Kabar Buruk Membawa Petaka

Waktu begitu cepat bergulir.tapi bagia Sania waktu adalah keterlambatan,menuju sehat tanpa kehadiran seseorang yang dicintai adalah sesuatu yang membosankan.

Sudah hampir seminggu Sania melewati waktu sendiri penuh kerinduan pada seseorang,rasa rindu yang begitu besar penuh semarak segala rasa dari ragu hingga khawatir dan optimis,ingin rasanya ia menghubunginya lewat call phone,tapi ia tak berani ketakutannya berlebihan,malu dan jaga image berhubungan erat,dan sekalipun Adi tak pernah menghubunginya,untuk apa.

Sania kembali melirik jam tangannya,Kakaknya lama sekali pinjem motor,gara-gara papa ke tasik memakai mobil kakaknya,ia jadi merelakan kakaknya ke apotek pake kendaraan miliknya,katanya mau mengambil obat untuk temannya yang sakit.padahal motor papanya yang besar Nampak gagah didalam garasi,mana bisa Sania pake motor gede,terlalu berat baginya untuk belajar begitupun kakaknya,Kania selama ini hanya memakai mobil sedan Volvo kepunyaan kak Tito tunangannya.

Lama sekali Sania menunggu diteras rumahnya.padahal hari ini ia harus segera ke kampus untuk mengikuti seminar pendidikan yang katanya ada Anggota Dewan pusat dari partai politik tertentu yang akan hadir,entah studi banding atau pendekatan dini menuju pemilihan presiden setahun ke depan,ah lagi-lagi sekarang isu politik tengah berkembang,persaingan dan berlomba pendekatan kepada rakyat dengan berbagai cara,ada yang terjun langsung ke masyarakat,lewat seminar,bakti sosial,pemberian bantuan dan kunjungan lain-lain,tapi rasa-rasanya rakyat sudah tidak bisa dibodohi dengan tampang pejabat yang tulus dan ada maunya,mungkin karena lebih sering selama ini dibodohi.

Buktinya setelah mereka terpilih ga ada tuh berkelanjutan terus untuk terjun langsung ke masyarakat,malah dengan semena-mena membalikan janji menjadi dusta,bahkan yang tidak terpilih pun tak meneruskan dengan tulus memberikan bantuan,mungkin baru Jakarta aja yang uda punya pemimpin yang di rindukan,sekarang kan rame orang-orang mengagungkan dan memuji gaya kepemimpinan A dan B,semoga aja Garut,jawa barat,bahkan Indonesia nanti punya pemimpin yang amanah,yang lebih dari gaya A dan lebih baik.hmmm.

Lamunan Sania terhenti saat kakaknya datang,ia pun bangkit menghampiri motor yang baru berhenti.

"Lama banget!!"keluhnya

Kania membuka helmnya..

"Ya tadi nyari obat lama banget,banyak gangguan da pasien pengen ditangani kakak!"

"Kenapa bisa begitu??"

"Pernah pegawai kakak salah memberikan obat!"

"Emm ada-ada aja,ya uda aku kesiangan nih,ada anggota dewan datang!!"

"Acara apa?"Tanya Kania sambil turun dari motor dan memberikan helmnya

"Tadi juga ngelamun,biasa kayanya ada maunya agar partainya dapat suara banyak".

"Eeh.. jangan berburuk sangka begitu,wakil rakyat kan emang seharusnya gitu!!bantah Kania

Sania terdiam,ia mulai menghidupkan motornya

"Hati-hati jangan kebut-kebutan!!"ujar Kania

"Iya kak!!"

Motor mulai melaju meninggalkan Kania yang masih mematung melihat kepergian adiknya.

***

Pukul 11.00 Sania tiba di kampus,agak menggerutu juga saat tiba di ruangan serbaguna kursi sudah penuh,Nampak penuh sesak,Sania setengah berlari keruangan paling belakang,ada celah tapi tak satupun kursi yang nganggur.

