Hal yang membuatku semakin kesel. Viky malah ketawa keras kayak orang kesetanan. Emangnya apa yang lucu, coba?
"Kamu kok ketawa sih! entar kalo aku beneran dinikahi sama cowok lain. Baru tau rasa, kamu!"
"Yah nggak papa lah. Kita masih bisa main selingkuh, selingkuhan di belakang suami kamu. Kan seru?!"
Emang sialan nih orang! bukannya panik ceweknya mau diambil orang lain. Malah ngajakin main selingkuh, selingkuhan.
"Kamu emang nggak pernah serius, ya Vik! nggak ada apa dibenak kamu buat nikahin aku dalam waktu cepat."
"Nikah itu gampang. Tapi ngejalaninnya yang susah Kamu mau, nanti waktu kamu habis buat didapur, ngurus anak dan lain sebagainya?"
Aku membuang nafas gusar. Sialan emang! selalu aja jawaban Viky kayak gitu tiap kali diajak nikah. Dan aku ngerasa nih cowok emang gak serius. Mau enaknya doang. Dah lah...
"Udah lah. Keluar sana! aku mau kerja."
"Kamu ngusir aku?"
"Anggep aja gitu."
"Oke. Tapi kalo pengen... aku ada di lantai atas. Kamu nggak lupa minum pil kontrasepsi kan?"
Aku nggak habis pikir sama nih orang. Isi kepalanya cuma sex doang.
"Emangnya kenapa kalo aku lupa? kamu takut aku hamil? dan kamu nggak mau tanggung jawab?!"
"Marah, marah aja terus sana! jadi cewek tempramen banget!!"
Viky keluar dari ruanganku. Aku terkejut saat dia ngebanting pintu dengan keras. Sial! kok jadi aku yang ngerasa bersalah sih? jelas-jelas dia yang ngeselin.
Arrrggghhh
****
AUTHOR POV
Ayaz melajukan mobilnya dengan kencang. Dia ingat saat seseorang tiba-tiba saja menelpon. Mengatakan bahwa Pak Surya sepertinya sedang sekarat. Dan dia meminta Ayaz untuk datang menemuinya dirumah sakit.
Ayaz begitu panik.
Dia masih tetap berharap bahwa Surya tetap baik-baik saja.
Sesampainya dirumah sakit. Ayaz langsung diantar oleh perawat untuk langsung saja masuk kedalam ruangan rawatnya.
Dan yang membuatnya heran. Disana sudah ada seorang pria paruh baya. Memakai peci dan juga sorban. Namun dia tidak memperdulikan hal itu. Dia hanya khawatir pada Surya yang kini sedang terbaring lemah. Pria itu tersenyum haru menatap nya.
"Pak Surya. Saya sudah datang." Ayaz menyentuh tangan Surya dengan lembut. Detak jantungnya melemah. Surya bahkan kesulitan mengatur nafasnya.
"Ayaz... terimakasih sudah datang. Sekarang kita tunggu sampai Thara juga datang."
Ayaz mengangguk. Sampai akhirnya pintu terbuka, dan memperlihatkan sosok Thara yang datang dengan air mata yang sudah berada dipelupuk mata. Wanita itu histeris.
"PAPI...!! Papi sakit apa? kenapa nggak pernah ngasih tau Thara kalo Papi sakit... " Thara terisak. Dan Surya mengusap lembut kepala anaknya yang kini memeluknya.
"Thara... kamu satu-satunya putri Papi. Papi sayang sama kamu, Nak... "
"Thara tau. Thara juga sayang sama Papi. Papi harus sembuh, jangan tinggalin Thara sendiri."
"Papi nggak bisa, Nak. Waktu Papi tidak akan lama lagi. Papi mengundang kalian berdua kesini untuk mengutarakan keinginan Papi yang terbesar. Papi mohon penuhi agar Papi bisa pergi dengan tenang."
"Nggak, Papi nggak boleh pergi. Maafin Thara Pi... maafin sikap Thara selama ini. Maafin Thara yang nggak pernah bisa bikin Papi bahagia."
Thara semakin terisak dipelukan Surya. Sementara Ayaz hanya memperhatikan mereka. Perasaannya bercampur aduk menjadi satu. Entah mengapa melihat wanita ini yang sedang rapuh. Hatinya terhenyuh. Dia sangat ingin menenangkan Thara namun tidak mungkin hal itu dia lakukan.
