****
Suasana menjadi hening, Ningrum kemudian berdiri lalu pergi ke kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan mendapati suaminya yang sedang tertidur. Ia berjalan dengan kakinya yang masih terasa lemas Ningrum duduk di pinggir tempat tidurnya dan memandangi suaminya.
Apa salahku?? Kenapa kamu tega? jeritnya dalam hati .
Ningrum tak kuasa menahan perih dan sakit di hatinya, dia ingin marah, berteriak dan memukul laki-laki yang ada didepannya itu. Tapi semua itu percuma pikirnya, itu hanya menguras tenaga dan emosinya. Ningrum beranjak mengambil sebuah koper yang dia letakkan dibawah tempat tidur. Ia membuka lemari dan mulai mengemasi semua barang-barang nya. Ia tidak bisa berfikir jernih sekarang ia bahkan tak bisa memberitahukan kepada anak-anak nya. Ningrum keluar dari rumah dan pergi meninggalkan rumahnya.
*** Sekolah ***
Bhia dan Arkan melakukan aktivitas seperti biasa di kelasnya masing-masing. Pelajaran pun terus berjalan jam pertama, jam kedua akhirnya telah usai. Bel istirahat pun berdering..
KRIIIIINNGGGGG !!!
Bhia yang biasanya langsung ke kelas IPA 2 entah kenapa hari ini ia ingin pergi ke perpustakaan. Bhia penasaran dengan sebuah buku yang diceritakan salah satu gurunya pada saat jam pelajaran tadi.
Ia berjalan di lorong sekolah sambil melihat sekitarnya menyapa teman-teman yang dilihatnya.
Dan ia mulai menaiki anak tangga menuju perpustakaan sesampainya di perpustakaan Bhia melihat Fero yang sedang berbicara dengan sahabatnya, mula nya Bhia ingin menghampirinya dan menyapa sahabatnya itu yang sedang berbicara dengan Fero.
Tapi belum sempat Bhia mengeluarkan kata-kata ia mendengar percakapan mereka yang membuat Bhia terkejut. Bhia pun langsung jongkok dan bersembunyi di belakang lemari buku dan mulai mendengar semua percakapan mereka.
" Aku nggak bisa kasih tau Bhia Fer. " Ujar Alin sambil menggenggam kedua tangan Fero.
" Aku capek Lin kita pacaran sembunyi-sembunyi kaya gini. " Keluh Fero pada Alin.
" Please Fer " Alin pun memohon pada Fero dengan wajah yang penuh harap.
Fero yang tidak tega melihat kekasihnya itu pun memeluknya, Bhia yang menyaksikannya merasa sangat amat kecewa pada Alin. Selama ini Alin tau bahwa Bhia sangat menyukai Fero. Bhia menutup mulutnya menahan isak tangisnya. saat sedang dalam posisi seperti itu Bhia melihat sepasang sepatu di depannya, seseorang sedang melihatnya yang sedang menangis dan terlihat sangat menyedihkan itu.
Bhia mendongak kan kepalanya melihat dengan seksama pria yang ada di depannya , ternyata dia adalah Gio, Bhia mengangkat jari telunjuknya lalu menempelkannya pada bibir Bhia untuk memberikan isyarat agar tidak bersuara. Gio yang melihatnya tanpa bertanya ia langsung berlalu pergi begitu saja meninggalkan Bhia.
Masih dalam posisi jongkok Bhia mencoba melihat kembali ke arah Fero dan Alin mereka masih berpelukan. Dan Bhia mencoba berdiri perlahan mengendap-endap dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Sesampainya dikelas Bhia melihat ke arah Gio, ia menghampiri Gio dan mencoba menjelaskan. tapi tak disangka Gio amat sangat tidak perduli dan melontarkan kata-kata yang menyakitkan baginya.
" Gio, soal yang tadi di perpus " jelas Bhia mencoba menjelaskan pada Gio.
" Itu bukan urusan gue, bodo amat nggak peduli gue " jawab Gio dengan amat dingin pada Bhia.
" Bukan itu maksud gue " Bhia mencoba untuk menjelaskan lagi pada Gio.
" Trus? Nggak ada kerjaan lain apa lo? ohh iya kerjaan lo kan nguping " sindir Gio pada Bhia yang membuat Bhia makin kesal dan sedih.
" Gio !! gue kan ngomong baik-baik kenapa lo sekasar itu sih omongannya " Bhia geram dan membentak Gio hingga seisi kelas menoleh kearah mereka.
Bhia hanya ingin menjelaskan apa yang terjadi, ia tidak mau Gio salah paham terhadapnya. Bhia takut Gio yang melihat keadaannya yang menyedihkan tadi memberitahukan pada sepupunya Fero. Namun dengan sikap Gio yang seperti itu, Bhia hanya bisa pasrah apabila Gio mengadukan hal itu pada Fero.
Dikelas sepanjang pelajaran terakhir Bhia tidak bisa fokus ia selalu terbayang apa yang dilihatnya. Bahkan Bhia saat ini tidak mau menemui sahabatnya itu.
Bell pulang pun berbunyi, Bhia berjalan keluar kelas dan ia melihat 2 sahabatnya sedang menunggunya di koridor sekolah. Bhia menghampiri kedua sahabatnya itu, lalu Bhia ingin tau seperti apa reaksi Alin saat Bhia mengatakan akan mengungkapkan perasaanya pada Fero.
