Episode 02

Sesampainya di kampus, Mona memarkirkan mobil di tempat yang biasanya. Kemudian saat ia membuka pintu mobilnya dan turun, sebuah mobil Bugatti hampir saja menabraknya.

Dari dalam mobil tersebut, turun seorang laki-laki tampan menatap Mona dengan tatapan orang sinis.

Laki-laki itu bernama Gibran Atha Alviano, ia adalah Kakak Senior Mona yang tampan dan juga populer. Tapi sayangnya ia sangat sombong dan angkuh.

Gibran juga sering mengikuti balapan liar yang diadakannya dengan beberapa mahasiswa lain. Ia merupakan laki-laki incaran para gadis di kampus.

Semua mahasiswa berkumpul karena melihat mereka berhadapan dengan wajah yang terlihat kesal.

"Ini ngapain sih pada ngumpul di sini?" tanya Celine.

Celine Aurora adalah putri dari pemilik kampus itu. Ia merupakan Kakak Senior yang galak dan suka ngebully juniornya. Ia sering menyuruh teman yang satu angkatan dengan Mona untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

Celine juga dikenal sebagai mahasiswi yang bodoh dan selalu menyuap Dosennya untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Celine memiliki dua teman yang selalu ada bersamanya. Yang pertama bernama Selena, ia adalah orang yang otaknya sedikit pintar diantara kedua temannya. Yang kedua bernama Audrey, ia adalah orang yang otaknya paling lemot dan suka makan diantara kedua temannya.

"Itu si Gibran ngapain sih natap cewek itu sampai segitunya?" tanya Celine dengan kesal.

"Itu bukanlah Mona ya? Junior kita yang populer itu," balas Selena.

"Iya, itu Mona. Dia cantik banget sih," ucap Audrey.

"Oohh, jadi Mona lebih cantik daripada gue gitu??" tanya Celine dengan nada tinggi.

"Enggak gitu maksud gue, Lin. Mona itu cantik, tapi lo lebih cantik kok daripada dia."

"Awas aja ya kalau lo lebih ngebelain si Mona, gue bakal suruh Bokap gue buat ngeluarin lo dari kampus ini."

"Jangan dong, Lin! Lo kan temen gue yang paling cantik dan baik, masak lo tega sih ngeluarin gue dari sekolah ini?"

"Bodoamat!"

"Lo sih pakai acara bilang kalau si Mona itu cantik."

"Tapi kan Mona emang cantik."

"Ya iya, tapi jangan di depan Celine ngomongnya. Dia kan orangnya sensian."

"Iya deh."

Gibran mendekati Mona dan memojokkannya.

"Lo gimana sih? Tadi kalau lo ketabrak dan mobil gue lecet gimana?" tanya Gibran dengan kesal sambil mendorong pundak Mona.

"Lo kok lebay banget sih? Yang harusnya marah itu gue, karena mobil lo hampir nabrak gue." Mona membalas Gibran dengan mendorong pundaknya.

"Lo berani sama gue? Lo nggak tau siapa gue?" Gibran kembali bertanya.

"Emang lo siapa? Lo cuma mahasiswa di sini, jadi nggak usah sok-sokan!" balas Mona dengan ketus.

Mona mengambil tasnya lalu menutup pintu mobilnya dan meninggalkan Gibran di tempat parkir.

"Sombong banget tuh cewek, dia nggak tau apa siapa gue?" gumamnya.

Setelah itu Celine dan kedua temannya datang dan membuat Gibran merasa risih.

"Gibran, kamu nggak apa-apa, kan? Atau mobil kamu ada yang lecet?"

"Siapa sih tuh cewek?"

"Oh ... itu tadi namanya Mona. Dia emang orangnya gitu, sombong dan nggak tau diri."

"Kamu kok parkirnya di sini sih? Harusnya kan parkir di samping mobil a--"

Belum sempat Celine menyelesaikan ucapannya, Gibran malah pergi meninggalkannya.

"Gibran! Kok gue dicuekin sih?"

Gibran mengikuti Mona dari belakang. Mona yang merasa jika dirinya diikuti, ia langsung mempercepat langkahnya.

Tetapi Gibran dengan cepat menarik tangan Mona dan mereka berdua kini saling berhadapan.

