Bab 3- Kemarahan Gina

THARA POV

Entahlah aku harus bahagia atau apa saat ini. Yang pastinya... Aku sudah kehilangan. Kehilangan sosok ayah sekaligus ibu dalam hidupku. Rasanya sakit sekali. Mengingat selama ini hubungan diantara kami tidak berjalan begitu baik.

Aku menyesal...

Menyesal karena telah mengabaikan Papi. Setiap ucapan dan nasehat darinya masih terngiang dikepalaku. Papi sudah pergi, itulah kenyataannya. Dan yang lebih mengejutkan adalah...

Saat ini statusku sudah berubah. Aku sudah menjadi istri orang. Sial! Bener-bener sial. Gimana caranya aku jelasin ke Viky nanti? Jujur, aku belum siap kehilangan dia juga. Biarpun sikapnya gitu ke aku. Tapi tetep aja, aku sayang sama Viky.

"Tidak baik terlalu meratapi. Sebaiknya kita pulang sekarang." aku tersentak saat merasakan tangan hangat tiba-tiba menyentuh bahuku.

Selama kami bertemu, baru kali ini dia berani menyentuhku. Yah, mungkin karena aku sudah sah menjadi istrinya.

Tapi ada satu pertanyaan di dalam benakku. Apa maksudnya dengan pulang? Maksudku pulang kemana?

Karena moodku sedang tidak baik. Yasudahlah. Aku pasrah aja. Mau dibawa kemana aja terserah.

Aku segera berdiri dan mengikuti langkahnya. Aku pikir Ayaz akan berjalan lebih dulu ninggalin aku. Tapi ternyata aku salah.

Cowok itu menungguku. Mengulurkan tangannya, menuntun jalan untukku. Seandainya saja Viky yang seperti ini. Mungkin aku sangat bahagia. Tapi sayang, cowok yang satu itu nggak pernah sekalipun memperlakukan aku layaknya ratu.

Sial! Lagi-lagi aku akan dihadapkan masalah baru. Yaitu dengan Viky.

Aku masuk kedalam mobilnya. Duduk disebelahnya masih dengan tatapan kosong. Ayaz juga tidak mengeluarkan suara sama sekali. Nih cowok emang ngebosenin. Sesuai dugaan!

"Assalamu'alaikum, Ma."

Aku menoleh, saat Ayaz tiba-tiba menerima telpon. Dia tadi manggil Mama, ya pasti dari Mamanya lah.

Tapi aku kaget, saat denger suara Mamanya kayak antusias gitu. Saat denger kabar, kalo Ayaz udah nikah. Sukur deh kalo Mamanya setuju. Soalnya aku nggak mau punya masalah juga sama mertua. Capek, berantem terus.

Sesuai dugaanku, ternyata Ayaz mengajakku pulang ke rumahnya. Cukup besar dan lumayanlah buat kami tinggal.

"Kita bakal tinggal disini?" Aku bertanya untuk memastikan. Masalahnya semua barang-barangku tidak ada yang sempet kubawa. Masih dirumah Papi.

"Iya. Mulai sekarang kamu tinggal disini. Sama aku dan Mama."

Aku hanya diam. Hal yang membuatku semakin terperangah adalah. Ayaz telah turun dari mobilnya dan membukakan pintu untukku? Astaga... Nih cowok peka juga biarpun ngebosenin. Dan lagi-lagi perbandingan dengan Viky beda jauh.

Aku langsung turun. Ayaz lagi-lagi menggandeng tanganku. Sial! Kok aku gugup sih mau ketemu sama mertua. Gimana kalo dia jahat?!

Bodo lah! Mau ngajakin baku hantam juga hayok. Paling-paling gak sampe sehari, Ayaz udah ceraiin aku.

Kami masuk kedalam rumahnya. Dan Ayaz membuka pintu. Ayaz masih menggenggam tanganku, tapi aku berada dibelakangnya. Badannya yang kekar cukup membuat badanku sedikit tertutupi.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Ayaz... Mama udah nungguin kalian dari tadi. Mama seneng akhirnya kamu setuju untuk menikah. Syukurlah sekarang kamu sadar, kalau fatma memang wanita baik yang layak untuk menjadi menantu Mama... "

Deg

Apa? Fatma? Sejak kapan nama aku berubah jadi Fatma?

Aku langsung muncul dari balik badan Ayaz. Dan wanita paruh baya dengan hijab ke ibu-ibuan ini menatapku kaget.

"Ayaz, Siapa dia? Dimana Fatma?"

"Ma... Ayaz bukan menikahi Fatma. Tapi Thara. Anaknya Pak Surya." Ayaz mencoba menjelaskan.

"Apa?! Jangan bercanda kamu, Ayaz! Anaknya Pak Surya? Maksud kamu wanita liar itu? Siapapun tahu anaknya Pak Surya itu bukan wanita baik-baik. Dia biasa jadi bahan pembicaraan orang-orang dan kamu malah menikahinya. Apa kamu udah nggak waras!!"

Anjir, nih mak Lampir. Mulutnya emang lemes banget. Ternyata bener, ya! Mertua itu emang gak ada yang bener. Ngeselin nih orang. Dia pikir aku juga mau apa sama anaknya.

"Bi Ratni, tolong antarkan Thara kekamarku. Dia butuh istirahat."

Aku menoleh kearah wanita paruh baya lainnya. Dia pakek hijab. Terlalu kuno. Ya jelaslah, aku yakin dia art disini. Baguslah Ayaz nyuruh aku istirahat. Aku juga belum punya cukup energi buat baku hantam sama mertua.

