Bab 2 Destruction

****

Saat Bhia sedang fokus dengan ponselnya, tiba-tiba saja ada seseorang yang menghalangi jalannya . Bhia pun mendongak ke atas dan melihat siapa yang dengan isengnya menghalangi jalannya. Mata Bhia pun terbelalak ia tak menyangka Fero berada di depannya. Fero menatap Bhia dan tersenyum lalu berkata.

" Kalo jalan jangan sambil main handphone, nanti kalo nabrak gimana?" ucap Fero dengan senyuman penuh di wajahnya lalu berjalan melewati Bhia.

Suara Fero terdengar sangat lembut, Bhia hanya mengangguk dan tak bisa berkata-kata.

Fero pun lanjut berjalan ia mulai meninggalkan Bhia yang berdiri mematung. Bhia melihat dari belakang punggung Fero yang semakin lama semakin menjauh. Hatinya berbunga-bunga sangat tidak terkendali, sebahagia itu Bhia yang hanya berpapasan dengan Fero.

Dari kejauhan Arkan menghampiri Bhia yang masih berdiri memandangi punggung Fero yang sudah terlihat samar-samar. Arkan yang melihat Bhia merasa heran dengan adik kesayangannya itu.

" Bhi??" panggil Arkan pada adik kesayangannya itu.

Mendengar suara Arkan Bhia pun tersadar dan menoleh ke arah Arkan.

" Ahhh kakak bikin kaget aja " ucap Bhia sambil mengelus dadanya.

" Lagi liat apa si kamu Bhi? serius banget , sampe kakak dateng aja kamu nggak tau " keluh Arkan pada Bhia yang hanya fokus melihat punggung Fero itu.

" Nggak kok kak, bukan apa-apa , ayo pulang " elak Bhia pada kakaknya itu.

Sesampainya di rumah Bhia langsung menuju kamarnya, Bhia meletakkan tubuhnya yang mungil itu ke tempat tidurnya.

"Ahhh nyamannya " gumamnya yang sudah berbaring di atas tempat tidurnya.

Tanpa sadar Bhia pun mulai memejamkan matanya, rasa kantuk yang tak tertahan mulai membuat matanya terpejam. Rasa lelah karna aktivitas di sekolahnya pun perlahan mulai berkurang, sudah lebih dari 30 menit Bhia tertidur.

Krriiieeettt..

Terdengar suara pintu yang terbuka dari kamar Bhia, terlihat seorang wanita sedang masuk ke kamar Bhia dan mendekatinya, membelai rambutnya dan membangunkannya dengan begitu lembut.

" Bangun sayang, mandi terus makan gih " ucap wanita itu dengan lembut sambil terus membelai rambut Bhia.

Bhia yang menyadari sentuhan halus yang menyentuh setiap helai rambutnya pun mulai membuka matanya perlahan. Bhia bisa mendengar suara lembut wanita itu lalu ia segera bangun dari tempat tidur nya.

" Mama masak apa? ini jam berapa ma?" Bhia bertanya pada sosok wanita itu yang ternyata mamanya.

" Mama masak kesukaan kamu " jawab Ningrum dengan senyuman mengembang di wajahnya.

" Oke ma 10 menit lagi aku turun " ujar Bhia yang kini sudah terduduk di atas tempat tidurnya.

Bhia pun berjalan kearah kamar mandi sambil mengucek-ngucek matanya yang gatal. 10 menit pun berlalu Bhia sudah selesai mandi, ia segera keluar dari kamarnya menuruni satu per satu anak tangga. Dan mendapati mamanya sedang menyiapkan makanan untuknya. Terlihat juga papa dan kak Arkan di meja makan yang sedang menyantap makanannya.

" Wahh perkedel favorit " celetuk Bhia yang masih berjalan ke arah meja makan.

" Iya buruan sini, ntar kakak habisin lho " ledek Arkan pada adiknya itu.

" Ihh jangan dong kak " gerutu Bhia pada kakaknya sambil merebut piring yang berisikan perkedel itu.

Bhia langsung mengambil tempat duduknya dan mulai menyantap setiap makanan yang ada di meja itu.

Saat sedang asyik makan tiba-tiba terdengar suara piring terjatuh dari dapur.

PRANNKKKKKK..!!

Semua yang berada di meja makan terkejut, mama Bhia sontak berdiri dan berjalan menuju dapur. Betapa terkejutnya Ningrum, sesampainya di dapur bi Rossi pembantu yang bekerja untuk keluarga Bhia tergeletak tak sadarkan diri dengan berlumuran darah di kakinya.

Bhia sekeluarga pun panik Arkan segera mengambil kunci mobilnya, Angga dengan sigap mengangkat bi Rossi dan membawanya masuk kedalam mobil.

