Pandangan Pertama

Prolog

Awal yang berkerudung sunyi

Tanpa hadir tanpa pamit tanpa ketukan

Lagu pun bernada datar tanpa kesan

Angin pun riuh rendah tak bermakna sepoi atau badai

Belum nampak warna pelangi

Tanpa sambutan hangat dari hujan

Dan bahagia itu sederhana sebelum melangkah di riuh gempita suara hati...

Langit pun tengah teduh

Kau pun belum berparas rindu

Memberi kesunyian berlatar impian kosong

Kau siapa diantara lalu lalang

Aku pun siapa diantara Terawan

Mm bagai sepoi tanpa wujud nyata

Dari sebelum hingga akhir kelak

Ternyata,,ooo

Kita adalah bias..........

Matahari sedang menyembunyikan dirinya dibalik awan putih yang bergulung menyilaukan Sangat melegakan hati Sania yang saat itu tengah mengendarai motor matiknya.

Ia merasa tidak terlalu kepanasan oleh sinar mentari,jika dirinya tak terhalangi awan, matahari itu akan menyengat pundaknya.

Sania mengendarai motornya kencang, sekali-kali ia melirik jam tangan hadiah ulang tahun dari kakaknya, yang menunjukkan pukul 14.13. ia takut terlambat lagi untuk beberapa kalinya.

Setiap ada pertemuan teater pasti dia yang paling telat.apalagi ini adalah acara pelantikan anggota baru teater KATUMBIRI organisasi yang tengah digelutinya.

Padang Golf NGAMPLANG mulai terlewati, sebentar lagi ia akan sampai ketempat yang di tuju.

Karena ada kuliah tambahan Ia sangat terburu-buru sekali, bahkan menit-menit terakhir ia minta izin ke dosen untuk pulang duluan.

Tapi toh tetep terlambat juga karena jarak kampus Cilawu itu memerlukan waktu yang lumayan lama, meskipun tidak terjebak macet seperti Jakarta.

Gedung sekolah dari luar nampak sepi,sudah waktunya jam pulang,ramainya itu biasanya berakhir pukul 13.00.

Sania menghentikan motornya didepan sekolah , Nampak satu mobil dan beberapa motor terparkir di sana, tentu saja Sania tau jika kendaraan yang terparkir itu adalah kendaraan teman-teman teaternya.

Setelah melepas helm, mengunci leher motor, dan merapikan rambutnya yang sedikit kusut karena sedari rumah dibiarkan terurai.

Segera ia berlari keruangan kelas yang terdengar ramai oleh celoteh orang.Ia berdiri didepan pintu setelah mengucap salam, semua hampir kompak melihat kearahnya, seraya memastikan keterlambatannya.

Tami sahabat dekat Sania segera menghampiri dengan suka cita.

"Teh ayo masuk!!" ajaknya setelah sebentar memeluk Sania yang agak terengah-engah.

"Duh..terlambat lagi nih!!" celetuk Mundi laki-laki berkulit hitam tinggi kurus itu sambil berdiri.

"Benarkah terlambat?" Sania minta rujukan tami.

"Para peserta memang sudah hadir tapi belum mulai kok, satu orang lagi yang kita tunggu". sambung Tami. ia menarik lengan Sania untuk masuk. Riki menyediakan satu kursi padanya.

Sania duduk dengan buru-buru,

"Siapa yang belum datang?"

"Biasanya yang hadir cuman segini

senior kita yang sudah lama tidak muncul!" sahut Riki.

"Kak Adi teh, anak KATUMBIRI juga..” sela Tami.

"Perasaan aku sudah setahun lebih masuk KATUMBIRI ” Sania masih heran.

"Dia sudah setahun ini jarang hadir, menikmati teater jika sempat saja!" tambah Riki lagi.

Sania mengangguk tanda mengerti. ia menatap orang-orang yang tengah mengobrol masing-masing, hanya Riki, Tami, Mundi yang mengajaknya bercerita. Lili tengah asyik bercanda dengan Tomok, juga yang lainnya.

