Chapter 5

🌻Sembunyikanlah beberapa hal di dunia ini dan biarlah itu menjadi misteri🌻

.

.

.

.

Liburan mendadak yang di lakukan oleh keluarga Kusumo akhirnya harus berakhir. Karena tugas mereka masing-masing yang harus di kerjakan esok hari.

Valeria sedari tadi sangat bahagia karena ini liburan pertama yang menurutnya sangat menyenangkan. Sang ayah yang biasanya bersikap tegas kali ini menjadi seorang ayah yang penuh dengan kelembutan.

Semoga keluarga gue tetap harmonis seperti ini sampai kapanpun, batin Valeria.

Selama 6 jam 50 menit akhirnya jet pribadi Kusumo tiba di Solo. Semua pengawal segera menyambut kedatangan Budi beserta keluarganya saat keluar dari jet.

Waktu sudah menunjukkan pukul 23:10 malam, Budi yang melihat Valeria sudah tertidur segera mengendong putrinya. Arinta tersenyum melihat suaminya yang tetap menyayangi putri kecilnya.

Di dalam mobil Arinta duduk di samping Budi yang sedang mengendong Valeria. Sedangkan Bagas duduk di depan di samping sopir mereka.

"Mas" ucap Arinta dengan lembut.

"Hemmmm"

"Apa anak itu ada di mansion?" tanya Arinta dengan tatapan tajam.

"Iya sayang" ucap Budi sambil membuang napasnya dengan kasar.

"Aku ngak mau anak itu makai marga kita dan sampai kapanpun aku ngak akan menganggapnya bagian dari Kusumo mas!" tegas Arinta.

"Aku tahu sayang"

"Hemmmm"

Budi juga sedari dulu tidak pernah memberi Bianca dengan nama belakangnya. Karena ia tidak ingin keluarganya berantakan akan kehadiran Bianca dan Siska dalam hidupnya.

Aku akan menjaga keluarga kita tetap seperti ini sampai kapanpun sayang, batin Budi.

~ Mansion Kusumo ~

Tepat pukul 23:40 Valeria dan keluarganya akhirnya tiba di mansion. Perjalanan yang sangat panjang membuat mereka sangat lelah dan ingin segera tidur.

"Selamat datang tuan, nyonya, tuan muda, dan nona muda" ucap bi Susi yang menyambut kedatangan mereka.

"Bi tolong bantu Bagas ke kamarnya" ucap Arinta.

"Baik nyonya" ucap bi Susi.

"Aku tidurin Valeria dulu sayang" ucap Budi sambil mengendong Valeria.

"Iya mas" ucap Arinta.

Bi Susi lalu membantu Bagas ke kamarnya di ikuti Budi yang mengendong Valeria ke lantai dua. Selesai menidurkan Valeria di kamarnya Budi segera menuju kamar utama miliknya dan Arinta.

Keesokan paginya Valeria bangun tepat pukul 05:30. Ia segera bersiap untuk berangkat ke sekolah berhubung hari jumat lalu ia tak masuk.

Selesai bersiap Valeria mengambil tas, hp, dan keperluan pribadinya untuk di bawa. Baru saja ia keluar dari kamar ia berpapasan dengan Bagas yang ternyata sudah selesai bersiap untuk ke sekolah.

"Selamat pagi kangmas" ucap Valeria dengan senyum manis.

"Selamat pagi juga kesayangan kangmas" ucap Bagas sambil mencubit pipi Valeria.

"Ihhh......kangmas sakit tahu" ucap Valeria dengan wajah cemberut.

"Uluh uluh adek kangmas ngambek ya" ucap Bagas sambil cekikan.

Melihat kangmasnya yang tertawa membuat Valeria semakin kesal. Ia bergegas turun ke lantai satu meninggalkan Bagas yang masih tertawa di depan anak tangga.

...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...

"Selamat pagi ayah dan ibu" ucap Valeria.

"Pagi Valeria" ucap Budi dengan suara tegas.

"Pagi sayang mana kangmas mu" ucap Arinta.

"Masih diatas bu" ucap Valeria sambil menarik kursi.

