Tragedi Cinta Satu Malam

Tragedi Cinta Satu Malam

Kehilangan Mahkota

Memiliki akhir yang bahagia dalam kisah cinta, sudah pasti menjadi impian setiap wanita di seluruh dunia.

Diawali dengan sebuah perkenalan, berkencan, pesta pertunangan yang kemudian diteruskan dengan resepsi pernikahan. Berdiri di atas altar bersama mempelai pria, memakai gaun pengantin yang cantik dan mewah, disaksikan oleh keluarga dan tamu undangan.

Kemudian kedua mempelai saling mengikat janji untuk setia sehidup semati hingga maut memisahkan. Tidak terkecuali Jessica. Akhir seperti itulah yang dia impikan untuk akhir kisah cintanya. Namun, mimpi hanyalah mimpi, karena mimpi-mimpi indahnya itu hancur dalam sekejap mata.

Hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya malah berubah menjadi hari paling menyakitkan yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.

Hari ini, tepat di hari pernikahannya, calon suaminya mengkhianatinya dan berselingkuh dengan wanita lain. Dan parahnya lagi, wanita itu adalah sepupu Jessica sendiri. Menyakitkan memang, karena dikhianati oleh dua orang yang paling dia sayangi.

Di sinilah Jessica sekarang. Gadis itu terlihat berjalan sempoyongan di lorong sebuah hotel. Aroma alkohol yang begitu kuat tercium dari tubuhnya yang masih terbalut gaun pengantin berwarna putih gading.

Meskipun sedang dalam pengaruh alkohol, Jessica masih sepenuhnya sadar. Hanya kepalanya saja yang rasanya ingin pecah.

Jessica memutuskan untuk tidak pulang dan memilih bermalam di tempat lain. Dia tidak ingin bertemu dengan siapa pun untuk saat ini, terutama sepupunya yang selama bertahun-tahun menumpang hidup pada keluarganya. Semua kebaikan yang dia dapatkan malah dibalas dengan pengkhianatan.

Jessica tersenyum miris dalam hati. Dia sungguh tak menduga akan disakiti oleh mereka berdua sedalam ini. Jika saja Jessica bisa menyadarinya sejak awal, pasti dia tidak akan terluka sampai sedalam ini.

Jessica menghentikan langkahnya di antara dua pintu. "Kamar 205 atau kamar 206? Kenapa aku tidak mengingatnya?" gumamnya. "Ah, mungkin kamar 206, ya kamar 206," ucap Jessica yakin tidak yakin.

Matanya membelalak saat dia menyadari sesuatu. "Eoh, tidak dikunci, hahaha, pasti kamar ini," ucapnya semakin yakin.

Bruggg..!!

Jessica merebahkan tubuhnya yang terasa lelah pada kasur king size yang terletak di tengah ruangan. Sebenarnya bukan hanya tubuhnya saja yang terasa lelah, tapi juga hati dan perasaannya.

Cklekk..!

Decitan suara pintu dibuka dari luar memaksa Jessica membuka kembali matanya yang mulai memberat. "Siapa itu?" serunya bertanya. Tapi tidak ada jawaban.

Samar-samar Jessica melihat bahwa yang datang adalah seorang pria, tetapi sayangnya dia tidak melihat seperti apa rupa pria itu karena penerangan di dalam kamar yang tidak dinyalakan, hanya ada cahaya temaram dari sang dewi malam.

"Aaahhh..!" Jessica memekik kencang karena pria itu tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya. "Yakkk! Apa yang kau lakukan? Menyingkirlah, kau itu berat. Lagi pula, apa yang kau lakukan di sini? Ini kamarku?"

"Seharusnya aku yang bertanya, ini adalah kamar yang sudah aku tempati sejak tiga hari yang lalu."

"A-apa? Ja-jadi aku salah kamar? Menyingkirlah, aku tidak bisa bangun jika kau terus menindih tubuhku. Menyingkir dan biarkan aku pergi sekarang."

"Tidak semudah itu. Sekujur tubuhku terasa panas dan aku membutuhkan pelepasan sekarang. Jadi, kau harus menemaniku malam ini."