Tiba-tiba seorang pemuda menghampiri sambil membawa kursi,ia melihat Sania yang mematung kebingungan.

"Mau duduk teh??".sapa nya

Sania menoleh,tampak pemuda itu menjinjing kursi plastik.ia hanya mengangguk tak menjawab.

"Ini kursi duduki saja!"Ia menyodorkan kursi itu dihadapan Sania.

“Aa gimana?"sania masih mematung ditempat.

"Saya ambil lagi keruangan sebrang!"pemuda itu terlihat berlari keluar,tak lama kemudian ia membawa lagi satu kursi,

Sania baru berani duduk setelah pemuda itu terlihat duduk dengan kursi yang dibawanya,ia duduk menjejer sania.

"Terima kasih ya a!"ujar Sania kemudian

"Sama-sama,teteh jurusan apa?"tanyanya,dan ia tersenyum.

Nampak lesung pipinya terlihat ,sangat menggemaskan,soalnya setiap anak kecil yang terlihat lesung pipinya slalu ia ingin mencubitnya,termasuk cucu uak nya yang dikampung papanya.kini lesung pipi dilihatnya di lelaki dewasa,malah tambah menggemaskan

Apalagi pemuda ini terbilang tampan dan lebih mirip penyanyi cowok Delon hanya saja matanya agak bulat.lebih tampan dari adi.ahh lagi-lagi Adi muncul dalam benaknya,sekalipun banyak yang melebihi ketampanan Adi tapi tak menyurutkan kerinduannya yang sudah Nampak mulai melekat seperti tato.kemungkinan ada yang permanen.

"Semester berapa?jurusan apa teh?" Pemuda itu membuyarkan lamunannya.

"Oh..eh..saya jurusan Indonesia,semester enam".Sania agak gelagapan."kalo a gimana?"tanyanya balik.

"Matematika,semester akhir".

"Em..enak dong,Sania tiba-tiba teringat lagi akan Adi,sama dia juga semester akhir.

"Oh ya kenalkan nama saya Rifal".ia menyodorkan tangannya.

"Sania".Sania membalas bersalaman.

"dari tadi cuman aa dan teteh aja hehe!"ujarnya tersenyum mani.

Emm itu lesung pipinya bukan membuat Sania tiba-tiba suka seperti melihat mata Adi,tapi ia jadi merindukan keponakannya.Dasar aneh Sania.

"Senang bertemu Sania!"ia menambahkan

Sania mengangguk hormat,ia melihat Rifal dengan seksama,Nampak rapi,dengan kemeja bergaris vertikal terlihat tinggi dengan tubuhnya yang agak kurus,ternyata ada juga yang tampan di kampus ini pikirnya.

***

Setelah acara selesai bersamaan jawaban-jawaban manis mereka,yang sama sekali tak Sania perhatikan karena asyik ngobrol dengan Rifal,Sania segera pamit menuju ruang kelasnya yang terletak diseberang gedung serbaguna.

Sania berjalan menuju ruang kelas,nampak Nani dan Yun tengah berbincang-bincang.Sania segera menghampiri dan duduk diantar mereka.

"Kemana aja neng,ikut seminar barusan?"Tanya Nani berhenti ngobrol

"Iya aku terlambat,tapi yang penting dapet sertifikatnya kan.

.!ujar Sania ia melihat sekeliling yang tengah asyik membahas seminar tadi,ada yang tengah bangga telah berorasi didepan anggota dewan,ada pula yang menyanggahnya,suatu pemandangan yang tak menarik baginya.

"Tadi kita nyiapin kursi buat kamu loh!!"sambung Yun sedang matanya tengah Asyik didepan handphone barunya

"Hape kamu baru yun?"Tanya Sania malah gagal fokus.

"Iya,ini hadiah dari tanteku!!"Yun masih asyik facebook an,Nani dan Sania saling berpandangan heran

"Maksudnya mamanya Adi?"lanjut sania

"Iya,tante pernah janji akan membelikan handphone baru yang android"kalo mas Adi suatu hari menerima Meri pilihan tante?"

