Bab 4 Hurt Heart

****

Bhia memanggil mamanya namun tetap hening, Bhia berjalan ke arah dapur namun disana juga tidak ada siapapun.

" Mama kemana ya kak? Tumben banget " tanya Bhia pada kakaknya yang baru masuk kedalam rumah.

" Lagi tidur kali Bhi " jawab Arkan dengan singkat, dan berlalu pergi menuju kamarnya.

Bhia dan Arkan pun menuju kamar masing-masing. Sesampainya dikamar Bhia duduk termenung menatap ponsel yang digenggamnya. Ada 50 panggilan tak terjawab dari Alin dan Raisa. Bhia mulai meneteskan air matanya lagi, ia masih tidak percaya sahabat yang selama ini ia sayangi begitu tega membohonginya. Dilihatnya galeri foto yang ada di ponselnya Bhia memandangi setiap momen kebersamaan mereka. Seandainya saja Alin jujur dari awal, Bhia tidak akan semarah ini. Ia sangat kecewa, kenapa harus dengan cara seperti ini ia mengetahuinya.

Bhia pun merebahkan badannya di atas tempat tidurnya, perasaannya makin tidak karuan. Bukan sekedar perasaan sakit hati pada sahabatnya, tetapi ada perasaan yang aneh muncul di benaknya, dan Bhia mulai gelisah dan beranjak dari tempat tidurnya. Bhia berniat menuju kamar mama nya dan ia mulai mengetuk pintu kamar mamanya namun tetap tidak ada jawaban.

Lalu ia teringat sesuatu " bi Rossi " ucapnya dalam hati. Bhia melanjutkan langkahnya ke kamar bi Rossi. Di bukanya kamar bi Rossi, terlihat bi Rossi yang tampak pucat sedang tertidur pulas, ia tidak tega membangunkannya. Bhia pun mengurungkan niat nya yang ingin menanyakan keberadaan mamanya. Saat ingin kembali ke kamar, Bhia melihat papa nya yang sedang berjalan keluar dari kamar. Lalu Bhia langsung menghampiri papa nya.

" Pa.. mama mana? " tanya Bhia sambil terus mengamati seisi rumahnya.

" Paling di kamar bi Ross " Angga menjawab pertanyaan Bhia dengan santainya.

" Nggak ada Pa " jelas Bhia pada Angga yang masih mengumpulkan kesadarannya, karna ia baru bangun tidur.

" Di dapur? " Angga bertanya dengan nada yang mulai curiga akan suatu hal.

" Nggak ada juga " jelas Bhia lagi pada Angga dengan wajah yang cemas kali ini.

Angga pun berlari ke kamar Rossi, dia menduga Rossi memberitahu Ningrum tentang hubungannya dengan Rossi. Angga membuka pintu kamar Rossi dengan kasar hingga Rossi yang sedang tertidur pun terbangun.

" Dimana Ningrum? " tanya Angga pada Rossi dengan penuh amarah.

" Maaf Mas " jawab Rossi yang menunduk bersalah dan mulai meneteskan air mata.

Benar dugaan Angga, ia pun mulai panik. Bhia yang mengikuti Angga dari belakang masih bingung dan mencoba bertanya pada Angga.

" Ada apa pa??" tanya Bhia mulai panik karna melihat raut wajah Angga yang panik.

Angga hanya terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa pada putri nya, tanpa menjawab pertanyaan putrinya, Angga pergi begitu saja keluar dari rumah membawa mobil nya. Bhia yang cukup amat sangat bingung dengan situasi saat ini mencoba memberanikan dirinya untuk bertanya pada Rossi walau dalam hati Bhia penuh dengan kekhawatiran.

" Bi?? ada apa ini? " tanya Bhia ragu-ragu dan takut akan jawaban yang akan Rossi katakan.

Saat Bhia bertanya Rossi hanya menangis tersedu-sedu. Bhia makin bingung, ia mendekati Rossi dan bertanya sekali lagi.

" Bi, kok malah nangis?? ada apa ?? " Bhia kembali bertanya dan ia kini mulai kesal pada Rossi yang hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan darinya itu.