Kedua mata Jessica membelalak. "A-apa? Kau sudah gila, lepaskan aku sekarang atau aku akan berterii....!" Ucapan Jessica terputus karena pria itu lebih dulu membekap bibirnya.

Jessica benar-benar tidak berdaya sekarang, kedua tangannya kini berada dalam cengkraman tangan besar laki-laki itu dan kakinya mengunci pergerakannya.

Dan tidak ada yang bisa dia lakukan selain pasrah dan mengikuti apa yang dilakukan oleh pria asing itu. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya, ia tidak memiliki tenaga lagi untuk melawan.

Jessica tidak akan bisa menyalahkan pria itu apalagi menuntutnya. Karena pria itu melakukannya dalam keadaan tidak sadar, mabuk berat.

'Sial, kenapa harus dengan pria asing? Mahkota paling berhargaku, kenapa harus laki-laki brengsek ini yang mengambilnya?' batin Jessica marah.

Dia mencoba untuk meronta dan melepaskan diri dari pria itu, tapi sayang... tenaganya tidak sekuat itu.

"Aaahh..!" Wanita itu kembali memekik. "Sial, kenapa tubuhmu begitu berat." Dengan sekuat tenaga, Jessica menyingkirkan tubuh laki-laki itu kemudian bangkit dari posisinya.

Setelah berhasil lepas, Jessica bergegas meninggalkan kamar tersebut beserta penghuninya di dalamnya.

Wanita itu menghentikan langkahnya, kemudian dia menoleh pada pria yang sedang terlelap di atas tempat tidurnya, dan mendesah berat. Rasanya semua yang baru saja terjadi bagaikan mimpi, tapi mimpi itu adalah hal yang nyata.

Dan Jessica tidak akan pernah melupakan kejadian malam ini. Tragedi di mana dia kehilangan harta paling berharganya sebelum dia menikah.

"Jessica, sedang apa dia di tempat ini? OMO!! Jangan-jangan dia frustasi karena ditinggal oleh Mark di hari pernikahannya dan memutuskan untuk mencari pelarian dengan pria hidung belang? Ck,ck,ck! Benar-benar murahan. Ngomong-ngomong seperti apa rupa pria yang tidur dengannya? Aku jadi penasaran."

Wanita itu melangkahkan kaki jenjangnya dan memasuki kamar yang baru saja Jessica tinggalkan. Matanya menyipit melihat sosok pria terlelap dalam posisi tengkurap. Wanita itu mendekati si pria untuk melihat seperti apa rupanya, kedua matanya membelalak.

"Bu-bukannya dia adalah Rey Lu! CEO dari Lu Empire?" Wanita itu memekik tak percaya.

Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk seringai tipis. "Sepertinya aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Mark, aku rasa kau tidak ada gunanya lagi untukku. Dan kau, keponakanku tersayang. Maafkan aku sepupuku tersayang, karena harus melakukan hal ini padamu. Kau yang melakukannya tapi aku yang akan menikmati hasilnya."

Ia segera naik dan duduk di samping Rey yang berbaring, berpura-pura menangis seolah-olah menyesali sesuatu.

.

.

.

"Uggghhh...!!"

Rey membuka matanya yang terasa berat dan menggeram rendah. Salah satu tangannya mencengkram kepalanya yang terasa ingin pecah. Rey merubah posisinya menjadi duduk, ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan mendesah berat.

"Chan!!! Sepertinya tiang bodoh itu sudah bosan hidup." Rey menggeram rendah. Ia berani bersumpah, jika sahabat yang merangkap sebagai asisten pribadinya itu telah memasukkan sesuatu ke dalam minumannya.

Samar-samar Rey mendengar suara tangisan seorang wanita, lantas ia menoleh dan mendapati seorang wanita tengah duduk di lantai sambil menekuk kedua kakinya. Rey memicingkan matanya.

"Kau Kah yang bersamaku semalam?" tanyanya memastikan.

Rey bangkit dari posisinya dan memakai kembali pakaiannya. "Asistenku akan mengurusnya dan memberimu ganti rugi."

