" bagaimana keadaannya, apakah dia baik-baik saja?" tanya Alan saat dokter sudah keluar dari ruangan.
" pasien baik-baik saja, lukanya sudah kami perban dan bisa langsung pulang hari ini setelah ia siuman" jelas sang dokter.
" baiklah, terimakasih"
" Kalau begitu saya permisi dulu"
Setelah kepergian dokter, bik Sari datang dengan membawa sebuah kresek ditangannya. " apa itu bik?" tanya Alan.
" ini makanan den, tadi bibik lagi minta ijin ke sekolahnya non Rachel sekalian beli makanan" ucap Bibik. " ayo kita makan dulu den" ajak bibik.
" kayaknya nggak usah deh bik, aku harus ke rumah sakit milik papah pagi ini" ucap Alan yang merasa tidak enak.
" ya udah kalau gitu, Aden hati-hati yah"
" ia makasih bik, oh iya bik..tadi kata dokter sebentar lagi Rachel boleh pulang tapi tunggu siuman dulu dan tadi Alan sudah bayar biayanya pengobatannya" ucap Alan lalu pergi meninggalkan bibik sendirian.
Bik Sari masuk kedalam ruang perawatan Rachel, dan menemaninya sampai sadar. Ia merasa kasihan dengan gadis ini, sudah berkali-kali Dena menyiksanya tapi kali ini sangat keterlaluan, kepalanya berdarah.
" bibik," panggil Rachel pelan.
" non, syukurlah sudah sadar.."
" iya bik, tapi kenapa mama selalu seperti itu saat melihat Achel" ucap Rachel sedih.
Bibik terdiam cukup lama saat mendengar penuturan gadis itu. "maaf yah non, bibik nggak bisa bantu non Achel" ucap bibik dengan perasaan bersalahnya.
" jangan minta maaf bik, malah Achel bersyukur karena masih ada bibik yang peduli sama Achel" ucap Rachel dengan senyum tulusnya.
" ya udah, non Achel makan dulu tadi udah bibik beliin makanan" ucap bibik sambil menyodorkan sekotak bubur ayam padanya.
" makasih yah bik" Rachel bangun dan mulai menyantap makanannya sampai habis.
"eum..bik, kapan Achel bisa pulang?"
" kita bisa pulang sekarang kok, tapi kepala non nggak sakitkan?"
" nggak kok, Achel udah sehat"
...----------------...
Rachel sudah pulang dari rumah sakit dan saat ini ia sedang berada di kamarnya. Menunggu hari esok tiba tanpa melakukan apa-apa.
Bosan? jelas saja ia, hanya merenung yang akan ia lakukan jika berada dikamar itu, tempat ternyaman baginya.
Sudah lima belas tahun ia hidup tapi tidak pernah ia mendapatkan perhatian dari keluarganya, hanya dari Omanya saja yang kadang datang ke rumah ini.
ingin rasanya ia pergi dari rumah ini. Tapi, ia masih ingin melihat wajah orang-orang yang di sayangnya. Walaupun tak ada yang berarti dirumah ini, tapi rumah ini yang menampungnya sejak kecil.
Cklekkk
Rachel terkejut saat seseorang yang dengan kasar membuka pintu kamarnya, dan yang lebih terkejutnya orang itu adalah papahnya. "papah"
Adrian menatap tajam gadis itu. "kenapa kamu muncul dihadapan istriku" ucapnya.
"maaf, aku nggak sengaja.." ucapnya lirih.
"nggak sengaja kamu bilang? gara-gara kamu istriku jadi seperti itu lagi! sudah saya bilang berulang kali jangan pernah melakukan kesalahan apapun di rumah ini kamu itu hanya menumpang dan saya pastikan kamu akan pergi dari sini saat umurmu delapan belas tahun!"
Rachel terkejut mendengar penuturan ayahnya. "papah," ucapnya seolah tak percaya.
"jangan membantah! kamu sudah cukup dewasa untuk mengerti permasalahan ini Rachel, dan kamu pasti akan tau nanti apa yang terjadi.." ucap Adrian setelah itu pergi meninggalkan rachel.
"papah, bicara yang jujur sama Rachel.." lirih Rachel dengan air mata yang tak tertahankan tapi sayangnya Adrian sudah pergi.
"apa yang aku nggak tau, apa benar aku ini anak haram.." gumamnya lagi.