Rossi hanya menggelengkan kepalanya dan memeluk Bhia. Bhia merasa ada yang janggal, ia melepaskan pelukan Rossi dan menatapnya . Saat Bhia menatap Rossi , Rossi menundukkan kepala nya seakan-akan dia merasa sangat bersalah. Melihat respon Rossi yang seperti itu Bhia langsung berdiri meninggalkan Rossi dan berlari ke kamar Arkan.

Di ketuk nya pintu kamar Arkan sambil menangis. Tak perlu menunggu lama Arkan keluar dari kamarnya dan mendapati adik kesayangannya itu sedang menangis.

" Kamu kenapa Bhi?" tanya Arkan yang khawatir melihat adiknya yang menangis.

" Kakak jujur sama aku, kemaren pas ke rumah sakit bi Rossi kenapa kata dokter? " tanya Bhia yang mulai curiga pada Rossi.

" Kan kemarin kakak udah jelasin ke kamu " jelas Arkan menenangkan Bhia.

" Ada yang aneh kak, aku cari-cari mama, mama nggak ada di rumah. Trus aku liat papa keluar kamar, aku tanya papa, papa bilang nggak tau . Habis itu Papa langsung lari ke kamar bi Rossi, trus bi Rossi nangis dan papa pergi keluar gitu aja bawa mobilnya tanpa ngomong apa-apa " jelas Bhia sambil beruraian air mata. Lalu tangisnya pun mulai pecah.

Bhia menjelaskannya pada Arkan dengan bercucuran air mata. Arkan yang mendengar penjelasan Bhia langsung merasa curiga tentang kehamilan Rossi yang harus ia rahasiakan dari Bhia dan mamanya.

" Ikut kakak " Arkan pun menarik tangan Bhia menuju kamar Rossi.

Saat membuka kamar Rossi Arkan melihat Rossi yang masih menangis di atas kasurnya dan Arkan pun segera menghampirinya.

" Itu anak siapa Bi? " tanya Arkan dengan menunjuk perut Rossi

Rossi terkejut mendengar pertanyaan Arkan. Di raihnya tangan Arkan dan ia menggenggamnya dengan erat. Arkan yang menyadari prilaku Rossi yang seperti merasa bersalah itu lalu menepis tangan Rossi dari nya.

" JAWABBB BIBI " Arkan berteriak pada Rossi.

Rossi yang terkejut mendengar teriakkan Arkan hanya bisa menutup telinganya. Bhia mulai memahami situasi apa yang sedang dia hadapi ini. Dada nya mulai sesak sekujur tubuhnya melemas, di hampiri nya wanita yang sedang tidak berdaya itu. Dengan suara yang lirih dan air mata yang terus mengalir Bhia berlutut di samping tempat tidur wanita itu.

" Bi.. to.. to.. long jawab kak Ar..kan " ucap Bhia lirih sambil terisak.

Wanita itu turun dari tempat tidurnya membungkukkan badannya, kedua tangannya memegang pundak Bhia mencoba membantu Bhia untuk berdiri. Di bawanya Bhia duduk di sisi tempat tidurnya sambil menggenggam tangan Bhia .

" Ini semua salah bibi non " ucap lirih Rossi pada Bhia.

" Maksudnya apa bi? tolong jelasin? " Bhia bertanya penuh harap, ia takut akan jawaban Rossi. Tapi ia juga ingin mengetahui kebenarannya.

" Anak yang bibi kandung, adik kalian. " jawab Rossi diikuti tangisnya lagi.

Setelah mendengarkan kalimat yang keluar dari mulut Rossi. Bhia pun langsung menangis histeris ia kembali terjatuh di lantai. Arkan pun ikut jatuh terduduk dilantai sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.

Rossi tak kuasa melihat Arkan dan Bhia yang menangis di hadapannya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, semua sudah terlambat, hanya penyesalan yang tersisa.

****

Angga terus mencari Ningrum di setiap rumah teman-teman Ningrum, tapi dia tidak menemukan Ningrum. Ia terus-menerus menghubungi nomor telfon Ningrum tapi selalu tidak aktif. Angga merasa frustasi mencari istrinya, ia pun menghantam setir mobilnya dengan kepalan tangannya.