"Tuan, tunggu." Seru wanita itu sambil menahan lengan Rey. Wanita itu kembali meneteskan air matanya. "Aku tidak butuh uangmu, tapi pertanggungjawaban darimu. Kau sudah mengambil mahkota paling berhargaku dan aku menuntut agar kau bertanggung jawab!!"

Rey menyeringai dingin. "Memangnya siapa kau? Kau pikir jalang sepertimu bisa mengaturku? Aku akan bertanggung jawab jika kau benar-benar mengandung anakku, dan kau bisa menemuiku sepuluh bulan dari sekarang." Rey melanjutkan langkahnya dan meninggalkan wanita itu begitu saja.

"Rey Lu, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Tunggu dan lihat saja apa yang bisa dilakukan seorang Tiffany Hong!"

-

Delapan tahun kemudian

"Aaaahh...!! Akhirnya aku kembali lagi ke negeri ini."

Seorang wanita berparas cantik baru saja menginjakkan kakinya di Bandara Incheon. Dia terlihat begitu cantik dan menawan di usianya yang baru saja menginjak dua puluh sembilan tahun. Di sampingnya terlihat sosok bocah laki-laki berparas rupawan, bermata abu-abu, dan berambut hitam. Mereka adalah sepasang ibu dan anak.

Ini adalah pertama kalinya Jessica menginjakkan kakinya di Korea setelah kepergiannya delapan tahun yang lalu.

Ya, delapan tahun yang lalu Jessica meninggalkan Korea dan pergi ke Inggris. Tapi kepergiannya tentu bukan tanpa alasan. Keluarga besarnya tidak bisa menerima anaknya yang terlahir tanpa ayah.

Jessica diberikan dua pilihan sulit oleh sang ayah: menitipkan bayinya di panti asuhan atau pergi dari Korea. Akhirnya, Jessica memilih pilihan kedua karena tidak ingin berpisah dengan putranya.

Tanpa Jessica sadari, delapan tahun yang lalu dia melahirkan sepasang bayi kembar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Karena yang Jessica tahu, salah satu anaknya meninggal sesaat setelah dilahirkan.

Namun, itu tidak benar. Bayi perempuan Jessica diambil oleh kakak sepupunya sesaat setelah dilahirkan, dan bayi itu dibawa Tiffany kepada CEO grup Lu sebagai bukti bahwa dia hamil dan melahirkan anaknya.

Bocah laki-laki itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Mi, sebenarnya kita ada di mana?" tanyanya penasaran. "Tempat ini sangat asing dan terlihat tidak bagus sama sekali," ucap bocah itu sambil menyapukan pandangannya ke segala penjuru arah.

"Apa maksudmu tidak bagus sama sekali? Jangan terlalu awal menyimpulkan sebelum kau melihat bagaimana keseluruhan negeri ini. Mami jamin kau akan jatuh cinta dan betah tinggal di sini."

"Aku tidak yakin, dan kita lihat saja nanti. Ngomong-ngomong, di mana Bibi Sunny? Bukankah dia bilang akan menjemput kita?" ujar bocah itu.

Jessica mendesah berat. "Mami, juga tidak tahu, seharusnya dia sudah ada di sini. Bagaimana jika kita mencarinya saja? Mungkin dia juga sedang mencari kita." Kevin tidak menjawab, dan sebagai gantinya bocah itu menganggukkan kepalanya.

Sudah hampir sepuluh menit mereka berputar-putar, tetapi batang hidung Sunny masih belum juga terlihat. Jessica mencoba menghubunginya tetapi nomor ponselnya malah tidak aktif.

"Assshhh..! Di mana sebenarnya kau, Sunny Kim."

"Aku di sini."

"OMO!" Nyaris saja Jessica terkena serangan jantung dadakan karena ulah Sunny. Wanita itu mendelik tajam dan menatap Sunny marah. "YAKK!! APA KAU INGIN MEMBUATKU JANTUNGAN, EO!!" amuk Jessica pada perempuan bertubuh mungil tersebut.