"Kalau kamu mau Papi bahagia. Tolong Nak... tolong menikahlah dengan pria pilihan Papi."
Thara mengangkat wajahnya. Entah bagaimana cara dia menanggapi ucapan Surya. Bahkan untuk menyela saja dia tidak tega. Baru kali ini Thara bungkam saat Surya bicara.
Sampai akhirnya Surya menatap Ayaz penuh permohonan. "Ayaz... kamu laki-laki baik. Saya tahu, saya tidak pantas meminta hal besar ini padamu. Tapi saya tidak punya pilihan lain. Thara putriku satu-satunya. Dan aku tidak bisa menjaganya dalam waktu yang lama. Aku.... aku meminta tolong padamu, Ayaz... tolong nikahi putriku. Jadikan dia istrimu. Aku mohon.... " Surya merapatkan tangannya. Menatap Ayaz dengan mata yang berkaca-kaca.
Ayaz sendiri bingung. Perasaannya semakin berkecamuk. Ada rasa tidak enak dalam hatinya. Entah apa yang harus dia lakukan. Dia sendiri bingung. Sekaligus terkejut dengan permohonan Surya yang menurutnya cukup berat.
"Pak Surya. Jangan bicara seperti itu. Anda akan sembuh. Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya."
"Ayaz... saya tahu Thara tidak pantas untukmu. Putriku ini memang bukan wanita baik. Tapi dengan menikahimu, aku yakin dia pasti bisa berubah. Tolong Ayaz... tolong nikahi dia. Aku sudah membawa penghulu untuk kalian. Biarkan aku pergi dengan tenang, dengan melepaskan Thara bersamamu." kali ini Surya benar-benar menagis pilu. Dan tentu saja Ayaz tidak tega melihat hal itu.
Ayaz menelan ludahnya. Ini adalah keputusan yang berat. Bagaimana bisa dia menikah secara mendadak seperti ini. Bersama wanita yang tidak pernah dia kenal. Ayaz terdiam dan menatap Thara yang kini semakin terisak dipelukan Surya.
Tatapan Surya penuh dengan permohonan. Dia tidak tega. Sementara selama ini pria itu sangat berjasa padanya. Apakah ini satu-satunya cara untuk membalas kebaikannya selama ini?
Ayaz semakin kalut. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk istikharah. Dia takut bagaimana menghadapi ibunya jika tahu dia sudah menikah secara mendadak.
'Ya Robb... apa yang harus aku lakukan?'
Detak jantung Surya semakin melemah. Thara semakin panik. Tangisannya semakin keras. Dan Ayaz semakin terdesak untuk segera menjawab permohonan Surya yang sangat mendadak ini.
"Baiklah, Pak Surya. Saya akan menikahi putri Anda."
Seulas senyuman terbit diwajah Surya. "Terimakasih, Ayaz... terimakasih banyak. Saya sudah menyiapkan penghulu untuk kalian. Saya ingin kalian menikah di sini. Di hadapanku."
Ayaz menatap pria yang tadi sempat membuatnya heran. Rupanya Surya telah menyiapkan semuanya. Dia ingin Ayaz menikah dengan Thara dihadapannya. Sementara Thara hanya diam membisu. Entah apa yang dia pikirkan. Matanya menatap kosong.
Namun ketakutan terlihat jelas disana. Thara takut. Takut Surya benar-benar akan pergi meninggalkannya. Dia belum siap untuk itu. Mengingat selama ini hubungan mereka tidak begitu baik.
Dan kini...
Thara hanya bisa pasrah, saat Surya menikahkannya dengan pria asing. Pria yang menjadi kebanggaan Surya selama ini.
Lalu bagaimana dengan Viky?
Apakah hubungannya akan segera kandas setelah ini?
Penghulu itu langsung saja menjalankan tugasnya. Mengingat kondisi Surya yang semakin melemah. Dia khawatir, Surya tidak sempat melihat anaknya menikah.
Dan Ayaz. Dia juga pasrah. Menyetujui dan segera mengikuti semua yang diucapkan penghulu itu.
Dengan sekali tarikan nafas. Dia mengucapkan...
Saya terima nikahnya dan kawinnya Thara Azzahra binti Surya Adi Putra dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Cut Nyak Dien
sah
2021-08-18
0
Inggri
😊
2021-08-16
0
Kyzz Zzz
semoga thara jd lbh baik stlh menikah.
2021-07-26
0