****
Saat Bhia sedang fokus dengan ponselnya, tiba-tiba saja ada seseorang yang menghalangi jalannya . Bhia pun mendongak ke atas dan melihat siapa yang dengan isengnya menghalangi jalannya. Mata Bhia pun terbelalak ia tak menyangka Fero berada di depannya. Fero menatap Bhia dan tersenyum lalu berkata.
" Kalo jalan jangan sambil main handphone, nanti kalo nabrak gimana?" ucap Fero dengan senyuman penuh di wajahnya lalu berjalan melewati Bhia.
Suara Fero terdengar sangat lembut, Bhia hanya mengangguk dan tak bisa berkata-kata.
Fero pun lanjut berjalan ia mulai meninggalkan Bhia yang berdiri mematung. Bhia melihat dari belakang punggung Fero yang semakin lama semakin menjauh. Hatinya berbunga-bunga sangat tidak terkendali, sebahagia itu Bhia yang hanya berpapasan dengan Fero.
Dari kejauhan Arkan menghampiri Bhia yang masih berdiri memandangi punggung Fero yang sudah terlihat samar-samar. Arkan yang melihat Bhia merasa heran dengan adik kesayangannya itu.
" Bhi??" panggil Arkan pada adik kesayangannya itu.
Mendengar suara Arkan Bhia pun tersadar dan menoleh ke arah Arkan.
" Ahhh kakak bikin kaget aja " ucap Bhia sambil mengelus dadanya.
" Lagi liat apa si kamu Bhi? serius banget , sampe kakak dateng aja kamu nggak tau " keluh Arkan pada Bhia yang hanya fokus melihat punggung Fero itu.
" Nggak kok kak, bukan apa-apa , ayo pulang " elak Bhia pada kakaknya itu.
Sesampainya di rumah Bhia langsung menuju kamarnya, Bhia meletakkan tubuhnya yang mungil itu ke tempat tidurnya.
"Ahhh nyamannya " gumamnya yang sudah berbaring di atas tempat tidurnya.
Tanpa sadar Bhia pun mulai memejamkan matanya, rasa kantuk yang tak tertahan mulai membuat matanya terpejam. Rasa lelah karna aktivitas di sekolahnya pun perlahan mulai berkurang, sudah lebih dari 30 menit Bhia tertidur.
Krriiieeettt..
Terdengar suara pintu yang terbuka dari kamar Bhia, terlihat seorang wanita sedang masuk ke kamar Bhia dan mendekatinya, membelai rambutnya dan membangunkannya dengan begitu lembut.
" Bangun sayang, mandi terus makan gih " ucap wanita itu dengan lembut sambil terus membelai rambut Bhia.
Bhia yang menyadari sentuhan halus yang menyentuh setiap helai rambutnya pun mulai membuka matanya perlahan. Bhia bisa mendengar suara lembut wanita itu lalu ia segera bangun dari tempat tidur nya.
" Mama masak apa? ini jam berapa ma?" Bhia bertanya pada sosok wanita itu yang ternyata mamanya.
" Mama masak kesukaan kamu " jawab Ningrum dengan senyuman mengembang di wajahnya.
" Oke ma 10 menit lagi aku turun " ujar Bhia yang kini sudah terduduk di atas tempat tidurnya.
Bhia pun berjalan kearah kamar mandi sambil mengucek-ngucek matanya yang gatal. 10 menit pun berlalu Bhia sudah selesai mandi, ia segera keluar dari kamarnya menuruni satu per satu anak tangga. Dan mendapati mamanya sedang menyiapkan makanan untuknya. Terlihat juga papa dan kak Arkan di meja makan yang sedang menyantap makanannya.
" Wahh perkedel favorit " celetuk Bhia yang masih berjalan ke arah meja makan.
" Iya buruan sini, ntar kakak habisin lho " ledek Arkan pada adiknya itu.
" Ihh jangan dong kak " gerutu Bhia pada kakaknya sambil merebut piring yang berisikan perkedel itu.
Bhia langsung mengambil tempat duduknya dan mulai menyantap setiap makanan yang ada di meja itu.
Saat sedang asyik makan tiba-tiba terdengar suara piring terjatuh dari dapur.
PRANNKKKKKK..!!
Semua yang berada di meja makan terkejut, mama Bhia sontak berdiri dan berjalan menuju dapur. Betapa terkejutnya Ningrum, sesampainya di dapur bi Rossi pembantu yang bekerja untuk keluarga Bhia tergeletak tak sadarkan diri dengan berlumuran darah di kakinya.
Bhia sekeluarga pun panik Arkan segera mengambil kunci mobilnya, Angga dengan sigap mengangkat bi Rossi dan membawanya masuk kedalam mobil.
Angga dan Arkan membawa bi Rossi ke rumah sakit, sedangkan Bhia dan Ningrum menunggu di rumah. Bhia berusaha menenangkan Ningrum, bi Rossi sudah seperti keluarga bagi keluarga Bhia. Bahkan Ningrum menganggapnya sudah seperti saudara terpaut usia Ningrum dan Rossi yang tidak terlalu jauh.
*** Rumah sakit ***
Arkan dan Angga pun langsung melarikan bi Rossi ke UGD. Mereka berdua menunggu di ruang tunggu pasien sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Selang beberapa menit seorang suster mendatangi Arkan dan Angga. Arkan dan Angga pun berdiri dan berjalan mengikuti suster tersebut ke ruang UGD .