"Tadi ada kuliah tambahan, jadi aku terlambat lagi" Sania menyesali.

“Nanti, biar akang yang jemput kamu sayang!!" goda Mundi.

"Tiap cewek semua dipanggil sayang!".Lili menyahut.

"Aduh..Lili cemburu..".goda Mundi lagi.

"Jangan-jangan dia memendam cinta". seloroh Tami.

Semua terbahak-bahak,wajah lili memerah,ia bangkit menghampiri Mundi dan berusaha mencubitnya berkali-kali.

Mundi berteriak-teriak menahan geli dan nyeri juga sepertinya. semua semakin ramai dengan tingkah mereka.

Sania menutup mulutnya dengan tangan untuk menutup tawanya,ia tak ingin membuat Lili jadi dibuat semakin malu.

"Aku datang!"

Seorang laki-laki berdiri didepan pintu,ia membuka kacamata ala Changcuters,semua berhenti tertawa dan berpaling kearah pintu.

"Wol !!!selamat datang.apa kabar!!"Riki menyambutnya dengan gembira.

Laki-laki itu menghampiri,rambutnya Nampak kusut.Setelah Ia membuka topinya.ia bersalaman hingga semua orang tanpa terlewati,terakhir Sania.

Riki mempersilahkannya duduk.

"Kak adi kapan dari bandung?"Tami bertanya.

"Kemarin!"jawabnya lalu ia kembali asyik ngobrol dengan Riki.

"Kamu kenal betul Mi!!"Tanya Sania pada tami.

"Aku sering diajak kak Riki bertemu Adi,mereka sahabat karib!"

"Kak Adi uda kenal gadis cantik ini belum??"seru Tami.Adi menoleh dengan tersenyum.

Sania terkesiap,tak disangka Adi telah dihadapannya, menyodorkan tangan mengajak bersalaman.

“Aku pernah lihat kamu bermain di Gedung "Rentang" !bagus aktingnya,!"ujarnya serius.

Sania tersipu malu,ia membalas uluran tangan Adi.terasa hangat dan lembut,hum..hampir sama warna kulit Adi dengannya.

'Saat itu banyak improvisasi..?"

"Ini teh orangnya yang meramalkan kalo peran terbaik itu pasti teteh".sela Tami.

"Tentu saja,semua orang juga bilang begitu".tukas Adi.

Sania tak menjawab,tiba-tiba dadanya berdebar saat menatap mata lelaki itu.indah sekali matanya,agak sedikit ngantuk dengan cahaya kekuningan,seperti matahari tenggelam..

"Sok sekarang caralik!!(silahkan duduk).Mundi mempersilahkan duduk pada semua yang hadir.

"Waktunya kita membahas kegiatan kita".sela Tomok.

Semua yang hadir mencari tempat duduk masing-masing.

Riki maju ke depan mengambil satu kursi dan duduk didepan anggotanya.

Selama ini dialah yang menjadi ketua dalam kegiatan teater.mungkin dengan tanggung jawab dan kejujurannya membuat para anggota selalu mengusulkannya terus jadi ketua.

Laki-laki kekasih Tami ini cukup tampan,kulitnya kuning langsat seperti perempuan ,rambutnya ikal sebahu yang terkadang ia ikat dengan karet gelang,tubuhnya tidak tinggi seperti laki-laki umumnya,malah dibanding Tami pun ia yang kelihatan lebih pendek.

Usia mereka terpaut jauh,Riki berusia 26 tahun sedang Tami baru 18 usia yang masih sekolah kelas 3 SMU,tapi sepertinya cinta mereka tidak luntur karena perbedaan itu.

"Karena waktu sudah mepet kita dipersingkat saja okay!"ujarnya kemudian.