Tak lama berselang Bagas pun datang untuk memulai sarapan karena tak mau terlambat ke sekolah.

"Pagi ayah, ibu" ucap Bagas.

"Pagi jagoan ayok sarapan" ucap Budi.

"Pagi sayang" ucap Arinta.

Keempatnya lalu sarapan dengan hening tidak ada yang berbicara sesuai peraturan saat makan. Saat makan tiba-tiba Bianca masuk dan membuat semua yang ada di sana seketika melihat ke arahnya.

"Selamat pagi ayah" ucap Bianca dengan gugup.

Arinta, Budi dan Bagas menatap Bianca dengan tatapan tajam memperlihatkan ketidaksukaan mereka akan kehadiran Bianca. Berbeda dengan Valeria yang tersenyum manis melihat Bianca.

"Ayok sarapan bersama" ajak Valeria dengan senyum manis.

"Dek" ucap Bagas sambil mengelengkan kepala tanda tak boleh.

"Biarkan saja Bagas" ucap Arinta dengan suara tegas.

"Tapi bu" ucap Bagas yang langsung di potong oleh Budi.

"Dengarin kata ibu Bagas" ucap Budi dengan suara tegas.

"Baiklah ayah" ucap Bagas pasrah meski tidak ingin semeja dengan Bianca.

Bianca tersenyum dan segera mengambil posisi di samping Valeria. Para pelayan lalu menyiapkan sarapan untuk Bianca agar sarapan bersama dengan yang lainnya.

Selesai sarapan keempatnya segera keluar dari mansion untuk melanjutkan aktifitas mereka. Bianca yang melihat mansion sudah kembali sepi memilih masuk ke kamar untuk menonton di dalam kamar.

~ Arinta Butik ~

Arinta tiba di butiknya dan segera masuk ke dalam yang di sambut oleh Ana asistennya. Saat masuk ia berjalan dengan langkah tegap sambil memberikan senyum tipis pada karyawannya.

"Bagaimana dengan persiapan acara pameran kita?" tanya Arinta sambil mendudukan dirinya di kursi.

"Sudah berjalan 90% nyonya tinggal tahap finish saja" jawab Ana sambil menyodorkan iPad ke Arinta.

Arinta mengambil iPad tersebut dan melihat konsep persiapan pameran mereka. Ia lalu mengoreksi hal-hal yang belum selesai dan meminta menyiapkan semua lighting pada pameran busana mereka yang terbaru.

"Maaf nyonya apa idol baju teen kita akan di pakai oleh nona muda?" tanya Ana.

"Hemm! Nanti Valeria biar di sandingkan dengan Bagas"

"Baik nyonya"

Ana segera keluar dari ruangan Arinta setelah melihat isyarat tangan Arinta. Melihat Ana sudah pergi Arinta segera mengirim pesan ke Valeria dan Bagas agar sepulang sekolah nanti langsung mampir ke butiknya.

Selang 2 jam kemudian pintu ruangan Arinta di buka dengan keras, baru saja ia ingin memarahi siapa yang berani masuk tanpa mengetuk tapi ia urungkan karena melihat yang masuk adalah ibu dan kakak iparnya.

"Ibu" ucap Arinta.

"Hai Arinta apa kabar" ucap Wina dengan nada sombong.

"Apa ibu menganggu nak?" tanya Putri dengan suara lembut.

"Ngak kok bu" ucap Arinta sambil berdiri menuju sofa.

Wina sedari masuk pandangannya melihat sekeliling ruangan Arinta dengan decak kagum dan iri.

Pantes aja dia sombong banget sama butiknya. Ruangannya saja seperti ruangan kerja presdir, batin Wina yang merasa iri.

Arinta sebenarnya risih dengan kehadiran kakak iparnya, tapi berhubung ada sang ibu ia seperti biasa saja. Putri yang tahu anaknya tidak suka dengan kehadiran iparnya segera berdeham.

"Ehhmmm" deham Putri.

"Tumben ibu datang ngak ngabarin?" tanya Arinta.

"Ibu kebetulan baru selesai menghadiri acara amal di dekat sini jadi sekalian saja ibu mampir" jawab Putri.

Tak lama Ana masuk mengantar 3 buah teh untuk ketiganya. Arinta segera menyuruh sang ibu dan kakak iparnya untuk menikmati minuman yang baru saja di bawa oleh Ana.

...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...

"Oh ya Arinta mbak dengar lusa kamu akan melakukan pameran busana terbaru kamu ya" ucap Wina dengan sinis.

"Iya mbak sesuai dengan apa yang mbak dengar" ucap Arinta.

"Apa kamu akan meluncurkan desain baju remaja juga kali ini?" tanya Wina.

"Hemmmm" deham Arinta sambil mengangguk kepalanya.

"Wah kalau begitu cocok nih apa Sandra bisa jadi model kamu" ucap Wina dengan penuh harap.

"Sebelumnya maaf mbak untuk model pakaian remaja sudah ada yang isi" ucap Arinta dengan suara tegas.

"Palingan Valeria lagi" ucap Wina dengan suara agak kesal.

"Dia itu kan anak aku mbak jadi wajar jika dia jadi model. Lagian wajah Valeria lebih cantik dan anggun dari Sandra!" ucap Arinta dengan senyum sinis.

"Kamu" tunjuk Wina dengan emosi.

"Kalian berdua cukup hentikan" ucap Putri dengan suara tegas.

"Tapi bu" ucap Wina yang langsung di potong oleh Putri.

"Dimana sopan santunmu Wina. Ini urusan Arinta jadi kita tidak berhak ikut campur" potong Putri dengan suara tegas.

"Iya bu" ucap Wina dengan pasrah.

Arinta tersenyum sinis melihat wajah kakak iparnya yang tidak bisa berkutik di depan sang ibu.

Dasar wanita sombong, batin Arinta dengan kesal.

"Kamu jangan terlalu membuat anak-anak lelah dan juga pikirkan sekolah mereka Arinta" ucap Putri dengan lembut.

"Aku tahu kok bu" ucap Arinta.

"Ya sudah kalau begitu ibu pamit dan sampaikan salam ibu pada cucu-cucu ibu" ucap Putri sambil berdiri.

"Akan aku sampaikan bu" ucap Arinta sambil mengantar kepergian ibu dan kakak iparnya.

Setelah melihat mobil mereka sudah pergi Arinta segera masuk ke dalam butik. Arinta memijit kepalanya yang terasa pening karena banyaknya pekerjaan dan juga masalah rumah tangganya.

"Selesai acara pameran ini baru aku urus anak ja***g itu" ucap Arinta dengan kesal.

~ Kusumo Grup ~

Tak berbeda jauh dengan Arinta saat ini Budi sangat sibuk dengan pekerjaannya. Baru saja di tinggal 2 hari tapi pekerjaannya sangat menumpuk, belum lagi hari ini ia harus menghadiri 3 meeting.

Tak lama pintunya di ketuk dari luar, setelah menyuruh masuk Dion segera masuk sambil membawa berkas yang harus di tanda tangani oleh Budi.

"Phew! Sebanyak itu" ucap Budi sambil membuang napas dengan kasar.

"Iya tuan ini semua berkas yang harus di tanda tangani hari ini juga tuan" ucap Dion sambil menaruh berkas di atas meja Budi.

"Hemmmm! Jam berapa meeting nanti"

"Jam 14:00 siang di restoran xxx tuan"

"Setelah itu"

"Di jam 16:00 dan jam 19:00 malam tuan"

"Siapkan bahan-bahan meeting jangan sampai ada kesalahan"

"Baik tuan"

"Oh ya kamu tanyakan Ana asisten istriku sampai mana persiapan pameran istriku"

"Baik tuan akan saya tanyakan"

Dion segera keluar saat Budi memberi isyarat lewat gerakan tangannya. Setelah kepergian Dion ia segera berkutat dengan semua berkas yang ada di atas mejanya.

~ Hilton Hotel ~

Waktu berlalu dengan cepat dan tak terasa hari ini adalah hari pameran busana dari butik Arinta. Sudah sedari pagi Arinta beserta timnya berada di ballroom hotel Hilton tempat diadakan pameran kali ini.

Valeria dan Bagas yang akan tampil di fashion kali ini sudah ada dari sejam yang lalu. Valeria berdecak kagum melihat busana-busana yang di buat oleh sang ibu berjejer rapi.

...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...

"Kangmas gaun ini indah ya" ucap Valeria sambil menunjuk sebuah dres di depannya.

"Sepertinya itu yang akan di pakai oleh model utamanya" ucap Bagas.

"Siapa model utamanya kangmas?" tanya Valeria dengan penasaran.

"Indah Kencana"

"Apa" ucap Valeria dengan kaget.

"Kenapa dek?" tanya Bagas dengan bingung.

"Aku ngak nyangka kalau ka Indah yang bakal jadi model utamanya kangmas. Ka Indah itu sangat cantik ka" ucap Valeria dengan wajah berbinar.

"Hemmmm" deham Bagas dengan cuek.

Tak lama Arinta masuk dengan Ana sambil membawa 2 model pakaian yang akan di pakai oleh Bagas dan Valeria. Arinta melihat Valeria yang berdiri di depan dres utama malam ini dengan kening berkerut.

"Valeria ngapain kamu di situ" ucap Arinta.

"Aku sangat suka dengan dres ini bu" ucap Valeria.

"Itu dres yang akan di pakai model utama nanti"

"Bu apa benar model utama hari ini ka Indah Kencana?" tanya Valeria.

"Dari mana kamu tahu?" tanya balik Arinta dengan kening berkerut.

"Dari kangmas bu" jawab Valeria dengan santai.

Arinta melihat Bagas meminta jawaban dari mana ia tahu jika model utama hari ini adalah Indah Kencana. Pasalnya hal ini mereka rahasiakan siapa yang akan menjadi model utama dalam pameran kali ini.

"Hehehe........itu bu tadi Bagas sempat lihat ka Indah di depan jadi Bagas langsung tahu kalau model utama kali ini ka Indah bu" ucap Bagas sambil cengesan.

"Hemmm! Jangan beritahu orang lain karena ini akan jadi pertunjukan terakhir nanti" ucap Arinta dengan suara tegas.

"Baik bu" ucap keduanya dengan serentak.

Ana segera membawa Valeria dan Bagas untuk bersiap-siap di backstage. Budi yang baru tiba di depan lobby hotel segera di sambut oleh para wartawan yang sudah dari tadi pagi berada di sana.

Ia masuk dan berjalan bersama dengan Dion yang membawa buket bunga untuk sang istri. Tak berselang lama kedua orang tua Arinta dan kedua kakaknya beserta keluarga masing-masing tiba di depan lobby hotel.

Suara riuh wartawan bergema di lobby hotel hanya untuk melihat keluarga bangsawan. Semua tamu undangan sudah pada hadir dan mengambil tempat di kursi yang sudah disiapkan.

Satu persatu model mulai keluar dan menampilkan busana yang di pamerkan. Tak lama riuh tepuk tangan semakin menjadi saat Valeria dan Bagas naik ke atas podium.

Budi bertepuk tangan melihat ke dua anaknya yang berjalan di atas catwalk seperti model sungguhan. Setelah penampilan Valeria dan Bagas tiba-tiba lampu di atas panggung mati dan menampilkan lampu sorot di bagian tengah.

"Kita sambut busana terakhir malam ini dengan tepuk tangan yang meriah" ucap mc dengan suara kencang.

Indah kencana lalu masuk dan berjalan dengan langkah mempesona. Semua tamu hadirin terpesona akan gaun yang dikenakan oleh model papan atas tersebut, dan mereka tak menyangka jika Indah Kencana yang menjadi model utama kali ini.

"Kita sambut desainer kita Arinta Cahya Kusumo - Winata" ucap sang mc.

Prok............prok............prok........

Riuh tepuk tangan menyambut kehadiran Arinta di atas panggung. Malam itu namanya menjadi terkenal karena berhasil menyelenggarakan pameran paling spektakuler di dunia fashion.

...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...