" Rai, Lin " panggil Bhia pada kedua sahabatnya itu.
" Lama banget lo keluarnya " keluh Raisa sambil berjalan ke arah Bhia.
" Iya tadi ada tugas dulu. oia gue mau minta saran dong dari kalian. Gue hari ini mau nembak Fero " ucap Bhia sambil melirik kearah Alin.
Sontak kedua sahabatnya itu terkejut dan saling bertatap-tatapan.
" Kenapa pada kaget gitu.? ayo temenin gue, Fero belum balik kan? " tanya Bhia pada kedua sahabatnya itu.
Bhia lalu menggandeng tangan kedua sahabatnya itu dan menarik paksa menuju kelas IPA 2. Sesampainya di depan kelas IPA 2, Bhia yang melihat Fero keluar dari kelas langsung menghampirinya.
" Fero..!! " panggil Bhia menghampiri Fero yang mau beranjak dari kelasnya itu.
" Iya.. ada apa ya? " tanya Fero kebingungan, sambil sesekali melihat ke arah Alin.
" Kamu masih inget aku kan?" tanya Bhia meyakinkan siapa dirinya pada Fero .
" Iya aku inget, kamu yang kemaren ngasi buku dari Gio kan?" ucap Fero masih dengan tatapan bingung.
" Kamu tau aku siapa?" Bhia masih menanyakan dirinya pada Fero.
" Kamu sahabatnya Alin " jawab Fero dengan lugas.
" oke aku bakal terus terang sama kamu. Aku suka sama kamu " dengan sangat yakin Bhia mengutarakan isi hatinya pada Fero.
Fero yang mendengarnya terbengong dan bingung harus berkata apa, ia melirik ke arah Alin dan Alin hanya membuang muka.
" Kok nggak dijawab?" tanya Bhia menunggu jawaban dari Fero.
" Maaf.. tapi " belum sempat Fero melanjutkan kata-katanya, Bhia sudah memotong perkataannya.
" Kenapa? kamu udah punya pacar? siapa? sekelas? " tanya Bhia beruntun, dengan maksud menyindir Alin.
Raisa yang mulai merasakan ketegangan pun menghampiri Bhia dan mencoba menarik tangan Bhia tapi Bhia menghempaskan tangan Raisa.
" Ohh jadi lo juga udah tau Rai?? " tanya Bhia dengan nada kecewa .
Raisa hanya menunduk merasa bersalah, Bhia tak habis pikir sahabatnya tega mempermainkan perasaanya selama ini.
Lalu Alin menghampiri Bhia mencoba memeluknya tapi Bhia menolak dan mendorong Alin sampai terjatuh. Fero yang melihatnya langsung membentak Bhia .
" Keterlaluan Lo!! " Bentak Fero pada Bhia.
Fero membantu Alin berdiri, Bhia yang muak melihat sahabat-sahabat nya hanya bisa tersenyum sinis lalu berjalan meninggalkan mereka. Raisa terus berusaha membujuk Bhia dan mencoba menjelaskan, ia berjalan kerah Bhia dan membalikkan badan Bhia .
" Bhi.. please. Jangan kayak gini, dengerin dulu penjelasan gue " bujuk Raisa pada Bhia.
" Apa? gue ini cuma bahan tawaan kalian aja kan, gue cuma lelucon buat kalian " ucap Bhia dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
" Nggak gitu Bhi, Alin nggak bermaksud ngehianatin lo kok Bhi " Raisa terus berusaha untuk menjelaskannya pada Bhia, namun tetap saja Bhia tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari sahabatnya itu.
Bhia berpaling dari Raisa dan berjalan secepat mungkin menuju parkiran. Bhia menunggu Arkan yang tak kunjung datang. Namun Bhia malah bertemu dengan Gio yang membuatnya makin kesal dan emosi. Saat mata mereka saling bertatapan Bhia sengaja langsung memalingkan pandanganya dengan sinis. Gio berjalan melewatinya dan tiba-tiba berhenti.
" MENYEDIHKAN " ucap Gio tiba-tiba saja.
Kata-kata itu keluar dari mulut Gio dan saat Bhia ingin memaki laki-laki itu Arkan pun datang dan menyuruh Bhia segera masuk kedalam mobil.
Dalam perjalanan pulang Bhia hanya bisa menekuk wajah nya dan sesekali mengelap air matanya yang menetes tanpa ia sadari. Arkan yang melihatnya bertanya, tapi Bhia hanya menjawab. " Nggak papa" Arkan makin bingung dan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
*** RUMAH BHIA ****
" Ma, Bhia pulang " teriak Bhia.
Namun tidak ada yang menjawab, Bhia mengulangi panggilannya 1 kali lagi.
" Mama..! "
Terimakasih buat yaang udah pada baca, terus dukung dan support karya ku ya.
Jangan lupa like comment and vote,makasihh dadah, ✋ terus dukung aku ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Imarin
hello aku mampir lagi..
2022-07-19
0
Yuni Verro
sad banget
2022-06-05
0
Iis Istiyani
suka ceritanya . keren
2022-05-25
2