Kampus terasa menjadi tempat paling menjenuhkan bagi Sania,rasanya ia ingin ada acara teater kembali dan mempertemukannya dengan sosok Adi yang telah mewarnai bayangannya sebelum tidur.
Tapi untuk sementara ini katanya tidak ada kumpulan apapun,semua panitia penuh dengan kesibukan masing-masing,toh kalaupun ada acara Adi tidak menjamin akan siap datang.hmm.
Sania membayangkan dirinya bisa jadian dengan Adi matahari tenggelam itu,terbayang ia mengenalkannya pada Mama dan Papa,seperti saat kakaknya Kania membawa Tito pacarnya,apalagi mama papanya begitu berharap ia punya pacar.
Tapi sayang sekalipun ia belum pernah bawa laki-laki ke rumah,teman biasa pun ia tak pernah,apalagi pacar yang sama sekali belum merasakan bagaimana memiliki pacar dan menyukai seseorang.
Ah lagi-lagi Adi terus terbayang,matanya,senyumnya,tawanya..dan..
"Wei..ayo pulang!".Nani teman sekampus membuyarkan lamunannya.
"Emang uda selesai??"Sania linglung
melamun terus seharian.
"Baru saja dosen keluar!!"jawab nani sambil mencubit pipi Sania.
"Sakit!!!"jerit Sania hingga matanya terbuka lebar.
"Biar ga ngelantur neng!!".
Nani tertawa seraya bangkit dari duduknya,Sania mengekor Nani keluar ruangan.
Tiba diparkiran seorang perempuan memanggilnya.
"Sania Tunggu..!!"
Mereka berhenti dan menengok.
"Pinjem hape boleh??".
"Untuk apa Yun??"Tanya Nani
Perempuan yang dipanggil Yun segera menghampiri.
"Hapeku ketinggalan dirumah tante,mau suruh dianterin kesini sekarang!!".
Sania menyodorkan handphone nya
"Pake aja!!"
"Yun mengambilnya antusias,lalu menekan tombol telpon.
"Tante! hapeku tertinggal dikamar,bisa dianterin ke kampus sekarang?aku ke solo hari ini!!".yun berbicara ditelpon.
"Ada perlu aja tan..ntar uda balik cerita!!".
"Oh..mau dianterin mas Adi ya!!ditunggu depan kampus tan”
..e tante telpon dulu ke nomer ini kalo nyampe!!"
"Wah kelamaan nunggu dia dong,kita kan mau ke pengkolan garut kota!" gerutu Nani.
"Kasihan Yun,kita tunggu sepupunya dulu".jawab Sania ia lalu duduk di tangga pembatas tingkat dua.
"Sania kalo ada yang telpon nomer baru itu sepupuku".
Yun memberikan handphonenya,sania mengangguk tersenyum,terlihat Nani gusar sekali-kali ia melihat jam tangannya.Yun pun sebentar-sebentar bolak-balik gerbang kampus.
Setelah beberapa lama call phone berbunyi,handphone sania bergetar,ia melihat kearah layar setengah kaget.
Loh..kok Adi yang telpon,darimana dia tau nomerku!! lalu ia mengangkat telponnya.
Nani dan Yun menghampiri.
"Yun dimana,aku depan gerbang"
Sania kaget agak gugup dia reflek memberikan handphonenya pada yun.
Tak lama kemudian seorang laki-laki menghampiri kearah mereka,yang membuat Sania berdebar tak salah lagi, laki-laki itulah yang ia rindukan selama ini.Adi!!
"Mas hapeku mana??"Yun menagih tanpa basa basi lagi.
Adi mengeluarkan handphone dari saku bajunya,ia memberikannya pada Yun yang telah mengulurkan tangannya.tapi matanya tiba-tiba menoleh kearah Sania.
"Loh!!"Ia Nampak kaget.
"Hei ketemu lagi rupanya!!"sapa nya dengan senyum yang khas,mata tetep terlihat ngantuk.
Dada Sania semakin berdebar,ia kegirangan sekali tapi ia mencoba menahan perasaannya.
Adi semakin mendekatinya diantara Nani dan Yun,seperti biasa mereka bersalaman jika bertemu.wah rasa berdebar semakin kencang di dadanya.
"Jadi kalian saling kenal juga?"Yun menatap kearah keduanya penuh keheranan.
"Kami teman di Teater".jawab Sania,matanya sebentar-sebentar melirik.
Adi yang mulai asyik menghisap rokok dan duduk menjejerkan.
"Mm...garut sempit juga ya!"Yun tergelak.
Nani mulai menghampiri Sania dengan tangannya menopang pinggir tangga dan berbisik perlahan,sepertinya ia takut ketahuan Adi.
"Ini yang kamu ceritakan itu kan??"
"Mm!"Sania bergumam hampir tak terdengar,hanya matanya yang terlihat berbinar.
Nani tersenyum penuh arti,sepertinya ia sangat mengerti isi hati sahabatnya itu.
"Waduh,bukannya gak tau terimakasih,aku harus segera ke solo nih,takut ketinggalan kereta!".
Yun menghampiri Sania dan memeluknya sebentar.