"Lo sombong banget sih jadi cewek," ucap Gibran.

"Gue ini Kakak Senior lo, lo seharusnya hormat sama gue."

"Udah ngomongnya? Kalau udah gue mau pergi. Gue di sini mau kuliah, bukan mau cari masalah sama lo."

"Bener-bener lo ya. Gue ini cowok paling populer di kampus ini, dan lo sama sekali nggak tertarik sama gue?"

Mona tersenyum tipis. "Maksud lo apa? Lo pikir gue suka sama lo? Jangan mimpi deh! Gua nggak suka sama cowok angkuh kayak lo!"

Mona kembali melangkahkan kakinya, kemudian Gibran menarik dan mendorongnya ke tembok.

"Gue nggak yakin kalau lo nggak tertarik sama gue," ucap Gibran.

"Terserah lo deh! Gue ada kuliah pagi hari ini." Mona mendorong Gibran lalu meninggalkannya.

"Tuh cewek reseh banget ya. Awas aja, gue bakal bikin perhitungan sama lo," gumamnya.

Sesampainya di kelas, Mona langsung duduk di bangku bagian tengah. Beberapa saat kemudian Dekan datang dan mengumumkan jika ada murid baru yang akan menjadi teman sekelas mereka.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru. Dia merupakan pindahan dari Inggris."

"Zidan, silakan perkenalkan nama kamu!"

"Perkenalkan nama saya Zidan Malik Ralendra, kalian bisa panggil saya Zidan. Saya asli Indonesia, tetapi tiga tahun yang lalu saya tinggal di Inggris karena suatu keperluan dan sekarang saya memutuskan untuk kembali menetap di Indonesia."

"Anak-anak, Bapak harap kalian semua bisa menjadi teman yang baik untuk Zidan ya."

"Iya, Pak."

" Zidan, kamu silakan duduk di samping Mona!"

"Tapi, Pak. ini kan bangkunya Reza."

"Oh iya, saya lupa untuk memberitahu kalian. Mulai hari ini dan seterusnya Reza tidak akan datang ke kelas ini, karena Reza sudah resmi keluar dan pindah ke kampus lain."

"Mona, mulia sekarang bangku Reza akan ditempati oleh Zidan."

"Zidan, kamu silakan duduk di samping Mona!"

"Baik, Pak."

Zidan berjalan menuju bangkunya sambil menatap Mona, tetapi Mona tidak mau menatap Zidan sedikitpun.

Dekan kini menjelaskan materi sambil berdiri. Semua mahasiswa dan mahasiswi mencatat hal-hal yang penting ke dalam buku catatan.

"Anak-anak, karena ini adalah hari pertama kalian memasuki semester 5, jadi Bapak tidak akan memberikan tugas untuk kalian. Hari ini kita hanya membaca dan memahami saja."

"Bapak rasa sudah cukup materi pagi ini. Kalian bisa kembali membaca dan memahami materi yang telah Bapak sampaikan, dan jika masih ada yang bingung jangan malu untuk bertanya kepada Bapak. Karena kalau kalian malu bertanya, kalian tidak akan tau apa-apa."

"Baik, Pak."

"Bapak keluar dulu. Selamat siang semuanya."

"Selamat siang, Pak."

Mona segera merapikan buku dan alat tulisnya, tetapi tiba-tiba bolpennya terjatuh tepat di bawah meja Zidan.

Zidan mengambil bolpen itu dan meletakkannya di atas meja Mona sambil tersenyum.

"Mon, lo diliatin Zidan terus tuh. Jangan-jangan Zidan naksir lagi sama lo."

"Gue emang naksir sama Mona. Bahkan sejak kami masih SMA, gue udah suka sama dia."

"Lo serius, Zidan? Jadi kalian pernah satu sekolah waktu SMA?"

"Kami pernah satu sekolah, satu kelas, bahkan satu hati waktu itu."

"Mona, kenapa lo nggak pernah ngomong ke kita kalau lo dulu pernah pacaran sama Zidan?"

"Gue lagi nggak mau bahas masalah itu, gue mau keluar."

Terpopuler

Comments

Sabrina ss

Sabrina ss

😇

2021-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!