Pertemuan

Setelah beberapa hari yang lalu Yummi sepakat dengan Bagas, ia berjanji untuk bertemu di sebuah kafe dekat danau. Suasana sore itu begitu tenang, angin sepoi-sepoi berhembus lembut, menggoyangkan dedaunan pepohonan di sekitar danau. Cahaya matahari yang mulai meredup menciptakan pantulan keemasan di permukaan air, menambah keindahan panorama alam sekitar. Yummi tiba lebih dulu, hatinya berdebar menantikan pertemuan ini. Ia memilih tempat duduk di dekat jendela, menghadap ke arah danau yang menawan. Sambil menunggu, ia memesan secangkir kopi hangat dan menikmati pemandangan yang menenangkan.

"Aku sudah sampai... di mana kamu?" terdengar suara Bagas dari seberang telepon.

"Ah... iya, aku sudah di depan kafe," jawab Yummi sambil bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu masuk untuk mencari Bagas.

Dan ia menemukan Bagas sudah duduk di dekat jendela. Tanpa sadar, Yummi mengagumi ketampanan Bagas. Rambutnya yang rapi, rahangnya yang tegas, dan senyumnya yang menawan membuat Yummi terpesona. Ia merasa seperti melihat ciptaan Tuhan yang sempurna. Untuk sesaat, Yummi terpaku, lupa akan tujuan awal pertemuan mereka.

"Apa sudah puas kamu mengagumi aku?" kata Bagas dengan sedikit menahan tawa, menyadari tatapan Yummi yang tertuju padanya

"Ah, iya... ti... tidak..." jawab Yummi gugup, tersadar dari lamunannya. Pipinya merona merah karena ketahuan mengagumi Bagas.

"Duduklah, aku tak punya banyak waktu," ujar Bagas mempersilakan Yummi duduk.

Yummi pun duduk berhadapan langsung dengan Bagas tanpa banyak tanya. Ia mencoba menenangkan debaran jantungnya dan fokus pada pertemuan bisnis mereka.

"Langsung saja, perusahaan kami butuh makanan sebanyak 500 porsi dan 500 minuman untuk malam tanggal 14. Apa kamu sanggup?" tanya Bagas to the point.

"Baiklah, kami sanggup. 500 makanan dan 500 minuman pada tanggal 14," jawab Yummi sedikit terkejut dengan jumlah pesanan yang cukup besar.

Ia segera memikirkan persiapan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan tersebut.

Tak lama setelah mereka berbincang, Bagas pergi meninggalkan Yummi. Yummi yang tersadar tak kunjung pergi karena masih bergulat dengan pikirannya. Ia masih terbayang akan ketampanan Bagas.

"Ah... kenapa aku bisa mengaguminya... Ya Tuhan, pria itu membuatku gila," gumam Yummi dalam hati.

Ia pun pergi dari kafe dengan berjalan kaki menyusuri danau yang indah di malam hari. Suasana malam semakin menambah romantisme tempat itu. Lampu-lampu kota yang berpendar di permukaan air danau menciptakan pemandangan yang memukau. Yummi berjalan dengan sedikit melamun dan melihat sekitar yang banyak pasangan muda-mudi asik bercanda dan bergurau. Ia merasa sedikit iri melihat kemesraan mereka.

Tiba-tiba...

"Bug! Ah! Di mana matamu, Tuan? Jangan berhenti sembarangan!" teriak Yummi tanpa melihat siapa yang menabraknya. Ia merasa kesal karena lamunannya terganggu.

Alex pov ^-----^

Alex keluar kantor dengan amarah yang memuncak karena ibunya terus memaksanya untuk menikah. Ia merasa tertekan dengan tuntutan ibunya yang ingin segera menimang cucu. Di usianya yang hampir menginjak 30 tahun, Alex belum menemukan wanita yang tepat untuk dijadikan pendamping hidupnya. Ia lebih fokus pada karirnya dan belum siap untuk membangun rumah tangga.

"Alex... kamu sampai kapan, Nak, akan seperti ini terus?" teriak ibunya memanggil sang putra.

Alex tetap berjalan tanpa melihat dan menghiraukan ibunya. Ia merasa lelah dengan perdebatan yang sama yang selalu terjadi.

Beberapa saat lalu, ibunya datang untuk menunjukkan beberapa foto gadis untuk dijadikan istri Alex. Namun, tak satu pun dari mereka yang menarik perhatian Alex.

"Ibu, aku gak mau berbuat kasar padamu! Sekali aku bilang tidak, ya tidak! Cukup dari dulu kau memaksaku. Aku tidak mau, ya tidak!" bentak Alex pada ibunya yang terus memaksanya menikah.

"Terus kapan kamu akan memberi ibumu ini cucu, Nak? Sampai kapan? " pinta ibunya dengan mata berkaca-kaca.

Alex pov berakhir ^----^

Yummi pun mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang menabraknya. Tak berapa lama, mata mereka saling tatap. Yummi terkejut melihat pria yang berdiri di hadapannya. Pria itu tinggi tegap, berwajah tampan, namun dengan sorot mata yang tajam.

"Kau jelas-jelas kau yang tak punya mata! " bentak pria itu, yang tak lain adalah Alex.

Refleks, Yummi menamparnya dengan keras. Ia merasa tersinggung dengan bentakan Alex.

"Kau beraninya kau!..." bentak Alex. Amarahnya kini memuncak.

Yummi bukannya takut, malah tambah memperlihatkan matanya dengan melotot menatap Alex.

"Apa? Ha? Apa? Jelas-jelas kau yang salah, kau malah bentak aku!" tantang Yummi.

Alex mengerutkan dahinya. Pikirnya,

"Baru kali ini ada wanita yang berani membentaknya, bahkan menamparnya." Padahal banyak wanita yang rela dekat dengannya tanpa status, tapi kini ada wanita yang berani menamparnya.

Yummi pulang dengan wajah merah, lesu, dan capek karena pria yang tak dikenalnya, Alex. Pertemuan tak terduga itu membuatnya kesal dan bingung. Ia tak menyangka akan bertemu dengan pria sekasar Alex.

"Dasar..." gumam Yummi dalam hati, masih kesal dengan kejadian barusan.

Happy reading 🤗😉

-----------------------------------☆--------------------------------------

Semoga kalian makin suka ya dengan Revisi kali ini

Saranghae teman-teman 🤗🫰

Terpopuler

Comments

Indah Khoerunisah

Indah Khoerunisah

lain kali tulisannya jangan disingkat yaa, buat bingung yang baca.
trus tolong banget gausah pake emot, pusing saya bacanya, bikin males baca.

2020-12-07

0

Inggrid Irawan

Inggrid Irawan

bgs kok thor...semangat

2020-10-04

0

Mamah Abizi

Mamah Abizi

baru x ni ku baca tulisan nya d singkat"

2020-09-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!