"Ini kamar Anda, Nya.. "

"Nya? Maksudnya Nyonya?"

"Iya."

Oh iyaya. Aku kan udah jadi istri Ayaz. Jelas posisiku sebagai Nyonya di rumah ini. Okedeh kalo gitu. Aku mau rebahan dulu.

"Makasih."

"Sama-sama, Nya."

Setelah kepergian bi Ratni. Aku baru sadar kalo kamar ini rasanya adem banget. Kamarku juga padahal ber Ac. Tapi gak seadem ini. Langsung aja aku rebahan dan rasanya emang nyaman. Harum aroma maskulin dimana-mana.

Herannya nggak ada satupun poto Ayaz disini. Yang ada cuma ukiran kaligrafi. Tulisan Arab yang aku nggak ngerti sama sekali apa artinya. Tapi aku akui itu bagus.

Al-quran dan tasbih juga berjejer rapi. Sayangnya nggak ada novel atau komik yang bisa aku baca.

Demi apapun aku langsung hanyut dalam kenyamanan kamar ini. Jarang banget aku betah dirumah orang saat baru pertama kali dateng. Biasanya aku langsung minta balik. Tapi ini....

****

AUTHOR POV

"Mama nggak habis pikir sama kamu, Ayaz. Kenapa kamu mau nikah sama wanita seperti itu! dia bakal malu-maluin keluarga kita."

"Ma... Ayaz nggak bisa nolak permintaan Pak Surya. Pak Surya sangat berjasa pada Ayaz, Ma. Kalau bukan karena dia, Ayaz nggak akan pernah bisa mencicipi pendidikan impian Ayaz. Semua ilmu yang Ayaz dapatkan tidak akan ada jika tanpa bantuan darinya." Ayaz mencoba berucap selembut mungkin. Memberi pengertian pada Gina. Namun tetap saja, Gina tidak bisa menerima kehadiran Thara. Baginya Thara hanyalah aib bagi keluarganya.

"Lalu bagaimana dengan Fatma? gimana nasib keluarga kita?! kamu menikahi wanita liar. Dan itu pasti akan membuat keluarga kita digunjing habis-habisan." Gina menatap putranya dengan murka.

"Fatma hanya teman masa kecil bagi Ayaz. Dan untuk masalah Thara. Biarkan Ayaz yang mendidiknya menjadi baik. Mama jangan khawatir... Pikirkan saja kesehatan Mama. Kalau ada yang salah dengan perilaku Thara salahkan saja Ayaz, Ma. Karena Ayaz yang bertanggung jawab atas dirinya sekarang."

"Mama kecewa sama kamu, Ayaz... Padahal sudah kelihatan jelas mana yang baik dan mana yang buruk. Apa kurangnya Fatma? Dia shalehah pendidikan agamanya sama sepertimu. Ahklaknya juga baik. Tapi kenapa malah wanita liar seperti itu yang kamu pilih. Mama gak habis pikir sama kamu! Mama kecewa...!"

Gina segera pergi setelah meluapkan semua emosinya. Ayaz sendiri hanya mengusap dadanya. Dia juga tidak tega melihat air mata ibunya. Namun dia tidak bisa berbuat apapun. Semuanya sudah terjadi.

Ayaz melangkah memasuki kamarnya. Pemandangan pertama kali dia lihat adalah sosok istrinya yang tertidur dengan posisi telentang. Begitu menantang dan menguras iman. Namun Ayaz bukanlah pria yang mendahului hawa nafsunya.

Yang ada dipikirannya justru posisi seperti itu akan membuat Thara tidak nyaman. Thara bahkan tidak melepaskan healsnya.

Ayaz mendekatinya. Melepaskan heals yang masih melekat di kakinya. Lalu membenahi posisi tidurnya agar lebih nyaman. Sampai akhirnya menarik selimut agar menutupi tubuh istrinya yang sedikit terbuka.

Namun saat selimut sudah hampir menutupi seluruh tubuh Thara. Wanita itu malah menjauhkan selimut itu karena risih. Ayaz kembali membenahinya. Namun lagi-lagi Thara menjauhkannya. Sampai akhirnya Ayaz jengah dan memilih masuk kedalam kamar mandinya.

Sayangnya hal itu urung dia lakukan, karena Thara sudah menariknya. Hingga tubuh Ayaz terhempas ketempat tidur bersamaan dengannya.

"Thara...?"

Terpopuler

Comments

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

sebaik2 orang ada buruknya seburuk2 orang juga pasti ada baiknya. dan setiap orang punya masa lalu kehidupan yg buruk g dpt memastikan sesworang akan selamanya buruk,bisa jadi orang yg sekrng ahli maksiat dimasa depan akan menjadi ahli ibadah,dan siapa jugavyg bisa tahu seorang yg ahli ibadah dimasa sekrng bisa menjadi ahli maksiat dimasa depan,semua g ada yg tahu

2021-08-18

1

Naimatul Jannati

Naimatul Jannati

semoga ayaz bisa membimbing thara menjadi istri yg sholeha nntinya

2021-08-07

0

Kyzz Zzz

Kyzz Zzz

cowok kaya Viki mah hempaskan aja ke laut..baik menurut keterangan kita blm tentu baik menur ALLAH..maka y mereka di persatukan karna memang harus saliling mengisi kekurang dan kelebihan.

2021-07-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!