Sunny pun segera meminta maaf pada Jessica dan mereka berdua berpelukan.

"Beginikah para wanita jika bertemu? Aisshh! Sungguh menggelikan."

Pandangan mereka berdua kemudian bergulir pada Kevin yang terlihat memutar matanya. Jessica terkadang tidak mengerti putranya tersebut, dia begitu dingin dan bermulut tajam. Dan dia tidak tahu sifat siapa yang sudah menurun padanya.

"Hei, Nak, apa kau tidak ingin memeluk bibimu yang cantik ini?" Sunny mensejajarkan tingginya dengan Kevin sambil merentangkan kedua tangannya.

"Aku bukan bocah lagi, Bibi, dan aku tidak suka berpelukan." Sunny terkekeh, dia tidak merasa tersinggung dengan ucapan bocah itu. Ia sudah mengenal Kevin dengan sangat baik.

"Jaga bicaramu, Kevin! Seharusnya kau bisa lebih sopan pada orang yang lebih tua. Mami tidak pernah mengajarimu bersikap kurang ajar seperti ini pada orang yang lebih tua!!." Jessica menjitak gemas kepala putranya tersebut "Aku lapar, bisakah kita pergi dari sini sekarang."

"Dasar perut karet, bukankah Mami sudah makan satu jam yang lalu. Tapi kenapa sekarang sudah lapar lagi!! Kadang-kadang aku merasa heran, bagaimana mungkin bentuk tubuh Mami tetap bagus padahal makanmu sangat banyak."

"Ck, bocah ini. Kenapa mulutmu pedas sekali."

Sunny terkekeh pelan "Hei, Nak, apakah Mamimu selalu merepotkan mu? Begini-begini, Bibi mengenalnya dengan sangat baik."

Kevin mengangguk. "Bibi tahu, bukan, kalau Mamiku itu payah dalam segala hal? Jangankan memasak, memasak air saja tidak bisa. Untungnya dia memiliki putra yang berguna sepertiku yang bisa merawatnya dengan sangat baik." Tutur Kevin panjang lebar.

Mata Sunny membelalak. "Maksudmu kau yang memasak untuk Mamimu?" Kevin mengangguk membenarkan. "Astaga, benar-benar sulit dipercaya. Kau adalah seorang dokter yang hebat, tapi kenapa kau begitu payah dalam banyak hal, Jess!"

Jessica mendesah dan menatap keduanya dengan kesal. "Kalian berdua berhentilah memojokkanku. Dan kau, Kevin!! Ingin sekali rasanya Mami memasukkanmu lagi ke dalam perut. Berhentilah menjadi anak durhaka!!"

"Mami terlalu berlebihan." ucap Kevin dan pergi begitu saja.

"Hei bocah, tunggu kami!"

Jessica dan Sunny segera menyusul Kevin, dan akhirnya mereka menemukan mobil yang sudah disiapkan untuk menjemput mereka. Perjalanan ke rumah Sunny dipenuhi obrolan hangat dan canda tawa, namun hati Jessica masih saja merasa cemas.

---

Bersambung

Terpopuler

Comments

Bunda

Bunda

nyimak Thor 🙏🏻🙏🏻

2024-05-25

1

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

Salam kenal Author, Seru nih Cerita
nanti ku lanjut ketika waktu ad.