...----------------...
Keesokan harinya Rachel pergi ke sekolah seperti biasa. Keadaannya juga sudah membaik, luka memar dipipi nya sudah hilang hanya saja dahinya masih diperban.
"bibik Achel ke sekolah dulu yah," pamitnya pada bik sari lalu mencium punggung tangan wanita itu.
"iya hati-hati yah non" Bik Sari balas mengelus lembut rambut panjang Rachel yang di kuncir kuda.
" iya bik" Rachel berlalu meninggalkan rumah mewah itu ke sekolahnya.
Sesampainya disana, seperti biasa, ia menundukkan kepalanya saat berjalan sehingga tak sengaja ia menabrak seseorang. "hei kalau jalan itu pakai mata!" tekan orang itu yang terlihat marah.
"maaf" ucap Rachel menunduk.
Ternyata orang yang ia tabrak itu merupakan kakak kelasnya yang merupakan ketua OSIS. Yang ia tau pria itu adalah anak kelas dua yang mengambil jurusan manajemen perkantoran dan masih satu keahlian dengannya yaitu bisnis manajemen.
" kalau bicara itu angkat kepala!"
Dengan takut Rachel mengangkat kepalanya. "maaf kak, aku nggak sengaja.." ucapnya takut saat melihat pria itu tengah menatapnya tajam.
"Lo tau kan peraturan di sekolah ini?"
"tau kak" jawabnya kembali menunduk.
"jangan menunduk!"
Rachel kembali mengangkat kepalanya. "maaf ksk" ulangnya lagi dengan ekspresi wajah yang hampir menangis.
"hei, gue belum ngapa-ngapain lo" ucap pria yang bernama Alvaro itu dengan wajah bingungnya.
"kak Varoo" teriak seorang gadis yang baru saja datang dengan nafas ngos-ngosan.
"jangan marahin dia dong, kasihan kan!" lanjutnya lagi lalu memegang tangan Rachel seolah sedang melindunginya dari bahaya.
" kamu ngapain disini sih Bi " ucap Alvaro kesal karena gadis yang memanggilnya kakak ini mengganggunya.
"kakak mau hukum dia kan? nggak bisa!" ucap gadis itu.
"siapa juga yang mau hukum dia sih"
" terus kenapa dia nangis kayak gini! pasti tadi kakak hukum dia kan?" ucapnya tidak mau kalah.
"Bianca! ke kelas sekarang!"
" ayo ikut aku" Gadis yang bernama Bianca itu menarik tangan Rachel agar mengikutinya.
...----------------...
"Lo nggak apa-apa, mana yang luka?" Rachel menggeleng. "Lo beneran baik-baik aja kan? maafin kakak gue yah, dia emang gitu orangnya tapi dia baik kok" Ucap Bianca lagi.
" aku nggak pa-pa kok, dan aku juga yang salah. Tadi aku nabrak kakak kamu makanya dia marah" Ucap Rachel pelan dengan kepala yang menunduk.
"Lo beneran nggak pa-pa kan? kakak gue emang gitu orangnya, dia sangat sensitif jadi maafin dia yah" Ucap Bianca lagi.
"iya,. nggak apa-apa kok, di sini kan aku yang salah..jadi udah impas"
"oh iya, nama Lo siapa? kayaknya gue baru lihat deh" ucap Bianca.
"nama aku Rachelle, kamu bisa panggil Achel atau Rachel. Nama kamu siapa?" Ucap Rachel memperkenalkan dirinya dan juga bertanya.
"perkenalkan, nama gue Bianca..panggil gue senyaman hati Lo..dan senang bertemu dengan Lo Achel" ucap Bianca sambil tersenyum.
"Lo kelas berapa?" tanya Bianca lagi.
"aku kelas sepuluh, jurusan Akuntansi 3, kalau kamu sendiri?" ucap Rachel.
" kalau gue di bidang pariwisata, jurusan tata kecantikan 1" ucap Bianca.
"oh, salam kenal yah" ucap Rachel.
Bianca mengangguk tersenyum. "salam kenal juga, gue harap kita bisa ketemu lagi" ucap Bianca.
...TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Aneisha Adisty
baca ulg lupa m alurny
2022-07-19
0
🐻Bear
Aku setia mendukung muuuu💪
2021-07-19
7
🐻Bear
Semangat author 🔛🔥
2021-07-19
5