"Jangan lupa cepet balik".ujar Sania
"Pasti!titip tanda tangan aja ya.hehe".selorohnya lalu bersalaman dengan Adi.
"Mau ku antar?"tawar Adi dengan tampang yang so cuek tetep menghisap rokoknya pelan.
"Gak usah,biarin aja!!"tolaknya
pelan,ia segera menghampiri Nani.
"Gak usah,kita bareng kok naik angkotnya".Nani mendorong Yun yang hendak memeluknya.
"Duluan ya Nia!!"ucapnya pada Sania.
"Loh kalo aku?".
"Ada mas Adi kok,anterin ya mas ".pinta Yun.
Mereka saling bergandengan tangan dengan kompak melambaikan tangan ke arah Sania yang terbengong-bengong.
"Dada!!".teriak mereka berlalu dengan langkah seribu sambil tertawa cekikikan.
Sania menggelengkan kepalanya,ada rasa senang menyelinap di dadanya setidaknya Adi pastikan mengantarnya setelah tau ia tengah sendirian.
"Mau pulang??"akhirnya dugaan Sania benar.
"Iya,tadinya aku mau ke pengkolan bareng Nani,mau jalan-jalan,tapi dia malah pergi".gerutu Sania sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Mau shopping atau nyari makan ke pengkolan tuh??".Tanya Adi.
"Jalan-jalan aja sambil cuci mata,kalo ada yang menarik dibeli hehe!!".jawab Sania.
"Bagaimana kalo kita nonton bedah puisi di gd.kesenian??".tawar Adi seraya mematikan sisa rokoknya lalu ia injak perlahan hingga hancur.
Sania tersenyum,hatinya bersorak gembira dengan pasti,Ia mengangguk tanda setuju.
Adi tanpa banyak bicara langsung berdiri,setelah membetulkan topi merahnya ia bejalan.
Dan sania pun mengekornya menuju mobil Honda jazz warna silver yang terparkir didepan gerbang kampus.untuk kedua kalinya ia naik mobil milik Adi ini,kedua kalinya pun ia duduk didepan melihat sang idaman menyetir dengan gagah.
Emm..lagu padi pun diputar ditengah suara mobil yang hampir tak tedengar.tempat terakhir lagu yang sarat isi.sepenggal isi kata-katanya.
“Meskipun aku di surga mungkin aku tak bahagia,bahagiaku tak sempurna bila itu tanpamu,aku ingin kau menjadi bidadari ku di sana tempat terakhir melabuhkan hidup di keabadian.
"Suka lagu-lagu padi juga ya!!"Sania memecah keheningan.
"Terfavorit,padi sarat dengan puitis,lagu yang tak gampang bosan!!"jawab Adi yang masih kalem menyetir tanpa menoleh sedikitpun.
"Dasar penyair..padahal padi vakum sekarang dan gosipnya bubar tuh!"ujar Sania.
“Heu sayang sekali!"gumam adi.
Selebihnya mereka asyik dengan pikiran mereka sendiri.
Mobil mungil itu berhenti ditempat parkiran yang lumayan hampir penuh dengan kendaraan yang lain.
Sania dan Adi hampir turun bersamaan.setelah menutup pintu Adi segera menghampiri Sania dan menggandeng bahunya hingga Sania terkesiap dibuatnya,dadanya bergetar tak menentu.
“Jangan jauh dariku!!"bisik nya
Nampak didepan pintu gerbang berdesakan orang yang berlalu lalang.
Sania serasa terhipnotis saat mulai masuk kedalam penuh dengan jajal an orang,Adi begitu melindunginya dari sentuhan orang bahkan Adi tak membiarkan tubuhnya terhimpit dan hampir terdorong,hanya harum tubuhnya yang terasa menentramkan hati Sania,hingga sampai diruang pagelaran Sania masih samar langkah.penuh sesak tapi baginya tentram dibawah lindungan tubuh lelaki impiannya.
"Ayo duduk!!"ajak Adi setelah sampai didalam ruangan,
Sania Nampak sadar dari terlenanya,tapi ia heran dengan suasana Ruangan yang Nampak sepi,bahkan setengahnya kursi kosong.
"Kok bengong,ayo duduk!!"
Sania tersenyum,lalu ia duduk di samping Adi yang tak jauh dari depan,terlihat jelas melihat ke panggung yang sudah Nampak beberapa orang akan memulai acara.
"Tadi berdesakan, kenapa kok disini sepi?"Sania heran.
"Mereka bertujuan ketempat peragaan busana di catwalk,dilantai dua!!"jawab Adi sambil menatap Sania yang masih terbengong bengong.
"Mereka lebih suka menonton hal yang bisa mereka konsumsi dengan hal bisnis keuntungan,daripada hanya menonton bedah puisi yang sulit dipahami.lagian para model nya menarik dan seksi,sedang disini tidak ada,hanya sekelompok komunitas saja".Adi menambahkan.
Matanya kembali ke arah panggung.