2022-05-16

1

Lee Fay

Lee Fay

Klo sepupunya jesika gadpt hukuman berat dan sadis, huh ku kutuk kau thor

2022-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kehilangan Mahkota
2 PERTEMUAN
3 INSIDEN
4 AROMA PERMUSUHAN
5 SANGAT PAYAH
6 KERJA SAMA
7 DOKTER PRIBADI
8 TAKUT PETIR
9 SEBUAH TITIK TERANG
10 HASIL DNA
11 KEBENARAN YANG TERUNGKAP
12 JANJI REY
13 RENCANA PIKNIK
14 REY VERSI MINI
15 SEBUAH FAKTA
16 CALON SUAMI
17 PERINGATAN SUNNY
18 PESTA
19 DRAMA
20 Kehancuran Tiffany
21 Perasaan Sunny
22 Aksi Laurent dan Kevin
23 Sebuah Pengecualian
24 INGIN MEMBUAT KEJUTAN
25 PERNIKAHAN
26 Boxer Pink Kevin
27 Dua Anak Yang Jenius
28 Bersamamu Aku Pasti Mampu
29 Gugup
30 Ikut Kekantor
31 Pendek Dan Gendut
32 Harapan Itu Ada.
33 Penemuan Mayat
34 Penyesalan Diego
35 Terjebak Hujan
36 Teori Konyol
37 Nasib Lee Chan
38 Pemakaman
39 Mati Kutu
40 Kecemasan Lee Chan
41 Tidak Pernah Menua
42 Terlihat Buruk
43 Memetik Bunga
44 Akhir Yang Bahagia
45 Visual Dan Karakter SS 2
46 Season 2 (Bab 1)
47 Season 2 (Bab 2)
48 Season 2 (Bab 3)
49 Season 2 (Bab 4)
50 Season 2 (Bab 5)
51 Season 2 (Bab 6)
52 Season 2 (Bab 7)
53 Season 2 (Bab 8)
54 Season 2 (Bab 9)
55 Season 2 (Bab 10)
56 Season 2 (Bab 11)
57 Season 2 (Bab 12)
58 Season 2 (Bab 13)
59 Season 2 (Bab 14)
60 Season 2 (Bab 15)
61 Season 2 (Bab 16)
62 Season 2 (Bab 17)
63 Season 2 (Bab 18)
64 Season2 (Bab 19)
65 Season 2 (Bab 20)
66 Novel Baru
67 NEW NOVEL
68 New Novel
69 Bantu Ramein Ya
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Kehilangan Mahkota
2
PERTEMUAN
3
INSIDEN
4
AROMA PERMUSUHAN
5
SANGAT PAYAH
6
KERJA SAMA
7
DOKTER PRIBADI
8
TAKUT PETIR
9
SEBUAH TITIK TERANG
10
HASIL DNA
11
KEBENARAN YANG TERUNGKAP
12
JANJI REY
13
RENCANA PIKNIK
14
REY VERSI MINI
15
SEBUAH FAKTA
16
CALON SUAMI
17
PERINGATAN SUNNY
18
PESTA
19
DRAMA
20
Kehancuran Tiffany
21
Perasaan Sunny
22
Aksi Laurent dan Kevin
23
Sebuah Pengecualian
24
INGIN MEMBUAT KEJUTAN
25
PERNIKAHAN
26
Boxer Pink Kevin
27
Dua Anak Yang Jenius
28
Bersamamu Aku Pasti Mampu
29
Gugup
30
Ikut Kekantor
31
Pendek Dan Gendut
32
Harapan Itu Ada.
33
Penemuan Mayat
34
Penyesalan Diego
35
Terjebak Hujan
36
Teori Konyol
37
Nasib Lee Chan
38
Pemakaman
39
Mati Kutu
40
Kecemasan Lee Chan
41
Tidak Pernah Menua
42
Terlihat Buruk
43
Memetik Bunga
44
Akhir Yang Bahagia
45
Visual Dan Karakter SS 2
46
Season 2 (Bab 1)
47
Season 2 (Bab 2)
48
Season 2 (Bab 3)
49
Season 2 (Bab 4)
50
Season 2 (Bab 5)
51
Season 2 (Bab 6)
52
Season 2 (Bab 7)
53
Season 2 (Bab 8)
54
Season 2 (Bab 9)
55
Season 2 (Bab 10)
56
Season 2 (Bab 11)
57
Season 2 (Bab 12)
58
Season 2 (Bab 13)
59
Season 2 (Bab 14)
60
Season 2 (Bab 15)
61
Season 2 (Bab 16)
62
Season 2 (Bab 17)
63
Season 2 (Bab 18)
64
Season2 (Bab 19)
65
Season 2 (Bab 20)
66
Novel Baru
67
NEW NOVEL
68
New Novel
69
Bantu Ramein Ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!