Angga dan Arkan membawa bi Rossi ke rumah sakit, sedangkan Bhia dan Ningrum menunggu di rumah. Bhia berusaha menenangkan Ningrum, bi Rossi sudah seperti keluarga bagi keluarga Bhia. Bahkan Ningrum menganggapnya sudah seperti saudara terpaut usia Ningrum dan Rossi yang tidak terlalu jauh.

*** Rumah sakit ***

Arkan dan Angga pun langsung melarikan bi Rossi ke UGD. Mereka berdua menunggu di ruang tunggu pasien sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter.

Selang beberapa menit seorang suster mendatangi Arkan dan Angga. Arkan dan Angga pun berdiri dan berjalan mengikuti suster tersebut ke ruang UGD .

Disana terlihat seorang Dokter yang sedang memeriksa bi Rossi lalu Dokter itu menjelaskan, bahwa bi Rossi sedang hamil 8 minggu. Dokter itu berkata bahwa bi Rossi mengalami stress sehingga mengalami pendarahan. Arkan dan Angga terkejut mendengar penjelasan Dokter.

Bi Rossi adalah seorang janda dan saat ini dia tidak memiliki suami, bagaimana dia bisa hamil? tanya Arkan dalam hatinya. Angga yang berdiri di samping Arkan menepuk punggung Arkan dan berkata.

" Papa keluar sebentar mau telfon mama kasih kabar " ucap Angga sambil berlalu keluar ruangan.

" Iya pa " jawab Arkan yang masih bingung tentang kondisi bi Rossi

Angga pun keluar dari ruangan pasien dan mencoba menghubungi istrinya Ningrum. Tapi Angga berbohong kepada Ningrum dia memberitahu istrinya bahwa Rossi kelelahan dan sedang menstruasi . Angga tidak memberitahu Ningrum bahwa Rossi sedang hamil. Setelah selesai berbicara dengan istrinya via telfon Angga kembali masuk keruangan pasien.

Angga mencoba berbicara pada putranya supaya tidak memberitahukan bahwa Rossi sedang hamil. Angga beralasan bahwa Rossi pasti akan memberitahukan sendiri tentang kehamilannya pada Ningrum.

Arkan pun tanpa curiga mengiyakan usulan papa nya tersebut. Setelahnya Angga meminta anaknya pulang dan beristirahat . Arkan pun kembali kerumahnya dan menceritakan keadaan Bi Rossi kepada Mamanya sesuai yg di arahkan papanya di rumah sakit tadi.

***

Keesokan harinya seperti biasa Bhia dan Arkan berangkat sekolah.

" Ma kita berangkat dulu ya " pamit Bhia sambil mencium tangan mamanya .

Dirumah, Ningrum masih menunggu Angga dan Rossi yang sudah bisa dibawa pulang hari ini. Ningrum menunggu dengan gelisah dilihatnya terus menerus jarum jam yang ada di dinding. Setelah beberapa jam menunggu terdengar suara mobil Angga yang masuk ke halaman depan rumahnya. Ningrum lalu bergegas ke depan rumahnya dan membantu Angga yang sedang memapah Rossi.

Ningrum membawa Rossi ke kamarnya, lalu Angga pergi ke kamar pribadinya. Angga merebahkan badannya di tempat tidurnya dan memejamkan matanya.

Ningrum masih sibuk membuatkan Rossi air hangat, saat sedang menyelimuti Rossi, tiba-tiba Rossi memegang tangan Ningrum dan berkata.

" Mbak, maafin saya " ujarnya sambil beruraian air mata.

" Kenapa kamu minta maaf Ross? " Tanya Ningrum kebingungan.

" Saya sudah menyusahkan mbak, dan saya juga tidak tahu diri " ucap Rossi dengan lirih masih dengan air mata yang terus berlinang di matanya.

" Kenapa kamu ngomong kayak gitu? kamu nggak nyusahin mbak, malah kamu banyak bantuin mbak ngurus rumah dan anak-anak " ucap Ningrum menenangkan Rossi.

" Aku hamil mbak " Rossi berkata dengan sangat lirih.

Ningrum yang mendengarnya langsung tercengang, ia terkejut lalu memeluk Rossi.

" Siapa laki-laki itu Ross? biar mbak cari dan mintai pertanggungjawaban " tanya Ningrum sambil memeluk Rossi, ia merasa iba pada Rossi.

Rossi makin menangis kencang dan tersedu-sedu, ia bingung menjelaskannya pada Ningrum. Selama ini Rossi berhubungan dengan Angga dibelakang Ningrum. Bahkan saat dijalan pulang dari rumah sakit, Angga meminta Rossi untuk menggugurkan kandungannya dan merahasiakan kehamilannya. Rossi sangat kecewa mendengar perkataan Angga dan dia bertekad untuk memberitahu Ningrum semuanya dan meminta maaf. Rossi akan menerima konsekuensinya bila Ningrum marah dan jadi membencinya.