Duarr!!!!Sania kaget serasa ada yang menabrak di dadanya,sedikit pusing di kepalanya.

"Memang Meri siapa?"sambung Nani

"Meri anak temen tante waktu kuliah,mereka berniat saling jodohkan tapi pas di ketemuan ternyata mereka temen satu kampus juga,hanya beda jurusan".

Yun mengambil buku di atas mejanya lalu dimasukan ke kantongnya setelah itu ia duduk dengan tenang.

Sania tertunduk dadanya mulai bergejolak.

"Lama juga Mas adi berfikir tentang Meri,tapi pas kemarin ia bilang akan menerimanya,duh..sebentar lagi mereka tunangan.aku langsung sorenya dibelikan handphone,tau ga .."

Yun terhenti saat ia tertegun melihat perubahan wajah Sania yang mulai mengalirkan air mata.

"Sania..kamu kenapa?"serunya.

Sania tak menjawab,air matanya tak berhenti mengalir,ia langsung meraih tas dan berlari keluar ruangan,hatinya sudah diliputi kekacauan,hingga tak menyadari seseorang menyusulnya.

Rifal heran melihat Sania berjalan dengan berurai air mata.

"Sania..!"

Sania terhenti sesaat dan menoleh

"Tunggu!!"teriak Rifal hendak menyusul tapi Sania segera menghidupkan motornya

"Sania..!!"suara Rifal sudah tak didengar lagi oleh Sania,yang ada dalam pikirannya ia ingin pergi dari kampus yang telah menjadi saksi mendengar berita paling buruk baginya.

Rifal Nampak bingung,entah kenapa ia begitu khawatir dengan tiba-tiba pada gadis cantik berambut panjang itu,ia segera masuk mobil nya,segera ingin menyusul Sania yang terlihat kacau.

Sedang Sania tengah sibuk dengan gejolak pikirannya yang tengah bercampur rasa sedih,marah,kecewa,malu,kesal dan mengutuk diri.

Ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi,air matanya tak berhenti mengalir dibalik helmnya,bukan ini yang ia harapkan,bukan kenyataan ini yang mesti ia terima,jika ia tau akan seperti ini,tentunya ia akan menolak untuk jatuh cinta pada Adi.

Laki-laki yang pertama kali dicintainya,adalah pertama kali dirindukannya.bahkan lebih jauh sekali ia berharap untuk memiliki laki-laki itu.

Tiba-tiba terasa dengar tidak dengar bunyi klakson,beberapa meter didepannya sebuah mobil avanza meluncur deras.ia tiba-tiba hilang keseimbangan pada saat mulai berpapasan ia hilang juga konsentrasi,hatinya terasa lenyap lalu ia mencoba membanting motornya ke samping,tapi naas didepannya ada pohon besar ,tak ayal lagi Break!!ia tabrak pohon,lalu terjungkal bersama motor matic vario merah muda itupun jatuh,tubuh Sania tertindih beban motor,kakinya terasa sakit dan panas,lama-lama terasa lemas saat tubuhnya tak bisa ia gerakkan,akhirnya ia terkulai tak sadarkan diri.

Orang-orang menghampiri dan berkerumun.Rifal tiba ditempat kejadian setengah kaget ia melihat Sania tergeletak pingsan

"Ya Tuhan,Sania !!"serunya

segera ia membopong tubuhnya kedalam mobilnya dengan ditolong beberapa orang.

Motor Sania ia titipkan pada penduduk sekitar. Ia segera ingin melarikan Sania ke rumah sakit.

***

Perlahan Ia membuka matanya,Ia melihat sekeliling yang Nampak terlihat semakin jelas bahwa ia tengah berbaring disebuah ruangan.mama papanya ada di samping ranjang tempatnya tidurnya.mereka menatapnya penuh kecemasan.

