Part 3

Keesokan harinya.

Marisa sudah siap untuk ikut tinggal di rumah mertua, meski rasanya masih berat untuk tinggal di sanah tapi apalah daya.

Ini semua demi kebaikan mentari, agar bisa merasakan hidup layak dan tidak serba kekurangan.

"Sudah siap semuanya? " tanya pak Darmawan terhadap Marisa.

"Sudah Pak! " jawab Marisa dengan nada bicara yang pelan, tetapi masih bisa terdengar dengan jelas.

"Mikirin apa sih kamu, ninggalin rumah jelek seperti ini saja seperti berat banget! " kata Bu Diah dengan nada bicara yang judes.

"Mama! " kata pak Darmawan terhadap sang istri dengan nada bicara sedikit penekanan.

"Ayok sayang kita berangkat" ajak Bu Diah terhadap Mentari, dia meraih tangan nya lalu di ajak segera keluar dari rumah tersebut.

Marisa dan Pak Darmawan juga keluar dari rumah tersebut, sebelum berangkat Marisa juga tidak lupa untuk mengunci pintu rumah terlebih dahulu.

Setelah semuanya siap dan tidak ada yang terlupakan, Mereka sudah berada di dalam kendaraan yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan.

Marisa duduk di kursi tengah bersama Mentari, anak kecil itu terlihat sangat bahagia dia pikir sang Nenek menjemputnya akan bertemu dengan sang Ayah.

Dari semalam dia sudah tidak sabar ingin segera pagi, sebab selama ini Mentari belum pernah bertemu dengan sang Ayah. Dia tahu wajahnya sang Ayah hanya lewat photo yang di tunjukkan sang Ibu.

"Nek, kita akan bertemu Ayah ya! " tanya Mentari terhadap sang Nenek.

"Iya sayang... nanti kamu akan bertemu dengan Ayah sebentar lagi" jawab Bu Diah.

"Ma... jangan bilang seperti itu! bagaimana kalau sampai di sanah dia terus bertanya terus apa yang akan kita lakukan atas semua pertanyaan dia nanti! " kata Marisa, dia tidak mau memberi harapan palsu terhadap Mentari.

"Jangan khawatir biar Mama yang atasi dia, kamu cukup ikuti apa yang di perintahkan! " jawab Bu Diah.

Perjalanan yang di tempuh sangat jauh,sehingga menghabiskan waktu sekitar sembilan perjalanan.

Setelah setelah perjalanan Mentari tertidur pulas, Marisa beserta kedua mertua nya tidak ada yang bicara sepatah kata pun. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.

Waktu bergulir begitu cepat, siang telah berganti dengan malam.

Mereka sudah tiba di kota tujuan, kendaraan yang di kemudikan Pak Darmawan sudah memasuki area perumahan padat penduduk. Pak Darmawan bukan berasal dari keluarga kaya raya, tetapi mereka memiliki perusahaan meskipun tidak sebesar punya orang lain.

Dia memiliki usaha di bidang tanaman bunga, dia juga pemasok bunga untuk salah satu perusahaan yang menawarkan jasa rias pengantin dan penyelenggaraan pesta.

Tidak besar usaha yang mereka punya, tetapi cukup untuk biaya hidup dan pendidikan anak. Pak Darmawan dan Bu Diah sudah berencana untuk menyerahkan usaha tersebut terhadap Marisa untuk di kelola nya, makannya mereka memaksa Marisa untuk ikut bersama nya.

Kendaraan sudah berhenti tepat di depan rumah.

"Akhirnya sampai juga" kata Bu Diah.

Marisa melihat ke sekeliling dia menerawang ke masa lalu, di mana dia pertama kali di bawa ke rumah ini oleh suaminya.Tetapi hari ini kembali ke rumah ini tanpa nya, entah dia harus bahagia atau sedih bisa kembali ke rumah ini.

Marisa masih diam, Bu Diah dan Pak Darmawan sudah keluar dari dalam kendaraan tetapi Marisa belum juga keluar.Berat rasanya kaki Marisa untuk melangkah keluar dari dalam kendaraan.

"Marisa... apa nggak mau keluar, ayok cepetan bawa Mentari Nya! " kata Bu Diah dengan nada bicara sedikit tinggi.

"Iya Ma... tunggu" Marisa me nyaut.