" Aku minta maaf mbak, ini anak mas Angga " jelas Rossi sambil memegang perut nya.

Ningrum masih tidak percaya dan kembali bertanya.

" Siapa Ross?? " tanya Ningrum dengan tatapan yang mulai kosong.

Rossi hanya menangis dan terus mengucapkan kalimat maaf. Hati Ningrum terasa hancur berkeping-keping, dunia nya mulai runtuh. Sesak rasanya di dalam dada Ningrum mendengar semua itu. Ningrum tak habis pikir mereka tega melakukan penghianatan dibelakangnya. Apa lagi Ningrum memperlakukan Rossi tidak seperti ART bahkan sudah seperti saudara baginya. Ningrum yang tak kuasa menahan tangis akhirnya menangis, kaki nya mulai lemas dia jatuh tersungkur dilantai sambil memukul-mukul dadanya yang sakit.

Ja**ngan lupa di like comment and vote ya.. semoga kalian senang dengan alur ceritanya maaf masih berantakan dan tidak beraturan karena ini kali pertama ku..

terima kasih readers yang udah mau mampir di karya novel pertamaku terus dukung dan support aku ya..❤️❤️**

Terpopuler

Comments

Imarin

Imarin

Hello kak aku mampir baca bawa like dan favorit...
mampir juga yuk dinovelku

2022-07-18

0

Deandra🕊🌻

Deandra🕊🌻

darah tinggi gw kambuh tengah malam kalo kek gini mhaa...