"Kamu sudah sadar nak!!"Bu Nelis memeluknya sambil berurai air mata

"Aku dimana ma?"Tanya Sania agak parau

“Dirumah sakit,kamu jatuh menabrak pohon",jawab Bu Nelis sesenggukan

"Sudah mah.jangan nangis terus,Sania sudah sadar kan!"sela Pak Rudi,ia mengusap pundak istrinya

Bu Nelis menghapus air matanya dengan tissue.

"Sania uda sadar!"

Kania menghampiri bareng Tito,tangannya mengusap rambut Sania yang menatap sayu,kesadarannya belum pulih.ia hanya terlihat meringis saat menggerakkan kakinya yang di sangga ke atas dengan perban.

"Jangan banyak gerak Nia..!!"cegah Tito yang melihat Sania berusaha bangun.

Bu Nelis kembali menangis tersedu-sedu,ia tak tega melihat anaknya begitu tak berdaya

"Gimana masih pusing sayang?"Tanya pak Rudi pada Sania.tangannya tetap mengelus pundak istrinya lembut

sedikit pa,..Sania memegang lengan mamanya

"Sudah mama jangan nangis,sania bakal cepet sembuh kok!!".

Bu Nelis terlihat sesenggukan.pak Rudi menggandeng Bu Nelis untuk membawa keluar ruangan

“Kania,nak Tito papa bawa pulang mama dulu,titip Sania!"pak Rudi berpesan sebelum keluar

Kania dan Tito mengangguk,mereka mengerti kondisi Bu Nelis yang gampang emosional dan labil,apalagi ini menyangkut anak bungsu.jika tak segera dibawa pulang bisa-bisa ia pingsan lagi, karena tak kuat melihat Sania yang terlihat kondisinya memprihatinkan,kedua kakinya cukup luka parah,dan untuk sementara ia mesti dirawat terus di Ruang Anggrek Dr.Slamet ini.

Sania tak bicara sepatah pun saat melihat mamanya keluar,harusnya mamanya jangan melihat kondisinya,terbayang lagi saat ia terjatuh menabrak pohon

Sania baru ingat tentang Motornya.

"Kak motor Nia dimana?"tanyanya pada Kania,yang sibuk merapikan baju dan selimut yang diambilnya dirumah

"Rifal sudah menyimpannya dirumah!"jawab Tito

“Rifal???"sania sedikit terkejut

"Bukannya temen sekampus kamu??dia loh yang bawa kamu kesini".sambung Kania

Sania tampak termenung,teringat ketika Rifal memanggilnya dan tak ia hiraukan,jangan-jangan Rifal membuntutinya.segitu perhatiannya dia.

Seandainya Adi yang seperti itu.air mata Sania tiba-tiba terjatuh,tapi ia segera menghapusnya takut ketahuan.terasa sesak dadanya kembali teringat Adi.

"Rifal itu temen kak Tito waktu SMA,Nia!!"ujar Tito sambil menyelimuti badan Sania.penuh perhatian .

Sania memang dekat dengan tunangannya itu mereka senang berbagi cerita,apalagi Tito slalu menyemangatinya dalam hal apapun.

Sania menoleh,ia kembali mengelap matanya takut Tito memergokinya jika tadi ia menangis.

"Wah..kebetulan dong kak,dia baik banget sama Nia,padahal baru kenal tadi".sambung Sania

”Dia orangnya baik,sudah 2 tahun kakak tidak bertemu karena tugas,sebelumnya kita sering dipertemukan jika main basket" bareng lanjut Tito.

"Sayang.bukannya besok pagi jadwal piket mu??"Kania Menghampiri Tito yang tengah melihat waktu dilayar handphonenya".

"Iya,cepet sembuh ya adikku!!aku balik dari Cirebon kamu uda bisa bawa motor lagi".Sania tersenyum hangat,seperti kehangatan calon kakak iparnya itu.

"Iya nanti aku juga mau belajar nyetir kak!!"ujar Sania tangannya mencium lengan Tito.

"Nanti juga aku bawain motor gede,jadi ga pake tanpa gigi melulu,aku biarkan belajar yang pake kopling!"seloroh Tito dengan nada serius.