"Selamat ya nyonya Kusumo atas keberhasilannya" ucap Indah setelah turun dari atas podium.

"Terima kasih dan selamat juga untuk pertunjukanmu yang sangat menabjukan Indah"

"Nyonya bisa aja. Lagian ini karena busana rancangan anda yang sangat menawan" ucap Indah sambil tertawa.

"Ah! Terima kasih ya Indah" ucap Arinta sambil tersenyum manis.

Tak lama Budi datang dan langsung memeluk sang istri dengan erat. Arinta tersenyum bahagia melihat sang suami yang datang dan memberi buket bunga tulip kesukaan Arinta.

"I'm so proud of you my wife" (aku bangga sama kamu istriku) ucap Budi.

"Terima kasih mas" ucap Arinta.

"Sama-sama sayang"

"Ibu selamat ya" ucap Bagas dan Valeria serentak.

"Makasih kesayangan ibu" ucap Arinta sambil memeluk kedua anaknya.

Para wartawan langsung mengabadikan momen tersebut dan seketika nama keluarga Kusumo menjadi trending. Malam itu Arinta kembali sukses membuat namanya menjadi salah satu perancang busana ternama di Indonesia.

~ Mansion Kusumo ~

Bianca yang menonton berita tentang sang ayah dan keluarganya menjadi sangat marah. Tatapan tajamnya mengarah melihat Arinta yang tersenyum bahagia saat di peluk oleh Budi dan ke dua anaknya.

"Gue akan hancurkan keluarga kalian" ucap Bianca dengan emosi.

Waktu berlalu dan tak terasa Valeria dan keluarganya tiba di mansion tepat pukul 23:00. Setelah pameran tadi mereka sekeluarga merayakan di restoran hotel bersama keluarga besar sang ibu dan ayah.

Valeria yang merasa haus segera pergi ke dapur sebelum naik ke lantai dua. Sampai di dapur ia kaget melihat Bianca yang berdiri di meja makan sambil menatapnya dengan tatapan benci.

"Kamu belum tidur Ca" ucap Valeria dengan senyum manis.

Bianca hanya diam saja tidak membalas ucapan Valeria. Tak mau ambil pusing Valeria segera mengambil minum dan membawa ke lantai dua.

"Gua akan hancurkan keluarga kalian" gumam Bianca dengan suara pelan.

"Kamu tadi bilang apa" ucap Valeria yang sempat dengar ucapan Bianca.

"Apa malam ini pameran ibu loe sukses?" tanya Bianca sambil tersenyum manis.

"Hemmmmm"

Valeria bingung melihat perubahan sikap Bianca barusan.

Sepertinya ada yang ngak beres dengan Bianca, batin Valeria menaruh curiga.

❄❄❄❄❄

To be continue............

Jangan lupa beri dukungan kalian lewat vote, like, dan komen yang sebanyak-banyaknya ya guys😘❤

Terpopuler

Comments

@Queen°lisaaa03

@Queen°lisaaa03

next thorr

2021-08-11

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 163
164 Chapter 164
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chapter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 Chapter 174
175 Chapter 175
176 Chapter 176
177 Chapter 177
178 Chapter 178
179 Chapter 179
180 Chapter 180
181 Chapter 181
182 Chapter 182
183 Chapter 183
184 Chapter 184
185 Chapter 185
186 Chapter 186
187 Chapter 187
188 Chapter 188
189 Chapter 189
190 Chapter 190
191 Chapter 191
192 Chapter 192
193 Promo Novel Heartless 2
194 Promo Novel Penyesalan Anak Durhaka
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 163
164
Chapter 164
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chapter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
Chapter 174
175
Chapter 175
176
Chapter 176
177
Chapter 177
178
Chapter 178
179
Chapter 179
180
Chapter 180
181
Chapter 181
182
Chapter 182
183
Chapter 183
184
Chapter 184
185
Chapter 185
186
Chapter 186
187
Chapter 187
188
Chapter 188
189
Chapter 189
190
Chapter 190
191
Chapter 191
192
Chapter 192
193
Promo Novel Heartless 2
194
Promo Novel Penyesalan Anak Durhaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!