Ia mengambil selembar kertas dari baju pangsi hitamnya,semua serba hitam,dengan ikat kepala dari kain batik garutan berbentuk segitiga,menandakan ia adalah seniman sejati dari bumi sunda.

"Pengisi acara saya persilahkan lili untuk tampil didepan peserta baru,materi kajian puisi malam nanti oleh kak adi,teatrikal oleh kak Mundi,Tari dipersilahkan pada kak Sania jam berikut sebelum teatrikal".

Riki terdiam sebentar.memastikan ada yang keberatan tapi sepertinya tidak ada,lalu iapun melanjutkan.

"Materi Drama saya sendiri,permainan oleh Tomok dan Rudi,konsumsi untuk makan malam ini dipersiapkan oleh Tami dan 2 orang guru yang siap membantu,saya lupa lagi namanya!".

Semua terdiam tak seorangpun yang interupsi.

"Untuk malam ini saya harap semua laki-laki bisa menginap saja disini kecuali perempuan disunnahkan pulang,kita persiapkan untuk pelantikan besok pagi.pos pertama".

Riki berhenti sebentar,ia menyulut rokoknya,lalu menghisapnya penuh nikmat.

"Pos pertama ditempati oleh Tomok dan Lili di bawah NGAMPLANG dekat jalan raya,pos kedua Rudi dan Mundi diperbatasan cilawu- Garut kota,pos ketiga Sania dan Adi didepan Gedung Kesenian Garut".

Sania melirik Adi yang santai dan asyik pula menghisap rokok,yang terkesan tidak memperdulikan keadaan.

"Pos yang terakhir saya dan Tami,untuk pelantikannya nanti akan hadir ketua Pembina KATUMBIRI dan beberapa pejabat lainnya besok menyusul Ke kerkop,demikian..wassalam!!".

Riki mengacungkan lengannya tanda memberikan semangat.yang hadir tepuk tangan bersamaan,semua kembali berceloteh.

Hanya Sania yang masih asyik mencuri pandang pada laki-laki rupawan yang tak menyadari dirinya tengah diperhatikan.

Adi memang tampan wajahnya putih bersih tak sedikitpun jerawat yang nempel,rambutnya lurus pendek rapi,hanya sayang Nampak kuyu dengan pakaiannya agak Belle,ia terlihat asyik mengobrol dengan Rudi.

***

Banyak sekali peminat teater tahun ini,promosi Riki disekolah ini bagus hingga membuat guru-guru antusias mendukung ekstrakurikuler satu ini.padahal ini adalah hal baru.begitupun saat Sania masuk untuk memberi materi tentang tari,dengan penuh semangat anggota baru itu menyimak dan mengikuti pemateri.

Bukan hanya karena kebanyakan diantara mereka perempuan sedang banyak laki-laki pun ikut-ikutan antusias mengikuti.

"Ya seperti itu lah dasar-dasar tari dan keindahannya.

tarian tak hanya untuk para perempuan saja tapi tarian untuk laki-laki pun beragam,seperti tari perang,tarian dalam upacara adat dan berbagai tarian tradisional pula lainnya".Terang Sania saat tengah memberikan materi,

Anggota-anggota baru itu ada yang manggut-manggut,ada yang tengah asyik mencatat ada pula yang saling berbisik dengan kawan-kawannya.

"Tadi hanya sebagian kecil dari contoh-contoh gerakan tari,nanti setelah kalian lulus pelantikan ini kalian boleh memperdalam kesenian tari selain teater yang kalian geluti".

Seseorang mengacungkan tangan,sania menunjuk pula.

"Ada pertanyaan??"

Anak perempuan itu mengangguk.

"Maaf kalo nanti mau belajar kemana?".

"Tentu saja kami menyediakan tempat,pasilitas dan banyak pelatih pula!".

"Makasih kak!!"

Seorang anak laki-laki berseru.

"Bayar ngga kak??"

“Gratis dengan Cuma-Cuma asal ada kemauan yang keras!!"

