"Sama siapa ke sini nya? " tanya Marisa terhadap orang tersebut, setelah beberapa saat dia bengong
"Sama Bapak" jawab nya.
"Silahkan masuk dulu! " Marisa mempersilakan ibu mertuanya untuk masuk dan duduk di tempat yang tersedia.
Setelah mempersilakan ibu mertuanya duduk, dia langsung pergi ke dapur untuk mengambil minum. Dia juga memberi tahu Mentari bahwa ada nenek nya datang.
Marisa telah kembali dengan membawa dua cangkir minuman dan menteri juga mengikuti,Marisa dari belakang.
"Salim dulu nak, sama nenek! " perintah Marisa terhadap sang anak.
Mentari mengikuti perintah Bundanya, dia mungkin merasa canggung atau bahkan asing saat bertemu Kakek dan Neneknya.
"Apa kalian berdua baik-baik saja? " tanya ibu mertua terhadap Marisa.
"Alhamdulillah baik, Ma... " jawab Marisa.
"Kalau kamu baik, kenapa badan mu kurus seperti itu! sudah Mama bilang dari dulu jangan tinggal di sini.Berhenti berharap bahwa dia akan pulang, Mama dan Bapak sudah berusaha mencari keberadaan nya tetapi tidak di temukan. Jika dia laki-laki yang baik yang bertanggung jawab terhadap anak dan istri nya pasti tidak akan melakukan ini! " oceh ibu mertua.
"Tapi, Ma...! " jawab Marisa.
"Pokoknya kali ini kamu harus tinggalkan rumah ini dan tinggal bersama Mama! " tegas ibu mertua.
"Mentari kan sekolah di sini" jawab Marisa.
"Besok Papamu akan urus semuanya kita pindah" ucap Ibu mertua dengan penuh penekanan.
Marisa tidak bisa berkata apapun, dia juga tidak mungkin untuk selamanya tinggal di tempat ini. Apalagi saat orang-orang di sekitar mencibir dia dan juga mentari, tidak sedikit pula orang berkata bahwa mentari anak haram. Hal itu juga membuat Marisa merasa kasihan terhadap sang anak, mungkin ini saat yang tepat untuk meninggalkan tempat ini.
Tapi jika tinggal di rumah sang mertua itu artinya dia semakin terikat dengan Ayah nya Mentari, itu juga sangat sulit untuk berusaha melupakan nya.
Tidak ada pilihan lain juga untuk menuju ke yang lebih baik, hanya ini cara satu-satunya.
"Papa sekarang sudah semakin tua, mungkin kita tidak memiliki perusahaan besar seperti orang lain. tidak memiliki banyak harta, tapi kita punya usaha meskipun itu kecil dan Papa sangat berharap kamu bisa melanjutkan usaha itu, sekarang Papa sudah tidak bisa mengurus itu semua apalagi Mama! " kata Papa mertua dengan nada bicara yang lembut, memang keluarga ini terbalik. yang laki-laki sifatnya lembut dan yang perempuan sedikit keras.
"Tapi Pak...! " hanya itu yang terucap dari bibir Marisa.
"Papa tahu... pasti kamu berat untuk tinggal di sana, sulit untuk melupakan Ayahnya Mentari! tapi ada satu hal yang perlu di ingat, apa yang kamu dapatkan di tempat ini? bahagia kah dengan menjauhi semua yang berhubungan dengan nya? kenyataan nya tidak sama sekali! " kata Ayah mertua sambil menatap lekat wajah Marisa, dia tahu bahwa selama ini Marisa sangat menderita dengan kenyataan yang ada. Tetapi dia berusaha untuk menutupi dari semuanya, bahkan dia selalu menolak saat mertuanya meminta agar dia tinggal bersama mereka. Hingga pada akhirnya sang mertua membiarkan Marisa memilih apa yang di ingin kannya.
Setelah cukup lama di biarkan,dan itu semua tidak lepas dari pengawasan dari sang mertua hingga apa akhirnya mereka harus bertindak.
Ini saat nya bagi mereka membawa kembali Cucu dan menantu nya kembali ke rumah.
"Kali ini tidak ada penolakan waktu lima tahun sudah cukup, Mama dan Papa berikan untuk kamu hidup seperti ini! Mulai sekarang kamu harus bangkit dan lupakan semuanya, ingat kamu masih muda ada Mentari juga bersama mu untuk apa kamu terus hidup di dalam bayang-bayang orang seperti dia. bahkan hanya untuk menyebutnya anak pun Mama sudah tidak sudi" kata sang Mama mertua dengan penuh penekanan.