Disana terlihat seorang Dokter yang sedang memeriksa bi Rossi lalu Dokter itu menjelaskan, bahwa bi Rossi sedang hamil 8 minggu. Dokter itu berkata bahwa bi Rossi mengalami stress sehingga mengalami pendarahan. Arkan dan Angga terkejut mendengar penjelasan Dokter.
Bi Rossi adalah seorang janda dan saat ini dia tidak memiliki suami, bagaimana dia bisa hamil? tanya Arkan dalam hatinya. Angga yang berdiri di samping Arkan menepuk punggung Arkan dan berkata.
" Papa keluar sebentar mau telfon mama kasih kabar " ucap Angga sambil berlalu keluar ruangan.
" Iya pa " jawab Arkan yang masih bingung tentang kondisi bi Rossi
Angga pun keluar dari ruangan pasien dan mencoba menghubungi istrinya Ningrum. Tapi Angga berbohong kepada Ningrum dia memberitahu istrinya bahwa Rossi kelelahan dan sedang menstruasi . Angga tidak memberitahu Ningrum bahwa Rossi sedang hamil. Setelah selesai berbicara dengan istrinya via telfon Angga kembali masuk keruangan pasien.
Angga mencoba berbicara pada putranya supaya tidak memberitahukan bahwa Rossi sedang hamil. Angga beralasan bahwa Rossi pasti akan memberitahukan sendiri tentang kehamilannya pada Ningrum.
Arkan pun tanpa curiga mengiyakan usulan papa nya tersebut. Setelahnya Angga meminta anaknya pulang dan beristirahat . Arkan pun kembali kerumahnya dan menceritakan keadaan Bi Rossi kepada Mamanya sesuai yg di arahkan papanya di rumah sakit tadi.
***
Keesokan harinya seperti biasa Bhia dan Arkan berangkat sekolah.
" Ma kita berangkat dulu ya " pamit Bhia sambil mencium tangan mamanya .
Dirumah, Ningrum masih menunggu Angga dan Rossi yang sudah bisa dibawa pulang hari ini. Ningrum menunggu dengan gelisah dilihatnya terus menerus jarum jam yang ada di dinding. Setelah beberapa jam menunggu terdengar suara mobil Angga yang masuk ke halaman depan rumahnya. Ningrum lalu bergegas ke depan rumahnya dan membantu Angga yang sedang memapah Rossi.
Ningrum membawa Rossi ke kamarnya, lalu Angga pergi ke kamar pribadinya. Angga merebahkan badannya di tempat tidurnya dan memejamkan matanya.
Ningrum masih sibuk membuatkan Rossi air hangat, saat sedang menyelimuti Rossi, tiba-tiba Rossi memegang tangan Ningrum dan berkata.
" Mbak, maafin saya " ujarnya sambil beruraian air mata.
" Kenapa kamu minta maaf Ross? " Tanya Ningrum kebingungan.
" Saya sudah menyusahkan mbak, dan saya juga tidak tahu diri " ucap Rossi dengan lirih masih dengan air mata yang terus berlinang di matanya.
" Kenapa kamu ngomong kayak gitu? kamu nggak nyusahin mbak, malah kamu banyak bantuin mbak ngurus rumah dan anak-anak " ucap Ningrum menenangkan Rossi.
" Aku hamil mbak " Rossi berkata dengan sangat lirih.
Ningrum yang mendengarnya langsung tercengang, ia terkejut lalu memeluk Rossi.
" Siapa laki-laki itu Ross? biar mbak cari dan mintai pertanggungjawaban " tanya Ningrum sambil memeluk Rossi, ia merasa iba pada Rossi.
Rossi makin menangis kencang dan tersedu-sedu, ia bingung menjelaskannya pada Ningrum. Selama ini Rossi berhubungan dengan Angga dibelakang Ningrum. Bahkan saat dijalan pulang dari rumah sakit, Angga meminta Rossi untuk menggugurkan kandungannya dan merahasiakan kehamilannya. Rossi sangat kecewa mendengar perkataan Angga dan dia bertekad untuk memberitahu Ningrum semuanya dan meminta maaf. Rossi akan menerima konsekuensinya bila Ningrum marah dan jadi membencinya.
" Aku minta maaf mbak, ini anak mas Angga " jelas Rossi sambil memegang perut nya.
Ningrum masih tidak percaya dan kembali bertanya.
" Siapa Ross?? " tanya Ningrum dengan tatapan yang mulai kosong.
Rossi hanya menangis dan terus mengucapkan kalimat maaf. Hati Ningrum terasa hancur berkeping-keping, dunia nya mulai runtuh. Sesak rasanya di dalam dada Ningrum mendengar semua itu. Ningrum tak habis pikir mereka tega melakukan penghianatan dibelakangnya. Apa lagi Ningrum memperlakukan Rossi tidak seperti ART bahkan sudah seperti saudara baginya. Ningrum yang tak kuasa menahan tangis akhirnya menangis, kaki nya mulai lemas dia jatuh tersungkur dilantai sambil memukul-mukul dadanya yang sakit.
Ja**ngan lupa di like comment and vote ya.. semoga kalian senang dengan alur ceritanya maaf masih berantakan dan tidak beraturan karena ini kali pertama ku..
terima kasih readers yang udah mau mampir di karya novel pertamaku terus dukung dan support aku ya..❤️❤️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Imarin
Hello kak aku mampir baca bawa like dan favorit...
mampir juga yuk dinovelku
2022-07-18
0
Deandra🕊🌻
darah tinggi gw kambuh tengah malam kalo kek gini mhaa...
2022-07-18
0
Yuni Verro
parah sih bapaknya arkan sama bhia gmn kalau mereka tau
2022-06-05
2