoperasikan “Kanuragan Naga Api Emas Perkasa,” Semua energi alam disekitarnya tersedot olehnya dalam kecepatan yang mengagumkan dan mengisi dantian yang kosong.
“Nguuuung.” Suara berdengung berasal dari dantian Zen Kagendra.
Energi alam mulai membanjiri dantian Zen Kagendra. Setiap energi yang masuk merambat ke meridian. Otot-otot Zen Kagendra mulai merekronstuksi setiap sel pada tubuhnya. Tulang-tulangnya mulai tersentuh energi emas. Meskipun dia masih dalam kondisi bermeditasi dan matanya masih tertutup, senyum di bibirnya tidak bisa disembunyikan.
Setiap energi emas merekonstruksi bagian tubuhnya, terutama tulang karena sesuai namanya metode kultivasi “Kanuragan Naga Api Emas Perkasa”. Energi yang masuk dalam tubuhnya akan diubah menjadi berwarna emas dan tulangnya direkronstruksi berubah menjadi tulang sekuat naga.
Beberapa jam berlalu hingga malam tiba Zen Kagendra masih pelatihan tertutup di kamar perpustakaan lantai dua. Sementara itu di luar perpustakaan, ayahnya Zen Kuntara sedang membuka pintu dan memasuki ruang perpustakaan.
“Raja apa yang bisa saya bantu?” Tanya pria tua penjaga perpustakaan
“Apa Kagendra kemari? Dia belum kembali ke kamarnya sejak siang tadi. Aku menyuruhnya membaca beberapa buku di perpustakaan.” Zen Kuntara bertanya dengan wajah cemas.
Pria tua tersenyum dan menjawab “Raja, Tuan Muda Zen Kagendra berada di kamar pelatihan lantai dua. Dia sudah di sana sejak siang tadi. Apa perlu saya memanggilnya untuk menghadap Raja?”
Zen Kuntara tertegun sejenak lalu berbicara, “Benarkah? Anak itu? Tidak perlu, biarkan saja dia di sana sampai dia bosan dengan pelatihanya. Jika Anda ingin beristirahat, Anda bisa bergantian dengan petinggi yang lain.”
“Baik Raja.” Pria tua itu menjawab sopan.
Zen Kuntara langsung berbalik meninggalkan pintu perpustakaan sambil berjalan dia bergumam, “Apakah anakku benar-benar jenius? Umurnya hanya berapa? Dia bahkan lebih rajin berlatih dari anak yang beberapa tahun lebih tua darinya.” Zen Kuntara menggeleng sambil tersenyum dan melanjutkan langkahnya meninggalkan perpustakaan.
Pada saat ini Zen Kagendra sudah mulai membuka matanya dan mengamati perubahan ekstrim pada tubuhnya. Dia tersenyum lalu bergumam, “Bagus, aku sudah mencapai ‘Alam Dasar’ tingkat 1 puncak hanya dengan sedikit usaha dan aku akan mencapai tingkat 2.” Dia benar-benar senang dengan perubahan kekuatanya.
“Tapi aku cukup kenyang untuk mengoperasikan ‘Kanuragan Naga Api Emas Perkasa’ lagi. Biarlah sementara aku coba untuk berlatih keterampilan ‘Teknik Bayangan Hantu’ dan ‘Jurus Pedang Ankara’” Zen Kagendra berbicara untuk dirinya sendiri.
Metode pelatihan untuk keterampilan bela diri sangat berbeda dengan keterampilan metode kultivasi, untuk metode kultivasi dia hanya perlu menyalurkan energi alam ke dantianya, sedangkan untuk keterampilan bela diri normalnya dia harus membuat gerakan-gerakan yang sesuai dengan buku keterampilan.
Bagi Zen Kagendra aturan itu tidak berlaku karena dia mempunyai kemampuan presepsi tajam dari ingatan kehidupan masa lalunya. Dia hanya perlu menyimulasikan semua gerakan ke dalam pikiranya. Kemudian, kemampuan itu akan diserap oleh otaknya dan otomatis disinkronkan dengan tubuhnya bila ia akan menggunakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Mawi
lanjut thor
2022-07-15
0
Wahyu Grai
masuk...
2021-10-24
0
Muhammad Amin
lanjut
2021-08-01
1