Angga merasa sangat marah pada dirinya sendiri, ia bahkan tidak tahu harus mengatakan apa pada anak-anak nya saat pulang nanti.

Sudah lebih dari 3 jam Angga mencari Ningrum dan ia memutuskan untuk kembali kerumahnya.

****

Angga tiba dirumah, ia langsung menuju kamar Rossi. Saat ia hendak membuka pintu kamar Rossi, saat itu juga Bhia menghentikan nya .

" Pa? mana mama? " teriak Bhia pada Angga. Mata Bhia sudah amat sangat memerah. Tangisnya terus pecah, air matanya terus mengalir tidak bisa ia hentikan.

" Papa udah cari sayang, tapi, " jelas Angga pada Bhia, hati Angga pun ikut hancur melihat putrinya itu. Namun ia sadar semua ini terjadi karna nya.

Angga membelai rambut anaknya, ia tidak sanggup memberitahukan pada putrinya. Bhia dengan kesal menepis tangan Angga yang menyentuh rambutnya. Bhia tertawa lalu menangis lagi, dipukul-pukul nya dada Angga dengan jari-jari tangannya yang kecil. Bhia menangis sangat histeris. Lalu Arkan menghampiri mereka dan menarik tangan Bhia.

" Papa tega..!! " bentak Arkan lalu menarik tangan Bhia.

Sorotan mata Arkan penuh dengan kemarahan, ia berbicara sambil melihat Angga penuh kebencian. Arkan membawa Bhia ke kamarnya dan meminta Bhia agar segera mengemasi barang-barangnya. Bhia menolak, Bhia tidak ingin pergi dari rumah. Bhia takut kalau saja mama nya besok pulang dan Bhia tidak ada di rumah. Bhia ingin menunggu mama nya sampai pulang, lalu Arkan membentak Bhia.

" BHI..!! sadarrr !! mama nggak bakal pulang " bentak Arkan mencoba menyadarkan Bhia pada kenyataan ini.

" Kita mau kemana kak? " tanya Bhia dengan putus asa.

" Udah kamu ikut aja sama kakak " perintah Arkan tanpa menjawab pertanyaan Bhia.

Bhia akhirnya menuruti kata-kata Arkan, ia mengemasi seluruh pakaiannya. Ketika Arkan dan Bhia akan keluar dari pintu rumah tiba-tiba saja Rossi menghalangi mereka.

Rossi merangkak meraih kaki Arkan dan memohon supaya mereka tidak pergi. Arkan melepaskan kakinya dari cengkraman Rossi dan terus berjalan. Namun Rossi dengan cepat mengambil vas bunga yang ada di teras rumah dan memecahkannya. Di ambilnya bagian vas yang sudah pecah dan diletakan nya bagian vas yang tajam itu di leher nya. Bhia yang melihat nya lalu berlari ke arah Rossi dan menarik tangan Rossi.

" Setelah apa yang Bibi lakuin sama kami , sekarang Bibi mau bunuh diri? Bibi harus menebus semua kesalahan Bibi . Aku mau Bibi lebih merasa bersalah dari ini, seharusnya bukan Bibi yang mati, tapi aku " gertak Bhia pada Rossi sambil merebut serpihan vas bunga itu.

Bhia marah dan merebut serpihan vas bunga itu lalu menyayatkan nya pada pergelangan tangannya. Darah mengalir dengan cepat dari pergelangan tangan Bhia dan saat itu juga Bhia mulai jatuh tidak sadarkan diri. Angga yang berada didalam rumah berlari ke arah putrinya yang sudah tergeletak. Rossi yang terkejut hanya bisa menangis sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Arkan segera menggendong Bhia membawa nya ke dalam mobil.

Semoga kalian senang dengan jalan cerita novel yang kubuat..

Terus dukung dan support aku ya jangan lupa kasih saran dari kalian yang bisa memotivasi aku..

Like comment and vote ya..

Sampai jumpa di next episode..

. ❤️❤️** .