"Asyik tuh!!"celetuk anak lain.

"Ada pertanyaan lagi??"Tanya Sania kemudian.

Semua menggelengkan kepala.

"Ya sudah kalau begitu,cukup sekian pemberian materi dasar-dasar tari yang saya jelaskan.jika ada yang mau memperdalam lebih lanjut nantinya kalian bisa menghubungi langsung kak Riki sebagai ketua KATUMBIRI ,terima kasih,wassalamualaikum!".ujar Sania menutup materinya.

"Wassalam !!"jawab semua yang hadir serempak.

***

Sania keluar ruangan setelah mempersilahkan Mundi untuk pemateri berikutnya,diluar koridor sekolah.

Terlihat Tami tengah bernyanyi dikelilingi Riki,Adi dan Lili,Adi memainkan gitar dengan mengalunkan alunan lagu Iwan Fals, (kemesraan ini).

Suara Adi bagus sesuai ketampanannya yang menurut Sania melebihi Nicolas Saputra.

Tiba-tiba nyanyian mereka berhenti saat Lili berhenti tepuk tangan,dengan suaranya yang cempreng ia memanggil Sania.

"Sini dong..kok malah kaya arca".

"Ya Tuhan",Sania menunduk malu saat Adi menatapnya,si matahari tenggelam tengah menatapnya.dadanya kembali bergetar untuk kedua kalinya.

"Teteh uda beres ngisi acaranya?"Tami mengagetkannya.saat Sania menyadari perempuan manis itu sudah didepannya.

"Sudah,sekarang giliran Mundi!"jawabnya seraya mengikuti Tami yang menuntunnya untuk ikut Duduk diantara Riki dan Adi.

"Sebentar lagi maghrib,setelah isya aku antar pulang kamu baby!!"ujar Riki tangannya meraih jemari Tami yang menyangga pahanya.

Sania memalingkan mukanya seumur hidup ia belum pernah mengalami ada laki-laki yang melakukan seperti yang ia lihat.

Adi masih asyik memainkan gitar sendiri.Lili pun asyik menerima pesan di phone.

"Iya kalo ga dianterin emak bisa marah!!"jawab Tami membalas genggaman erat Riki.

"Mesra banget cie..!!"goda Sania kemudian.

Tami tersipu.

"Siapa tau di samping Sania tuh" kosong goda Riki.

"Bisa juga sih..!!"Lili nyeletuk tapi tetep matanya ke layar handphone

Adi tersenyum manis.

Sania mencubit paha Tami.

"Aduh,kok aku yang dicubit!!"jerit Tami meringis kesakitan.

***

Malam terasa menusuk sangat dingin hingga ke tulang.

Sania tengah mencharger handphonenya diruang guru.

Baru saja Tami dan Lili meninggalkannya.katanya Tami meski masak dulu,sedang Lili ada obrolan serius dengan Mundi,menurut gossip mereka baru jadian.pasti lagi senang-senangnya.

Tiba-tiba Break!!!!!ada yang terjatuh diruang Kepala Sekolah,Sania reflek mencabut handphone &Charger,dan lari pontang-panting menuju pintu keluar,tiba-tiba pula Bruk!!ia meringis kesakitan saat pintu itu mengenai dahinya.lumayan keras!.

Tiba tiba Ia lunglai dan membiarkan dirinya terjatuh dilantai.

Seseorang yang barusan membuka pintu, terkejut saat pintu yang ia buka mengenai tubuh seseorang.

"Kau tak apa-apa?"Ia segera berjongkok didepan Sania.

Sania melihat orang itu,ia masih meringis memegang dahinya.

"Adi!!"gumamnya agak malu juga kalau ia harus marah-marah.

Adi langsung merangkul bahunya perlahan,dan memapah tubuhnya.

Sania tak mampu bicara apapun,berbagai perasaan mencampuri rasa yang tertinggal,kemarahannya mulai surut dengan sentuhan laki-laki yang mulai disukainya itu.