Sania tak memberikan jawaban apapun,matanya sesekali mencuri pandang kearah Adi yang terlihat sumringah menonton acara kesukaannya.masih membekas di ingatannya saat dia begitu melindunginya,setengah memeluknya,pelukan darurat tanpa unsur kesengajaan`bukan apa-apa yang ia rasakan tiada lain rasa perhatian yang begitu membuat hatinya bertanya-tanya,apakah Adi mencintainya seperti yang ia rasakan??.tiba-tiba Adi menoleh.
"Kenapa menatapku seperti itu??"tanyanya heran.
Sania kikuk,tangannya tiba-tiba terasa dingin membeku,dadanya bergemuruh bagai ombak menerjang karang.Adi bikin ia kikuk.
"E..emm,ngga!!emang salah melihat kamu yang terlihat begitu semangat nonton acara ini??"jawab Sania sekenanya.
"Ngga juga!!"Adi kembali menatap ke depan,sepertinya ia tengah berupaya untuk menonton dengan khusyu.
Sania mulai menguap lebar,kantuknya tiba-tiba menyerang,dan akhirnya ia terkulai di sandaran kursi yang empuk itu.
Adi menoleh ia tersenyum seraya menggelengkan kepala,kemudian tanpa niat mengganggu ia kembali asyik menonton.
***
Adi meraih tangannya erat,matanya yang terlihat selalu mengantuk tiba-tiba berbinar,sekuntum bunga oleh Adi diberikan padanya,ah sepertinya ia ingin mengucapkan kata cinta padanya,
Lalu mereka berlari di pantai dengan gemuruh ombak menerjang karang.
Adi menuntunnya melewati pasir pantai,sesekali Sania menyandar di bahunya Adi,tiba-tiba ada yang menepuk bahunya sebelah kanan,duh ganggu aja orang pacaran,siapa sih..
"Sania bangun!!"Adi menggoyangkan bahu Sania.
Sania membuka matanya,ia terkejut saat tersadar barusan ia mimpi,dan ternyata masih di ruangan tadi.
"Ya Tuhan,kenapa aku bisa tertidur?"sesalnya ,ia melihat kearah sekeliling yang sudah Nampak sepi.
"Ayo pulang!!sudah pukul dua siang!!"Adi berdiri dan berjalan.
Sania segera mengekor meskipun Nampak seperti agak linglung.
"Maafkan aku tadi ya!!"ucap Sania setelah mobil mulai melaju diantara hiruk pikuk kendaraan yang sama berangsur pergi.
"Justru aku yang minta maaf,harusnya jam tidur siang mu kan!!"Adi menoleh sekilas.
"Enggak,aku hanya lelah.!!
"Maafkan aku!!"
"Aku yang harus minta maaf".sela Sania.
"Ya ga apa-apa.tapi kamu suka kan acara tadi??".
"E..suka,aku juga nyesel bisa melewatinya!!"kilah Sania bohong
Padahal yang membuatnya menyesal bukan soal bedah puisi yang dilihat,tapi tidak bisa menikmati kebersamaan yang langka itu.kapan lagi ia bisa berdua dengan laki-laki impiannya itu,dan satu lagi malu banget uda memperlihatkan kelemahannya sendiri.
Duh..habis bedah puisi tadi menjenuhkan dirinya banget.gak suka!!!!
Mobil secepat itu sudah sampai di pintu gerbang rumah Sania,
sudah sampai !!Adi menghentikan mobilnya.
"Mau mampir dulu?"Tanya Sania sambil membuka pintu,lalu ia berdiri didepan Adi yang melongo di jendela kaca mobil.
"Lain kali saja,hari ini ada tamu penting!!"Adi tersenyum menatap lembut.
“Istimewa ya.."
"Menurut Mamaku kayanya iya,males buatku!!"muka Adi Nampak kusut.
"Loh kenapa??"Sania mengernyitkan dahi.
"Entahlah,biar air mengalir sampai jauh!!"wajah Adi mulai Nampak menenangkan diri,ia tertawa tertahan tanpa emosi.
"Ya sudah,kapan-kapan ketemu lagi
selamat meneruskan acara tidurnya ya!!"goda Adi dengan tawa hangat.
Sania tertawa pelan,rasa malu meluap di dadanya,ia melambaikan tangan saat mobil silver pemiliknya yang penuh misteri cinta itu mulai melaju meninggalkannya.
Kehampaan mulai merasuki jiwa Sania,jika saja bisa ia tak ingin jauh dari Adi,pengen keliling .hangout bareng kemana saja tanpa berbatas waktu,jika bisa ia ingin kembali menyusul lelaki itu,penyesalan merayap saat ia teringat kelakuannya tadi yang tertidur saat menemani sang idaman.
"Bodoh..bodoh..bodoh..!!"gerutunya dengan garuk-garuk kepala tak gatal,lalu berjalan memasuki rumahnya.
Sepasang mata melihatnya dibalik kamar,Kania Nampak tersenyum melihat tingkah adiknya yang mulai kelihatan beda dari biasanya.
"Ada juga laki-laki yang ia cintai sekarang,lumayan ganteng juga!!"ucapnya lewat telpon kepada kekasihnya.
Hai Raider...
Jangan Lupa Like,komentari,Favoritkan ya..
Terimakasih♥♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments