🌻Jangan pernah lupakan siapa yang telah membantumu ketika yang lain hanya membuat alasan🌻
.
.
.
.
Pagi itu suasana di mansion Kusumo tidak seperti biasa. Budi yang semalam menunggu istrinya di kamar tidak juga bertemu dengan Arinta, sedangkan Arinta menemani kedua anaknya di kamar Bagas.
Arinta bangun terlebih dahulu dan melihat kedua anaknya masih terlelap. Semalam ia ingin berbicara dengan anaknya tapi ia urungkan saat melihat Bagas dan Valeria yang masih syok dengan berita tadi.
Tak lama Bagas membuka matanya dan langsung di sambut senyum manis sang ibu.
"Selamat pagi ibu" ucap Bagas dengan suara serak.
"Pagi sayang hari ini kamu sama Valeria tidak usah masuk sekolah ya" ucap Arinta.
"Kenapa bu?" tanya Bagas dengan bingung.
"Hari ini kita refreshing buat nenangin diri, lagian besok juga weekend" ucap Arinta.
"Yang benar bu?" tanya Bagas dengan senang.
"Iya nak, sudah sana bersihkan diri kamu"
"Iya bu"
Bagas segera berlari masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Arinta lalu membangunkan Valeria agar bersiap-siap karena mereka akan pergi sebentar lagi.
Melihat kedua anaknya sudah masuk ke kamar mandi masing-masing Arinta segera turun ke bawah menuju kamarnya. Saat turun ke lantai satu Arinta melihat Bianca yang sedang duduk di ruang keluarga.
Arinta menatap tajam Bianca dengan tidak suka apa lagi wajahnya seperti perempuan selingkuhan Budi. Tak mau ambil pusing Arinta segera masuk ke dalam kamarnya.
Bianca yang melihat tatapan Arinta menjadi takut dan hanya menunduk saja. Bi Susi yang melihat hal tersebut merasa kasian karena biar bagaimanapun Bianca masih sangat kecil.
Di dalam kamar Arinta melihat suaminya yang tertidur di sofa masih dengan setelan kerjanya semalam. Arinta segera mengambil hpnya dan mengirim pesan kepada guru wali kelas Bagas dan Valeria.
Arinta lalu masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri, Budi yang mendengar suara gemericik air langsung tersadar dari tidurnya.
Ia bangun dan segera menyusul sang istri ke dalam kamar mandi. Sampai di dalam Budi menanggalkan pakaiannya dan masuk ke dalam shower bergabung dengan Arinta.
Arinta yang sedang mandi tersentak saat kedua lengan kekar suaminya memeluk ia dari belakang. Budi memeluk sang istri dengan erat sambil mengucapkan kata maaf.
"Maaf aku salah sayang aku mohon maafkan aku" ucap Budi dengan suara serak.
Arinta menangis mendengar suara tangisan Budi saat ini. Hatinya terlalu sakit mengingat pengakuan sang suami semalam, keduanya diam tidak mengucapkan satu kata pun saat ini.
Tak lama Arinta melepaskan pelukan suaminya dan segera mengambil handuk. Ia memilih keluar untuk menenangkan diri dan perasaannya.
"Sayang" ucap Budi dengan suara lemah.
"Aku akan pergi sama anak-anak"
"Apa! Jangan tinggalin aku Arinta aku tidak mau kalian meninggalkan aku"
"Aku ingin menenangkan diri bersama anak-anak......hiks hiks......aku mohon tolong ngertiin posisi aku dan anak-anak saat ini.......hiks hiks hiks" tangis Arinta pecah.
"Aku mohon maafkan aku Arinta" ucap Budi dengan suara bergetar.
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
Arinta tak mengucapkan satu kata pun dia segera memakai pakaian dan mengambil tas berisi dompet dan keperluan lainnya. Budi yang melihat kepergian sang istri tidak bisa melakukan apa-apa.
"Aku akan segera menyusul kamu sayang dimanapun kalian berada" ucap Budi dengan lemah.
Arinta yang keluar segera mengajak Valeria dan Bagas yang sedang duduk di ruang keluarga. Ketiganya segera pergi tanpa sarapan meninggalkan Bianca yang melihat mereka dengan sedih.
Selang 20 menit Budi keluar dari kamar dengan wajah frustasi. Bianca yang melihat sang ayah keluar segera menyapanya.
"Selamat pagi ayah" ucap Bianca dengan senang.
Budi hanya menatap Bianca dengan tatapan tajam tidak ada senyum seperti biasa. Melihat hal tersebut seketika Bianca menjadi gemetar dan takut.
"Gara-gara kamu keluargaku jadi berantakan! Puas kamu hah!" bentak Budi dengan suara tinggi.
"M...a...af a...yah........hiks hiks" ucap Bianca dengan gugup sambil menangis.
Melihat hal tersebut Budi semakin emosi, ia memilih pergi dari pada melampiaskan semua emosinya saat ini kepada Bianca.
"Urus anak ja***g itu" ucap Budi dengan suara dingin.
"Baik tuan" ucap bi Susi.
Budi segera masuk ke dalam mobil yang telah di buka oleh Dion. Setelah kepergian sang tuan bi Susi segera mengajak Bianca untuk sarapan.
~ Puncak, Bogor ~
Setelah beberapa jam perjalanan dengan jet pribadi akhirnya Arinta, Valeria, dan Bagas tiba di bandar udara internasional Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat.
Mereka lalu bergegas naik mobil jemputan menuju ke Puncak, Bogor. Selama perjalanan Valeria dan Bagas tak henti-hentinya bercerita sambil melihat keindahan alam.
Tak lama mobil mereka berhenti di salah satu vila yang berada di Puncak. Vila itu adalah vila milik Budi yang di belinya saat Bagas berumur 10 tahun.
"Wah pemandangannya indah banget kangmas" ucap Valeria dengan senang.
"Benar dek udah lama ngak ngerasain udara seperti ini" ucap Bagas.
"Bagas, Valeria ayok masuk ke dalam" panggil Arinta.
"Iya bu" ucap keduanya serentak.
"Selamat datang nyonya, tuan muda, dan nona muda" ucap kang Asep penjaga vila.
"Iya kang. Bagaimana selama menjaga vila apa ada masalah?" tany Arinta dengan sopan.
"Semua baik-baik saja nyonya" jawab kang Asep.
"Oh baiklah kalau begitu" ucap Arinta.
"Nyonya silahkan masuk saya sudah menyiapkan semua kebutuhan nyonya selama di vila" ucap kang Asep.
"Terima kasih ya kang Asep, nanti tolong sampaikan ke bi Ina untuk datang ke vila biar masak buat kami ya kang" ucap Arinta.
"Baik nyonya nanti akan saya sampaikan" ucap kang Asep.
Ketiganya lalu masuk dan segera menuju kamar mereka masing-masing. Valeria yang berada di dalam kamar segera membersihkan tubuh dan memakai pakaian yang hangat karena udaranya sangat dingin.
Selesai Valeria lalu keluar untuk makan karena ia sangat lapar. Sampainya di dapur ternyata ada sang ibu yang sedang menyiapkan makanan untuk mereka.
"Ibu aku lapar" ucap Valeria.
"Panggil kangmasmu sana biar kita makan bareng"
"Iya bu"
Baru saja Valeria hendak memanggil Bagas, ternyata Bagas sudah datang tanpa di panggil. Bagas dan lainnya lalu makan bersama karena sudah sangat lapar.
Selesai makan ketiganya memilih duduk di ruang keluarga sambil menonton tv. Arinta yang melihat kedua anaknya sudah lebih baik memilih untuk membicarakan masalah semalam.
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
"Ibu mau ngomong sama kalian berdua" ucap Arinta dengan suara tegas.
"Ada apa bu" ucap Valeria.
"Ini tentang ayah kalian" ucap Arinta.
"Ngak usah sebut nama ayah deh bu aku masih kecewa sama ayah" ucap Bagas dengan suara dingin.
"Kangmas dengar dulu ucapan ibu" ucap Valeria dengan lembut.
"Hemmmm"
"Ibu sebenarnya sakit hati dan kecewa sama ayah kalian.......hiks hiks......tapi biar bagaimanapun ayah kalian adalah orang yang ibu cintai dan juga suami dan ayah dari ibu dan kalian........hiks hiks" ucap Arinta sambil menangis.
"Bu jangan nangis ya Valeria sedih lihat ibu nangis kayak gini........hiks hiks" ucap Valeria yang sudah ikut menangis.
"Ibu mau tanya pendapat kalian apa kita harus memaafkan ayah dan beri ayah satu kesempatan lagi atau tidak" ucap Arinta.
"Aku milih beri ayah kesempatan bu karena biar bagaimanapun ayah tetaplah ayah aku dan Tuhan aja maha pemaaf masa kita ngak bisa memaafkan ayah" ucap Valeria dengan bijak.
Arinta dan Bagas terdiam mendengar ucapan Valeria, keduanya berpikir jika apa yang dibilang Valeria barusan adalah benar.
"Ibu setuju dengan Valeria bagaimana dengan kamu Bagas" ucap Arinta.
"Aku masih kecewa sama ayah bu" ucap Bagas dengan sedih.
"Kangmas ingat selama ini apa ayah pernah ngak sekali saja tidak memberikan apa yang kangmas minta" ucap Valeria.
"Tapi" ucap Bagas yang langsung dipotong oleh Arinta.
"Nak ibu tahu kamu sangat kecewa sama ayah tapi asal kamu tahu, kamu itu adalah anak kesayangan ayah. Ibu hanya ingin keluarga kita ngak terpecah dengan masalah ini" ucap Arinta dengan lembut.
"Baiklah bu aku akan beri ayah satu kesempatan lagi tapi tidak untuk kedua kali" ucap Bagas dengan suara tegas.
"Makasih kangmas" ucap Valeria sambil memeluk Bagas dengan erat.
Kamu memang mirip sekali dengan ayah kamu nak, batin Arinta sambil mengelus kepala Bagas dengan lembut.
~ Kusumo group ~
Berbeda dengan Valeria dan lainnya yang sedang menikmati liburan, Budi sendiri melampiaskan emosinya kepada semua pegawainya.
Ia yang saat ini sangat stres dan emosi memarahi karyawannya yang melakukan kesalahan sekecil saja. Dion yang tahu sang bos sedang dalam mood buruk hanya diam saja.
"Jika kamu tidak bisa mengerjakan laporan ini lebih baik kamu angkat kaki dari perusahaanku!" bentak Budi dengan suara tinggi.
"Maaf pak. Saya akan buat laporan yang baru" ucap Sandi manajer keuangan.
"Keluar1" usir Budi dengan suara tinggi.
"Iya pak permisi" ucap Sandi dengan cepat.
Sandi segera keluar dari ruangan Budi dengan wajah pucat. Dion yang melihat hal tersebut membuang napasnya dengan kasar.
Semoga tidak ada lagi yang melakukan kesalahan, batin Dion.
Budi yang menutup mata menetralkan emosi dan perasaan sedihnya seketika di interupsi dengan bunyi pesan masuk. Budi segera mengambil hpnya karena berharap itu pesan dari Arinta dan ternyata benar.
Istriku
"Mas aku dan anak-anak tunggu kamu di vila kita di Puncak"
Seketika senyum Budi merekah di wajahnya, ia tak sangka jika sang istri akan mengirim pesan kepadanya untuk menyusul mereka ke Puncak.
"Dion siapkan jet kita ke Puncak sekarang" ucap Budi lewat interkom ke Dion.
Dion yang mendapat perintah segera menelpon pilot untuk menyiapkan jet. Keduanya lalu keluar dengan langkah tegap menuju lobby untuk segera berangkat ke Puncak.
"Dion suruh sekertaris aku untuk menghendel semua pekerjaan aku sampai senin depan" ucap Budi dengan suara tegas.
"Baik tuan" ucap Dion.
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
~ Mansion Kusumo ~
Sedari pagi Bianca hanya di temani oleh bi Susi dan para pelayan. Bianca yang menunggu kedatangan Budi masih setia menunggu hingga jam 19:00 malam.
"Nona Bianca makan dulu" ucap bi Susi.
"Aku mau nungguin ayah bi" ucap Bianca.
"Tuan pulangnya malam non jadi mending non makan dulu saja"
Memikirkan ucapan bi Susi ia segera beranjak ke meja makan untuk makan malam. Sepanjang makan Bianca masih terus ingat akan kenangan bersama dengan sang ibu.
Setelah makan malam Bianca memilih pergi ke kamar. Sampai di dalam kamar ia mengambil foto Siska yang ada di atas meja dekat ranjang.
"Ibu aku kangen sama ibu.......hiks hiks......kenapa ibu ninggalin aku secepat ini bu.......hiks" ucap Bianca sambil berderai air mata.
Bianca menangis mencurahkan semua kesedihannya malam ini. Saat tertidur ia bermimpi tentang Siksa yang datang menghampirinya dan menyuruhnya untuk jadi kuat dan membalaskan semua penderitaannya.
Bianca seketika terbangun dari mimpinya dengan peluh keringat di seluruh tubuh. Ia menatap wajah sang ibu di figura dengan tatapan sedih bercampur emosi.
"Gue bakal balas semua rasa sakit ibu kalau perlu gue akan menghancurkan keluarga ini bu" ucap Bianca penuh dendam.
~ Puncak, Bogor ~
Setelah perjalanan 6 jam 50 menit dari Solo ke Bandung, dan lanjut lagi ke Puncak akhirnya Budi sampai di vila tepat pukul 21:00.
"Kamu istirahatlah" ucap Budi.
"Baik tuan" ucap Dion.
Budi segera masuk ke dalam vila ingin segera bertemu dengan sang istri dan anak-anak. Sampai di dalam vila Budi melihat semua lampu sudah padam hanya ada suara tv yang masih menyala.
Budi terus masuk ke dalam dan tersenyum melihat Arinta yang ketiduran di atas sofa. Budi mendekati Arinta lalu berjongkok di depannya sambil mengelus wajah Arinta.
Merasa ada yang memegang wajahnya seketika Arinta membuka matanya. Saat matanya terbuka ia bisa dengan jelas melihat wajah sang suami yang sedang tersenyum.
"Mas kamu sudah sampai" ucap Arinta dengan lembut.
"Ayok kita ke kamar" ucap Budi.
Baru saja Arinta ingin bangun ia langsung digendong oleh Budi. Arinta yang kaget refleks memeluk leher Budi karena tidak ingin jatuh.
Sampai di dalam kamar Budi memeluk Arinta dengan sangat erat karena Arinta sudah mau berbicara lembut. Malam itu keduanya menyalurkan rasa kasih sayang di dalam kamar hingga subuh.
Pagi hari Valeria bangun lebih dulu dari semuanya. Saat keluar ia melihat bi Ina yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Selamat pagi non" ucap bi Ina.
"Selamat pagi juga bi Ina, apa yang lainnya belum pada bangun" ucap Valeria.
"Belum non"
"Oh iya bi"
Valeria lalu mengambil jaket dan segera berjalan ke luar. Saat di luar Valeria melihat ada mobil lain yang di parkir di garasi tapi tidak memperdulikannya.
"Pagi kang Asep"
"Selamat pagi juga non" ucap kang Asep.
"Apa itu kang?" tanya Valeria yang melihat kang Asep membawa bakul.
"Ini singkong non baru saja akang panen di kebun"
"Wah boleh Valeria minta kang" ucap Valeria dengan senang.
"Boleh non nanti akang kasi ke bi Ina biar di masak"
"Terima kasih ya kang"
"Iya sama-sama non"
...》 》 》 😘 😘 😘 😘 》 》 》...
Setelah menikmati udara pagi di halaman vila Valeria segera masuk kembali ke dalam vila. Baru saja ia masuk seketika ia kaget melihat Budi yang sedang berdiri di ruang keluarga.
"Ayah" teriak Valeria dengan senang.
Mendengar suara Valeria seketika Budi membalik tubuhnya ke belakang. Valeria yang senang melihat kehadiran sang ayah segera berlari dan memeluk Budi dengan erat.
"Valeria kangen sama ayah" ucap Valeria dengan senang.
"Ayah juga kangen sama Valeria makanya ke sini" ucap Budi dengan lembut.
Valeria senang bukan main mendengar Budi yang pertama kali berbicara dengan lembut. Tak lama keduanya di interupsi oleh Bagas yang juga langsung memeluk Budi dengan erat.
Budi tersenyum bahagia karena keluarganya ternyata sudah memaafkan dirinya. Arinta yang baru keluar dari kamar bersandar di tembok sambil tersenyum bahagia melihat pemandangan di depannya.
"Semoga kamu tidak mengecewakan kami lagi mas" gumam Arinta dengan pelan.
Hari itu mereka berempat menikmati liburan mereka dengan senang. Tanpa mereka sadari sepulang nanti keluarga mereka akan semakin kacau karena kehadiran Bianca dalam mansion mereka.
❄❄❄❄❄
To be continue..................
Jangan lupa beri dukungan kalian lewat vote, like, dan komen yang sebanyak-banyaknya ya guys😘❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments