🌻Sembunyikanlah beberapa hal di dunia ini dan biarlah itu menjadi misteri🌻
.
.
.
.
Liburan mendadak yang di lakukan oleh keluarga Kusumo akhirnya harus berakhir. Karena tugas mereka masing-masing yang harus di kerjakan esok hari.
Valeria sedari tadi sangat bahagia karena ini liburan pertama yang menurutnya sangat menyenangkan. Sang ayah yang biasanya bersikap tegas kali ini menjadi seorang ayah yang penuh dengan kelembutan.
Semoga keluarga gue tetap harmonis seperti ini sampai kapanpun, batin Valeria.
Selama 6 jam 50 menit akhirnya jet pribadi Kusumo tiba di Solo. Semua pengawal segera menyambut kedatangan Budi beserta keluarganya saat keluar dari jet.
Waktu sudah menunjukkan pukul 23:10 malam, Budi yang melihat Valeria sudah tertidur segera mengendong putrinya. Arinta tersenyum melihat suaminya yang tetap menyayangi putri kecilnya.
Di dalam mobil Arinta duduk di samping Budi yang sedang mengendong Valeria. Sedangkan Bagas duduk di depan di samping sopir mereka.
"Mas" ucap Arinta dengan lembut.
"Hemmmm"
"Apa anak itu ada di mansion?" tanya Arinta dengan tatapan tajam.
"Iya sayang" ucap Budi sambil membuang napasnya dengan kasar.
"Aku ngak mau anak itu makai marga kita dan sampai kapanpun aku ngak akan menganggapnya bagian dari Kusumo mas!" tegas Arinta.
"Aku tahu sayang"
"Hemmmm"
Budi juga sedari dulu tidak pernah memberi Bianca dengan nama belakangnya. Karena ia tidak ingin keluarganya berantakan akan kehadiran Bianca dan Siska dalam hidupnya.
Aku akan menjaga keluarga kita tetap seperti ini sampai kapanpun sayang, batin Budi.
~ Mansion Kusumo ~
Tepat pukul 23:40 Valeria dan keluarganya akhirnya tiba di mansion. Perjalanan yang sangat panjang membuat mereka sangat lelah dan ingin segera tidur.
"Selamat datang tuan, nyonya, tuan muda, dan nona muda" ucap bi Susi yang menyambut kedatangan mereka.
"Bi tolong bantu Bagas ke kamarnya" ucap Arinta.
"Baik nyonya" ucap bi Susi.
"Aku tidurin Valeria dulu sayang" ucap Budi sambil mengendong Valeria.
"Iya mas" ucap Arinta.
Bi Susi lalu membantu Bagas ke kamarnya di ikuti Budi yang mengendong Valeria ke lantai dua. Selesai menidurkan Valeria di kamarnya Budi segera menuju kamar utama miliknya dan Arinta.
Keesokan paginya Valeria bangun tepat pukul 05:30. Ia segera bersiap untuk berangkat ke sekolah berhubung hari jumat lalu ia tak masuk.
Selesai bersiap Valeria mengambil tas, hp, dan keperluan pribadinya untuk di bawa. Baru saja ia keluar dari kamar ia berpapasan dengan Bagas yang ternyata sudah selesai bersiap untuk ke sekolah.
"Selamat pagi kangmas" ucap Valeria dengan senyum manis.
"Selamat pagi juga kesayangan kangmas" ucap Bagas sambil mencubit pipi Valeria.
"Ihhh......kangmas sakit tahu" ucap Valeria dengan wajah cemberut.
"Uluh uluh adek kangmas ngambek ya" ucap Bagas sambil cekikan.
Melihat kangmasnya yang tertawa membuat Valeria semakin kesal. Ia bergegas turun ke lantai satu meninggalkan Bagas yang masih tertawa di depan anak tangga.
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
"Selamat pagi ayah dan ibu" ucap Valeria.
"Pagi Valeria" ucap Budi dengan suara tegas.
"Pagi sayang mana kangmas mu" ucap Arinta.
"Masih diatas bu" ucap Valeria sambil menarik kursi.
Tak lama berselang Bagas pun datang untuk memulai sarapan karena tak mau terlambat ke sekolah.
"Pagi ayah, ibu" ucap Bagas.
"Pagi jagoan ayok sarapan" ucap Budi.
"Pagi sayang" ucap Arinta.
Keempatnya lalu sarapan dengan hening tidak ada yang berbicara sesuai peraturan saat makan. Saat makan tiba-tiba Bianca masuk dan membuat semua yang ada di sana seketika melihat ke arahnya.
"Selamat pagi ayah" ucap Bianca dengan gugup.
Arinta, Budi dan Bagas menatap Bianca dengan tatapan tajam memperlihatkan ketidaksukaan mereka akan kehadiran Bianca. Berbeda dengan Valeria yang tersenyum manis melihat Bianca.
"Ayok sarapan bersama" ajak Valeria dengan senyum manis.
"Dek" ucap Bagas sambil mengelengkan kepala tanda tak boleh.
"Biarkan saja Bagas" ucap Arinta dengan suara tegas.
"Tapi bu" ucap Bagas yang langsung di potong oleh Budi.
"Dengarin kata ibu Bagas" ucap Budi dengan suara tegas.
"Baiklah ayah" ucap Bagas pasrah meski tidak ingin semeja dengan Bianca.
Bianca tersenyum dan segera mengambil posisi di samping Valeria. Para pelayan lalu menyiapkan sarapan untuk Bianca agar sarapan bersama dengan yang lainnya.
Selesai sarapan keempatnya segera keluar dari mansion untuk melanjutkan aktifitas mereka. Bianca yang melihat mansion sudah kembali sepi memilih masuk ke kamar untuk menonton di dalam kamar.
~ Arinta Butik ~
Arinta tiba di butiknya dan segera masuk ke dalam yang di sambut oleh Ana asistennya. Saat masuk ia berjalan dengan langkah tegap sambil memberikan senyum tipis pada karyawannya.
"Bagaimana dengan persiapan acara pameran kita?" tanya Arinta sambil mendudukan dirinya di kursi.
"Sudah berjalan 90% nyonya tinggal tahap finish saja" jawab Ana sambil menyodorkan iPad ke Arinta.
Arinta mengambil iPad tersebut dan melihat konsep persiapan pameran mereka. Ia lalu mengoreksi hal-hal yang belum selesai dan meminta menyiapkan semua lighting pada pameran busana mereka yang terbaru.
"Maaf nyonya apa idol baju teen kita akan di pakai oleh nona muda?" tanya Ana.
"Hemm! Nanti Valeria biar di sandingkan dengan Bagas"
"Baik nyonya"
Ana segera keluar dari ruangan Arinta setelah melihat isyarat tangan Arinta. Melihat Ana sudah pergi Arinta segera mengirim pesan ke Valeria dan Bagas agar sepulang sekolah nanti langsung mampir ke butiknya.
Selang 2 jam kemudian pintu ruangan Arinta di buka dengan keras, baru saja ia ingin memarahi siapa yang berani masuk tanpa mengetuk tapi ia urungkan karena melihat yang masuk adalah ibu dan kakak iparnya.
"Ibu" ucap Arinta.
"Hai Arinta apa kabar" ucap Wina dengan nada sombong.
"Apa ibu menganggu nak?" tanya Putri dengan suara lembut.
"Ngak kok bu" ucap Arinta sambil berdiri menuju sofa.
Wina sedari masuk pandangannya melihat sekeliling ruangan Arinta dengan decak kagum dan iri.
Pantes aja dia sombong banget sama butiknya. Ruangannya saja seperti ruangan kerja presdir, batin Wina yang merasa iri.
Arinta sebenarnya risih dengan kehadiran kakak iparnya, tapi berhubung ada sang ibu ia seperti biasa saja. Putri yang tahu anaknya tidak suka dengan kehadiran iparnya segera berdeham.
"Ehhmmm" deham Putri.
"Tumben ibu datang ngak ngabarin?" tanya Arinta.
"Ibu kebetulan baru selesai menghadiri acara amal di dekat sini jadi sekalian saja ibu mampir" jawab Putri.
Tak lama Ana masuk mengantar 3 buah teh untuk ketiganya. Arinta segera menyuruh sang ibu dan kakak iparnya untuk menikmati minuman yang baru saja di bawa oleh Ana.
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
"Oh ya Arinta mbak dengar lusa kamu akan melakukan pameran busana terbaru kamu ya" ucap Wina dengan sinis.
"Iya mbak sesuai dengan apa yang mbak dengar" ucap Arinta.
"Apa kamu akan meluncurkan desain baju remaja juga kali ini?" tanya Wina.
"Hemmmm" deham Arinta sambil mengangguk kepalanya.
"Wah kalau begitu cocok nih apa Sandra bisa jadi model kamu" ucap Wina dengan penuh harap.
"Sebelumnya maaf mbak untuk model pakaian remaja sudah ada yang isi" ucap Arinta dengan suara tegas.
"Palingan Valeria lagi" ucap Wina dengan suara agak kesal.
"Dia itu kan anak aku mbak jadi wajar jika dia jadi model. Lagian wajah Valeria lebih cantik dan anggun dari Sandra!" ucap Arinta dengan senyum sinis.
"Kamu" tunjuk Wina dengan emosi.
"Kalian berdua cukup hentikan" ucap Putri dengan suara tegas.
"Tapi bu" ucap Wina yang langsung di potong oleh Putri.