Setelah beberapa saat Marisa keluar sambil menggendong Mentari, pintu rumah sudah terbuka jadi Marisa langsung masuk ke dalam rumah.

Kebetulan Bu Diah tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga, mereka mengerjakan semuanya sendiri.

Mereka hanya di bantu oleh beberapa orang di toko bunga yang dia punya.

"Langsung ke kamar atas saja! masih rapih seperti dulu soal nya Mama selalu membersihkan nya dan tidak ada yang berubah sedikit pun dari kamar tersebut" kata Bu Diah mempersilahkan Marisa untuk menidurkan Mentari langsung di kamar yang pernah di tempatnya dulu bersama Ayah Mentari.

"Iya, Ma... " jawab Marisa, dengan perlahan dia berjalan menaiki anak tanga satu persatu untuk menuju ke kamar yang ada di lantai atas.

Setelah beberapa saat Marisa sudah sampai di lantai atas di depan pintu kamar yang pernah di tempati.

Dengan satu tangan Marisa membuka pintu kamar, sebab tangan satunya di gunakan untuk menggendong Mentari. Pintu sudah terbuka, Marisa melihat ke sekeliling ruangan tidak ada yang berubah sedikit pun dari kamar tersebut. Dia juga di sambut oleh photo pernikahan nya bersama Ayah mentari.

Marisa menurunkan Mentari di atas kasur, dan dia juga duduk sambil melihat ke sekeliling dan pandangan nya tertuju pada satu photo yaitu saat mereka berada di atas pelaminan dan senyum kebahagiaan menyelimuti kedua nya.

Setelah beberapa saat Marisa turun kembali ke lantai bawah untuk segera mengambil koper miliknya.

Setelah sampai di lantai bawah dia langsung mengambil koper milik nya dan juga mentari.

"Jangan langsung di bawa semua, satu-satu saja! " kata sang Ayah mertua memperingati Marisa agar tidak membawa barang-barang nya sekaligus.

"Iya, Pak ini juga " jawab Marisa, sambil menarik koper miliknya.

Dia sudah sampai di kamar atas, dan menaruh koper tersebut di dalam kamar. Marisa akan keluar untuk mengambil satu koper lagi yang masih berada di lantai bawah.

Baru akan melangkahkan kaki setelah pintu kamar terbuka, Marisa di kagetkan dengan berdiri nya seorang wanita di hadapan sambil membawa koper.

"Kenapa di bawain, Ma... Nanti juga ku ambil lagi" kata Marisa sambil menatap wajah Ibu Mertua.

"Nggak apa-apa, sekalian mau melihat Mentari dulu" jawab Bu Diah.

"Ya sudah, masuk dulu! " Marisa mempersilahkan sang mertua untuk masuk ke dalam kamarnya.

Bu Diah segera melangkah masuk, setelah berada di dalam kamar dia duduk di samping tempat tidur sambil menatap wajah cantik sang cucu.

"Ma.. ku tinggal ke kamar mandi dulu ya! udah nggak betah, lengket!" kata Marisa sambil membawa handuk dan langsung menuju kamar mandi.

"Iya" Jawab Bu Diah, sambil terus menatap ke arah Mentari dia tidak bosan memandang wajah cantik tak berdosa itu.

Setelah beberapa saat Marisa berada di dalam kamar mandi, akhirnya keluar juga. Dia sudah terlihat lebih seger dan sudah berganti pakaian dengan pakaian rumahan.

"Ya sudah nanti turun! Mama siapin makan malam dulu" kata Sang ibu Mertua.

"Iya, Ma... " Jawab Marisa.

Bu Diah keluar dari kamar Marisa, tinggal lah Marisa dan juga mentari di dalam kamar.

Sebelum turun Marisa membuka koper dan akan memindahkan pakaian nya ke dalam lemari.

Terpopuler

Comments

ᬊ❣️💕༄₳₣łQ₳ ₳Ⱡ ₳ɎɄ฿ł💞❣️ᬊ

ᬊ❣️💕༄₳₣łQ₳ ₳Ⱡ ₳ɎɄ฿ł💞❣️ᬊ

mertua nyA baek si baek tapi kalo judes gitu ya bikin segan juga dong mama....

2023-01-18

3

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

akhirnya balik lg ke pondok mertua indah

2023-01-17

3

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

mama diah cerewet tapi baik

2023-01-14

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!