Bel pulang berbunyi menandakan suatu hal yang baik. Lina menghela nafas dan merasa bahagia mendengar bel itu.
"Kelar juga kelas kita pulang yuk" ajak Mirna.
"Giliran pulang aja Lo buru-buru amat" sahut Lina.
Mereka keluar kelas tanpa beban sembari bercanda. Lina menunggu mang Ucup menjemputnya di depan gerbang sekolah. Sambil menunggu, masa-masa indah baginya kembali tergiang di kepala gadis itu.
Jika kalian berpikir Revan hanya memberikan perlakuan buruk padanya, kalian keliru. Banyak hal mengenai Revan yang belum ia bahas kepada kalian.
Walaupun Revan membencinya bukan berarti Revan tidak pernah menolong gadis itu. Bagaimanapun kenangan indah itu tidak akan pernah ia lupakan.
Walaupun Lina tidak setenar Revan, ia juga tergolong wanita cantik. Setidaknya begitulah teman-temannya menilai. Saat ia SMP kelas 9, untuk pertama kalinya dalam hidupnya Lina mendapat pernyataan cinta dari salah seorang laki-laki yang ia kenal.
Lelaki itu bernama Diko. Diko anak yang baik, sopan dan romantis. Tetapi Lina tidak tertarik sedikit pun kepadanya dikarenakan Revan yang sudah memenuhi seluruh ruang hatinya. Diko menyatakan perasaannya di taman sekolah.
Saat itu Lina takut untuk menolak Diko dan meminta waktu untuk memikirkannya. Setelah mereka berpisah untuk pulang kerumah masing-masing, Lina memikirkan cara untuk menolak Diko seraya menunggu mang Ucup menjemputnya.
Takdir kembali bekerja, ternyata Revan mendengar pembicaraannya dengan Diko tadi. Lelaki itu juga tengah menunggu jemputan Papanya.
"Lo jadi manusia memang gak ada baik-baik nya ya, sudah jelas-jelas Lo gak suka masih aja di gantung" Revan berkata dengan sinisnya.
"Kalo gasuka Lo jujur aja, udah ya Papa gua udah jemput, oiya lain kali jangan kasih sial ke hidup gua terus ya" sambungnya lagi seraya bergegas menuju mobil Papanya.
Sesampainya di rumah Lina terus-terusan memikirkan perkataan Revan. Sepertinya nasehat dari Revan telah menolongnya untuk menghilangkan keluh kesah gadis itu terhadap pernyataan cinta dari Diko.
Lina memang salah, seharusnya ia langsung menolak Diko saat itu juga agar Diko tidak berharap lebih kepadanya. Lina justru meminta waktu untuk menjawab pertanyaan yang sudah jelas jawaban nya, seakan-akan memberi harapan kepada Diko.
Rabu, hari yang terlalu cerah untuk menolak perasaan seseorang. Lina berjalan menemui Diko untuk menyelesaikan semuanya.
"Gua tau Lo orang yang baik Dik, Lo pantas dapat yang lebih baik dari gua" ucap Lina tanpa basa-basi sedikit pun.
"Apa alasan Lo nolak gua Lin, gua bisa memperbaikinya" sahutnya lirih.
"Gua udah suka sama seseorang selama tiga tahun ini Dik" sahut Lina kembali.
Gadis itu kembali ke kelas dan meninggalkan Diko di taman sekolah. Ah, masa SMP yang menyuramkan, Lina tidak tahu menolak seseorang bisa sesakit itu. Tetapi benar adanya bahwa cinta tidak dapat dipaksakan.
"Tinn,tinn,tin..." bunyi klakson dari mamang kembali menyadarkannya dari masa lalu.
"Melamun aja neng, bahaya loh" sahut mang Ucup.
"Hehe, nggak kok mang cuma keingat aja" balas Lina tertawa kecil.
Sesampainya di rumah Lina masuk ke kamar dan mengerjakan tugas yang di berikan Bu Tuti sang guru Biologi. Lina kembali teringat kepada keinginannya, sekelas dengan Revan di kenaikan kelas tiga ini.
"Drettt.." ponsel bergetar menandakan ada pesan WhatsApp.
Terpampang nama Mirna di layar ponsel lina. Awalnya Lina enggan membukanya, dia tengah asik dengan khayalannya. Tetapi Lina juga penasaran dengan isi chat dari Mirna.
"Eh cuy kabar terbaru nih, jangan terkejut, siap-siap aja Lo loncat-loncat kegirangan" isi pesan itu membuat Lina terdiam sejenak.
"Apasih mir, buat penasaran aja Lo, lebay amat" balas Lina cepat.
"Revan putus sama pacarnya, ini berita terhits saat ini wkwk, Lo sekarang bebas dekatin Revan, kejar cinta Lo Lin" balas nya lagi.
"Deghh.." suara jantung Lina berdetak lebih cepat.
Seakan-akan dirinya terdampar di dunia dongeng yang ia nanti-nantikan. Lina tidak tahu mau bereaksi seperti apa. Tapi sudah pasti Lina juga tidak bisa membohongi perasaannya bahwa ia juga menginginkan hal seperti ini terjadi.
"Yaudah deh, gua tidur dulu ya Mir, ngantuk gua, jangan lupa besok kita kuis biologi, selamat belajar sahabatku hehehe" balas Lina kemudian ia menuju tempat tidur dengan perasaan yang campur aduk.
Hp nya bergetar lagi, pasti chat dari Mirna yang kesal padanya. Lina tersenyum, ia ingin tidur dan bermimpi indah serta berharap mimpi tersebut menjadi kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
manda antafarrel
udah masuk favorite nieh.. cerita masa sma emng gak ada matinye.. hehehe.. 😁
2020-07-08
1
Halimah Sa'adah
suka banget
2020-05-08
2
NKJC's lovers
author semangat, aku fans kamu
2020-05-07
2