"Kamu juga bukannya masih kaku motor gede??"goda Kania.Tito tergelak.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu,Rifal muncul dengan membawa keresek berisi paket makanan.

"Nah kebetulan,titip Sania dulu,aku antar Tito keluar!!"ujar Kania

“Boleh boleh..tugas lagi pak!!"Rifal menepuk pundak Tito

"Demi Negara bung!!aku mesti rela ninggalin sementara bapakku,kekasih dan adikku yang imut itu,titip ya!!"ujar Tito.

"Terasi Cirebon..Dadaha..!!"teriak sania saat Kakaknya dan Tito menuju keluar

"Iya dodol..Dadaha juga!!"balas Tito dari jendela luar.

Rifal tersenyum,ia menatap lembut kearah Sania,Nampak pucat meskipun begitu wajah cantiknya tak luntur,mata yang lentik alis yang indah,membuat Rifal tak sanggup mengedipkan mata.

Sania sepertinya tersadar ia tengah ditatap,ia menoleh dan Rifal memamerkan kembali lesung pipinya,Sania tersenyum pula penuh rasa berterima kasih tapi ia susah mengungkapkannya.

"Mau makan??"mamamu tadi titip diluar.tawar Rifal kemudian

"Belum lapar".

Baru saja Rifal hendak bicara,tiba-tiba pintu terbuka dan bermunculan beberapa oran

Ternyata mereka Tami,Riki,Nani dan satu lagi Yun yang sepertinya agak ragu menghampiri.

Tami agak menjerit saat ia melihat perban kaki Sania yang hampir memenuhi kaki hingga lutut.

"Aku khawatir banget,tadi dapet telpon dari teh nani,kalo teteh kecelakaan"Tami berdiri disampingnya

"Aku keluar sebentar,ada yang mesti dicari!!"Rifal menyela,Sania mengiyakan

"Permisi !!"Rifal mengangguk ke arah mereka.semua membalasnya penuh hormat

"Bukannya dia asisten dosen matematika??"Tanya Nani

"Mungkin!!"jawab Sania,ia juga samasekali baru tau

"Kakak kenal dimana??"Tanya Tami

"Dia yang nolongin aku".

"Baik banget!!"gumam Tami dan Nani hampir berbarengan.

"Nia maafin aku ya..aku salah,aku yang buatmu begini".celetuk Yun yang sedari diam duduk di kursi

"Gak apa-apa kali,bukan salahmu !!"Sania menenangkan Yun yang mulai sembab

"Ini sudah kecelakaan".Riki menengahi

"Sebentar lagi aku sehat!!"tambah Sania,tangannya memegang Tangan Yun yang menghampiri ditengah nani dan tami.

"Mas Adi juga sudah aku kasi tau kok",katanya ia akan balik.

Dada sania kembali bergemuruh,masih ada juga sisa harapannya

"Cepet sembuh Nia,teman-teman

lain sedang tidak santai mereka hanya kirim salam,dan doain kamu cepet sembuh!!"ujar riki.

Sania mengangguk tersenyum,dan bergumam aamiin.

"Aku bawain strawberry kesukaan teteh,sengaja loh aku memetik di kebunku!!"Tami mengeluarkan kantong keresek penuh strawberry

"Makasih Mi,malah ngerepotin".

"Ini aku juga bawain pir dan jeruk tadi bareng Yun beli dijalan".Nani pun mengeluarkan kantong kecil dari plastik.

"Coba kalo sehat juga slalu dikasi gini,ga mesti sakit dulu".seloroh Sania dengan tertawa hangat.

"Iya lah ntar dikasih lagi, tapi janji mesti sehat!"celetuk Tami.

"Aamiin".Sania mengamini.

Lama juga mereka menemaninya,setelah mereka pulang barulah Rifal muncul sebagai teman saat ia sepi.

Hai Raider...

Jangan Lupa Like,komentari,Favoritkan ya..

Terimakasih♥♥

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!