"Dimana sopan santunmu Wina. Ini urusan Arinta jadi kita tidak berhak ikut campur" potong Putri dengan suara tegas.
"Iya bu" ucap Wina dengan pasrah.
Arinta tersenyum sinis melihat wajah kakak iparnya yang tidak bisa berkutik di depan sang ibu.
Dasar wanita sombong, batin Arinta dengan kesal.
"Kamu jangan terlalu membuat anak-anak lelah dan juga pikirkan sekolah mereka Arinta" ucap Putri dengan lembut.
"Aku tahu kok bu" ucap Arinta.
"Ya sudah kalau begitu ibu pamit dan sampaikan salam ibu pada cucu-cucu ibu" ucap Putri sambil berdiri.
"Akan aku sampaikan bu" ucap Arinta sambil mengantar kepergian ibu dan kakak iparnya.
Setelah melihat mobil mereka sudah pergi Arinta segera masuk ke dalam butik. Arinta memijit kepalanya yang terasa pening karena banyaknya pekerjaan dan juga masalah rumah tangganya.
"Selesai acara pameran ini baru aku urus anak ja***g itu" ucap Arinta dengan kesal.
~ Kusumo Grup ~
Tak berbeda jauh dengan Arinta saat ini Budi sangat sibuk dengan pekerjaannya. Baru saja di tinggal 2 hari tapi pekerjaannya sangat menumpuk, belum lagi hari ini ia harus menghadiri 3 meeting.
Tak lama pintunya di ketuk dari luar, setelah menyuruh masuk Dion segera masuk sambil membawa berkas yang harus di tanda tangani oleh Budi.
"Phew! Sebanyak itu" ucap Budi sambil membuang napas dengan kasar.
"Iya tuan ini semua berkas yang harus di tanda tangani hari ini juga tuan" ucap Dion sambil menaruh berkas di atas meja Budi.
"Hemmmm! Jam berapa meeting nanti"
"Jam 14:00 siang di restoran xxx tuan"
"Setelah itu"
"Di jam 16:00 dan jam 19:00 malam tuan"
"Siapkan bahan-bahan meeting jangan sampai ada kesalahan"
"Baik tuan"
"Oh ya kamu tanyakan Ana asisten istriku sampai mana persiapan pameran istriku"
"Baik tuan akan saya tanyakan"
Dion segera keluar saat Budi memberi isyarat lewat gerakan tangannya. Setelah kepergian Dion ia segera berkutat dengan semua berkas yang ada di atas mejanya.
~ Hilton Hotel ~
Waktu berlalu dengan cepat dan tak terasa hari ini adalah hari pameran busana dari butik Arinta. Sudah sedari pagi Arinta beserta timnya berada di ballroom hotel Hilton tempat diadakan pameran kali ini.
Valeria dan Bagas yang akan tampil di fashion kali ini sudah ada dari sejam yang lalu. Valeria berdecak kagum melihat busana-busana yang di buat oleh sang ibu berjejer rapi.
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
"Kangmas gaun ini indah ya" ucap Valeria sambil menunjuk sebuah dres di depannya.
"Sepertinya itu yang akan di pakai oleh model utamanya" ucap Bagas.
"Siapa model utamanya kangmas?" tanya Valeria dengan penasaran.
"Indah Kencana"
"Apa" ucap Valeria dengan kaget.
"Kenapa dek?" tanya Bagas dengan bingung.
"Aku ngak nyangka kalau ka Indah yang bakal jadi model utamanya kangmas. Ka Indah itu sangat cantik ka" ucap Valeria dengan wajah berbinar.
"Hemmmm" deham Bagas dengan cuek.
Tak lama Arinta masuk dengan Ana sambil membawa 2 model pakaian yang akan di pakai oleh Bagas dan Valeria. Arinta melihat Valeria yang berdiri di depan dres utama malam ini dengan kening berkerut.
"Valeria ngapain kamu di situ" ucap Arinta.
"Aku sangat suka dengan dres ini bu" ucap Valeria.
"Itu dres yang akan di pakai model utama nanti"
"Bu apa benar model utama hari ini ka Indah Kencana?" tanya Valeria.
"Dari mana kamu tahu?" tanya balik Arinta dengan kening berkerut.
"Dari kangmas bu" jawab Valeria dengan santai.
Arinta melihat Bagas meminta jawaban dari mana ia tahu jika model utama hari ini adalah Indah Kencana. Pasalnya hal ini mereka rahasiakan siapa yang akan menjadi model utama dalam pameran kali ini.
"Hehehe........itu bu tadi Bagas sempat lihat ka Indah di depan jadi Bagas langsung tahu kalau model utama kali ini ka Indah bu" ucap Bagas sambil cengesan.
"Hemmm! Jangan beritahu orang lain karena ini akan jadi pertunjukan terakhir nanti" ucap Arinta dengan suara tegas.
"Baik bu" ucap keduanya dengan serentak.
Ana segera membawa Valeria dan Bagas untuk bersiap-siap di backstage. Budi yang baru tiba di depan lobby hotel segera di sambut oleh para wartawan yang sudah dari tadi pagi berada di sana.
Ia masuk dan berjalan bersama dengan Dion yang membawa buket bunga untuk sang istri. Tak berselang lama kedua orang tua Arinta dan kedua kakaknya beserta keluarga masing-masing tiba di depan lobby hotel.
Suara riuh wartawan bergema di lobby hotel hanya untuk melihat keluarga bangsawan. Semua tamu undangan sudah pada hadir dan mengambil tempat di kursi yang sudah disiapkan.
Satu persatu model mulai keluar dan menampilkan busana yang di pamerkan. Tak lama riuh tepuk tangan semakin menjadi saat Valeria dan Bagas naik ke atas podium.
Budi bertepuk tangan melihat ke dua anaknya yang berjalan di atas catwalk seperti model sungguhan. Setelah penampilan Valeria dan Bagas tiba-tiba lampu di atas panggung mati dan menampilkan lampu sorot di bagian tengah.
"Kita sambut busana terakhir malam ini dengan tepuk tangan yang meriah" ucap mc dengan suara kencang.
Indah kencana lalu masuk dan berjalan dengan langkah mempesona. Semua tamu hadirin terpesona akan gaun yang dikenakan oleh model papan atas tersebut, dan mereka tak menyangka jika Indah Kencana yang menjadi model utama kali ini.
"Kita sambut desainer kita Arinta Cahya Kusumo - Winata" ucap sang mc.
Prok............prok............prok........
Riuh tepuk tangan menyambut kehadiran Arinta di atas panggung. Malam itu namanya menjadi terkenal karena berhasil menyelenggarakan pameran paling spektakuler di dunia fashion.
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
"Selamat ya nyonya Kusumo atas keberhasilannya" ucap Indah setelah turun dari atas podium.
"Terima kasih dan selamat juga untuk pertunjukanmu yang sangat menabjukan Indah"
"Nyonya bisa aja. Lagian ini karena busana rancangan anda yang sangat menawan" ucap Indah sambil tertawa.
"Ah! Terima kasih ya Indah" ucap Arinta sambil tersenyum manis.
Tak lama Budi datang dan langsung memeluk sang istri dengan erat. Arinta tersenyum bahagia melihat sang suami yang datang dan memberi buket bunga tulip kesukaan Arinta.
"I'm so proud of you my wife" (aku bangga sama kamu istriku) ucap Budi.
"Terima kasih mas" ucap Arinta.
"Sama-sama sayang"
"Ibu selamat ya" ucap Bagas dan Valeria serentak.
"Makasih kesayangan ibu" ucap Arinta sambil memeluk kedua anaknya.
Para wartawan langsung mengabadikan momen tersebut dan seketika nama keluarga Kusumo menjadi trending. Malam itu Arinta kembali sukses membuat namanya menjadi salah satu perancang busana ternama di Indonesia.
~ Mansion Kusumo ~
Bianca yang menonton berita tentang sang ayah dan keluarganya menjadi sangat marah. Tatapan tajamnya mengarah melihat Arinta yang tersenyum bahagia saat di peluk oleh Budi dan ke dua anaknya.
"Gue akan hancurkan keluarga kalian" ucap Bianca dengan emosi.
Waktu berlalu dan tak terasa Valeria dan keluarganya tiba di mansion tepat pukul 23:00. Setelah pameran tadi mereka sekeluarga merayakan di restoran hotel bersama keluarga besar sang ibu dan ayah.
Valeria yang merasa haus segera pergi ke dapur sebelum naik ke lantai dua. Sampai di dapur ia kaget melihat Bianca yang berdiri di meja makan sambil menatapnya dengan tatapan benci.
"Kamu belum tidur Ca" ucap Valeria dengan senyum manis.
Bianca hanya diam saja tidak membalas ucapan Valeria. Tak mau ambil pusing Valeria segera mengambil minum dan membawa ke lantai dua.
"Gua akan hancurkan keluarga kalian" gumam Bianca dengan suara pelan.
"Kamu tadi bilang apa" ucap Valeria yang sempat dengar ucapan Bianca.
"Apa malam ini pameran ibu loe sukses?" tanya Bianca sambil tersenyum manis.
"Hemmmmm"
Valeria bingung melihat perubahan sikap Bianca barusan.
Sepertinya ada yang ngak beres dengan Bianca, batin Valeria menaruh curiga.
❄❄❄❄❄
To be continue............
Jangan lupa beri dukungan kalian lewat vote, like, dan komen yang sebanyak-banyaknya ya guys😘❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
@Queen°lisaaa03
next thorr
2021-08-11
2