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

semoga bhia gpp

2022-06-05

0

Jo Doang

Jo Doang

terkadang rasa putus asa membuat kita gelap mata, bahkan kita mampu untuk melukai diri kita sendiri, yang tanpa sadar telah melukai orang yang menyayangi kita juga...

salam suport kak

2021-10-13

2

Olan

Olan

hai thor🥰 aku mampir dengan membawa beberapa like. salam dari Hate But Love🥰 mari saling dukung

2021-09-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab1 Introduction
2 Bab 2 Destruction
3 Bab 3 Disappointed
4 Bab 4 Hurt Heart
5 Bab 5 Give up everything
6 Bab 6 Life Learning
7 Bab 7 The real Truth
8 Bab 8 Dreams Come True
9 Bab 9 Stories on Sunday
10 Bab 10 New Friendship
11 Bab 11 Growing Feelings
12 Bab 12 A Secret
13 Bab 13 Dilemma
14 Bab 14 Complicated
15 Bab 15 Ensuring Feelings
16 Bab 16 Wrong Expression
17 Bab 17 Weird Attitude
18 Bab 18 Study Together
19 Bab 19 Sleepy
20 Bab 20 Jealous and Happy
21 Bab 21 Hurt Again
22 Bab 22 Shy Cat
23 Bab 23 Not Sensitive
24 Bab 24 Tears
25 Bab 25 A long Day
26 Bab 26 Sudden Dating
27 Bab 27 Shocking Confession
28 Bab 28 Waiting for Love
29 Bab 29 Traumatic Feeling
30 Bab 30 Annoyed
31 Bab 31 Jealousy Heart
32 Bab 32 Red Moon
33 Bab 33 Midnight
34 Bab 34 Tragedy
35 Bab 35 Deep Pain
36 Bab 36 The One and Only Family
37 Bab 37 Trying Strong
38 Bab 38 Jealous
39 Bab 39 Confession
40 Bab 40 Fero and Gio's past
41 Bab 41 My Girlfriend
42 Bab 42 Forced to Hurt
43 Bab 43 Daddy is Daddy
44 Bab 44 Smile Because of You
45 Bab 45 Explanation
46 Bab 46 Threats and Warnings
47 Bab 47 Bad Feeling
48 Bab 48 I Love You
49 Bab 49 Trust
50 Bab 50 Worried
51 Bab 51 New Class
52 Bab 52 Bhia Sick
53 Bab 53 Obsession
54 Bab 54 Unexpected meeting
55 Bab 55 Work
56 Bab 56 With Gio
57 Bab 57 Lost
58 Bab 58 Feeling Jealous
59 Bab 59 Watching movies
60 Bab 60 Explanation
61 Bab 61 Rainy day
62 Bab 62 Troublemaker
63 Bab 63 Lost Trust
64 Bab 64 Confused
65 Bab 65 Rossi's Change
66 Bab 66 Killed and Suicide
67 Bab 67 Suspicion
68 Bab 68 Regret
69 Bab 69 Missing in the Heart
70 Bab 70 future
71 Bab 71 Hold Laugh
72 Bab 72 Longing
73 Bab 73 Arkan's Plan
74 Bab 74 Arkan's Plan 2
75 Bab 75 Haven't Let You Go
76 Bab 76 Back to school
77 Bab 77 Ensuring Work
78 Bab 78 Sunday Night Date
79 Bab 79 discuss plans
80 Bab 80 Australia and the Conflict
81 Bab 81 Memories with mom
82 Bab 82 A Mother's Figure
83 Bab 83 New life
84 Bab 84 Curious
85 Bab 85 Unexpected Surprise
86 Bab 86 Winter
87 Bab 87 Victim
88 Bab 88 Worried
89 Bab 89 Memory loss
90 Bab 90 Gio's Arrival
91 Bab 91 Seeing Memories
92 Bab 92 Well received
93 Bab 93 Go home
94 Bab 94 Asleep
95 Bab 95 Almost
96 Bab 96 Chat Room
97 Bab 97 Re-approach
98 Bab 98 A little memory
99 Bab 99 Roof Top
100 Bab 100 A beautiful day
