****
Mobil Arkan melaju dengan sangat cepat Angga yang duduk di kursi belakang tak kuasa melihat putrinya yang tak sadarkan diri. Angga terus memegangi pergelangan tangan putri nya dengan kain agar darah yang terus mengalir dapat terhambat.
" Maafin papa sayang " ucap Angga dengan air mata yang terus mengalir.
Angga sangat menyesal, air matanya mulai mengalir. Di dalam hati nya Angga begitu amat ketakutan. Ia sudah kehilangan istrinya ia tidak ingin kehilangan anak nya juga. Penyesalan begitu mendalam menghantuinya.
*** Rumah sakit ***
Bhia segera dilarikan ke ruangan operasi. Angga terduduk di sebuah bangku tangisnya tak kunjung henti. Arkan pun menghampiri Papa nya yang kini sedang kalut.
" Papa puas sekarang? " sindir Arkan yang geram melihat Angga.
Angga tidak menjawab, ia memegangi keningnya sambil menangis. Rasanya ingin sekali ia bertukar tempat dengan Bhia.
Arkan menatap papanya dengan kesedihan yang mendalam . Lalu Arkan duduk di samping Angga. Mereka terdiam begitu lama tak ada sepatah kata pun yang keluar. Dan pada saat itu, terdengar suara dering handphone Arkan membuyarkan suasana, di raba nya kantung celana Arkan. Ternyata itu dari Raisa, Rai menelfon Arkan karna mengkhawatirkan Bhia yang dari tadi tidak menjawab telfon nya.
****
" Halo Rai. "
" Halo kak. Maaf kak, aku mau tanya Bhia nya ada kak? soalnya dari tadi aku telfon nggak diangkat."
" Bhia lagi di RS. Permata Rai."
" Rumah sakit? siapa yang sakit kak.?"
" Bhia."
" Bhia??!! yaudah kak aku kesana sekarang."
" Besok aja Rai udah malem, besok juga kamu sekolah. Nanti kakak kabarin kamu, besok aja sepulang sekolah kalo kamu mau kesini. "
" Iya kak kabarin ya. "
Arkan pun menutup telfon dari Raisa dan kembali menunggu adiknya selesai di operasi.
Di tempat lain di rumah Raisa, ia merasa khawatir pada sahabat nya itu. Lalu Raisa menghubungi Alin dan memberitahunya bahwa Bhia sedang berada di rumah sakit. Alin sangat terkejut ia pun menyalahkan diri nya. Tapi Raisa terus menenangkan Alin ia mencoba berfikir secara jernih dalam keadaan seperti ini dan meminta Alin mendoakan Bhia agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Bhia.
****
30 menit sudah berlalu Dokter tak kunjung keluar dari ruang operasi. Arkan dan Angga semakin khawatir dan gelisah. Lalu tak lama kemudian Dokter yang menangani Bhia keluar. Mereka segera menghampiri Dokter itu dan menanyakan keadaan Bhia. Syukurlah Bhia masih tertolong walau sempat ada kesulitan saat menangani pembuluh darah Bhia. Sayatannya terlalu dalam sehingga Bhia kehilangan cukup banyak darah. Bhia pun di pindahkan ke ruang perawatan. Arkan dan Angga akhirnya bisa menghilangkan sedikit kekhawatiran mereka,
Arkan dan Angga belum merasa lega karna Bhia belum siuman. Mereka memandangi wajah gadis malang yang berbaring tak berdaya itu dengan tatapan yang amat sedih. Sesekali Angga membelai rambut putrinya sambil mengucapkan kata maaf. Arkan yang melihat nya merasa kesal dan marah, namun ia tidak bisa marah saat ini mengingat keadaan adiknya yang sedang terbaring lemah. Arkan hanya mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya, saat ini di dalam hatinya bergejolak bahkan ia enggan untuk memaafkan papa nya.
*** Keesokan harinya ***
Jam menunjukan pukul 07.00 Bhia belum juga tersadar. Arkan yang masih menunggu Bhia sadar masih tertidur di bangku samping ranjang pasien. Angga yang terbangun karna sinar matahari pun beranjak dari sofa ruangan pasien lalu melihat Arkan yang masih tertidur, Ia pun keluar dari ruangan dan pergi membeli sarapan untuk putranya, ia teringat Arkan belum makan dari semalam. Saat berjalan di lorong rumah sakit Angga melihat Raisa dan Alin sedang bertanya pada petugas yang ada di resepsionis. Angga pun segera menghampirinya dan memberitahukan kamar rawat Bhia. Raisa dan Alin lalu menuju ruangan dimana Bhia di rawat.
Alin membuka pintu ruangan dengan perlahan ia melihat sahabatnya yang berbaring tak berdaya itu. Tanpa sadar ia meneteskan air matanya dan mulai menangis terisak, Raisa menepuk-nepuk pundak Alin dan mencoba menenangkan Alin ia berusaha untuk tegar. Arkan yang mendengar isakan tangis Alin pun terbangun.
" Kenapa kalian disini? kalian nggak sekolah?" tegur Arkan pada Raisa dan Alin.