"Aku kira tak ada siapa-siapa!"

Sania duduk di kursi depan kantor.

"Aku mengambil air hangat dulu?"

Adi hendak berlalu.

"Untuk apa?"

"Untuk mengompres lukamu".Adi menoleh.

"Gak usah,aku ga apa-apa,!!"cegah Sania

Adi duduk di kursi men jajar Sania,Ia asyik memperhatikan dahi Sania yang mulai merah terlihat dibawah lampu.

Sania kemudian menceritakan pengalamannya barusan kenapa lari.

Adi tertawa terbahak-bahak gigi rapinya terlihat menawan,lagi-lagi begitu terpesona Sania dibuatnya.tapi Sania merenggut saat tawa Adi tak jua berhenti.

"Lucu apanya,..aku saking takutnya".Sania cemberut.

"Haha..haha..celaka ku polah sorangan tah!!"(celaka karena ulah sendiri).

Sania pun jadi ikut tertawa juga pada akhirnya.

"Mungkin ada tikus atau kucing yang masuk dan menjatuhkan buku,masa ada setan lagi baca buku!!"tambah Adi.

Sania menutup mulutnya untuk menahan tawanya dengan bercampur malu,akhirnya seseorang tau kalo dia begitu penakut.

Malam semakin menusuk,Sania yang hanya memakai switer hitam tipis terlihat memegang sikut dengan kedua tangannya,Adi membuka jaket yang dipakainya lalu disodorkannya padanya.

"Gak usah,kamu juga pasti kedinginan".Sania menolak.

“Sudah biasa,seorang pecinta alam sering merasa kedinginan,bahkan aku pernah kepuncak gunung tanpa kaos kaki dan selimut".

Akhirnya Sania menerima dan memakainya,semerbak wangi yang cool laki-laki banget,ga nyangka baju Belle,muka kusut badannya suka wewangian juga.

"Bagaimana?masih dingin?".

"Hangat!!".

Dia menatap wajah ganteng itu,tampak sekali mata kantuknya terlihat jarak dekat.aah..andai ia bisa meraihnya.

"Sebentar lagi aku pulang".

"Sama siapa?".

"Tami dan Lili,tapi nunggu mereka menyelesaikan urusan mereka dulu".

"Biar ku antar!!"

Sania terdiam,namun hatinya bersorak gembira.

Tak lama kemudian datanglah Tami dan Riki,kemudian Lili menyusul diantar Mundi,mereka ikut gabung duduk bersama.

"Kalian jadian ya!!"celetuk Mundi.

Sania agak terperangah juga,Mundi memang suka celetuk orangnya.

"Wei..jelek pikiran aja!!"pekik Sania.

"Yang jadian tuh kak Mundi ma neneng sebelah!!"sela Tami.

membela Sania yang terlihat rikuh.

"Hey kamu tuh sombong ngerasa uda jadian ama aa Iki!!"balas Lili dengan mendelik tapi terlihat senyum disembunyikan.

"Emang uda Wee!!"jawab Tami

"Ki mau antar pulang anak perempuan sekarang??"Tanya Adi seolah tak terpengaruh dengan celoteh mereka.

"Ayo sudah malam,mumpung

peserta sedang makan malam!".

"Ok,naik mobil aku saja!"

"Motorku gimana??"celetuk Sania

"Kalian naik mobil semua,aku bawa motor sania!!"ujar Riki.

"Sorry gue ga bisa ikut,..!!"ucap

Mundi kemudian

"Ngapain ikut juga tukang gossip mah!!"sela Sania.

"Wi wew..yang ga mau ketauan pacaran!!"Mundi malah menggodanya.

Sania malah terpentok omongannya sendiri,ia bungkam seraya memalingkan muka menahan tawa,malu sekali nampaknya.

Hai Raider...

Jangan lupa like,komentar,favorit nya ya...

Terimakasih♥♥

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!