101 Bab 101 The Beginning of the Revealed Truth
102 Bab 102 Curiosity about the Truth
103 Bab 103 Cruel Memories
104 Bab 104 All memories Back
105 Bab 105 Happy Ending
106 Bonus Pict
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab1 Introduction
2
Bab 2 Destruction
3
Bab 3 Disappointed
4
Bab 4 Hurt Heart
5
Bab 5 Give up everything
6
Bab 6 Life Learning
7
Bab 7 The real Truth
8
Bab 8 Dreams Come True
9
Bab 9 Stories on Sunday
10
Bab 10 New Friendship
11
Bab 11 Growing Feelings
12
Bab 12 A Secret
13
Bab 13 Dilemma
14
Bab 14 Complicated
15
Bab 15 Ensuring Feelings
16
Bab 16 Wrong Expression
17
Bab 17 Weird Attitude
18
Bab 18 Study Together
19
Bab 19 Sleepy
20
Bab 20 Jealous and Happy
21
Bab 21 Hurt Again
22
Bab 22 Shy Cat
23
Bab 23 Not Sensitive
24
Bab 24 Tears
25
Bab 25 A long Day
26
Bab 26 Sudden Dating
27
Bab 27 Shocking Confession
28
Bab 28 Waiting for Love
29
Bab 29 Traumatic Feeling
30
Bab 30 Annoyed
31
Bab 31 Jealousy Heart
32
Bab 32 Red Moon
33
Bab 33 Midnight
34
Bab 34 Tragedy
35
Bab 35 Deep Pain
36
Bab 36 The One and Only Family
37
Bab 37 Trying Strong
38
Bab 38 Jealous
39
Bab 39 Confession
40
Bab 40 Fero and Gio's past
41
Bab 41 My Girlfriend
42
Bab 42 Forced to Hurt
43
Bab 43 Daddy is Daddy
44
Bab 44 Smile Because of You
45
Bab 45 Explanation
46
Bab 46 Threats and Warnings
47
Bab 47 Bad Feeling
48
Bab 48 I Love You
49
Bab 49 Trust
50
Bab 50 Worried
51
Bab 51 New Class
52
Bab 52 Bhia Sick
53
Bab 53 Obsession
54
Bab 54 Unexpected meeting
55
Bab 55 Work
56
Bab 56 With Gio
57
Bab 57 Lost
58
Bab 58 Feeling Jealous
59
Bab 59 Watching movies
60
Bab 60 Explanation
61
Bab 61 Rainy day
62
Bab 62 Troublemaker
63
Bab 63 Lost Trust
64
Bab 64 Confused
65
Bab 65 Rossi's Change
66
Bab 66 Killed and Suicide
67
Bab 67 Suspicion
68
Bab 68 Regret
69
Bab 69 Missing in the Heart
70
Bab 70 future
71
Bab 71 Hold Laugh
72
Bab 72 Longing
73
Bab 73 Arkan's Plan
74
Bab 74 Arkan's Plan 2
75
Bab 75 Haven't Let You Go
76
Bab 76 Back to school
77
Bab 77 Ensuring Work
78
Bab 78 Sunday Night Date
79
Bab 79 discuss plans
80
Bab 80 Australia and the Conflict
81
Bab 81 Memories with mom
82
Bab 82 A Mother's Figure
83
Bab 83 New life
84
Bab 84 Curious
85
Bab 85 Unexpected Surprise
86
Bab 86 Winter
87
Bab 87 Victim
88
Bab 88 Worried
89
Bab 89 Memory loss
90
Bab 90 Gio's Arrival
91
Bab 91 Seeing Memories
92
Bab 92 Well received
93
Bab 93 Go home
94
Bab 94 Asleep
95
Bab 95 Almost
96
Bab 96 Chat Room
97
Bab 97 Re-approach
98
Bab 98 A little memory
99
Bab 99 Roof Top
100
Bab 100 A beautiful day
101
Bab 101 The Beginning of the Revealed Truth
102
Bab 102 Curiosity about the Truth
103
Bab 103 Cruel Memories
104
Bab 104 All memories Back
105
Bab 105 Happy Ending
106
Bonus Pict

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!