" Aku khawatir kak " jawab Raisa.
" Bhia kenapa kak? " tanya Alin sambil memegang tangan Bhia yang di balut dengan perban.
Arkan menatap adiknya itu, ia tak tau harus menjawab apa. Itu sangat memalukan bagi nya, keluarganya hancur dalam waktu kurang dari satu hari. Arkan terdiam cukup lama, ia menimbang-nimbang apakah dia akan menceritakan semuanya jika menjadi Bhia. Arkan pun mencoba bertanya pada Alin dan Raisa.
" Apa Bhia selalu menceritakan segala hal apapun itu tentang kehidupannya pada kalian? " Arkan bertanya untuk meyakinkan dirinya.
Alin dan Raisa mengangguk mereka berkata Bhia tidak pernah merahasiakan apapun dari mereka, tapi merekalah justru yang merahasiakan hal besar kepada Bhia. Arkan berfikir sejenak lalu memutuskan untuk menceritakannya pada Alin dan Raisa.
Setelah mereka mendengar cerita Arkan betapa terkejutnya mereka. Di hari yang sama Bhia mengalami penghianatan dari orang-orang yang di sayangi nya. Alin menangis memeluk Raisa, Raisa yang tadi nya mencoba untuk tegar pun ikut meneteskan air mata. Sungguh malang nasib sahabatnya hingga membuatnya terbaring seperti ini. Setelah menceritakan segalanya pada Alin dan Raisa Arkan pun berlalu meninggalkan mereka berdua, ia berjalan menuju kamar mandi. Tidak lama setelahnya Alin dan Raisa yang masih menangis melihat jari jemari Bhia mulai bergerak perlahan. Mereka sangat senang Raisa segera memanggil suster yang berjaga. Setelah suster selesai memeriksa kondisi Bhia suster itu pun kembali ke tempatnya.
Bhia mulai membuka matanya perlahan di lihatnya langit- langit plafon rumah sakit yang berada diatasnya ia mulai menengok kan kepalanya. Terlihat dua sahabatnya sedang menatapnya lalu ia kembali menatap langit-langit. Tubuhnya terasa lemas, area mulutnya terasa kering. Arkan yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghampiri Bhia ia sangat senang melihat adiknya siuman.
" Bhi.. Alhamdulillah kamu udah sadar " ujar Arkan yang langsung berlari menghampiri ranjang Bhia.
Bhia menatap kakak nya itu, ia mencoba berbicara dengan sangat lirih dan hanya terdengar samar-samar.
" Kha, kha, " ucapnya lirih.
" Iya Bhi, " Arkan mendekatkan telinganya ke wajah Bhia.
" Mha, mha.." Bhia kembali menanyakan Ningrum.
Tiba-tiba Angga membuka pintu ruangan dan melihat putri nya telah siuman. Ia langsung menghampirinya dan menggenggam tangan putrinya .
" Pha," suara Bhia terdengar sangat tidak bertenaga.
" Iya sayang," ucap Angga sambil menggenggam tangan putrinya.
" Mha, mha.. " Bhia mengulangi perkataannya pada Arkan tadi.
Angga terdiam lalu mencium kening putrinya.
" Maaf sayang, papa belum bisa menemukan mama." Angga menjawab dengan penuh sesal di hatinya.
Bhia memejamkan mata nya sejenak lalu membukanya kembali. Bhia berharap semua yang terjadi hanyalah mimpi. Tapi itu semua nyata, dan kenyataan itu yang membuat Bhia semakin terpuruk. Lalu Bhia melihat ke arah sahabatnya yang berdiri di belakang punggung kakaknya itu. Ia menatap mereka masih dengan tatapan kecewa, walau begitu Bhia merasa senang dalam situasi seperti ini sahabat nya masih di samping nya.
Hati nya yang terluka memang cukup sulit untuk di sembuhkan namun Bhia ingin memulai kembali lembaran-lembaran baru dalam hidup nya. Bhia mencoba memaafkan sahabatnya itu.
Ia yakin mama nya juga punya suatu alasan untuk pergi. Bhia mencoba memahami jika di situasi mama nya, ia berharap suatu hari nanti saat mamanya sudah bisa mengatasi luka yang di berikan oleh papanya itu mulai berkurang, mama nya akan kembali padanya dengan senyuman bukan lagi penderitaan. Bhia mencoba merelakan semua yang terjadi dan menjadikannya sebuah pengalaman dan pelajaran dalam perjalanan hidupnya.
****
Ma**kasih ya yang udah mau baca story novel aku terus dukung aku ya jangan lupa like comment and vote..
Boleh kok kasih saran dan masukannya di bawah tulis di kolom komentar ya terima kasih.. ❤️❤️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Karen_gold
kalau liat tulisan author terdahulu suka ngiri sama cara penyampaian bahasa nya, masuk banget ke otak, giliran aku yang nulis kok kayak susah di pahami ya🥴
2022-07-05
0
Yuni Verro
ttp smngt bhia
2022-06-05
0
Rina Bita
hadirrrrt thoooor...😎
2021-11-18
1