2022-07-18

0

Yuni Verro

Yuni Verro

parah sih bapaknya arkan sama bhia gmn kalau mereka tau

2022-06-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab1 Introduction
2 Bab 2 Destruction
3 Bab 3 Disappointed
4 Bab 4 Hurt Heart
5 Bab 5 Give up everything
6 Bab 6 Life Learning
7 Bab 7 The real Truth
8 Bab 8 Dreams Come True
9 Bab 9 Stories on Sunday
10 Bab 10 New Friendship
11 Bab 11 Growing Feelings
12 Bab 12 A Secret
13 Bab 13 Dilemma
14 Bab 14 Complicated
15 Bab 15 Ensuring Feelings
16 Bab 16 Wrong Expression
17 Bab 17 Weird Attitude
18 Bab 18 Study Together
19 Bab 19 Sleepy
20 Bab 20 Jealous and Happy
21 Bab 21 Hurt Again
22 Bab 22 Shy Cat
23 Bab 23 Not Sensitive
24 Bab 24 Tears
25 Bab 25 A long Day
26 Bab 26 Sudden Dating
27 Bab 27 Shocking Confession
28 Bab 28 Waiting for Love
29 Bab 29 Traumatic Feeling
30 Bab 30 Annoyed
31 Bab 31 Jealousy Heart
32 Bab 32 Red Moon
33 Bab 33 Midnight
34 Bab 34 Tragedy
35 Bab 35 Deep Pain
36 Bab 36 The One and Only Family
37 Bab 37 Trying Strong
38 Bab 38 Jealous
39 Bab 39 Confession
40 Bab 40 Fero and Gio's past
41 Bab 41 My Girlfriend
42 Bab 42 Forced to Hurt
43 Bab 43 Daddy is Daddy
44 Bab 44 Smile Because of You
45 Bab 45 Explanation
46 Bab 46 Threats and Warnings
47 Bab 47 Bad Feeling
48 Bab 48 I Love You
49 Bab 49 Trust
50 Bab 50 Worried
51 Bab 51 New Class
52 Bab 52 Bhia Sick
53 Bab 53 Obsession
54 Bab 54 Unexpected meeting
55 Bab 55 Work
56 Bab 56 With Gio
57 Bab 57 Lost
58 Bab 58 Feeling Jealous
59 Bab 59 Watching movies
60 Bab 60 Explanation
61 Bab 61 Rainy day
62 Bab 62 Troublemaker
63 Bab 63 Lost Trust
64 Bab 64 Confused
65 Bab 65 Rossi's Change
66 Bab 66 Killed and Suicide
67 Bab 67 Suspicion
68 Bab 68 Regret
69 Bab 69 Missing in the Heart
70 Bab 70 future
71 Bab 71 Hold Laugh
72 Bab 72 Longing
73 Bab 73 Arkan's Plan
74 Bab 74 Arkan's Plan 2
75 Bab 75 Haven't Let You Go
76 Bab 76 Back to school
77 Bab 77 Ensuring Work
78 Bab 78 Sunday Night Date
79 Bab 79 discuss plans
80 Bab 80 Australia and the Conflict
81 Bab 81 Memories with mom
82 Bab 82 A Mother's Figure
83 Bab 83 New life
84 Bab 84 Curious
85 Bab 85 Unexpected Surprise
86 Bab 86 Winter
87 Bab 87 Victim
88 Bab 88 Worried
89 Bab 89 Memory loss
90 Bab 90 Gio's Arrival
91 Bab 91 Seeing Memories
92 Bab 92 Well received
93 Bab 93 Go home
94 Bab 94 Asleep
95 Bab 95 Almost
96 Bab 96 Chat Room
97 Bab 97 Re-approach
98 Bab 98 A little memory
99 Bab 99 Roof Top
100 Bab 100 A beautiful day
101 Bab 101 The Beginning of the Revealed Truth
102 Bab 102 Curiosity about the Truth
103 Bab 103 Cruel Memories
104 Bab 104 All memories Back
105 Bab 105 Happy Ending
106 Bonus Pict
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab1 Introduction
2
Bab 2 Destruction
3
Bab 3 Disappointed
4
Bab 4 Hurt Heart
5
Bab 5 Give up everything
6
Bab 6 Life Learning
7
Bab 7 The real Truth
8
Bab 8 Dreams Come True
9
Bab 9 Stories on Sunday
10
Bab 10 New Friendship
11
Bab 11 Growing Feelings
12
Bab 12 A Secret
13
Bab 13 Dilemma
14
Bab 14 Complicated
15
Bab 15 Ensuring Feelings
16
Bab 16 Wrong Expression
17
Bab 17 Weird Attitude
18
Bab 18 Study Together
19
Bab 19 Sleepy
20
Bab 20 Jealous and Happy
21
Bab 21 Hurt Again
22
Bab 22 Shy Cat
23
Bab 23 Not Sensitive
24
Bab 24 Tears
25
Bab 25 A long Day
26
Bab 26 Sudden Dating
27
Bab 27 Shocking Confession
28
Bab 28 Waiting for Love
29
Bab 29 Traumatic Feeling
30
Bab 30 Annoyed
31
Bab 31 Jealousy Heart
32
Bab 32 Red Moon
33
Bab 33 Midnight
34
Bab 34 Tragedy
35
Bab 35 Deep Pain
36
Bab 36 The One and Only Family
37
Bab 37 Trying Strong
38
Bab 38 Jealous
39
Bab 39 Confession
40
Bab 40 Fero and Gio's past
41
Bab 41 My Girlfriend
42
Bab 42 Forced to Hurt
43
Bab 43 Daddy is Daddy
44
Bab 44 Smile Because of You
45
Bab 45 Explanation
46
Bab 46 Threats and Warnings
47
Bab 47 Bad Feeling
48
Bab 48 I Love You
49
Bab 49 Trust
50
Bab 50 Worried
51
Bab 51 New Class
52
Bab 52 Bhia Sick
53
Bab 53 Obsession
54
Bab 54 Unexpected meeting
55
Bab 55 Work
56
Bab 56 With Gio
57
Bab 57 Lost
58
Bab 58 Feeling Jealous
59
Bab 59 Watching movies
60
Bab 60 Explanation
61
Bab 61 Rainy day
62
Bab 62 Troublemaker
63
Bab 63 Lost Trust
64
Bab 64 Confused
65
Bab 65 Rossi's Change
66
Bab 66 Killed and Suicide
67
Bab 67 Suspicion
68
Bab 68 Regret
69
Bab 69 Missing in the Heart
70
Bab 70 future
71
Bab 71 Hold Laugh
72
Bab 72 Longing
73
Bab 73 Arkan's Plan
74
Bab 74 Arkan's Plan 2
75
Bab 75 Haven't Let You Go
76
Bab 76 Back to school
77
Bab 77 Ensuring Work
78
Bab 78 Sunday Night Date
79
Bab 79 discuss plans
80
Bab 80 Australia and the Conflict
81
Bab 81 Memories with mom
82
Bab 82 A Mother's Figure
83
Bab 83 New life
84
Bab 84 Curious
85
Bab 85 Unexpected Surprise
86
Bab 86 Winter
87
Bab 87 Victim
88
Bab 88 Worried
89
Bab 89 Memory loss
90
Bab 90 Gio's Arrival
91
Bab 91 Seeing Memories
92
Bab 92 Well received
93
Bab 93 Go home
94
Bab 94 Asleep
95
Bab 95 Almost
96
Bab 96 Chat Room
97
Bab 97 Re-approach
98
Bab 98 A little memory
99
Bab 99 Roof Top
100
Bab 100 A beautiful day
101
Bab 101 The Beginning of the Revealed Truth
102
Bab 102 Curiosity about the Truth
103
Bab 103 Cruel Memories
104
Bab 104 All memories Back
105
Bab 105 Happy Ending
106
Bonus Pict

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!