"Walau bagaimana juga dia tetap Ayah nya mentari, kita tidak boleh berkata seperti itu! " ucap Marisa sambil menundukkan kepada dan memalingkan wajah ke arah lain, dari tadi dia berusaha untuk menahan tangis.
Mama mertua yang sadar akan hal itu, bahwa Marisa dari tadi berusaha untuk menahan tangis.
"Jangan pernah buang air mata kamu untuk orang yang tidak berguna seperti dia" ucap sang Mama mertua dengan nada bicara yang kesal
"Ma... nggak gitu juga cara bicara nya, kasihan Marisa ada Mentari juga di sini! bagaimana kalau dia takut sama kamu" ucap Papa mertua Marisa.
"Habisnya susah sekali memberi pengertian sama dia, sudah tahu bajingan tetap saja di pertahankan" katanya dengan nada kesal, meskipun Marisa hanya menantu tetapi bagi dia sudah di anggap seperti anak sendiri. Hanya saja Marisa yang tidak pernah mendengarkan mereka.
"Nak, pokoknya kali ini Papa dan Mama sangat berharap sekali bahwa kamu dan Mentari harus tinggal bersama kami!" Tegas Papa Mertua meskipun nada bicara lembut tetapi penuh penekanan.
"Iya, Pak aku akan ikut bersama kalian dan tinggal bersama di sanah" jawab Marisa.
"Nah gitu dong, coba dari dulu kamu nggak keras kepala tidak mungkin juga keadaan kalian seperti ini, udah kurus tidak terurus juga " kata Ibu Mertua.
"Sudah Ma... Marisa kan sudah mau ikut bersama kita" Papa mertua mengingat kan sang istri agar menjaga bicara nya.
"Habis nya kesel sama dia, lagian ada perempuan macam dia... kalau aku di perlakuan seperti itu sama kamu pasti dah mengajukan cerai ke pengadilan biar bisa nikah lagi. Nggak guna juga menunggu yang nggak pasti" ucap Bu Diah sambil menatap tajam ke arah suaminya.
"Astaga Mama... " kata Pak Darmawan.
"Mau kan sayang tinggal bersama Kakek dan Nenek di sanah, Nanti mentari banyak teman di sanah sekolah nya juga pindah? " Tanya sang Kakek terhadap Mentari.
Mentari tidak langsung menjawab, dia menatap ke arah sang Mama dan Marisa memberi isyarat mengangguk.
"Iya, Kek... Mentari mau tinggal di sanah" jawab Mentari dengan nada bicara khas anak kecil, dia tersenyum ke arah Kakek dan Nenek nya.
Perbincangan di antara mereka sudah cukup lama, sehingga siang telah berganti dengan malam.
Malam ini Pak Darmawan dan Bu Diah menginap di Rumah Marisa untuk pertama kalinya setelah lima tahun mereka tidak bertemu, bukan tanpa alasan selama ini mereka nggak mengundang menantunya. Itu hanya untuk sebuah pelajaran bagi Marisa saat mertua nya meminta untuk tinggal bersama.Dengan tegas waktu itu Marisa menolak dan berkata bisa hidup tanpa bantuan dari sang Mertua, selama itu pula mereka hanya mengawasi dari jauh tanpa di ketahui oleh Marisa.
Hari ini saat nya bagi mereka untuk menjemput kembali Cucu dan menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
ᬊ❣️💕༄₳₣łQ₳ ₳Ⱡ ₳ɎɄ฿ł💞❣️ᬊ
lah punya mertua baik gitu ngapain bela"in hidup susah dihina sana sini....
mending ikut mertua mana disruh nerusin usaha lagi kan setidaknya gak luntang lantung ngabisin duit mertua aja...
jadi gak numpang" banget laa... 🙂
2023-01-18
4
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
udah, Marisa..nurut sj apa kata mertua. ngapain menyiksa diri.. menyia-nyiakan waktu terbuang percuma hanya utk menunggu seseorang yg entah ada di mana. bisa jd laki2 itu sdh melupakan istri & anaknya. bisa jd dia sdh memiliki kehidupan baru bersama wanita lain jg. kn bukan hal yang mustahil..
2023-01-17
3
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
di sanah...itu logat mna ya?
2023-01-17
4